Anda di halaman 1dari 2

BUDIDAYA TANAMAN SEHAT

Identifikasi permasalahan usahatani padi

 Produksi padi sulit untuk ditingkatkan bahkan ada kecenderungan menurun


 Serangan hama dan penyakit semakin meningkat.

Yang menjadi penyebab dari permasalahan tersebut selain penggunaan pupuk kimia dan pestisida
yang berlebih, perilaku usahatani mengenai pengelolaan lahan (tanah, air dan tanaman) sangat
menentukan.

Penurunan kualitas struktur dan tekstur tanah mempengaruhi aktivitas biologi tanah dan terancam
terjadinya degradasi biodiversitas, dari yang kompleks menjadi lebih sederhana akibat kandungan
bahan organik yang dikandung tanah sangat kurang karena perlakuan terhadap lahan kurang
memperhatikan kaidah-kaidah ekologis.

Budidaya Tanaman Sehat adalah suatu metode budidaya yang diadopsi dari salah satu
prinsip Pengendalian Hama Terpadu. Dimana strategi membudidayakan tanamannya dengan
memadukan semua tehnologi budidaya berbasis ramah lingkungan sehingga dihasilkan tanaman
yang sehat.           

Berikut beberapa prinsip budidaya tanaman sehat pada padi, meliputi :

1. Perbaikan kesuburan tanah

Perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk organik dan kapur pertanian.
Penggunaan pupuk organik dimaksudkan untuk perbaikan fisik dan kimia tanah guna peningkatan
kesuburan tanah. Pemberian kapur pertanian (dolomit) pada lahan sawah dimaksudkan untuk
meningkatkan pH tanah menjadi netral guna peningkatan struktur tanah. Dengan pH tanah yang
netral dan adanya pupuk organik, maka akan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah,
merangsang populasi dan aktifitas mikroorganisme tanah, bahkan dapat menetralisir senyawa-
senyawa beracun baik organik maupun anorganik.

2. Pengolahan tanah yang tepat

Pengolahan tanah dilakukan secara bertahap dengan waktu kisaran antara 15 – 21 hari agar
diperoleh lapisan tanah yang siap ditanami. Tahap pertama adalah pembalikan lapisan tanah agar
terjadi proses fermentasi sisa tanaman di dalam tanah. Tahap kedua, proses penggemburan atau
proses pencampuran bahan organik dengan tanah hingga bahan menyatu dengan lapisan olah tanah
dan membentuk lumpur. Pada tahapan ini diaplikasikan pupuk organik dan kapur pertanian
(dolomit), dan dibiarkan sekitar 7 hari. Tahap ketiga, proses perataan permukaan tanah agar lapisan
tanah benar-benar siap ditanami padi pada saat tanam dilaksanakan.

3. Penggunaan Bibit Varietas Unggul

Benih yang akan ditanam dipilih benih yang lebih tahan/toleran terhadap serangan Wereng Batang
Coklat.  Benih yang akan disemai diseleksi terlebih dahulu dan direndam dengan air bersih selama
semalam serta diperam selama satu hari sampai tumbuh calon batang serta akar. Selanjutnya benih
direndam dengan Agensia Hayati selama 10 – 15 menit dan disebar di persemaian. Setelah berumur
15 – 25 hari setelah sebar, bibit ditanam dengan jarak tanam yang dianjurkan menggunakan system
tanaman jajar legowo 2:1 atau 4:1.

4. Penanaman Refugia

Refugia adalah mikrohabitat buatan yang di tanam dalam lahan pertanian sebagai salah satu upaya
konservasi musuh alami terutama parasitoid dan predator di pertanaman. Fungsi refugia adalah
tempat berlindung sementara dan penyedia tepungsari makanan alternatif berbagai musuh alami.
Refugia yang ditanam adalah yang berbunga, seperti tanaman bunga matahari, kenikir dan bunga
kertas (zinnia) karena mempunyai warna bunga yang mencolok dan diminati serangga musuh alami.

5. Pengendaliaan Hama dan Penyakit

Pengamatan secara rutin dilakukan, agar keberadaan OPT diketahui sejak awal. Aplikasi Agensia
Hayati dianjurkan pada saat tanaman berumur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam. Pengendalian OPT
dilakukan sesuai dengan Prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Jika populasi masih rendah,
aplikasi menggunakan Agensia Hayati atau Pestisida nabati. Jika populasi sudah diatas ambang
pengendalian, dapat digunakan insektisida kimia secara bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai