Anda di halaman 1dari 10

RESUME MILLENIAL AGRICULTURE FORUM

PERTANIAN ORGANIK DAN PENGENDALIAN OPT

TUGAS MATA KULIAH


PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

Fatimah Azzahra
NIRM. 02.01.21.215

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
GENTA ORGANIK
Krisis pangan global ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti :
1. COVID 19 : Lockdown dan Restriction
2. Climate Change : Intrusi air laut, El Nino, La Nina, Serangan OPT.
3. Perdagangan Internasional : Ekspor dan Impor
Faktor-faktor diatas dapat memengaruhi sistem produksi dan sistem distribusi
sehingga dapat terjadi penurunan pasokan pangan yang kemudian mengakibatkan
krisis pangan global. Adanya krisis pangan global dapat menyebabkan harga
pupuk mahal. Solusi untuk mengatasi pupuk yang mahal adalah dengan
pemupukan organik. Salah satu program untuk mendukung peningkatan
penggunaan pupuk organik adalah Genta Organik.
Genta Organik adalah suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi
pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah sebagai solusi
terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk
memproduksi pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah secara mandiri.
Genta Organik tidak berarti melarang penggunaan pupuk kimia melainkan
penggunaan pupuk kimia harus disesuaikan dengan ketentuan konsep pemupukan
berimbang.
Tujuan Genta Organik :
1. Menyuburkan tanah-tanah Indonesia untuk meningkatkan produksi
pertanian disaat harga pupuk mahal.
2. Menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
3. Menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk
kimia.
Ruang Lingkup Genta Organik :
1. Membangun 1.000 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati
dan atau pembenah tanah serta implementasinya di seluruh Indonesia.
2. Membangun model penyuluhan dan kelembagaannya serta model
kostratani di BPP seluruh Indonesia.
3. Membangun model pelatihan untuk mengimplementasikan Genta Organik.
4. Membangun model pendidikan untuk mengimplementasikan Genta
Organik.
Pupuk Organik : pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan
atau bagian hewan dan atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses
rekayasa erebtuk padat atau cair, dapat diperkaya bahan mineral dan atau mikroba
yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan atau biologi tanah.
Pupuk Hayati : berbentuk padat dan cair berfungsi menyediakan hara,
memfasilitasi penyerapan hara, mengefesiensikan dan mengefektifkan penyerapan
hara dan merombak bahan organik.
Pembenah Tanah : bahan-bahan sintetis atau alami organik atau mineral
berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
Pemupukan Berimbang : pemberian sejumlah pupuk yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah agar terjadi keseimbangan hara didalam
tanah sehingga tercapai kondisi favorable (kondusif) untuk pertumbuhan tanaman.

Pertanian Organik
Pada sistem pertanian organik yang diutamakan adalah perbaikan tanah
dengan menggunakan pupuk organik dan pupuk hayati. Selanjutnya,
mengembalikan ekosistem dengan bahan-bahan organik untuk memicu kembali
keseimbangannya.Waktu untuk mengembalikan ekosistem dalam pertanian
organik memiliki waktu relatif tergantung kondisi dari topografi daerah dan
jumlah residu dalam tanah.
Dalam pertanian organik terdapat proses konferensi yang sangat bergantung
terhadap residu tanah dan kemampuan para petani dalam mengelolanya. Dalam
mendukung pertanian organik bisa menggunakan PHT ataupun SRI. Penggunaan
pupuk kimia dalam pertanian organik dikurangi secara bertahap. Akan terjadi
penurunan kuantitas dalam perpindahan penggunaan pupuk kimia ke pupuk
organik sehingga dapat merugikan para petani. Oleh karena itu, diperlukan
kesiapan para petani dalam menghadapi penurunan kuantitas tersebut.
Tujuan dan keunggulan dari pertanian organik adalah dapat menekan biaya
produksi, hal ini disebabkan penggunaan pupuk kimia diganti dengan pupuk
organik. Langkah pertama untuk memulai pertanian organik adalah dengan
menyediakan pupuk dan pestisida berbahan organik. Salah satu bahan organik
yang dapat digunakan untuk memulai pertanian organik adalah dengan
menggunakan jerami karena jerami mengandung banyak unsur Kalium.
Tantangan yang dihadapi dalam menerapkan sistem pertanian organik :
1. Mengajak para petani untuk berpindah sistem ke pertanian organik.
2. Pasar untuk menjual dan mendistribusikan hasil pertanian organik.
3. Kontinyuitas : keberlanjutan dari pertanian organik.
4. Kuantitas : jumlah produksi yang harus memenuhi permintaan
pasar. Agro Edu Wisata Organik Lemah Duhur : Tempat yang
menggabungkan antara edukasi, wisata dan pengembangan pertanian organik
untuk dikenalkan kepada khalayak ramai.

GENTA ORGANIK SOLUSI PUPUK MAHAL


Karakter yang dibutuhkan Generasi Muda
1. Kreatif
2. Percaya Diri
3. Memiliki Relasi
4. Empati
5. Berpikir Kritis
Potensi Partisipasi Generasi Muda di Era Digital
1. Generasi muda sebagai digital talent.
2. Generasi muda sebagai pelaku usaha.
3. Generasi muda sebagai potensi pasar produk dalam negeri.
Pertanian Organik sebagai Tantangan bagi Wirausahawan Muda : persaingan
harga produk organik, target pasar dan biaya investasi awal produksi Kelebihan
Pupuk Organik :
 Mengatasi erosi tanah
 Mengatasi perubahan iklim
 Memulihkan keanekaragaman hayati
 Mengatasi pencemaran pestisida
 Mengatasi polusi air dan tanah Peran Mikroba dalam Pupuk Hayati :
 Sebagai agen penyedia nutrisi
 Sebagai pembenah tanah
 Memperbaiki stabilitas agraret, porositas, infiltrasi, kapasitas menahan air,
ketersediaan unsur hara, respirasi dan populasi cacing  Mendukung
sistem pertanian berkelanjutan

PENGENDALIAN OPT
Pengendalian organisme pengganggu tanaman pada lahan organik dibagi menjadi
4 cara yaitu :
1. Kultur Mekanis
Metode kultur mekanis yaitu tindakan preventif, dilakukan sebelum serangan
hama terjadi dengan sasaran agar populasi tidak meningkat sampai melebihi
ambang kendalinya. Pada lahan organik metode pencegahan pengendalian
organisme pengganggu tanaman dengan metode kultur mekanis dilakukan
dengan cara menanam benih lebih awal, pemilihan varietas yang toleran,
penggunaan tanaman penghalang agar OPT pada suatu tanaman tidak mudah
menyebar ke tanaman lain , sistem pengairan yang teratur, pergiliran tanaman
bukan inang, dan sanitasi.
2. Fisik / Mekanis
Pengendalian secara fisik adalah tindakan pengendalian hama yang
menggunakan faktor fisik seperti menaikkan suhu dengan cara pembakaran,
menurunkan suhu dengan penggenangan, solarisasi tanah, lampu perangkap,
serta pengaturan cahaya dan suara. pengendalian fisik juga salah satu metode
yang digunakan dalam perlindungan tanaman terdiri dari teknik yang
membatasi akses hama ke tanaman, mendaorong perbahan perilaku, atau
menyebabkan kerusakan/kematian hama secara langsung. Sementara itu
pengendalian secara mekanis adalah tindakan mematikan hama secara
langsung dengan menggunakan tangan atau alat. Pengendalian secara mekanis
bertujuan untuk mematikan hama secara lagsung baik dengan hanya
menggunakan tangan atau dengan menggunakan alat bantu lain. Contohnya
penggunaan jebakan bambu pada hama wereng dan penggunaan yellow trips
serta orang orangan sawah terhadap burung pada tanaman padi.
3. Biologi
Pengendalian Hayati atau biologi (Biological Control) adalah pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) oleh musuh alami atau agensia
pengendali hayati. Namun dapat juga disebut mengendalikan penyakit dan
hama tanaman dengan secara biologi, yaitu dengan memanfaatkan
musuhmusuh alami. Dalam hal ini yang dimanfaatkan yaitu Musuh Alami,
sedangkan yang menggunakan atau memanfaatkannya adalah manusia. Berarti
ada campur tangan manusia pada setiap pengendalian hayati.
Agensia Pengendali Hayati (Biological Control Agens) yaitu setiap organisme
yang meliputi subspecies, spesies, varietas, semua jenis protozoa, serangga,
bakteri, cendawan, virus serta organisme lainnya yang dalam tahap
perkembangannya bisa dipergunakan untuk keperluan pengendalian hama dan
penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan dalam proses produksi,
pengolahan hasil pertanian keperluan lainnya.
Upaya Pengendalian Biologi :
● Introduksi (Mendatangkan dari Luar)
1. Introduksi kumbang Vedalia Rodolia cardinalis dari benua Australia ke
California untuk mengendalikan OPT kutu perisai Icerya purchasi yang
menyerang kebun jeruk.
2. Introduksi parasitoid Pediobius parvulus dari Fiji ke Indonesia pada tahun
1920-an untuk mengendalikan kumbang kelapa Promecotheca reichei
yang hasilnya mendekati 100%.
3. Introduksi parasitoid Tetrastichus brontispae dari Pulau Jawa ke Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Utara untuk mengendalikan OPT Brontispa
longissima yang menyerang tanaman kelapa.
4. Introduksi parasitoid telur Leefmansia bicolor dari Pulau Ambon ke Pulau
Talaud, kemudian parasitoid Chelonus sp. dari Bogor ke Pulau Flores
untuk mengendalikan OPT bunga kelapa Batrachedra.
5. Introduksi predator Curinus coreolius dari Hawaii ke Indonesia pada tahun
1988-1990 untuk mengendalikan kutu loncat lamtoro (Heteropsylla
cubana).

● Augmentasi
Teknik augmentasi ialah upaya peningkatan jumlah dan pengaruh musuh
alami yang sebelumnya sudah berfungsi di ekosistem tersebut, baik dengan
cara melepaskan sejumlah tambahan baru, maupun dengan cara memodifikasi
ekosistem sedemikian rupa sehingga jumlah dan kemangkusan musuh alami
dapat ditingkatkan. Pelepasan musuh alami secara augmentasi ini akan
berhasil bila dilakukan secara periodik. Tiga cara pelepasan periodik adalah
sebagai berikut.
a) Pelepasan Inokulatif. Pelepasan musuh alami ini dilakukan hanya satu kali
dalam satu musim atau satu tahun, dengan tujuan agar musuh alami
tersebut dapat mengadakan kolonisasi dan menyebar luas secara alami
sehingga populasi hama tetap berada pada batas yang tidak merugikan
(batas keseimbangan).
b) Pelepasan Suplemen. Pelepasan ini dilakukan setelah diketahui dari
pengamatan sampel bahwa populasi hama tersebut mulai naik melebihi
populasi musuh alami. Pelepasan suplemen diharapkan musuh alami akan
berkembang biak dan meningkatkan fungsinya dalam mengendalikan
populasi hama.
c) Pelepasan Massal (Inundatif). Pelepasan massal ialah pelepasan musuh
alami dalam jumlah yang banyak (ratusan ribu, bahkan jutaan) dengan
maksud agar musuh alami yang lepas tersebut langsung dapat menurunkan
populasi hama secara cepat. Pele-pasan ini sering disebut "insektisida
biologi" karena musuh alami yang dilepas diharapkan dapat bekerja
secepat insektisida biasa.
4. Kimia
Pada pertanian organik, bahan kimia harus dikurangi secara bertahap untuk
nantinya digantikan oleh bahan organik seperti pestisida kimia diganti menjadi
pestisida nabati. Pestisida Nabati diartikan sebagai pestisida yang bahan
aktifnya dieksplorasi /diambil dari tumbuhan yang digunakan untuk
mengendalikan OPT Oleh karena kandungan bioaktifnya, tumbuhan tersebut
dapat digunakan untuk pengendalian OPT. Pestisida nabati merupakan salah
satu alternatif, pengendalian yang ramah lingkungan dengan membangun
kembali jiwa petani yang akrab dengan lingkungannya (M. Syakir, 2011).
Beberapa keunggulan dari Pestisida Nabati adalah :
1. Sifatnya mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari
lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya
mudah hilang,
2. Bahan baku pestisida nabati banyak tersedia dialam terutama di daerah
tropis,
3. Secara ekonomi relatif murah,
4. Mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas,
5. Apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan residunya
cepat hilang di alam sehingga tanaman terbebas dari residu dan aman
untuk dikonsumsi.
Menurut Abd Gaffar (2016) bahwa ada beberapa ramuan pestisida nabati yang
dapat diaplikasikan untuk mengendalikan OPT pada tanaman padi diantaranya
adalah:
1. Pestisida Nabati untuk mengendalikan hama secara umum : Bahan : Daun
mimba 8 kg, Lengkuas 6 kg, Serai 6 kg, Deterjen/sabun colek 20 g, Air 20
l. Cara membuat Daun mimba, lengkuas, dan serai ditumbuk atau
dihaluskan. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 l air lalu direndam
sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya larutan disaring dengan kain
halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 60 l air.
Larutan sebanyak itu digunakan untuk lahan seluas 1 ha. Cara
pengaplikasian: Semprotkan cairan tersebut pada tanaman yang akan
dilindungi.
2. Pestisida Nabati untuk mengendalikan hama Tikus: Bahan : Umbi gadung
racun, atau gadung KB 1 kg, Dedak (padi atau jagung) 10 kg, Tepung ikan
1 ons, Kemiri (sebagai bahan penarik) sedikit, Air sedikit, Cara membuat :
Umbi gadung dikupas lalu dihaluskan. Semua bahan dicampur, diaduk
rata, dan dibuat dalam bentuk pelet kering. Perbandingan umbi gadung dan
campuran bahan lain adalah 1 : 10. Cara pengaplikasian: Pelet-pelet umbi
gadung ditebarkan di pematang, di sarang tikus, atau di jalan-jalan yang
dilewati tikus.

3. Pestisida Nabati untuk mengendalikan hama keong mas: Bahan : Akar


tuba 5-10 g, atau Daun sembung 10-20 g, Deterjen/sabun colek 1 g, Air 1
l. Cara membuat : Akar tuba atau daun sembung dihaluskan diaduk mereta
dalam 1 l air dan ditambahkan sekitar 1 cc deterjen cair/sabun colek.
Larutan diendapkan semalam lalu disaring. Cara pengaplikasian :
Semprotkan atau siramkan larutan pada lahan atau sawah yang dihuni
keong mas.
4. Pestisida Nabati untuk mengendalikan hama wereng coklat, walang sangit
dan penggerek batang: Bahan : Biji mimba 50 g, Alkohol 10 cc, Air 1 l.
Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc
alkohol lalu diencerkan dengan 1 l air. Larutan diendapkan semalam.
Keesokan harinya larutan disaring. Cara pengaplikasian : Semprotkan
cairan pada tanaman yang terserang, atau langsung pada hamanya. Hama
tidak langsung mati segera setelah disemprot, tetapi memerlukan waktu 23
hari untuk mati.
5. Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Padi yang disebabkan
Oleh Cendawan: Bahan: Daun tembakau 1 kg, Cabai rawit 1 kg, Bawang
merah 1 kg, Kapur 100 g, Belerang 100 g, Air secukupnya. Cara
pembuatan: Semua bahan ramuan digiling menjadi satu hingga lembut,
lalu ditambahkan air sebanyak 1/10 bagian bahan. Setelah itu, peras airnya
agar mudah disaring. Cara pengaplikasian: Dosis pengaplikasiannya
adalah setiap 1ml larutan pestisida dicampur dengan 250 ml air. Untuk
satu tabung sprayer, dosisnya sebanyak 60 ml dan dicampur dengan 15
liter air. Larutan ini disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit.
DOKUMENTASI KEGIATAN ZOOM MAF

Anda mungkin juga menyukai