Anda di halaman 1dari 2

Biofertilizer

Biofertilizer merupakan suatu zat yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah
dengan menggunakan limbah biologis, bermanfaat dalam memperkaya tanah dengan kandungan
mikro-organisme yang menghasilkan nutrisi organik untuk tanah dan membantu memerangi
penyakit. Zat yang mengandung mikroorganisme, yang ditambahkan pada bibit, permukaan
tanaman, atau tanah, akan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan atau
ketersediaan nutrisi utama untuk tanaman inang
Tidak seperti pupuk kimia pada umumnya yang langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan
menambahkan nutrisi, biofertilizers menambahkan nutrisi melalui proses alami dengan cara
memperbaiki atmosfer nitrogen, melarutkan fosfor, dan merangsang pertumbuhan tanaman dengan
memicu sintesis zat tertentu yang dibutuhkan. Mikroorganisme dalam biofertilizer mengembalikan
siklus hara alami dan membangun materi organik tanah.
REPORT THIS AD

Peran Biofertilizer
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai sistem pengelolaan produksi pertanian yang holistik
yang mendorong dan meningkatkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk biodiversitas, siklus biologi
dan aktivitas biologi tanah, dengan menekankan pada penggunaan input dari dalam dan
menggunakan cara-cara mekanis, biologis dan kultural. Dalam sistem pertanian organik masukan
(input) dari luar (eksterna) akan dikurangi dengan cara tidak menggunakan pupuk kimia buatan,
pestisida, dan bahan bahan sintetis lainnya. Dalam sistem pertanian organik kekuatan hukum alam
yang harmonis dan lestari akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil
pertanian sekaligus miningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit ( Sembiring dkk,
2005).
Pertanian organik secara teoritis sangat baik bagi lingkungan. Praktiknya yang ramah bagi lingkungan
sangat baik diterapkan secara massal. Dari segi energi, pertanian organik juga turut berperan dalam
penurunan emisi terutama CO2, CH4, dan N2O. Dari segi sosial kemasyarakatan, pertanian organik
mempunyai dasar pemikiran yakni mendukung kearifan lokal seperti pengetahuan pertanian petani
adat dan lokal.
Pada dasarnya kesuburan tanah lokal merupakan kunci keberhasilak sistem pertanian organik, baik
kesuburan fisik, kimia maupun biologi. Bila kesuburan tanah telah baik, maka akan tercipta
lingkungan pertanaman terutama untuk perakaran yang diinginkan, ketersediaan hara – hara makro
dan mikro terpenuhi dan aktivitas mikroorganisme tanah untuk membantu kesuburan tanah juga
terjaga.
Pemanfaatan mikroba tanah untuk meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah dalam
sistem pertanian organik sangat penting. Peran mikroba dalam tanah antara lain adalah daur ulang
hara, penyimpan sementara dan pelepasan untuk dimanfaatkan tanaman dan lain-lain.
Keberhasilan memanfaatkan mikroba untuk tujuan meningkatkan kesuburan tanah memerlukan
pengetahuan darii berbagai disiplin ilmu secara terpadu. Pakar mikrobiologi tanah mengawali dengan
mempelajari dan mengidentifikasi ekologi mikroorganisme yang akan digunakan sebagai biofertilizer
(pupuk hayati).
Selanjutnya mikroorganisme hasil isolasi dari tanah dikembangbiakkan pada kondisi laboratorium
menggunakan media buatan. Setelah mikroorganisme tersebut berhasil dibiakkan, maka harus
diperoleh galur yang dikehendaki, karena tidak semua spesies dari suatu populasi bersifat efektif.
Selanjutnya galur yang efektif diisolasi, dan dilakukan pengujian di lapangan apakah hasil inokulasi
dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Mikroorganisme yang diinokulasi harus
sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu, harus mampu menyesuaikan dengan fluktuasi kondisi
lingkungan dan tidak kalah bersaing atau dimangsa mikroorganisme asli.
Apabila mikroorganisme yang diinokulasikan cukup efektif dalam meningkatkan hasil tanaman, maka
tugas selanjutnya mengembangkan metode untuk memperbanyak dengan skala dengan skala yang
besar. Pada umumnya, mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang melalui proses fermentasi.
Apabila populasi mikroorganisme mencapai ukuran tertentu, kemudian tahap berikutnya adalah
memanen dan mengemas untuk tujuan komersial. Tugas selanjutnya adalah membuat formula cara
kerja inokulan, termasuk cara memanfaatkan inokulan di lapangan (disemprotkan ke tanah atau
dicampur dengan biji), termasuk memecahkan semua masalah yang mungkin dihadapi dalam
mempertahankan inokulan tettap efektif, terutama yang berhubungan dengan pengiriman, kemasan,
penyimpanan, dan pemanfaatan (Susanto, 2002).

Anda mungkin juga menyukai