Disusun
Oleh:
1. Putri Wahyuni
2. Fahira Ismailna
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
ACEH BESAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah SWT. Karena atas Berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga kita masih diberikan nikmat yang banyak sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “PUPUK HAYATI CAIR” dan bermanfaat
untuk para pembaca.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai buku sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, saya masih menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga Makalah Pupuk Hayati Cair ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pupuk merupakan suatu nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Pupuk secara umum dibedakan menjadi dua
yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik merupakan pupuk
yang terbuat dari bahan-bahan kimia aktif seperti pestisida yang diproduksi oleh
pabrik-pabrik kimia yang beredar dipasaran. Sedangkan pupuk organik yaitu
pupuk yang terbuat dari pelapukan organisme tumbuhan atau hewan. Terdapat dua
macam pupuk organik yaitu pupuk organik padat dan organik cair. Pupuk organik
padat merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan,
dan kotoran manusia yang berbentuk padat sedangkan pupuk organik cair
merupakan larutan yang berasal dari pembusukan bahan-bahan organik.
Kelebihan pupuk organik cair adalah mampu memberikan hara bagi tanaman
tanpa merusak unsur hara di dalam tanah dan lebih mudah diserap oleh tanaman
Sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran manusia akan kerusakan
lingkungan dan munculnya berbagai macam penyakit yang disebabkan
penggunaan bahan kimia secara berlebihan pada makanan, pertanian organik
muncul sebagai sebuah alternatif yang menjadi pilihan bagi banyak orang yang
ingin hidup sehat. Pertanian organik sebagai suatu system bertani yang selaras
dengan alam, mengembalikan siklus ekologi dalam suatu areal pertanian suatu
aliran yang siklik dan seimbang (Gunalan 1996).
Secara perlahan tapi pasti system pertanian organik mulai berkembang di
berbagai belahan bumi, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Masyarakat mulai melihat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan system
pertanian organik ini, seperti lingkungan yang tetap terjaga kelestarianya dan
dapat mengonsumsi produk pertanian yang relatif lebih sehat karena bebas dari
bahan kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan (Gunalan
1996).
Dalam usaha peningkatan produksi tanaman tanaman perkebunan lainnya
maka mutu intensifikasi perlu untuk ditingkatkaan. Salah satu usaha yang dapat
1
ditempuh yaitu dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Respon
tanaman terhadap penggunaan pupuk akan menigkat bila menggunakan jenis
pupuk, dosis, waktu serta cara pemberian yang tepat. Pemupukan bertujuan untuk
memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara
atau zat hara kedalam tanah yang langsung atau tidak langsunng dapat
menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga memperbaiki
pH tanah dan memperbaiki lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman.
Dalam hal ini pupuk yang mengandung mikroorganismme lah yang mampu
memperbaiki sifat –sifat tanah.
Pupuk hayati adalah mikrobia ke dalam tanah untuk meningkatkan
pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara. Umumnya
digunakan mikrobia yang mampu hidup bersama (simbiosis) dengan tanaman
inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan
tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan mikrobia mendapatkan bahan
organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Mikroba yang digunakan sebagai
pupuk hayati (biofertilizer) dapat diberikan langsung ke dalam tanah, disertakan
dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yang akan ditanam. Penggunaan
yang menonjol dewasa ini adalah mikrobia penambat N dan mikrobia untuk
meningkatkan ketersedian P dalam tanah.
Pemupukan dapat dikatakan berhasil baik bila kita mengetahui unsur hara
apa yang kurang terdapat dalam tanah atu unsur makan apa yang dibutuhkan oleh
tanaman. Gejala kekurangan unsur hara dapat dilihat dengan tidak normalnya
petumbuhan tanaman. Disamping mengetahui unsur hara apa yang kurang, perlu
juga mengetahui berapa jumlah yang kurang itu sehingga kita bisa memberikan
dalam jumlah yang benar dan efektif .
Bahan organik juga berperan sebagai sumber makanan dan energi mikroba
tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan
hara tanaman. Jadi penambahan bahan organik disamping sebagai sumber hara
bagi tanaman, sekaligus sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas
tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengolahan hara terpadu
yang memadukan pemberian pupuk organik atau pupuk hayati dalam rangka
2
meningkatkan produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan perlu digalakkan.
Hanya dengan cara ini keberlanjutan produksi tanaman dan kelestarian lingkungan
dapat dipertahankan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pupuk hayati ?
2. Bagaimana Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
memahami Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati serta fungsinya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kemudian tanah dan penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the
plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:
1. Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme
berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman
tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai
pelarut fosfat dan penambat kalium
2. Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik
secara fisik, kimia maupun biologi.
3. Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
4. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti
beberapa jenis hormon tumbuh.
5. Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan
mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan organisme patogen,
sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya organisme patogen
semakin kecil.
5
memiliki mekanisme peluruhan yang berbeda-beda. Pada umumnya mikroba
tersebut akan mengeluarkan senyawa asam organik dan melepas ikatan fosfat
sehingga dapat dengan mudah diserap oleh tanaman. Berdasarkan data
penelitian yang telah dilakukan, inokulan mikroba dapat menyumbang sekitar
20 - 25 persen kebutuhan fosfat bagi tanaman.
Pupuk hayati peluruh bahan organiK, Pupuk ini mengandung mikroba
yang mampu memecahkan senyawa organik komplek yang berada di dalam
tanah menjadi senyawa yang lebih sederhana dan membentuk senyawa lain.
Fungsi lain dari pupuk hayati ini sebagai pembenah tanah, mengubah kondisi
fisik tanah, menjadikan tanah agregat yang stabil, dan masih banyak lagi
fungsi pupuk ini yang sangat berguna bagi tanah.
Pupuk hayati pemicu pertumbuhan dan pengendali penyakit, Pupuk ini
mengandung mikroba yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan
melindungi sistem perakaran tanaman serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit.
6
4. Harga pupuk hayati lebih murah.
7
kumpulan mikroba bermanfaat yang bisa berperan untuk meningkatkan
nitrogen tanah.
Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan starter mikroba dan pupuk
hayati yaitu:
1. blender (juicer),
2. timbangan kue,
3. botol air mineral 1,5 L untuk bioreaktor starter mikroba,
4. botol air mineral 330 ml untuk sistem saringan starter mikroba,
5. sedotan/stick balon,
6. selang aerator,
7. pompa aerator,
8. pompa sirkulasi,
9. kain saringan santan, (
10. labu ukur 1 L dan 100 mL,
11. sumber listrik,
12. ember bertutup untuk bioreaktor pupuk hayati cair,
13. pengaduk kayu atau bambu,
14. kapuk/dakron,
15. vaselin, dan
16. alkohol 70%.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pupuk cair hayati atau disebut dengan biofertilizer merupakan pupuk
yang mengandung mikroorganisme fungsional (bakteri, fungi, dan
actomycetes). Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk
yang hidup. Pupuk hayati selain mengandung mikroba dapat juga
unsur nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) serta unsur mikro lainnya.
Kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang memiliki peranan
positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah
mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan
hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan
tanaman.
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua
kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia
hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini
relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk
hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah
lebih dari 100 tahun yang lalu.
9
DAFTAR PUSTAKA
Cattelan AJ, Hartel PG, Fuhrmann JJ. 1999. Screening for plant growth-
promoting rhizobacteria to promote early soybean growth. Soil
Sci.Soc.Am.J. 63: 1.670-1.680.
FNCA Biofertilizer Project Group. 2006. Biofertilizer Manual. Forum for Nuclear
Cooperation in Asia (FNCA). Japan Atomic Industrial Forum, Tokyo.
Simanungkalit RDM et al. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
10