Anda di halaman 1dari 4

Peran pupuk hayati dalam menunjang ketahanan pangan

Pemateri : Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS


Pupuk hayati secara umum nama kolektif untuk semua kelompok fungsional
mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara. Peran pupuk hayati
untuk meminimalisir pupuk anorganik. Dengan pemanfaatan pupuk hayati harus
menyediakan lingkungan yang cocok agar dapat bekerja secara efektif. Mikroba
pupuk hayati membutuhkan substrat agar dapat bertahan dilingkunga tersebut.
Untuk mendapatkan pupuk hayati harus memperhatikan sumber bahan baku dan
parameter pupuk hayati yaitu, isolat atau inokulan, sumber bahan baku (tanah, air,
tanaman, hewan), media , dan parameter yang diuji. Peranan pupuk hayati terhadap
perubahan sifat tanah dan peningkatan produksi tanaman yaitu, penambatan N2
simbiotik, penambatan N2 non-Simbolitik, asosiasi algae, pelarut fosfat untuk batuan
fosfat, pengoksidasi belerang, mikrobia simbiotik untuk meningkatkan serapan,
mikoriza dapat menyuburkan tanah. Adapun jenis mikroba yang berkaitan dengan
substar adalah sebagai berikut
1. Selulosa, seperti Tricodherma, Alternaria Micromonospora, Dsb.
2. Hemiselulosa seperti Streptomyces, dsb
3. Lignin
4. Pati
Syarat yang harus dipenuhi untuk baku muta pupuk hayati,
1. Jumlah Populasi, yaitu jumlah minimal populasi mikroba
2. Kefektifan, seperti fungsi-fungsi mikroba pilihan. Makin banyak selulosa yang
dipakai maka makin efektif.
3. Bahan pembawa , harus dapat memberikan lingkungan yang baik bagi
mikroba.
4. Masa kadaluarsa
Pupuk hayati harus melakukan uji mutu. Dalam suatu pupuk hayati mampu
mencamtumkan bahan mutunya dan kita juga harus mengetahui dan uji mutu
langkahnya adalah,
1. Identifikasi Mikroba fungsional
2. Penetepan jumlah populasi
3. Uji fungsional mikroba (uji peran dan kemampuan)
4. Uji keefektifan terhadap tanaman indikator
Hal dalam uji mutu pupuk hayati diatur dalam Baku pupuk hayati tunggal
Berdasarkan Kepmentan No.261/KPTS/SR.310/M/2019 (bakteri, fungi, aktinomiset).
Pupuk hayati baik padat atau cair tidak boleh menimbulkan patogen harus terhindar
dari penyakit dan juga mengandung mikroba pencemar seperti salmonella. Pupuk
hayati juga mengandung fosfat dan auksin. Dengan tiap isolat mempunyai
kandungan fosfat yang berbeda. Asal isolat berasal dari tanah (4 isolat) dan kotoran
sapi (6 isolat). Sehigga dengan pupuk hayati dapat menunjang pertanian yang
berkelanjutan.
Produksi Dan Aplikasi Pupuk Hayati Cair
Pemateri : Pak Eko Famuji Ariyanto

GPP (Great Giant Pineapple) mempunyai luas lahan 32.000 Ha dan memproduksi
nanas dan pisan sunpride. Latar belakakng LOB dan Kompos yaitu memanfaatkan
limbah dan isolat. Manfaat pupuk hayati menyuburkan tanah dan meningkatkan
kesejahteraan petani. LOB (Liquid Organic Biofertilizer) adalah Pupuk hayati cair
yang mengandung berbagai jenis mikroba. Proses membuat pupuk ada dua tahap
preculture dan produksi. Persiapan produksi LOB yaitu menyiapkan bahan , mencuci
, media preparasi (media ditimbang dan diangkut), proses produksi (input media,
cooling down, preculture dan pemberian aerasi) serta proses inkubasi dan dipanen.
Aplikasi LOB yaitu pagi,siang dan sore jangan dicampur dengan pestisida akan
mengakibatkan hormonnya rusak. Konsentrasi LOB dengan pengaplikasikan 10-20
ml/liter. Pendistribusian GGP yaitu Jawa Timur, Jawa Barat dan Lampung. Bakteri
memakan IAA yang memacu pertumbuhan tanaman. GGP mengembangkan dengan
isolat Micrococcus sp. Sehingga aplikasi LOB dapat menaikkan hasil panen dan
berpotensi mengurani pupuk kimia 25%. GGP fokus pada agriculture, makanan,
industri dan farmasi.

Penerapan GIS Untuk Pemupukan


Pemateri : Singgih Waskita, SP.
Sistem Informasi Geospasial memberikan manfaat dalam perkebunan kelapa
sawit. Data spasial sangat mendukung perencanaan dan tata kelola dalam kelapa
sawit. Informasi geospasial penting karena informasi geospasial adalah data yang
memiliki kombinasi matematis dan keruangan. Peta sebagai produk informasi
Geospasial memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam aspek
keruangan. Komponen operasional kebun dalam konteks kelapa sawit seperti,
1. Aspek agronomis, masukan tanaman,bibit, dan jarak tanam
2. Aspek pengolahan lahan, pembuatan teras, parit , saluran dan jembatan
3. Aspek tenaga kerja, tersedia tenaga kerja yang memadai (cukup dan
kompeten)
4. Pendukung lainnya ( angkutan, sosial, pendidikan dan kemasyarakatan)
Pupuk mutlak diperlukan sebagai nutrisi. Mendukung fase vegetatif dan generatif
(akar, batang, daun, bunga dan buah). Dan juga memastikan produksi. Aplikasi
mekanisasi dan manual , penentuan dosis dan TBS berkualitas. Pupuk dan teknologi
GIS 2 seperti, NDVI (Normalize Differention Vegetation Index) seperti Identifikasi
kondisi tanaman berdasarkan warna (spektrum yang diterima sensor citra), ATC
(Automated Tress Counting ) Identifikasi jumlah pokok tanaman. Dengan
perkembangn teknologi geospasial sanagt mendukung upaya pengelolaan
sumberdaya lahan pertanian dan perkembangan teknologi tidak terbatas, sehingga
eksplorasi teknologi untuk mendukung aktivitas pertanian dapat terus dilakukan.

Manajemen Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit


Pemateri : Ir.Pujiyanto, MP

Kelapa sawit membutuhkan nutrisi yang optimum untuk kebutuhan nutrisi dan
dapat menghasilkan hasil yang maksimum. Kebutuhan nutrisi tanaman disediakan
dari berbagai sumber, namun sumber terbesar berasal dari pupuk. Terbatasnya
cadangan bahan deposit pupuk mengakibatkan terjadinya ketergantungan
penyediaan pupuk terhadap impor. Pemupukan memberikan kontribusi yang besar
terhadap total biaya produksi sekitar 60-65% dari biaya perawatan tanaman.
Penerapan manajemen pupuk yang baik dengan 4T yaitu,
1. Tepat produk
Pada tepat produk pupuk harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan
tanaman dengan kandungan yang sesuai dengan SNI dan tidak palsu. Pupuk
yang diberikan harus sesuai dengan fase tanaman dan juga harus spesifik
dengan tanaman sesuai kondisi lahan. Untuk menjamin kualitas pupuk
dengan mengecek di laboratorium dengan dilengkapi perawatan.
2. Tepat dosis
3. Tepat waktu
Pemilihan waktu yang tepat merupakan kunci utama merupakan kunci utama
tercapainya efisiensi pemupukan yang maksimal. Waktu aplikasi harus
memperhatikan curah hujan dan kebutuhan tanaman. Pupuk lebih efektif
diapkilasikan pada kondisi lembab pada umunya awal dan akhir musim hujan.
4. Tepat lokasi dan metode aplikasi
Ada dua metode aplikasi secara mekanis dan manual.
Tujuan dari majemen pemupukan yaitu menyediakan nutrisi yang cukup bagi
tanaman dalam proporsi yang seimbang sehingga dapat menjamin tercapainya
pertumbuhan dan produksi yang optimum. Menjamin aplikasi pupuk yang sesuai
dengan cara yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan tingkat efisiensi yang
maksimal. Mengintegrasikan pupuk mineral dan residu, meningkatkan ketahanan
hama serta penyakit dan juga ramah terhadap lingkungan.

Teknologi Produksi Pupuk Anorganik


Pemateri : Anggi Ariffin Nasution, ST, MS (PT. Petrokimia Gresik)
PT. Petrokimia Gresik memproduksi pupuk anorganik tunggal maupun majemuk.
Pupuk Fertilizer diantaranya,
1. pupuk Urea
2. ZA
3. NPK, dsb.
Sedangkan non fertilizer terdapat
1. Amonia,
2. Clorine Acid
3. sulfurid acid, dsb.

Anda mungkin juga menyukai