Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PUPUK HAYATI CAIR

Disusun
Oleh:

1. Putri Wahyuni
2. Fahira Ismailna

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
ACEH BESAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT. Karena atas Berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga kita masih diberikan nikmat yang banyak sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “PUPUK HAYATI CAIR” dan bermanfaat
untuk para pembaca.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai buku sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, saya masih menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga Makalah Pupuk Hayati Cair ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca

Aceh Besar, Januari 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................4


A. Pengertian Pupuk Hayati Cair......................................................................4
B. Fungsi pupuk hayati.....................................................................................4
C. Jenis Pupuk Hayati.......................................................................................5
D. Kekurangan Dari Pupuk Hayati...................................................................6
E. Kelebihan Dari Pupuk Hayati.......................................................................6
F. Mengetahui Kualitas Pupuk Hayati..............................................................7
G. Cara Pembuatan Starter Mikroba dan Pupuk Hayati....................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................9


A. Kesimpulan ..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pupuk merupakan suatu nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Pupuk secara umum dibedakan menjadi dua
yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik merupakan pupuk
yang terbuat dari bahan-bahan kimia aktif seperti pestisida yang diproduksi oleh
pabrik-pabrik kimia yang beredar dipasaran. Sedangkan pupuk organik yaitu
pupuk yang terbuat dari pelapukan organisme tumbuhan atau hewan. Terdapat dua
macam pupuk organik yaitu pupuk organik padat dan organik cair. Pupuk organik
padat merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan,
dan kotoran manusia yang berbentuk padat sedangkan pupuk organik cair
merupakan larutan yang berasal dari pembusukan bahan-bahan organik.
Kelebihan pupuk organik cair adalah mampu memberikan hara bagi tanaman
tanpa merusak unsur hara di dalam tanah dan lebih mudah diserap oleh tanaman
Sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran manusia akan kerusakan
lingkungan dan munculnya berbagai macam penyakit yang disebabkan
penggunaan bahan kimia secara berlebihan pada makanan, pertanian organik
muncul sebagai sebuah alternatif yang menjadi pilihan bagi banyak orang yang
ingin hidup sehat. Pertanian organik sebagai suatu system bertani yang selaras
dengan alam, mengembalikan siklus ekologi dalam suatu areal pertanian suatu
aliran yang siklik dan seimbang (Gunalan 1996).
Secara perlahan tapi pasti system pertanian organik mulai berkembang di
berbagai belahan bumi, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Masyarakat mulai melihat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan system
pertanian organik ini, seperti lingkungan yang tetap terjaga kelestarianya dan
dapat mengonsumsi produk pertanian yang relatif lebih sehat karena bebas dari
bahan kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan (Gunalan
1996).
Dalam usaha peningkatan produksi tanaman tanaman perkebunan lainnya
maka mutu intensifikasi perlu untuk ditingkatkaan. Salah satu usaha yang dapat

1
ditempuh yaitu dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Respon
tanaman terhadap penggunaan pupuk akan menigkat bila menggunakan jenis
pupuk, dosis, waktu serta cara pemberian yang tepat. Pemupukan bertujuan untuk
memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara
atau zat hara kedalam tanah yang langsung atau tidak langsunng dapat
menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga memperbaiki
pH tanah dan memperbaiki lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman.
Dalam hal ini pupuk yang mengandung mikroorganismme lah yang mampu
memperbaiki sifat –sifat tanah.
Pupuk hayati adalah mikrobia ke dalam tanah untuk meningkatkan
pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara. Umumnya
digunakan mikrobia yang mampu hidup bersama (simbiosis) dengan tanaman
inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan
tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan mikrobia mendapatkan bahan
organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Mikroba yang digunakan sebagai
pupuk hayati (biofertilizer) dapat diberikan langsung ke dalam tanah, disertakan
dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yang akan ditanam. Penggunaan
yang menonjol dewasa ini adalah mikrobia penambat N dan mikrobia untuk
meningkatkan ketersedian P dalam tanah.
Pemupukan dapat dikatakan berhasil baik bila kita mengetahui unsur hara
apa yang kurang terdapat dalam tanah atu unsur makan apa yang dibutuhkan oleh
tanaman. Gejala kekurangan unsur hara dapat dilihat dengan tidak normalnya
petumbuhan tanaman. Disamping mengetahui unsur hara apa yang kurang, perlu
juga mengetahui berapa jumlah yang kurang itu sehingga kita bisa memberikan
dalam jumlah yang benar dan efektif .
Bahan organik juga berperan sebagai sumber makanan dan energi mikroba
tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan
hara tanaman. Jadi penambahan bahan organik disamping sebagai sumber hara
bagi tanaman, sekaligus sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas
tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengolahan hara terpadu
yang memadukan pemberian pupuk organik atau pupuk hayati dalam rangka

2
meningkatkan produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan perlu digalakkan.
Hanya dengan cara ini keberlanjutan produksi tanaman dan kelestarian lingkungan
dapat dipertahankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pupuk hayati ?
2. Bagaimana Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
memahami Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati serta fungsinya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pupuk Hayati Cair


Pupuk cair hayati atau disebut dengan biofertilizer merupakan pupuk
yang mengandung mikroorganisme fungsional (bakteri, fungi, dan
actomycetes). Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk
yang hidup. Pupuk hayati selain mengandung mikroba dapat juga
unsur nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) serta unsur mikro lainnya.
Kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang memiliki peranan
positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah
mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan
hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan
tanaman.
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua
kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia
hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini
relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk
hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah
lebih dari 100 tahun yang lalu.
Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif
organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau
memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman. Memfasilitasi
tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman
terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh
mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau
cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis
atau nonsimbiotis.

B. Fungsi pupuk hayati


Terdapat dua peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni
sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah

4
kemudian tanah dan penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the
plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:
1. Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme
berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman
tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai
pelarut fosfat dan penambat kalium
2. Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik
secara fisik, kimia maupun biologi.
3. Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
4. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti
beberapa jenis hormon tumbuh.
5. Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan
mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan organisme patogen,
sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya organisme patogen
semakin kecil.

C. Jenis Pupuk Hayati


Pupuk hayati penambat nitrogen, mengandung mikroba yang mampu
mengikat senyawa nitrogen yang berasal dari udara, yang kemudian akan
diproses secara biologis di dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.
Mekanisme penambatan setiap mikroba berbeda-beda, bergantung pada sifat
mikroba tersebut. Ada bakteri yang bersimbiosis dengan tanaman seperti
bakteri Rhizobiumdan Azospirilium. Ada juga bakteri yang tidak
bersimbiosis seperti bakteri Azotobacterchrococcum dan Bacillus
megatherium. Saat ini paling banyak jenis pupuk hayati yang dikembangkan
dengan non simbiosis karena penggunaannya lebih luas dan tidak terbatas
dengan jenis komoditas. Mikroba penambat nitrogen mampu menambat
nitrogen 25 - 40 kg N/hektare/tahun.                       
Pupuk hayati peluruh fosfat, mengandung mikroba. Mikroba tersebut
memiliki kekuatan untuk meluruhkan unsur fosfat terikat yang berada di
dalam tanah sebagai senyawa organik atau batuan mineral. Unsur fosfat yang
sudah hancur akan lebih mudah diserap oleh tanaman. Namun, setiap mikroba

5
memiliki mekanisme peluruhan yang berbeda-beda. Pada umumnya mikroba
tersebut akan mengeluarkan senyawa asam organik dan melepas ikatan fosfat
sehingga dapat dengan mudah diserap oleh tanaman. Berdasarkan data
penelitian yang telah dilakukan, inokulan mikroba dapat menyumbang sekitar
20 - 25 persen kebutuhan fosfat bagi tanaman.
Pupuk hayati peluruh bahan organiK, Pupuk ini mengandung mikroba
yang mampu memecahkan senyawa organik komplek yang berada di dalam
tanah menjadi senyawa yang lebih sederhana dan membentuk senyawa lain.
Fungsi lain dari pupuk hayati ini sebagai pembenah tanah, mengubah kondisi
fisik tanah, menjadikan tanah agregat yang stabil, dan masih banyak lagi
fungsi pupuk ini yang sangat berguna bagi tanah.
Pupuk hayati pemicu pertumbuhan dan pengendali penyakit, Pupuk ini
mengandung mikroba yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan
melindungi sistem perakaran tanaman serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit.

D. Kekurangan Dari Pupuk Hayati


1. Kualitas pupuk hayati tergantung dari kualitas dan banyaknya populasi
mikroorganisme. Seiring waktu, pupulasi mikroorganisme bisa berkurang
sehingga kualitasnya bisa menurun.
2. Kandungan pupuk hayati adalah makhluk hidup, jadi bisa mati dalam
jangka waktu tertentu.
3. Pupuk hayati tidak bisa diaplikasikan dengan pupuk kimia atau pestisida.

E. Kelebihan Dari Pupuk Hayati


1. Pupuk hayati mampu memberikan manfaat bagi tanah dan tanaman
Secara berkesinambungan
2. Pupuk  hayati mampu menyediakan unsur hara yang lengkap dan
berkesinambungan, karena mikroorganisme yang terkandung
dalam pupuk hayati bisa memproduksi sendiri.
3. Pupuk hayati tidak memberi dampak negatif bagi tanah, tanaman,
lingkungan dan manusia.

6
4. Harga pupuk hayati lebih murah.

F. Mengetahui Kualitas Pupuk Hayati


Berdasarkan Kementerian Pertanian, kualitas pupuk hayati bisa dilihat
dari     parameter berikut:
1. Jumlah populasi mikroorganisme,jumlah mikroorganisme hidup yang
terdapat dalam pupuk harus terukur. Bila jumlahnya kurang maka
aktivitas mikroorganisme tersebut tidak akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan tanaman.
2. Efektifitas mikroorganisme,tidak semua mikroorganisme memberikan
pengaruh positif pada tanaman. Bahkan beberapa diantaranya bisa
menjadi parasit. Hanya mikroorganisme tertentu yang bisa dijadikan
sebagai pupuk hayati. Sebagai contoh, jenis Rhizobium yang bisa
menambat nitrogen, atau Aspergillus niger sebagai pelarut fosfat.
3. Bahan pembawa,fungsinya sebagai media tempat mikroorganisme
tersebut hidup. Bahan pembawa harus memungkinkan organisme tetap
hidup dan tumbuh selama proses produksi, penyimpanan, distribusi,
hingga pupuk siap digunakan.
4. Masa kadaluarsa,sebagai mana mahluk hidup lainnya mikroorganisme
tersebut memiliki siklus hidup. Apabila mikroorganisme dalam pupuk
telah mati, pupuk tersebut tidak bisa dikatakan sebagai pupuk hayati.
Untuk memperpanjang siklus hidup tersebut, produsen pupuk biasanya
mengemas mikroorganisme tersebut dalam keadaan dorman. Sehingga
perlu aktivasi kembali sebelum pupuk diaplikasikan pada tanaman. Pupuk
yang benar seharusnya mencantumkan tanggal kadaluarsa dalam
kemasannya.

G. Cara Pembuatan Starter Mikroba dan Pupuk Hayati


Terdapat dua tahap dalam pembuatan pupuk hayati yang berperan untuk
meningkatkan nitrogen tanah yaitu tahap pembuatan starter mikroba dan
tahap pembuatan pupuk hayati cair. Starter mikroba berfungsi untuk membuat

7
kumpulan mikroba bermanfaat yang bisa berperan untuk meningkatkan
nitrogen tanah.
Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan starter mikroba dan pupuk
hayati yaitu:
1. blender (juicer),
2. timbangan kue,
3. botol air mineral 1,5 L untuk bioreaktor starter mikroba,
4. botol air mineral 330 ml untuk sistem saringan starter mikroba,
5. sedotan/stick balon,
6. selang aerator,
7. pompa aerator,
8. pompa sirkulasi,
9. kain saringan santan, (
10. labu ukur 1 L dan 100 mL,
11. sumber listrik,
12. ember bertutup untuk bioreaktor pupuk hayati cair,
13. pengaduk kayu atau bambu,
14. kapuk/dakron,
15. vaselin, dan
16. alkohol 70%.

Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu,


1. limbah dapur,
2. molase atau gula merah,
3. kecambah kacang hijau,
4. sumber mikroba penambat nitrogen yaitu bintil akar dari jenis tanaman
penghasil bintil seperti tanaman legume atau bunga telang.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pupuk cair hayati atau disebut dengan biofertilizer merupakan pupuk
yang mengandung mikroorganisme fungsional (bakteri, fungi, dan
actomycetes). Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk
yang hidup. Pupuk hayati selain mengandung mikroba dapat juga
unsur nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) serta unsur mikro lainnya.
Kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang memiliki peranan
positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah
mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan
hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan
tanaman.
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua
kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia
hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini
relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk
hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah
lebih dari 100 tahun yang lalu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Cattelan AJ, Hartel PG, Fuhrmann JJ. 1999. Screening for plant growth-
promoting rhizobacteria to promote early soybean growth. Soil
Sci.Soc.Am.J. 63: 1.670-1.680.

FNCA Biofertilizer Project Group. 2006. Biofertilizer Manual. Forum for Nuclear
Cooperation in Asia (FNCA). Japan Atomic Industrial Forum, Tokyo.

Gunalan. 1996. Penggunaan Mikroba Bermanfaat pada Bioteknologi Tanah


Berwawasan Lingkungan. Majalah sriwijaya Vol. 32. No. 2. Universitas
Sriwijaya

Lingga, Pinus, Marsono. 2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Saraswati RDH et al.. 1998. Pengembangan Rhizo-plus untuk Meningkatkan


Produksi, Efisiensi Pemupukan Menunjang Keberlanjutan Sistem
Produksi Kedelai, Laporan Akhir Penelitian Riset Unggulan Kemitraan I
Tahun (1995/1996-1997-1998). Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman
Pangan.

Simanungkalit RDM et al. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Subba Rao, N.S. 1982. Biofertilizer in Agriculture.Oxford and IBH Publishing


Co. New Delhi.

10

Anda mungkin juga menyukai