Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

LAPORAN KEGIATAN PROJEK IPAS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Tentang


Proses Pembuatan Kompos dari Bahan Daun Kering

Disusun Oleh :
Kelompok 2, Kelas X Kompetisi Keahlian DKV 2

1. Abdul Rosyid Umar : 0066121909


2. Ayu Amanda : 0056511127
3. Azwa Kurendra Putra Gamma : 0066249006
4. Daffa Pebriana Akbar : 0062382392
5. Hadi Setiawan : 0066798511
6. Hana Maulina Septiani : 0067747593

SMK NEGERI 1 RANGKASBITUNG


Jl. Dewi Sartika No.16 L Rangkasbitung
Kabupaten Lebak – Provinsi Banten

E-mail: info@rangkasbitung.sch.id
Website: http://www.smkn1rangkasbitung.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Laporan Kegiatan Projek IPAS” ini
dapat tersusun dan tercipta hingga bagian yang ditentukan. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari guru-guru kami yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Laporan Kegiatan Projek IPAS ini merupakan laporan dari berbagai


macam kegiatan yang telah kita lalui dalam praktek pembuatan kompos
menggunakan dedaunan kering sebagai bahannya, dan dilaksanakan di lingkungan
sekolah SMK Negeri 1 Rangkasbitung dengan dipandu oleh guru-guru IPAS yang
membimbing serta mengawasi kami.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
laporan tentang proses pembuatan kompos dari bahan daun kering. Makalah ini
juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai cara
pembuatan kompos yang baik dan benar.

Kami menyadari sepenuh hati bahwa makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran akan selalu kami
nantikan demi terciptanya kesempurnaan pada makalah ini.

Rangkasbitung, 24 Februari 2022

Kelompok 2, X DKV 2

1
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
A. Kompos.................................................................................................................5
Pengertian.................................................................................................................5
Manfaat.....................................................................................................................6
Faktor Yang Mempengaruhi Pengomposan..........................................................6
Bahan Pengomposan................................................................................................6
Alat Pengomposan....................................................................................................7
Metode Pengomposan..............................................................................................8
Dekomposter...........................................................................................................12
Mikro Organisme Lokal (MOL)...........................................................................15
Ciri-ciri Kompos Siap Aplikasi.............................................................................18
C. Cairan EM4........................................................................................................25
D. Tanah..................................................................................................................27
BAB III...........................................................................................................................33
A. Alat dan Bahan...................................................................................................33
B. Jadwal Kegiatan.................................................................................................35
C. Langkah Kerja Pembuatan Kompos................................................................36
D. Rancangan Biaya................................................................................................39

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini lingkungan sekitar mulai mengalami kerusakan karena
dikotori oleh banyaknya sampah-sampah yang menumpuk, terutama sampah
organik seperti dedaunan kering. Kurangnya pembersihan yang dilakukan
membuat sampah-sampah tersebut mulai menumpuk dan mengotori halaman
sekitar, tidak hanya mengotori tetapi juga dapat mengundang berbagai macam
penyakit dan bau yang tidak sedap. Bahkan hasil observasi kami menemukan
mulai banyak tanaman- tanaman hias di sekitar yang mulai mengalami kerusakan
karena kurangnya perawatan yang dilakukan.

Sampah yang menumpuk memang sudah sejak lama menjadi


permasalahan lingkungan di negri ini. Permasalahan tersebut bukanlah hal yang
bisa diselesaikan oleh satu orang saja. Butuh kerjasama dan kekompakan untuk
menyelesaikannya. Dampak dari sampah yang menumpuk dan lingkungan yang
rusak tidak hanya dirasakan oleh satu orang saja, melainkan banyak orang yang
ikut merasakannya. Bau busuk serta ancaman penyakit masih menjadi
kekhawatiran terbesar di masyarakat.

Oleh karena itu pemanfaatan beberapa limbah organik menjadi kompos


merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk menanggulangi limbah organik
tanpa merusak lingkungan. Dengan memilah beberapa sampah organik dan
mengolahnya menjadi kompos sudah menjadi cara yang efektif dalam menjaga
dan melakukan perawatan terhadap lingkungan sekitar. Bahkan hasil akhir yang
didapat bisa memiliki nilai ekonomis dan dapat dipakai untuk melakukan
perawatan terhadap tanaman-tanaman hias di sekitar.

Projek ini kami laksanakan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan
sehat, agar selalu menghadirkan keindahan juga menambah wawasan kami
mengenai cara pembuatan kompos yang baik dan benar melalui beberapa tahapan
yang dipandu oleh guru-guru kami.

3
B. Tujuan
1. Mengurangi sampah organik di lingkungan sekitar
2. Menciptakan produk yang memiliki nilai ekonomis
3. Menciptakan produk yang dapat memelihara kesehatan tanaman
4. Mempelajari cara pembuatan kompos yang baik dan benar
5. Memenuhi tugas laporan tentang proses pembuatan kompos dari Bahan daun
kering.

4
BAB II
DASAR TEORI

A. Kompos

Sumber: dlh.palangkaraya.go.id

Pengertian
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikrob dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik. Menurut Pudji Astuti, SP dalam artikelnya di website Dinas Pangan,
Pertanian, dan Perikanan menyebutkan bahwa pada dasarnya seluruh bahan
organik lambat laun akan lapuk dan terurai dengan sendirinya. Hasil pelapukan
bahan organik ini yang umum dikenal masyarakat sebagai kompos. Kompos
merupakan salah satu jenis pupuk organik yang dikenal luas di masyarakat.
Kompos berasal dari hasil pelapukan dari bahan organik, baik secara sengaja
maupun tidak disengaja. Bila didefinisikan secara lengkap, maka kompos adalah
sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami pelapukan, bentuknya berubah
(menjadi seperti tanah), tidak berbau, dan mengandung unsur yang dibutuhkan
tanaman. Kompos juga merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berasal
dari penguraian/dekomposisi bahan organik yg dilakukan oleh mikro-organisme
aktif (bakteri/jamur/mikroba).

5
Manfaat
Terdapat beragam manfaat dari penggunaan kompos dalam budi daya
tanaman. Manfaat dari pupuk kompos itu sendiri yaitu mampu memberikan
kesuburan bagi tanah karena di dalam pupuk kompos terdapat unsur-unsur hara
dan juga mineral yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan
dan perkembangannya. Penambahan kompos pada media tanam memiliki manfaat
dan kelebihan sebagai berikut :

 Merupakan sumber hara makro dan mikromineral secara lengkap,


walaupun dalam jumlah relatif kecil.
 Dalam jangka panjang, kompos dapat memperbaiki pH pada tanah masam.
 Mengandung humus yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan hara
makro dan mikro pada tanah
 Memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi lebih gembur
 Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
 Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
 Menekan pertumbuhan / serangan penyakit tanaman

Faktor Yang Mempengaruhi Pengomposan


Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengomposan yaitu C/N bahan baku,
jenis dan ukuran bahan baku, aerasi, kelembaban, suhu, mikroorganisme dan
activator. Ukuran bahan baku dan kadar air merupakan salah satu factor
keberhasilan proses pengomposan.

Bahan Pengomposan
Meskipun dapat dibuat dari sampah rumah tangga, namun bukan berarti
semua jenis sampah dapat dijadikan bahan untuk membuat pupuk organik.

6
Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos ini di
antaranya ialah:

 Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk;;


 Kertas bekas maupun tisu yang sudah tak terpakai lagi;
 Dedaunan serta rumput;
 Potongan kayu;
 Bumbu dapur kadaluarsa;
 Bulu hewan yang rontok;
 Debu dari belakang lemari es;
 Hingga kotoran hewan peliharaan.

Adapun beberapa sampah daur ulang rumah tangga namun tak bisa
dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos. Bahan-bahan ini di antaranya ialah:

 Tumbuhan yang terkenan penyakit;


 Kertas kado metalik;
 Boks minuman yang dilapisi bahan metal;
 Kaca, besi, alumunium
 Boks kardus makanan bertekstur greasy (seperti boks pizza).
 Plastik
 kaleng bekas makanan/minuman
 botol

Alat Pengomposan
Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos bisa beragam sesuai
dengan kebutuhan dan cara pembuatannya. Berikut adalah alat yang biasa
digunakan dalam membuat pupuk kompos:

 Wadah berukuran besar dengan penutup (tong atau ember)


 Sarung tangan
 Semprotan tanaman
 Karung
 Pengaduk

7
Metode Pengomposan
Ada beberapa macam metode dalam melakukan proses pengomposan,
diantaranya :

1. Metode Tong Komposter

Metode ini adalah metode yang memanfaatkan Tong Komposter sebagai


proses pengomposannya. Tong Komposter adalah alat pengolahan sampah
organik rumah tangga melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong bekas
yang dibenamkan ke dalam tanah. Sistem kerja:

 Mengolah sampah dapur (45 % s/d 53%) dari sampah rumah tangga.
 Mengalami proses pembusukan dengan bantuan mikroorganisme dari
sampah dan yang berada dalam tanah.
 Kapasitas : 60 - 100 Lt (200 kg sampah) dan dapat dioperasikan untuk
penampungan sampah antara 7 - 12 bulan per KK (5 - 6) org.
 Lama proses pengomposan (4 - 6) bulan setelah terisi penuh.
 Menghasilkan kompos (30% - c/n = 16 - 20, N=1,79, Ca = 23,27).

Fungsi dari tong komposter sendiri sangatlah multiguna yaitu selain


menampung sampah rumah tangga juga memiliki manfaat untuk memproduksi
kompos sebagai pupuk alami.

8
2. Metode Biopori

Defenisi Biopori adalah, lubang resapan yang dibuat dengan sengaja, dengan
ukuran tertentu yang telah ditentukan (diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang
30 sampai 100 cm) yang ditutupi sampah organik yang berfungsi sebagai
penyerap air ke tanah dan membuat kompos alami. Lubang Resapan Biopori atau
biasa disebut “lubang biopori” merupakan metode alternatif untuk meningkatkan
daya resap air hujan ke dalam tanah. Metode ini pertama kali dicetuskan oleh Dr.
Kamir
R. Brata, seorang peneliti seorang peneliti dan dosen di Departemen Ilmu Tanah
dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Lubang Resapan Biopori
berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Lubang
ini akan memicu munculnya biopori secara alami di dalam tanah.

Biopori sendiri adalah istilah untuk lubang-lubang di dalam tanah yang


terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme yang terjadi di dalam tanah seperti
oleh cacing, rayap, semut, dan perakaran tanaman. Biopori yang terbentuk akan
terisi udara dan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Lubang yang kita
buat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti
cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di
dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran
bagi air untuk meresap kedalam tanah.

9
Manfaat Lubang Biopori

Lubang resapan biopori adalah teknologi sederhana yang tepat guna dan
ramah lingkungan. Lubang biopori ini mampu meningkatkan daya resap air hujan
ke dalam tanah sehingga mampu mengurasi resiko banjir akibat meluapnya air
hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah cadangan air
bersih di dalam tanah.

 Meningkatkan daya resapan air

Lubang resapan biopori mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam
tanah. Hal ini akan bermanfaat untuk: Mencegah genangan air yang
mengakibatkan banjir, peningkatan cadangan air bersih di dalam tanah, dan
mencegah erosi dan longsor. Dengan adanya lubang biopori akan mencegah
terjadinya genangan air yang secara tidak lansung dapat meminimalisir berbagai
masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya penyakit malaria, demam
berdarah dan kaki gajah.

 Mengubah sampah organik menjadi kompos

Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan dirubah


menjadi kompos oleh satwa tanah seperti cacing dan rayap. Kompos atau humus
ini sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah. Selain itu sampah organik yang
diserap oleh biota tanah tidak cepat diemisikan ke atmosfir sehingga mengurangi
emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan) yang mengakibatkan Pemansan global
dan menjaga biodiversitas dalam tanah.

 Memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman

Lubang biopori memicu biota tanah dan akan tanaman untuk membuat
rongga- rongga di dalam tanah yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam
tanah. Dengan adanya aktifitas ini menjadikan kemampuan lubang peresapan
biopori senantiasa terjaga dan terpelihara.

10
3. Metode Takakura

Kompos Takakura adalah salah satu cara pembuatan kompos dengan


mendaur- ulang sampah organik dapur yang ditemukan oleh Mr. Takakura pada
tahun 2004. Pengomposan ini juga seperti pada cara pengomposan Bokashi yakni
menggunakan sampah organik dan bersifat higenis. Bahan yang digunakan untuk
pembuatannya adalah berbagai sisa potongan sayuran, sisa buah-buahan, nasi basi
dan daun- daunan (tidak bisa yang mengandung protein seperti tulang, sisa daging
dan sebagainya).

Takakura adalah salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga
maupun skala kawasan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan
kapasitasnya cocok dengan volume sampah domestic yang dibuang oleh rumah
tangga sehari-harinya. Dengan metode ini, sampah organic rumah tangga dapat
dikelola dengan mudah, tidak menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu
dalam pemrosesannya dan hasilnya lansung dimanfaatkan.

Keranjang kompos Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli Mr.
Koji TAKAKURA dari Jepang. Mr. Takakura melakukan penelitian di Surabaya
untuk mencari sistem pengolahan sampah organik. Selama kurang lebih setahun,
Mr. Takakura bekerja mengolah sampah dengan membiakkan bakteri tertentu
yang ’memakan’ sampah organik tanpa menimbulkan bau dan tidak menimbulkan
cairan.

11
Dalam pelaksanaan penelitiannya, Mr. Takakura mengambil sampah rumah
tangga, kemudian sampah dipilah dan dibuat beberapa percobaan untuk
menemukan bakteri yang sesuai untuk pengomposan tak berbau dan kering. Jenis
bakteri yang dikembang biakkan oleh Takakura inilah yang kemudian dijadikan
starter kit bagi keranjang Takakura. Hasil percobaan itu, Mr. Takakura
menemukan keranjang yang disebut “Takakura Home Method” yang
dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama “Keranjang Takakura”.

Langkah proses pengomposan Takakura:

 Mempersiapkan wadah yang dilapisi kardus di sekelilingnya.


 Memasukkan bantalan sekam, kemudian memasukkan sampah organik
seperti sisa potongan sayuran atau kulit buah-buahan dan
mencampurnya dengan biang pemula sebagai mikroorganisme pengurai
sampah organik.
 Sampah organik yang telah bercampur dengan biang pemula akan
mengalami peningkatan temperatur udaranya. Peningkatan temperatur di
dalam wadah pembuatan kompos Takakura dapat dirasa dengan
meletakkan tangan berjarak 2 cm dari campuran sampah organik tersebut.
Peningkatan temperatur udara menandakan jika proses pembuatan
kompos Takakura sudah berjalan baik.
 Wadah kompos harus selalu dalam kondisi lembab, jika campuran
sampah dan biang pemula kering maka harus disiram dengan air
secukupnya.
 Kompos bisa dipanen dan digunakan untuk tanaman beberapa
minggu sesudah proses ini

Dekomposter
Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang memakan organisme
mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. Pengurai membantu siklus
nutrisi kembali ke ekosistem lainnya. Dekomposer membuat tanah kaya dengan
menambahkan senyawa organik dengan itu. Zat seperti karbon, air dan nitrogen
dikembalikan ke ekosistem melalui tindakan pengurai. Yang termasuk contoh
pengurai (dekomposer) adalah serangga, cacing tanah, bakteri, jamur, belatung,
lactobacteria, kecoa, ragi, siput, lumut, dan actinomycetes

12
Jenis-Jenis Dekomposer

Secara umum yang termasuk jenis-jenis dekomposer diklasifikasikan menjadi


4 kelompok antara lain yaitu:

 Mikroba, misalnya seperti bakteri dan jamur.


 Makrofauna, misalnya seperti protozoa.
 Meiofauna, misalnya seperti kumbang.
 Makrofauna, misalnya seperti cacing tanah.

Dekomposter adalah formula untuk membuat fermentasi dan berfungsi


sebagai pengurai dalam pembuatan pupuk alami. Dengan formula organisme
detritivor sebagai pengurai bahan-bahan organik secara cepat dan efektif dalam
membuat pupuk organik kualitas tinggi yang mengandung : Zat Hara Komplit,
dan Makrofauna (mikrobakteri) yang lebih kompleks. Dengan kandungan yang
terdapat dalam dekomposer ini maka pembuatan pupuk organik alami / fermentasi
organik akan lebih cepat dengan hasil yang lebih maksimal, karena bakteri-bakteri
yang terkandung dalam dekomposer ini bisa lebih cepat bekerja mengurai bahan-
bahan organik dan mampu merubah bahan-bahan organik menjadi unsur hara
yang sangat penting bagi ekosistem tanah, juga perkembangan dan kesehatan
tanaman.

Manfaat Dekomposer :

 Mempercepat pembuatan pupuk kompos, pupuk kandang atau limbah


fermentasi.
 Mempercepat dan meningkatkan kualitas pembuatan pupuk cair dr urine.
 Mempercepat dan meningkatkan fermentasi jerami & daun serta batang
jagung atau bahan lain utk pakan ternak.
 Pemberian pakan fermentasi akan membantu menghilangkan bau busuk
pada kotoran ternak.
 Menghilangkan bau busuk pada limbah atau kotoran.
 Mengurai kotoran pada septictank / WC.

13
Formula dekomposer banyak dijual di pasaran, Namun demikian kita dapat
membuatnya sendiri, dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita
yang mudah diperoleh. Kualitasnya pun sama dengan dekomposer produksi
pabrikan. Berikut ini adalah cara membuat formula dekomposer secara sederhana
:

Bahan :

 Tanah bersama akar bambu dan daun bambu kering sebanyak 1 ember.
 Nasi matang 20 bulatan sebesar bola pimpong.
 Molase 1 liter.
 Air cucian beras 10 liter.
 Jerigen 20 liter.

Cara Pembuatan :

1. Tanah bersama akar dan daun bambu kering dimasukkan ke dalam ember.
Ketebalan tanah 15 cm dan daun bambu 3 cm.
2. Selanjutnya, nasi yang telah digumpal sebesar bola pingpong dimasukkan
dan diletakkan di atas daun bambu.
3. Biarkan selama 10 hari sampai nasi berwarna orange dan sedikit keabu-
abuan. Itu tandanya mikro-organisme yang ada di tanah dan daun bambu
telah diisolasi pada media nasi.
4. Setelah 10 hari, masukkan air cucian beras ke dalam ember yang lain,
kemudian masukan molase dan diaduk sampai tercampur merata.
5. Setelah campuran itu merata, langkah selanjutnya adalah masukan
bongkahan nasi yang telah mengandung mikroorganisme tersebut.
Kemudian diaduk sampai bongkahan nasi terurai dan tercampur merata
dalam larutan molase dan air cucian beras.
6. Selanjutnya, formula ini dimasukkan ke dalam jirigen, ditutup rapat dan
dibiarkan selama 21 hari agar mikroorganisme berkembang biak.
7. Formula ini dikatakan sudah jadi apabila beraroma alkohol.

14
Mikro Organisme Lokal (MOL)
MOL adalah cairan yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri
dari bahan-bahan alami di sekeliling kita (lokal), dimana bahan-bahan tersebut
merupakan tempat yang disukai sebagai media untuk hidup dan berkembangnya
mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat menghancurkan bahan-bahan
organik (decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. MOL (Mikro
Organisme Lokal) adalah sekumpulan mikroorganisme yang bermanfaat sebagai
starter dalam penguraian, fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik padat
maupun cair.

Berikut adalah keunggulan dari pemanfaatan MOL:


 Pembuatan MOL sederhana dan mudah dengan waktu yang relatif singkat.
 Biaya pembuatan murah, karena menggunakan bahan-bahan yang kurang
dimanfaatkan dan tersedia di sekitar.
 Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik
makro maupun mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.
 Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu.
 Biota tanah terlindungi sehingga dapat
memperbaiki/mempertahankan kualitas tanah.
 Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk hasil tanaman.

BAHAN UTAMA PEMBUATAN MOL

 Sumber glukosa : gula pasir, gula merah atau gula batu yang
diencerkan dengan air atau dihancurkan halus, bisa juga dari air nira
atau air kelapa
 Sumber karbohidrat : cucian beras, nasi basi, limbah singkong,
kentang atau gandum
 Sumber bakteri : keong mas, bekicot, isi usus hewan, bonggol
pisang, buah – buahan, kotoran hewan

MOL BUAH

Buah yang digunakan yang tersedia disekitar kita seperti pepaya, mangga,
nangka, nanas, pisang & tomat. Kelebihan Mol buah adalah memiliki aroma
yang harum seperti aroma buah aslinya

15
Manfaat dan kandungan:

 Sebagai perangsang bunga dan buah


 Meningkatkan kualitas buah seperti daya tahan dan menambah rasa
manis buah
 Sebagai pengurai bahan organik atau pembuat kompos

Alat:

 Jerigen besar volume 10 l/ galon/ ember + tutup


 Botol air mineral/ sirup volume 1,5 l
 Selang plastik kecil
 Plastisin / huwas
 Ember / baskom
 Saringan
 Blender/ lumpang
 Pisau dan talenan

Bahan:

 2 kg limbah buah – buahan seperti pepaya, nangka, pisang, mangga,


nanas, tomat dll
 2 ons gula merah
 2 liter air kelapa
 8 liter air leri (cucian beras)
 Air

bersih Cara

Pembuatan:

1. Lumatkan (blender) buah- buahan yang tersedia lalu disaring


2. Masukkan gula merah yang telah disisir
3. Campurkan dengan air kelapa dan leri
4. Masukkan semua bahan ke dalam jerigen, tutup rapat beri lubang
udara bagian atasnya lalu masukkan selang yang dihubungkan dengan
botol yang sudah diisi air, ujung selang plastik harus terendam dalam
air
16
5. Fermentasi selama ± 14 hari

17
Konsentrasi dan cara penggunaan:

1. Untuk biang kompos

Campur air 5 l tiap 1 l MOL. Tambahkan gula 1 ons lalu semprotkan ke


campuran bahan organik, tutup rapat.

2. Untuk pupuk

Encerkan dengan air 15 liter tiap 1 liter MOL. Semprotkan ke tanaman pagi
atau sore

Ciri-ciri Kompos Siap Aplikasi


Kamu sudah bisa memanen dan memanfaatkan pupuk kompos buatanmu
kalau sudah terlihat beberapa ciri-ciri ini nih:

 Warna

Kompos yang sudah benar-benar matang atau jadi akan memiliki warna
yang hitam atau cokelat gelap. Termasuk jika sebelumnya sampah organik yang
Kamu olah masih berwarna hijau, jika kompos sudah jadi, sepenuhnya akan
menjadi cokelat tua atau hitam seperti tanah. Selain itu Kamu juga bisa melihat
kalau tidak ada lagi hewan-hewan kecil atau pengurai seperti belatung di kompos
Kamu.

 Bau

Nah, soal aroma juga bisa mnejadi tanda apakah komposmu sudah jadi
atau belum. Kalau Kamu dekatkan kompos ke hidung dan masih tercium aroma
yang busuk khas sampah, itu berarti kompos Kamu belum jadi. Karena kompos
yang matang akan mengeluarkan bau khas seperti tanah. Bahkan meskipun yang
Kamu olah dalam kompos itu adalah sisa buah dan sayur busuk, aroma busuknya
akan hilang setelah kompos matang.

 Tekstur atau Bentuk

Coba Kamu remas karena kompos yang sudah benar-benar matang memiliki
tekstur yang agak lembab, tidak basah tapi juga tidak kering. Selain itu, suhunya
juga sudah sama dengan suhu ruang, sehingga tidak terasa lebih dingin ataupun
panas ketika menempel di kulitmu.

18
B. Sampah Organik dan Anorganik

Sumber: @Kemdikbud_RI

Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah
tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang
bernilai. Sampah sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah basah (organik)
dan sampah kering (anorganik)

Sampah Basah (Organik)

Sampah basah atau biasa disebut sampah organik adalah sampah yang
berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses
campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik bisa dikatakan
sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi
suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat.

Jenis – Jenis Sampah Organik

Berdasarkan jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2


antara lain sampah organik basah dan kering.

1. Sampah Organik Basah

Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung


air. Sampah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang
busuk, kulit bawang dan sejenisnya. Inilah yang dimaksud dengan sampah
organik dapat menimbulkan bau tidak sedap sebab kandungan air tinggi yang
19
menyebabkan sampah jenis ini cepat membusuk.

2. Sampah Organik Kering

Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung


air. Contoh sampah organik misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun
kering. Kebanyakan sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih sering dibakar
untuk memusnahkannya.

Contoh Sampah Organik

Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran
busuk, ampas teh / kopi, bangkai hewan, dan kotoran hewan / manusia.

Sampah Kering (Anorganik)

Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non hayati
termasuk produk sintesis dan hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Berbeda dengan limbah organik, limbah ini bukan berasal dari mahluk hidup.
Limbah anorganik atau sampah kering merupakan jenis sampah yang sulit untuk
terurai.

Contoh Sampah Anorganik

Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman,


kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan plastik.
Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi dapat anda manfaatkan kembali,
jangan sampai dibiarkan begitu saja.

Pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis

Anda bisa mengelola sampah dengan prisnsip 3R. (Reuse Reduce Recycle)
Setiap Hari. Pengelolaan sampah dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang
dan kapan saja. Sebab menangani sampah dengan prinsip 3R hanya membutuhkan
meluangkan waktu dan kepedulian akan timbulnya penyakit dari sampah.

1. Reuse (penggunaan kembali)


Reuse adalah mengunakan kembali sampah secara langsung, dengan
fungsi yang masih sama ataupun fungsi yang beda. Contoh kegiatan reuse
(penggunaan kembali) sehari-hari:

20
 Menggunakan kembali wadah yang sudah kosong untuk fungsi yang
lain.
 Memakai kertas yang masih kosong untuk keperluan menulis
2. Reduce (Pengurangan)
Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan
sampah. Contoh kegiatan reduce (penggurangan) sehari-hari:
 Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang.
 Hindari pengunaan dan pemakaian produk yang menimbulkan
banyaknya sampah.
 Menggunakan produk yang bisa diisi ulang kembali.
 Menghindari penggunaan barang yang tidak perlu
3. Recycle (daur ulang)
Recyle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan
pengolahan. Contoh kegiatan recyle (daur ulang) sehari-hari:
 Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan
 Olah sampah organik untuk kompos
Manfaat Pengelolaan Sampah

Manfaat pengolahan sampah yang baik akan dirasakan oleh manusai itu
sendiri. Ada beberapa manfaat yang sangat menguntungkan bagi manusia ketika
menyadari pentingnya pengolahan sampah dengan baik. Kelima manfaat
pengolahan sampah tersebut antara lain:

1. Menghemat Energi

Pengolahan sampah menjadi sebuah energy baru dapat menghemat energy


yang dibutuhkan oleh manusia. Energi yang dimaksud tentunya sangat beragam
mulai dari bahan bakar, pupuk kompos, dan masih banyak lagi. Pemanfaaatan
sampah menjadi bahan bakar tentunya dapat menghemat energy lebih tinggi dari
pada harus menggunakan batu bara sebagai energy utamanya. Semua ini telah
diraskan oleh masyarakat yang hidup di Swedia dimana pemakaian bahan bakar
lebih hemat 0.061 SEK/Kwh dibandingkan menggunakan batu bara.

2. Mengurangi polusi

Pemakaian sumber daya alam yang berlebihan dapat mengakibatkan


tingkat polusi semakin tinggi dan menyebabkan pemanasan global. Pengolahan
21
lahan merupakan jalan yang terbaik untuk mengurangi polusi yang ada, sehingga
bumi tetap aman dan terjauh dari global warming. Memang dalam peroses
pengraiannya menjadi bahan siap pakai membutuhkan waktu yang cukup lama.
Seperti contoh pembuatan pupuk dari bahan kimia memang mudah ditemukan dan
hasilnya lebih menjamin bagi hasil panen para petani. Berbeda dengan pupuk
kompos yang terbuat dari pengolahan sampah organik yang cukup ribet, proses
pembuatan yang cukup lama, dan kadang hasilnya kurang maksimal.

Selain itu pengurangan polusi juga dapat terjadi terhadap air yaitu dengan
memanfaatkan air limbah menjadi bahan bakar, energy listrik, dan digunakan pula
untuk pengairan pertanian. Dan dalam mengurangi polusi udara pengolahan
sampah yang benar dapat membuat bahan nitrogen sehingg dapat dihirup oleh
semua makhluk secara bebas.

3. Menghemat SDA

Manfaat pengolahan sampah dengan baik dapat pula menghemat sumber


daya alam yang ada. Sehingga bahan alam dapat terawat dengan baik. Seperti
penggunaan tissue yang terbuat dari serat pohon yang membuat hutan menjadi
rusak yang kemudian berpengaruh terhadap ekosistem yang ada didalamnya.
Seperti contoh satu pohon dapat menghasilkan dua pack tissue, sedangkan satu
pohon saja dapat menghasilkan oksigen menghidupi tiga orang makan hal ini
membuat kita sadar bahwa tissue yang kita gunakan telah mengurangi kadar
okigen di bumi. Sebenarnya penggunaan tissue dapat diganti dengan kain serbet.
Sehingga ketersediaan sumber daya alam tetap stabil.

4. Ekonomis

Dengan modal krativitas dan ketekunan, sampah akan menjadi berharga.


Sehingga selain menghasilkan barang yang menarik tetapi juga pengeluaran biaya
yang lebih sedikit. Hal inilah yang akan diraskan ketika dapat memanfaatkan
sampah sebagai bahan untuk menghasilkan barang dengan nila jual tinggi. Seperti
yang dilansir dari liputan6.com seorang wanita asal Solo mendapat kesempatan
keliling Eropa hanya bermodalkan sampah non organik menjadi fasion yang
mengagumkan.

5. Menghemat Uang

22
Kebutuhan akan suatu barang membuat manusia harus mengeluarkan uang
untuk membelinya. Namun bagi mereka yang tahu manfaat pengolahan sampah
dengan baik dan benar dapat menghemat biaya pengeluaran.

Nilai Ekonomis Sampah

Sampah anorganik pada dasarnya bisa di jual kembali jika terkumpul


banyak. Saat ini sudah banyak tempat-tempat yang menerima penjualan sampah
anorganik, seperti botol atau gelas plastik bekas minuman, kaleng-kalengan,
kertas, kaca, dan lain sebagainya.

Tidak hanya dijual, tetapi sampah anorganik dapat memiliki nilai


ekonomis jika dikelola dengan baik seperti contoh sampah kertas. Kertas juga
dapat diolah terlebih dahulu menjadi bubur kertas yang pada akhirnya bisa
menjadi bahan baku untuk produk baru lainnya seperti membuat topeng, miniatur,
celengan, dll dari bubur kertas. Sehingga dapat memiliki nilai ekonomis dan dapat
diperjual belikan kembali.

manfaat sampah anorganik lainnya yang bisa dimanfaatkan adalah dengan


membuat kerajinan dari sampah / limbah tersebut. Misalnya sampah plastik dapat
dibuat tas, taplak meja makan, pernak pernik, dan lain sebagainya. Jika sudah
tercipta sebuah produk dari sampah tersebut maka produk tersebut dapat dijual
karena memiliki nilai ekonomis jika hasilnya berguna serta memiliki nilai estetika
tersendiri di dalamnya.

C. Cairan EM4

Sumber: Pertanianku.com

23
Pengertian
EM4 adalah kepanjangan dari Efektif Mikroorganisme 4, yaitu larutan
yang didalamnya terkandung berbagai macam Bakter Menguntungkan yang
fungsi bakterinya sama dengan Bakteri yang biasa kita buat MOL. namun EM4 ini
lebih Efektif di bandingkan menggunakan MOL. apabila di bandingkan dengan
MOL, EM4 ini jauh lebih efektif karena mengalami 4 kali tahap peroses
perkembangbiakan mikroorganisme. sedangkan MOL hanya 1 tahapan saja.
terlebih lagi EM4 ini sudah teruji Lap sehingga tepat Daya, Tepat guna dan
sebagainya. Teknologi EM4 adalah teknologi budidaya pertanian untuk
meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah dan tanaman, dengan menggunakan
mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM4 merupakan
kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan yang berasal dari
alam Indonesia, bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhanan dan produksi
tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi
dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp), Bakteri
Fotosintetik (Rhodopseudomonas Sp),Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan
Yeast (ragi) dan Jamur pengurai selulose, untuk memfermentasi bahan organik
tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman.

Manfaat

Em4 bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
meningkatkan jumlah produksi tanaman, memfermentasi bahan organik,
meningkatkan kualitas dan kuantitas panen serta memperbaiki nutrisi atau
senyawa yang dibutuhkan tanaman dari dalam tanah. Selain itu EM4 dapat
menekan patogen dalam tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara pada
tanaman, menekan aktivitas serangga hama dan patogen, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme yang menguntungkan serta mengurangi kebutuhan pupuk dan
pestisida kimia (Djuarnani et al., 2006).

Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) adalah larutan yang mengandung


banyak bakteri menguntungkan. Larutan ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr.
Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang. Terdapat 80 genus
mikroorganisme fermentasi dalam EM4. Di mana mikroorganisme dapat bekerja
secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik.

24
Peran EM4 dalam pengolahan limbah peternakan/pertanian

Peranan EM4 adalah sebagai bahan yang membantu mempercepat proses


pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Limbah peternakan
yang berupa kotoran sangat bermanfaat untuk dijadikan pupuk karena banyak
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Jenis pupuk dari kotoran ternak dibagi menjadi dua jenis. 1). Pupuk
dingin; yaitu pupuk diuraikan secara perlahan oleh mikroorganisme sehinga tidak
panas. Contohnya yaitu dari kotoran sapi, kerbau dan babi. 2). Pupuk panas; yaitu
pupuk yang dihasilkan dari proses penguraian yang cepat sehingga menimbulkan
panas. Contohnya dari kotoran ayam, kambing dan kuda (Parnata, 2004).

Limbah ternak yang paling mudah ditemukan yaitu kotoran ayam. Kotoran
ayam memiliki kandungan Nitrogen yang tinggi yang berfungsi untuk
meningkatkan pembentangan sel dan pembelahan sel, sehingga tanaman bisa
mencapai pertambahan tinggi yang optimal. Semakin tinggi tanaman maka jumlah
daun pun semakin banyak.

D. Tanah

Sumber: news.detik.com

Pengertian dan
Fungsi

25
Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak
dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan
Waktu. Dengan demikian tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai
kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon,
terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan
media tumbuhnya tanaman.

Secara umum, tanah berfungsi sebagai penyimpanan air dan nutrisi,


sebagai media penyaring dan pengurai limbah yang merugikan kehidupan, dan
sebagai lapisan yang turut serta dalam perputaran karbon dan elemen lain melalui
ekosistem global.

Manfaat Tanah

Bagi kehidupan makhluk hidup, tanah memiliki peran yang sangat penting.
Keperluan hidup bagi tanaman untuk dapat tumbuh seperti air dan mineral
tersedia di dalam tanah. Beberapa tumbuhan, misalnya tanaman polong-polongan
dan kacang-kacangan membutuhkan bakteri yang ada di tanah untuk membantu
akar melakukan penyerapan dan pengolahan zat hara.

Berikut ini adalah sejumlah manfaat tanah dalam kehidupan sehari-hari.

 Menyediakan unsur hara.


 Sebagai media tumbuh tanaman
 Menyediakan bahan makanan mikroorganisme.
 Menyediakan tempat aktivitas bagi makhluk hidup.
 Menjadi bahan baku produksi, seperti tanah lempung atau gerabah.
 Sebagai sumber mata air.
 Menyimpan mineral.
 Sumber pendapatan, seperti menjadi lahan pertanian atau pun jual-beli
tanah.
 Material bahan bangunan.
 Menjaga keseimbangan lingkungan karena dapat menyerap air agar tidak
terjadi banjir.
 Menjadi tanggul alam.
26
 Membantu pembentukan bawang. Yang mana, tanah membantu proses
pelapukan batuan dan membantu pembuatan bahan bakar fosil dan
mineral.

Manusia sangat memerlukan air bersih dalam pemenuhan kebutuhannya


seperti untuk minum, mandi, mencuci, dan memasak. Air bersih yang digunakan
manusia untuk berbagai macam keperluan berasal dari dalam tanah. Jadi, tanah
berperan sebagai penyedia air bagi makhluk hidup seperti manusia.

Selain menyediakan air bersih tanah juga dapat berperan sebagai


penyaring air yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Air kotor sisa
buangan rumah tangga atau industri ada yang diolah dan ada juga yang langsung
dibuang ke tanah melalui aliran sungai. Beberapa bahan penyebab polusi
(polutan) yang masuk ke tanah melalui air atau secara langsung masuk ke tanah
akan dinetralkan oleh tanah sehingga menjadi bahan yang tidak membahayakan
lingkungan. Hal ini terjadi karena di dalam tanah terdapat bakteri atau
mikroorganisme yang berfungsi menguraikan senyawa kompleks atau yang
berbahaya menjadi lebih sederhana dan tidak merusak lingkungan.

Unsur Hara dalam Tanah

Pada dasarnya, tanah telah memiliki seluruh unsur-unsur hara yang


dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh. Namun demikian jumlah unsur hara
yang tersedia dalam tanah jumlahnya terbatas, dan membutuhkan waktu yang
cukup lama agar unsur hara tersebut dapat tersedia kembali secara alami. Pada
lahan-lahan budidaya pertanian dan perkebunan khususnya, laju penyerapan unsur
hara dari tanah lebih tinggi daripada laju penyediaan unsur hara tersebut secara
alami. Sehingga pada realitanya, alam tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan
tanaman akan unsur hara tersebut dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita
memerlukan input berupa pupuk. Dengan pemberian pupuk yang cukup, kita tetap
dapat memenuhi kebutuhan tanaman sesuai dengan jumlah unsur hara yang
dibutuhkan. Meskipun, katakanlah, tanah yang kita tanami kurang subur, dengan
mengaplikasikan pupuk, kebutuhan hara tanaman tetap akan terpenuhi sehingga
dapat tumbuh dan berproduksi optimum.

Unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman ada 16 unsur, yang
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
27
Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah relatif besar. Unsur hara makro antara lain: Karbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), Sulfur (S).

Unsur hara mikro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman


dalam jumlah sedikit. Meskipun hanya sedikit, namun unsur hara ini sangat
penting dalam menunjang proses-proses fisiologis dan pertumbuhan tanaman.
Unsur hara mikro tersebut antara lain: Molibdenum (Mo), Boron (B), Tembaga
(Cu), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Silikon (Si).

Selain unsur C, H, dan O, tanaman memperoleh sebagian besar nutrisi


yang ia perlukan dari dalam tanah tempat ia tumbuh. Unsur C, H, dan O diperoleh
tanaman dari air dan karbon dioksida di udara, sedangkan unsur-unsur hara makro
dan mikro lainnya diperoleh dari hasil dekomposisi atau pelapukan batuan mineral
yang ada di tanah.

Ciri-Ciri Tanah Subur

 Kadar pH Normal
Tanah yang baik memiliki kadar pH normal yang berkisar antara 6-8.
Perlu diketahui kondisi terbaik yang bisa didapatkan tanah adalah berada di
kisaran 6,5- 7,5.

 Memiliki Biota Tanah yang Melimpah


Salah satu ciri-ciri tanah yang subur adalah dengan memerhatikan biota
tanah di sekitarnya. Tanah yang subur memiliki ciri dengan banyaknya kehadiran
biota tanah, seperti tanaman kecil, cacing, dan mikroorganisme lainnya.
Sederhananya, mikroflora dan mikrofauna menjadi indikator kesuburan tanah di
sekitarnya.

 Memiliki Tekstur Serupa Lempung


Tanah yang subur memiliki tekstur seperti lempung yang enggak mudah
lapuk dan kuat dalam mengikat unsur penting tanah. Pada tanah lempung
memiliki tekstur alot yang berguna untuk mengikat mineral di dalam tanah dan air
yang berguna untuk kesuburan. Struktur tanah yang surbur juga dapat dilihat dari
kombinasi tanah gambut, lempung, dan pasir yang seimbang.
28
 Mengandung Lapisan Humus Tebal
Bunga tanah atau humus adalah ciri-ciri tanah subur yang paling mudah
untuk mengetahui kondisi tanah. Jika lapisan humus semakin tebal maka kualitas
tanah semakin bagus. Selain itu, kandungan bahan organik dan unsur hara juga
tinggi. Keberadaan humus merupakan hal penting menjadi menanda sistem
drainase dan proses fotosintesis.

 Banyak Ditumbuhi Tanaman


Kehadiran tumbuh-tumbuhan atau dikenal dengan vegetasi merupakan ciri
tanah yang subur. Semakin beragam dan banyak vegetasi di suatu lingkungan
maka kualitas tanah akan semakin baik.

Jenis-Jenis Tanah

Umumnya, tanah dibentuk dari campuran bahan organik dan mineral atau
nonorganik. Tanah memiliki jenis yang berbeda-beda dan biasanya suatu wilayah
memiliki jenis tanah yang berbeda dari wilayah lainnya. Berikut ini adalah
beberapa jenis tanah yang ada di Indonesia:

 Tanah Aluvial
Terjadi karena endapan lumpur yang terbawa aliran sungai. Lokasinya
berada di daerah hilir atau dataran rendah. Warnanya cokelat hingga abu-abu.
Sifatnya subur sehingga sangat baik untuk pertanian seperti padi, palawija,
maupun tembakau.

 Tanah Andosol
Andosol merupakan tanah yang terbentuk karena proses vulkanis gunung
berapi. Warnanya kehitaman dan tinggi kadar organik dan air, tetapi memiliki
tingkat kelembapan yang rendah. Sama dengan aluvial, andosol juga subur dan
bagus untuk tanaman.

 Tanah Entisol

Tanah ini terbentuk dari pelapukan bahan letusan gunung berapi yaitu
debu, pasir, dan lahar. Jadi, tidak mengherankan jika entisol akan sering
ditemukan di area yang tidak jauh dari gunung berapi. Umumnya tahan entisol
dapat berupa lapisan tipis dan berbentuk gundukan.
29
 Tanah Grumusol

Grumusol tersusun dari batu kapur dan tuffa vulkanik yang sudah
mengalami pelapukan. Karena itulah bahan organik yang ada di dalamnya sangat
rendah sehingga tidak cocok untuk tanaman. Warna tanah ini netral dengan
tekstur yang kering dan mudah pecah terutama pada musim kemarau.

 Tanah Humus

Tanah humus terbentuk dari pembusukan tumbuhan sehingga sangat kaya


unsur hara dan mineral. Itulah mengapa jenis tanah ini sangat subur dan baik
untuk bercocok tanaman. Warnanya kehitaman dan banyak ditemukan di daerah
hutan.

 Tanah Inceptisol

Inceptisol terbentuk dari batuan sedimen sehingga warnanya cenderung


kecokelatan, kehitaman, dan agak kelabu. Tanah ini juga bisa dimanfaatkan untuk
perkebunan seperti sawit dan karet.

30
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK

A. Alat dan Bahan


Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek
pembuatan kompos dari sampah organik:

Alat
- Ember
- Karung
- Sarung tangan
- Semprotan tanaman
- Pengaduk

Bahan

- Daun Kering
- Cairan EM4
- Gula Pasir
- Tanah humus
- Air

31
Alat Bahan
Ember Daun kering

Karung Cairan EM4

Sarung tangan Gula pasir

Semprotan tanaman Tanah humus

Pengaduk Air

32
B. Jadwal Kegiatan
No Hari/Tanggal Jenis kegiatan Hasil Keterangan
kegiatan
1 Kamis/6 Januari 2022 Mengobservasi Dokumentasi Abdul Rosyid
lingkungan berupa 1 foto Umar tidak
sekolah sampah mengikuti
kegiatan
karena sakit
2 Kamis/20 Januari Mengerjakan Pengetahuan Semua
2022 10 soal dan dan anggota
mencari data dokumentasi kelompok
tentang mengikuti
kompos di kegiatan
Internet
3 Rabu/2 Februari 2022 Mencari Memperoleh 1 Semua
dedaunan karung daun anggota
kering di kering dan kelompok
lingkungan dokumentasi mengikuti
Sekolah kegiatan
4 Kamis/3 Februari Praktek Menghasilkan Semua
2022 pembuatan sebuah produk anggota
kompos kompos yang kelompok
harus melalui mengikuti
proses kegiatan
pengomposan
dan beberapa
dokumentasi
5 Senin/7 Februari Mengecek dan 2 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
Kompos
6 Kamis/10 Februari Mengecek dan 3 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
Kompos
7 Minggu/13 Februari Mengecek dan 1 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
kompos
8 Rabu/16 Februari Mengecek dan 2 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
kompos
9 Sabtu/19 Februari Mengecek dan 1 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
Kompos
10 Selasa/22 Februari Mengecek dan 1 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
kompos

33
C. Langkah Kerja Pembuatan Kompos
Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan kompos dari sampah organik
berupa dedaunan kering:
1. Ambil dan kumpulkan sampah dedaunan kering sebanyak 1 karung
di lingkungan sekitar.

2. Siapkan air kurang lebih setengah ember untuk membuat campuran


dekomposernya.

3. Selanjutnya masukan gula pasir sebanyak 3 sendok kedalam air.

4. Lalu tuangkan cairan EM4 sebanyak 4 tutup botol dan aduk hingga merata.

34
5. Siapkan karung dan taruh semua dedaunan kering di atasnya.

6. Jika sudah tuangkan campuran tadi ke dedaunan kering dan aduk


hingga merata.

7. Masukan tanah humus kedalam karung untuk mengalasi dedaunan tadi.

8. Masukan kembali daun yang sudah dicampur campuran kedalam karung.

9. Lalu timpah kembali dedaunan tersebut dengan tanah humus.

35
10. Dan sirami kembali seluruhnya menggunakan sisa dari campuran EM4.

11. Ikatlah karung tersebut lalu amankan di tempat yang aman dan tunggu proses
pengomposan selesai selama 1-3 bulan.

36
D. Rancangan Biaya
Alat dan Bahan Jumlah Biaya
Karung 2 Rp4.000

Gula ¼ Kilo Rp18.000

Tanah Humus 1 karung Rp10.000

Ember 1 Rp5.000

Semprotan tanaman 1 Rp10.000

Sarung tangan 1 paket Rp10.000

Total Rp57.000

37

Anda mungkin juga menyukai