Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Dosen Pengampuh : La Ode Muh Asdiq Hamsin Ramadan. S.P., M.Si

{ Pupuk Organik }

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALMUNAWIR

NIM : A0120010

SEMESTER : 3

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-Nya
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul { pupuk organik }.Tidak
lupa kita panjatkan puji dan syukur kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa umatnya dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang
benderang.

Saya juga menyadari bahwa makalah saya jauh dari kata sempurnah, oleh karena itu saya
membutuhkan saran dan kritikan dari teman-teman dan juga Dosen yang memberikan saya
tugas ini. Agar saya dapat mengetahui kekurangan dalam makalah saya, kedepannya saya
dapat membuat yang lebih baik lagi.

Sekian dan terima kasih dari kami.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Wonomulyo, 04 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................................4

1.2. Latar belakang.......................................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................4

1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

2.1. Sejarah Pupuk Organik..........................................................................................................6

2.2. Pengertian Pupuk Organik.....................................................................................................6

2.3. Jenis - Jenis Pupuk Organik.................................................................................................10

2.4. Cara Aplikasi Pupuk Organik..............................................................................................16

BAB III...............................................................................................................................................17

PENUTUP..........................................................................................................................................17

3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................17

3.2. Saran....................................................................................................................................18

Daftar pustaka...................................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif
untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Persoalan besar yang terjadi
disebabkan karena pencemaran tanah yang menyebabkan persediaan unsur hara dalam tanah semakin
lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah. Jika hal
ini berlangsung terus-menerus maka tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini diperburuk
dengan munculnya pertanian modern yang menerapkan sistem pertanian monokultur dan penggunaan
varietas unggul yang menyerap banyak unsur hara. Jika varietas unggul digunakan secara terus
menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan
unsur hara secara tepat, yakni melalui pemupukan.

Pemupukan adalah pemberian pupuk terhadap tanaman. Sedangkan pupuk adalah material yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan
tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik
ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut,
agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur
hara dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke
daun.

Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali setelah cukup lama
tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian organik yaitu pupuk organik. Pupuk organik
adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan
(dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan manusia.
Pupuk organik banyak memberikan keuntungan ditinjau dari peningkatan kesuburan tanah dan
peningkatan produktifitas tanaman. Atas dasar tersebut saya merasa tertarik untuk mengkaji dan
mengetahui lebih dalam mengenai pupuk organik serta segala sesuatu yang berkaitan dengan pupuk
organik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah pupuk organik

4
2. Apa itu pupuk organik?

3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pupuk organik?

4. Bagaimana cara pengaplikasian pupuk organik?

5. Apa manfaat pupuk organik?

6. Apa keunggulan pupuk organik?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui asal usul (sejarah) pupuk organik.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis pupuk organik secara jelas

3. Untuk mengetahui cara aplikasi pupuk organik.

4. Untuk mengetahui manfaat pupuk organik.

5. Untuk mengetahui keunggulan pupuk organik

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Pupuk Organik

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada sejarah pertanian.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam,
yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki
kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus,
Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut
sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap
tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah
mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau,
kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya,
jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh.
Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif
terhadap perkembangan produksi pertanian.

Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk kimia dan sarana
pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pupuk
konvensional ke pupuk organik. Perkembangan terakhir menunjukan bahwa produksi pupuk organik
dan permintaan pupuk organik semakin meningkat. Karena petani semakin sadar dampak buruk
pupuk kimia pada tanah pertaniannya dan masyarakat pun menginginkan bahan makanan yang bersih
dari residu bahan kimia.

2.2. Pengertian Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui
proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman,
hewan dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan

6
keuntungan karena bahan dasar pupuk organik berasal dari limbah pertanian, seperti: jerami, dan
sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, belotong, batang jagung, dan bahan hijauan lainnya.
Sedangkan kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam,
itik, dan babi. Disamping itu, dengan berkembangnya permukiman, perkotaan dan industri maka
bahan dasar kompos makin beraneka. Bahan yang banyak dimanfaatkan antara lain: tinja, limbah cair,
sampah kota dan permukiman.

Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan pembenah
lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk organik pada umumnya rendah dan sangat bervariasi,
misalkan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) tetapi juga mengandung unsur mikro esensial
lainnya. Pupuk organik membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya
retakan tanah. Pemberian bahan organik mampu meningkatkan kelembapan tanah dan memperbaiki
pengatusan dakhil.

Nitrogen dan unsur hara lain yang dikandung oleh pupuk organik dilepaskan secara perlahan-
lahan. Penggunaan secara berkesinambungan akan banyak membantu dalam membangun kesuburan
tanah, terutama apabila dilaksanakan dalam waktu yang nisbi panjang.

Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi tiap jenis
unsur hara tersebut rendah.

Kandungan bahan organik di dalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai
dibawah 2%. Selain penambahan pupuk organik, bahan organik didalam tanah dapat dipertahankan
melalui cara – cara sebagai berikut:

o Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang – kacangan dalam pergiliran
tanaman.

o Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.

o Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.

o Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan kelapa sawit
dan karet.

o Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.

Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik, ialah: kandungan unsur hara rendah dan
sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat, menyediakan hara dalam jumlah terbatas.

7
Manfaat dari pupuk organik:

 Meningkatnya produktivitas lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar kandungan


bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan
memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi tanah atau lahan pertanian.

 semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik

 Harga pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam

 Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk
kimia

 Pupuk organik akan memberikan kehidupan badi mikroorganisme tanah

 Kelebihan lain dari pupuk organik yaitu mempunyai kemampuan dalam memobilisasi atau
menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan membentuk partikel ion yang mudah
diserap oleh tanaman

 Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan dan terus
menerus, seihngga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai hara yang membuat
tanaman keracuanan

 Mampu menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan
struktur tanah pada tanaman

 Mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah

 Mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah

 Memberi manfaat untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan lebih
lengkap dan lebih banyak

 Pupuk organik mampu menyediakan unsur makro dan mikro.

 Memperbaiki granulasi tanah berpasir hingga padat sehingga dapat meningkatkan kualitas
aerasi, memperbaiki drainase tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan
air.

 Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.

 Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.

8
 Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatnya pH tanah.

 Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.

Keunggulan pupuk organik:

 Meningkatkan kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi berpasir

 Meningkatkan daya tahan terhadap pengikisan

 Meningkatkan pertukaran udara, jumlah pori-pori dan sifat peresapan air untuk kondisi tanah
liat.

 Menurunkan tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah

 Mengandung unsur hara makro mikro yang lengkap

 Aman (ramah lingkungan)

 Efektif dan ekonomis (murah / mudah di dapat)

 Menghilangkan rasidu kimia

 Aplikasi yang mudah (bisa di aplikasikan sebelum atau sesudah masa tanam).

Kelemahan pupuk organik:

 Diperlukannya dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari
suatu pertanaman.

 Hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi.

 Bersifat ruah (bulky), baik dalam pengangkutan dan penggunaannya dilapangan.

 Kemungkinan akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang diberikan
belum cukup matang.

Apabila pemurnian pada saat proses pembuatan pupuk organik tidak cukup baik, maka limbah
cair dan komponen padat yang berasal dari limbah perkotaan dan bahan organik lainnya mempunyai
potensi yang tinggi dalam meracuni kesehatan manusia. Logam berat dan senyawa lain yang
dikandung limbah industri dan limbah permukiman merupakan sumber potensial senyawa beracun
yang kemungkinan terakumulasi di dalam tanah dan diserap oleh tanaman, dimakan oleh ternak dan
akhirnya oleh manusia. Pupuk organik kemungkinan juga membawa bibit penyakit yang
mempengaruhi tanaman, ternak dan manusia. Kendala ini kemungkinan besar dapat diatasi. Untuk

9
memecahkan masalah ini diperlukan penelitian sebagai komponen penting dalam memenuhi
kebutuhan pupuk organik.

Setelah memperhatikan gatra positif dan negative dari penggunaan bahan organik, yang
terpenting sekarang bagaiman cara mengubah orientasi petani yang telah terbiasa menggunakan
pupuk kimia kembali membiasakan mengggunakan pupuk organik. Pengertian yang harus diberikan
bahwa bahan organik mengandung lebih banyak unsur hara sesuai dengan pertumbuhan tanaman.

2.3. Jenis - Jenis Pupuk Organik

a) Kompos

Kompos adalah hasil pembusukan sisa – sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan antara
jumlah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum
terurai sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama
dibandingkan dengan bahan ber-C/N rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio
antara 12 – 15.

Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk gergaji, memiliki C/N
rasio antara 50 – 100. Daun segar memiliki C/N rasio 10 – 12. Proses pembuatan kompos akan
menurunkan C/N rasio hingga menjadi 12-15.

Tahapan proses pembuatan kompos sebagai berikut:

- Karbohidrat, protein, dan lilin (bahan dengan C/N rasio tinggi) diurai menjadi senyawa
sederhana seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. pada tahap ini, mikro organisme pengurai menyerap
unsur hara dari lingkungan sekitarnya untuk pertumbuhannya.

- Setelah perombakan selesai, mikroorganisme pengurai akan mati. Konsekuensinya, unsur hara
penyusun tubuh mikro organisme akan dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah
karena banyak karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara. Namun, bertolak belakang
dengan karbon, kandungan nitrogennya justru berlimpah.

- Jika C/N rasio telah mencapai angka 12 – 20 berarti unsur hara yang terikat pada humus telah
dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat digunakan oleh tanaman.

Pernyataan proses di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa tanaman justru tampak seperti
kekurangan unsur hara setelah diberikan kompos yang belum terurai sempurna. Sampai dengan proses

10
penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan
unsur hara. Karena itu disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum
terurai sempurna terpaksa digunakan.

Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut:

· Nitrogen 0,1 – 0,6%

· Fosfor 0,1 – 0,4%

· Kalium 0,8 – 1,5%

· Kalsium 0,8 – 1,5%

Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur, dan
bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian.
Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan
meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba
tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba
ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman
menghadapi serangan penyakit.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat,
lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu: meningkatkan kesuburan tanah,
memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan
aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen ( rasa, nilai gizi dan jumlah panen),
menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/seranggan penyakit pada
tanaman, meningkatkan retensi/ketersedian hara didalam tanah.

Adapula manfaat kompos dalam bidang ekonomi, yaitu: menghemat biaya untuk transportasi
dan penimbunan limbah, mengurangi ukuran/volume limbah, memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari
pada bahan asalnya. Sedangkan manfaat dalam aspek lingkungan sebagai berikut: mengurangi usaha
polusi udara karena pembakaran limbah, mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

b) Pupuk Kandang

11
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk
kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk
kandang. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini
disebabkan tanah lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah
diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya
bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak
mengandung mikroorganisme yang dapat membanru pembetukan humus di dalam tanah dan
mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu
pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat
digantikan oleh pupuk lain.

Tabel 11 menunjukan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara
yang lebih besar dari pada jenis ternak yang lain. Penyebabnya adalah kotoran padar pada unggas
tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi
dari pada kotoran padat.

Tabel 11. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kendang

Jenis ternak N(%) P2O5 ( % ) K2O ( % )


Ayam 1,7 1,9 1,5
Sapi 0,3 0,2 0,3
Kuda 0,4 0,2 0,3
Domba 0,6 0,3 0,2

Sebelum digunakan pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian,
kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang banyak
mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu
yang lebih lama untuk menyelesaikan proses penguraiannya. Contoh pupuk kandang yang banyak
mengandung jerami, antaralain: pupuk kandang dari sapi, kerbau, atau babi.

Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas
adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas,
misalnya pupuk kandang dari kuda, kambing, domba, ayam. Sedangkan pupuk dingin terjadi
sebaliknya, C/N rasio yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak
menimbulkan panas, misalnya pada sapi, kerbau, dan babi.

Ciri – ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni
berwarna kehitaman, cukup kering, tidak mengandung dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya
adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relative stabil.

12
Efek kelebihan pupuk kandang akan menimbulkan pencemaran nitrat (NO3-) dan ammonia
(NH3+) sehingga menyebabkan eutrofikasi (eutropication). Di samping itu sering pula tidak tersedia
bagi tanaman, karena diserap oleh mikroorganisme untuk kebutuhan hidupnya.

Keuntungan pemakaian pupuk kandang antara lain:

1. Dapat memperbaiki kesuburan fisika tanah melalui perubahan struktur dan permeabilitas tanah.

2. Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg, dan Cl.

3. Dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan


biologis.

4. Dalam pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman,


seperti: auxin, gibberellin dan cytokinin.

c) Mikroba Penyubur Tanah

Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah telah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang
bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian
disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan dan memberi dampak positif bagi kesuburan
tanah. Mikroba tanah yang ada di pasaran diantaranya bakteri dan jamur decomposer yang berfungsi
mempercepat pelapukan bahan organik, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri pengikat nitrogen dari
udara.

Mikroba membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi
mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba yang telah
disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya
dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan
yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida.

d) Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah bagian dari tanaman yang masih hidup dan diberikan pada tanaman. Pupuk
hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman
yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-
rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap
haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara.

Tujuan pemupukan hijau:

13
· Mempertinggi kandungan bahan organik dalam tanah, sebagai pengganti yang telah habis
diserap oleh tanaman, selama periode pengolahan tanah.

· Mengurangi leaching selama periode kosong antara dua objek agronomi yang dikelola.

· Menambah nitrogen apabila yang dijadikan pupuk hijau.

· Mengurangi erosi vertical.

· Mengurangi penyakit akar pada kapas terhadap phymatotrichum.

Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain:

a. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air

b. Mencegah adanya erosi

c. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika
ditanam pada waktu tanah bero.

d. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk anorganik.

Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu: tanaman hijau dapat sebagai kendala
dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman
legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman
pokok dalam hal tempat, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.

e) Pupuk Seresah

Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak
terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk
seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu
ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya:

a. Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan

b. Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air

c. Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan

d. Menjaga tekstur tanah tetap remah

e. Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan

14
f. Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber
humus.

f) Pupuk Cair

Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti: pupuk anorganik.
Pupuk cair sepertinya lebih mudah di manfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.
Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah
beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai
pupuk cair.

g) Guano (Kotoran Kelelawar)

Jenis pupuk ini mengandung unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk
organik lainnya. Hal ini disebabkan kotoran kelelawar mengandung biji – bijian. Namun, harga pupuk
ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Untuk menekan biaya, aplikasi
pupuk guano umumnya dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos. Perbandingan
kandungan unsur hara yang terdapat pada kotoran kelelawar dengan kotoran unggas bisa dilihat di
tabel berikut:

Tabel 3. Perbandingan kandungan unsur hara kotoran kelelawar dengan kotoran unggas

Jenis N(%) P(%) K(%) Ca ( % ) Mg ( % ) S(%)


hewan

Kelelawar 8 - 13 5 - 12 1,5 – 2,5 7,5 - 1,1 0,5 – 1,0 2,5 - 3,5

Ayam 1,63 1,54 0,85 - - -

Merpati 1,76 1,78 1,00 - - -

Itik 1,00 1,54 0,62 - - -

Angsa 0,55 1,40 1,40 - - -

h) Humus

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan
dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah

15
humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari
daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan,
agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah
tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan.

Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan
menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam
tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan
menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama
dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi
penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.

i) Pupuk Hayati

Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional
mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi
tanaman.

Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk
hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang
lalu. Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang
berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi
tanaman.

Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman
terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat,
maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung
melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok
tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui
penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan
organik oleh kelompok organisme perombak.

Pupuk hayati pemasok nitrogen karena atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang
cukup banyak (78%) dan mampu disematkan oleh bebrapa jenis bakteri yang hidup bebas (non-
simbiosis) di dalam tanah atau bersimbiosis dengan tanaman, terutama tanaman jenis legume. Pada
saat ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati adalah Rhizobium, Azospirillium, Azotobakter,
dan Phosphobacteria.

16
2.4. Cara Aplikasi Pupuk Organik

Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah retak
pada saat musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan
untuk bercocock tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua
perlakuan tersebut digunakan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk organik menjadi
lebih efisien.

Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses penebarannya.
Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau
konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang
diperlukan menjadi lebih kecil. Dosis pupuk organik yang besar memang tidak akan merusak
tanaman. Namun, keseimbangan antara peningkatan hasil dan biaya yang dikeluarkan harus
dipertimbangkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut:

1. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau
penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.

2. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering, lebih baik dari pada dosis banyak
yang diberikan sekaligus.

3. Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada
lubang tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam.

4. Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1 : 1.

5. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi),
harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit, yakni minimal satu
minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman
ketika proses penguraian pupuk berlangsung.

17
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan makalah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pupuk organik
merupakan yang sangat ramah lingkungan dan dapat membuat tanah menjadi subur. Pupuk organik
juga pupuk yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk lainnya karena akan mengurangi polusi tanah
dan dapat meningkatkan produtivitas tanah.

Pupuk organik terdiri dari beberapa jenis yaitu: pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hayati,
pupuk cair, pupuk seresah, pupuk hijau, mikroba penyubur tanah, pupuk hayati, guano dan humus.

Penggunaan pupuk organik juga mempunyai kelemahan salah satunya yaitu akan menimbulkan
kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang diberikan belum cukup matang.

3.2. Saran

1. Perlunya pemakaian pupuk organik di sektor pertanian

2. Perlunya kepedulian terhadap pupuk organik kerana tergeser oleh pupuk kimia.

3. Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap pupuk organik.

Daftar pustaka
Novizan, Ir 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

18
Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-dasar agronomi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta

H, Taufik. Tadjoedin dan Hadi, Ir, Iswanto 2002. Kiat mengatasi permasalahan praktis: mengebunkan
mengkudu secara intensif. AgroMedia Pustaka, Jakarta

http://agunghanafi87.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-pupuk-organik.html pada hari Rabu 20


November 2013 jam 13:15

http://downloadfreegunghanafi87.blogspot.com/2012/12/makalah-macam-macam-pupuk-organik-
dan.html pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15

hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15 di Perpustakaan Daerah.

http://www.langgengsejati.com/pupuk/manfaat-pp.php pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15

http://anggikrosaliaa.blogspot.com/2012/10/makalah-pupuk-kompos.html pada hari Rabu 20


November 2013 jam 13:15

19

Anda mungkin juga menyukai