Disusun Oleh :
Kelompok 2, Kelas X Kompetisi Keahlian DKV 2
E-mail: info@rangkasbitung.sch.id
Website: http://www.smkn1rangkasbitung.sch.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Laporan Kegiatan Projek IPAS” ini
dapat tersusun dan tercipta hingga bagian yang ditentukan. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari guru-guru kami yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
laporan tentang proses pembuatan kompos dari bahan daun kering. Makalah ini
juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai cara
pembuatan kompos yang baik dan benar.
Kami menyadari sepenuh hati bahwa makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran akan selalu kami
nantikan demi terciptanya kesempurnaan pada makalah ini.
Kelompok 2, X DKV 2
1
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
A. Kompos.................................................................................................................5
Pengertian.................................................................................................................5
Manfaat.....................................................................................................................6
Faktor Yang Mempengaruhi Pengomposan..........................................................6
Bahan Pengomposan................................................................................................6
Alat Pengomposan....................................................................................................7
Metode Pengomposan..............................................................................................8
Dekomposter...........................................................................................................12
Mikro Organisme Lokal (MOL)...........................................................................15
Ciri-ciri Kompos Siap Aplikasi.............................................................................18
C. Cairan EM4........................................................................................................25
D. Tanah..................................................................................................................27
BAB III...........................................................................................................................33
A. Alat dan Bahan...................................................................................................33
B. Jadwal Kegiatan.................................................................................................35
C. Langkah Kerja Pembuatan Kompos................................................................36
D. Rancangan Biaya................................................................................................39
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini lingkungan sekitar mulai mengalami kerusakan karena
dikotori oleh banyaknya sampah-sampah yang menumpuk, terutama sampah
organik seperti dedaunan kering. Kurangnya pembersihan yang dilakukan
membuat sampah-sampah tersebut mulai menumpuk dan mengotori halaman
sekitar, tidak hanya mengotori tetapi juga dapat mengundang berbagai macam
penyakit dan bau yang tidak sedap. Bahkan hasil observasi kami menemukan
mulai banyak tanaman- tanaman hias di sekitar yang mulai mengalami kerusakan
karena kurangnya perawatan yang dilakukan.
Projek ini kami laksanakan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan
sehat, agar selalu menghadirkan keindahan juga menambah wawasan kami
mengenai cara pembuatan kompos yang baik dan benar melalui beberapa tahapan
yang dipandu oleh guru-guru kami.
3
B. Tujuan
1. Mengurangi sampah organik di lingkungan sekitar
2. Menciptakan produk yang memiliki nilai ekonomis
3. Menciptakan produk yang dapat memelihara kesehatan tanaman
4. Mempelajari cara pembuatan kompos yang baik dan benar
5. Memenuhi tugas laporan tentang proses pembuatan kompos dari Bahan daun
kering.
4
BAB II
DASAR TEORI
A. Kompos
Sumber: dlh.palangkaraya.go.id
Pengertian
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikrob dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik. Menurut Pudji Astuti, SP dalam artikelnya di website Dinas Pangan,
Pertanian, dan Perikanan menyebutkan bahwa pada dasarnya seluruh bahan
organik lambat laun akan lapuk dan terurai dengan sendirinya. Hasil pelapukan
bahan organik ini yang umum dikenal masyarakat sebagai kompos. Kompos
merupakan salah satu jenis pupuk organik yang dikenal luas di masyarakat.
Kompos berasal dari hasil pelapukan dari bahan organik, baik secara sengaja
maupun tidak disengaja. Bila didefinisikan secara lengkap, maka kompos adalah
sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami pelapukan, bentuknya berubah
(menjadi seperti tanah), tidak berbau, dan mengandung unsur yang dibutuhkan
tanaman. Kompos juga merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berasal
dari penguraian/dekomposisi bahan organik yg dilakukan oleh mikro-organisme
aktif (bakteri/jamur/mikroba).
5
Manfaat
Terdapat beragam manfaat dari penggunaan kompos dalam budi daya
tanaman. Manfaat dari pupuk kompos itu sendiri yaitu mampu memberikan
kesuburan bagi tanah karena di dalam pupuk kompos terdapat unsur-unsur hara
dan juga mineral yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan
dan perkembangannya. Penambahan kompos pada media tanam memiliki manfaat
dan kelebihan sebagai berikut :
Bahan Pengomposan
Meskipun dapat dibuat dari sampah rumah tangga, namun bukan berarti
semua jenis sampah dapat dijadikan bahan untuk membuat pupuk organik.
6
Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos ini di
antaranya ialah:
Adapun beberapa sampah daur ulang rumah tangga namun tak bisa
dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos. Bahan-bahan ini di antaranya ialah:
Alat Pengomposan
Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos bisa beragam sesuai
dengan kebutuhan dan cara pembuatannya. Berikut adalah alat yang biasa
digunakan dalam membuat pupuk kompos:
7
Metode Pengomposan
Ada beberapa macam metode dalam melakukan proses pengomposan,
diantaranya :
Mengolah sampah dapur (45 % s/d 53%) dari sampah rumah tangga.
Mengalami proses pembusukan dengan bantuan mikroorganisme dari
sampah dan yang berada dalam tanah.
Kapasitas : 60 - 100 Lt (200 kg sampah) dan dapat dioperasikan untuk
penampungan sampah antara 7 - 12 bulan per KK (5 - 6) org.
Lama proses pengomposan (4 - 6) bulan setelah terisi penuh.
Menghasilkan kompos (30% - c/n = 16 - 20, N=1,79, Ca = 23,27).
8
2. Metode Biopori
Defenisi Biopori adalah, lubang resapan yang dibuat dengan sengaja, dengan
ukuran tertentu yang telah ditentukan (diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang
30 sampai 100 cm) yang ditutupi sampah organik yang berfungsi sebagai
penyerap air ke tanah dan membuat kompos alami. Lubang Resapan Biopori atau
biasa disebut “lubang biopori” merupakan metode alternatif untuk meningkatkan
daya resap air hujan ke dalam tanah. Metode ini pertama kali dicetuskan oleh Dr.
Kamir
R. Brata, seorang peneliti seorang peneliti dan dosen di Departemen Ilmu Tanah
dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Lubang Resapan Biopori
berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Lubang
ini akan memicu munculnya biopori secara alami di dalam tanah.
Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Lubang yang kita
buat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti
cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di
dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran
bagi air untuk meresap kedalam tanah.
9
Manfaat Lubang Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi sederhana yang tepat guna dan
ramah lingkungan. Lubang biopori ini mampu meningkatkan daya resap air hujan
ke dalam tanah sehingga mampu mengurasi resiko banjir akibat meluapnya air
hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah cadangan air
bersih di dalam tanah.
Lubang resapan biopori mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam
tanah. Hal ini akan bermanfaat untuk: Mencegah genangan air yang
mengakibatkan banjir, peningkatan cadangan air bersih di dalam tanah, dan
mencegah erosi dan longsor. Dengan adanya lubang biopori akan mencegah
terjadinya genangan air yang secara tidak lansung dapat meminimalisir berbagai
masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya penyakit malaria, demam
berdarah dan kaki gajah.
Lubang biopori memicu biota tanah dan akan tanaman untuk membuat
rongga- rongga di dalam tanah yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam
tanah. Dengan adanya aktifitas ini menjadikan kemampuan lubang peresapan
biopori senantiasa terjaga dan terpelihara.
10
3. Metode Takakura
Takakura adalah salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga
maupun skala kawasan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan
kapasitasnya cocok dengan volume sampah domestic yang dibuang oleh rumah
tangga sehari-harinya. Dengan metode ini, sampah organic rumah tangga dapat
dikelola dengan mudah, tidak menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu
dalam pemrosesannya dan hasilnya lansung dimanfaatkan.
Keranjang kompos Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli Mr.
Koji TAKAKURA dari Jepang. Mr. Takakura melakukan penelitian di Surabaya
untuk mencari sistem pengolahan sampah organik. Selama kurang lebih setahun,
Mr. Takakura bekerja mengolah sampah dengan membiakkan bakteri tertentu
yang ’memakan’ sampah organik tanpa menimbulkan bau dan tidak menimbulkan
cairan.
11
Dalam pelaksanaan penelitiannya, Mr. Takakura mengambil sampah rumah
tangga, kemudian sampah dipilah dan dibuat beberapa percobaan untuk
menemukan bakteri yang sesuai untuk pengomposan tak berbau dan kering. Jenis
bakteri yang dikembang biakkan oleh Takakura inilah yang kemudian dijadikan
starter kit bagi keranjang Takakura. Hasil percobaan itu, Mr. Takakura
menemukan keranjang yang disebut “Takakura Home Method” yang
dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama “Keranjang Takakura”.
Dekomposter
Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang memakan organisme
mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. Pengurai membantu siklus
nutrisi kembali ke ekosistem lainnya. Dekomposer membuat tanah kaya dengan
menambahkan senyawa organik dengan itu. Zat seperti karbon, air dan nitrogen
dikembalikan ke ekosistem melalui tindakan pengurai. Yang termasuk contoh
pengurai (dekomposer) adalah serangga, cacing tanah, bakteri, jamur, belatung,
lactobacteria, kecoa, ragi, siput, lumut, dan actinomycetes
12
Jenis-Jenis Dekomposer
Manfaat Dekomposer :
13
Formula dekomposer banyak dijual di pasaran, Namun demikian kita dapat
membuatnya sendiri, dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita
yang mudah diperoleh. Kualitasnya pun sama dengan dekomposer produksi
pabrikan. Berikut ini adalah cara membuat formula dekomposer secara sederhana
:
Bahan :
Tanah bersama akar bambu dan daun bambu kering sebanyak 1 ember.
Nasi matang 20 bulatan sebesar bola pimpong.
Molase 1 liter.
Air cucian beras 10 liter.
Jerigen 20 liter.
Cara Pembuatan :
1. Tanah bersama akar dan daun bambu kering dimasukkan ke dalam ember.
Ketebalan tanah 15 cm dan daun bambu 3 cm.
2. Selanjutnya, nasi yang telah digumpal sebesar bola pingpong dimasukkan
dan diletakkan di atas daun bambu.
3. Biarkan selama 10 hari sampai nasi berwarna orange dan sedikit keabu-
abuan. Itu tandanya mikro-organisme yang ada di tanah dan daun bambu
telah diisolasi pada media nasi.
4. Setelah 10 hari, masukkan air cucian beras ke dalam ember yang lain,
kemudian masukan molase dan diaduk sampai tercampur merata.
5. Setelah campuran itu merata, langkah selanjutnya adalah masukan
bongkahan nasi yang telah mengandung mikroorganisme tersebut.
Kemudian diaduk sampai bongkahan nasi terurai dan tercampur merata
dalam larutan molase dan air cucian beras.
6. Selanjutnya, formula ini dimasukkan ke dalam jirigen, ditutup rapat dan
dibiarkan selama 21 hari agar mikroorganisme berkembang biak.
7. Formula ini dikatakan sudah jadi apabila beraroma alkohol.
14
Mikro Organisme Lokal (MOL)
MOL adalah cairan yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri
dari bahan-bahan alami di sekeliling kita (lokal), dimana bahan-bahan tersebut
merupakan tempat yang disukai sebagai media untuk hidup dan berkembangnya
mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat menghancurkan bahan-bahan
organik (decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. MOL (Mikro
Organisme Lokal) adalah sekumpulan mikroorganisme yang bermanfaat sebagai
starter dalam penguraian, fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik padat
maupun cair.
Sumber glukosa : gula pasir, gula merah atau gula batu yang
diencerkan dengan air atau dihancurkan halus, bisa juga dari air nira
atau air kelapa
Sumber karbohidrat : cucian beras, nasi basi, limbah singkong,
kentang atau gandum
Sumber bakteri : keong mas, bekicot, isi usus hewan, bonggol
pisang, buah – buahan, kotoran hewan
MOL BUAH
Buah yang digunakan yang tersedia disekitar kita seperti pepaya, mangga,
nangka, nanas, pisang & tomat. Kelebihan Mol buah adalah memiliki aroma
yang harum seperti aroma buah aslinya
15
Manfaat dan kandungan:
Alat:
Bahan:
bersih Cara
Pembuatan:
17
Konsentrasi dan cara penggunaan:
2. Untuk pupuk
Encerkan dengan air 15 liter tiap 1 liter MOL. Semprotkan ke tanaman pagi
atau sore
Warna
Kompos yang sudah benar-benar matang atau jadi akan memiliki warna
yang hitam atau cokelat gelap. Termasuk jika sebelumnya sampah organik yang
Kamu olah masih berwarna hijau, jika kompos sudah jadi, sepenuhnya akan
menjadi cokelat tua atau hitam seperti tanah. Selain itu Kamu juga bisa melihat
kalau tidak ada lagi hewan-hewan kecil atau pengurai seperti belatung di kompos
Kamu.
Bau
Nah, soal aroma juga bisa mnejadi tanda apakah komposmu sudah jadi
atau belum. Kalau Kamu dekatkan kompos ke hidung dan masih tercium aroma
yang busuk khas sampah, itu berarti kompos Kamu belum jadi. Karena kompos
yang matang akan mengeluarkan bau khas seperti tanah. Bahkan meskipun yang
Kamu olah dalam kompos itu adalah sisa buah dan sayur busuk, aroma busuknya
akan hilang setelah kompos matang.
Coba Kamu remas karena kompos yang sudah benar-benar matang memiliki
tekstur yang agak lembab, tidak basah tapi juga tidak kering. Selain itu, suhunya
juga sudah sama dengan suhu ruang, sehingga tidak terasa lebih dingin ataupun
panas ketika menempel di kulitmu.
18
B. Sampah Organik dan Anorganik
Sumber: @Kemdikbud_RI
Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah
tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang
bernilai. Sampah sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah basah (organik)
dan sampah kering (anorganik)
Sampah basah atau biasa disebut sampah organik adalah sampah yang
berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses
campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik bisa dikatakan
sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi
suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat.
Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran
busuk, ampas teh / kopi, bangkai hewan, dan kotoran hewan / manusia.
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non hayati
termasuk produk sintesis dan hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Berbeda dengan limbah organik, limbah ini bukan berasal dari mahluk hidup.
Limbah anorganik atau sampah kering merupakan jenis sampah yang sulit untuk
terurai.
Anda bisa mengelola sampah dengan prisnsip 3R. (Reuse Reduce Recycle)
Setiap Hari. Pengelolaan sampah dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang
dan kapan saja. Sebab menangani sampah dengan prinsip 3R hanya membutuhkan
meluangkan waktu dan kepedulian akan timbulnya penyakit dari sampah.
20
Menggunakan kembali wadah yang sudah kosong untuk fungsi yang
lain.
Memakai kertas yang masih kosong untuk keperluan menulis
2. Reduce (Pengurangan)
Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan
sampah. Contoh kegiatan reduce (penggurangan) sehari-hari:
Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang.
Hindari pengunaan dan pemakaian produk yang menimbulkan
banyaknya sampah.
Menggunakan produk yang bisa diisi ulang kembali.
Menghindari penggunaan barang yang tidak perlu
3. Recycle (daur ulang)
Recyle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan
pengolahan. Contoh kegiatan recyle (daur ulang) sehari-hari:
Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan
Olah sampah organik untuk kompos
Manfaat Pengelolaan Sampah
Manfaat pengolahan sampah yang baik akan dirasakan oleh manusai itu
sendiri. Ada beberapa manfaat yang sangat menguntungkan bagi manusia ketika
menyadari pentingnya pengolahan sampah dengan baik. Kelima manfaat
pengolahan sampah tersebut antara lain:
1. Menghemat Energi
2. Mengurangi polusi
Selain itu pengurangan polusi juga dapat terjadi terhadap air yaitu dengan
memanfaatkan air limbah menjadi bahan bakar, energy listrik, dan digunakan pula
untuk pengairan pertanian. Dan dalam mengurangi polusi udara pengolahan
sampah yang benar dapat membuat bahan nitrogen sehingg dapat dihirup oleh
semua makhluk secara bebas.
3. Menghemat SDA
4. Ekonomis
5. Menghemat Uang
22
Kebutuhan akan suatu barang membuat manusia harus mengeluarkan uang
untuk membelinya. Namun bagi mereka yang tahu manfaat pengolahan sampah
dengan baik dan benar dapat menghemat biaya pengeluaran.
C. Cairan EM4
Sumber: Pertanianku.com
23
Pengertian
EM4 adalah kepanjangan dari Efektif Mikroorganisme 4, yaitu larutan
yang didalamnya terkandung berbagai macam Bakter Menguntungkan yang
fungsi bakterinya sama dengan Bakteri yang biasa kita buat MOL. namun EM4 ini
lebih Efektif di bandingkan menggunakan MOL. apabila di bandingkan dengan
MOL, EM4 ini jauh lebih efektif karena mengalami 4 kali tahap peroses
perkembangbiakan mikroorganisme. sedangkan MOL hanya 1 tahapan saja.
terlebih lagi EM4 ini sudah teruji Lap sehingga tepat Daya, Tepat guna dan
sebagainya. Teknologi EM4 adalah teknologi budidaya pertanian untuk
meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah dan tanaman, dengan menggunakan
mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM4 merupakan
kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan yang berasal dari
alam Indonesia, bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhanan dan produksi
tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi
dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp), Bakteri
Fotosintetik (Rhodopseudomonas Sp),Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan
Yeast (ragi) dan Jamur pengurai selulose, untuk memfermentasi bahan organik
tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman.
Manfaat
Em4 bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
meningkatkan jumlah produksi tanaman, memfermentasi bahan organik,
meningkatkan kualitas dan kuantitas panen serta memperbaiki nutrisi atau
senyawa yang dibutuhkan tanaman dari dalam tanah. Selain itu EM4 dapat
menekan patogen dalam tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara pada
tanaman, menekan aktivitas serangga hama dan patogen, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme yang menguntungkan serta mengurangi kebutuhan pupuk dan
pestisida kimia (Djuarnani et al., 2006).
24
Peran EM4 dalam pengolahan limbah peternakan/pertanian
Jenis pupuk dari kotoran ternak dibagi menjadi dua jenis. 1). Pupuk
dingin; yaitu pupuk diuraikan secara perlahan oleh mikroorganisme sehinga tidak
panas. Contohnya yaitu dari kotoran sapi, kerbau dan babi. 2). Pupuk panas; yaitu
pupuk yang dihasilkan dari proses penguraian yang cepat sehingga menimbulkan
panas. Contohnya dari kotoran ayam, kambing dan kuda (Parnata, 2004).
Limbah ternak yang paling mudah ditemukan yaitu kotoran ayam. Kotoran
ayam memiliki kandungan Nitrogen yang tinggi yang berfungsi untuk
meningkatkan pembentangan sel dan pembelahan sel, sehingga tanaman bisa
mencapai pertambahan tinggi yang optimal. Semakin tinggi tanaman maka jumlah
daun pun semakin banyak.
D. Tanah
Sumber: news.detik.com
Pengertian dan
Fungsi
25
Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak
dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan
Waktu. Dengan demikian tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai
kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon,
terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan
media tumbuhnya tanaman.
Manfaat Tanah
Bagi kehidupan makhluk hidup, tanah memiliki peran yang sangat penting.
Keperluan hidup bagi tanaman untuk dapat tumbuh seperti air dan mineral
tersedia di dalam tanah. Beberapa tumbuhan, misalnya tanaman polong-polongan
dan kacang-kacangan membutuhkan bakteri yang ada di tanah untuk membantu
akar melakukan penyerapan dan pengolahan zat hara.
Unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman ada 16 unsur, yang
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
27
Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah relatif besar. Unsur hara makro antara lain: Karbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), Sulfur (S).
Kadar pH Normal
Tanah yang baik memiliki kadar pH normal yang berkisar antara 6-8.
Perlu diketahui kondisi terbaik yang bisa didapatkan tanah adalah berada di
kisaran 6,5- 7,5.
Jenis-Jenis Tanah
Umumnya, tanah dibentuk dari campuran bahan organik dan mineral atau
nonorganik. Tanah memiliki jenis yang berbeda-beda dan biasanya suatu wilayah
memiliki jenis tanah yang berbeda dari wilayah lainnya. Berikut ini adalah
beberapa jenis tanah yang ada di Indonesia:
Tanah Aluvial
Terjadi karena endapan lumpur yang terbawa aliran sungai. Lokasinya
berada di daerah hilir atau dataran rendah. Warnanya cokelat hingga abu-abu.
Sifatnya subur sehingga sangat baik untuk pertanian seperti padi, palawija,
maupun tembakau.
Tanah Andosol
Andosol merupakan tanah yang terbentuk karena proses vulkanis gunung
berapi. Warnanya kehitaman dan tinggi kadar organik dan air, tetapi memiliki
tingkat kelembapan yang rendah. Sama dengan aluvial, andosol juga subur dan
bagus untuk tanaman.
Tanah Entisol
Tanah ini terbentuk dari pelapukan bahan letusan gunung berapi yaitu
debu, pasir, dan lahar. Jadi, tidak mengherankan jika entisol akan sering
ditemukan di area yang tidak jauh dari gunung berapi. Umumnya tahan entisol
dapat berupa lapisan tipis dan berbentuk gundukan.
29
Tanah Grumusol
Grumusol tersusun dari batu kapur dan tuffa vulkanik yang sudah
mengalami pelapukan. Karena itulah bahan organik yang ada di dalamnya sangat
rendah sehingga tidak cocok untuk tanaman. Warna tanah ini netral dengan
tekstur yang kering dan mudah pecah terutama pada musim kemarau.
Tanah Humus
Tanah Inceptisol
30
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
Alat
- Ember
- Karung
- Sarung tangan
- Semprotan tanaman
- Pengaduk
Bahan
- Daun Kering
- Cairan EM4
- Gula Pasir
- Tanah humus
- Air
31
Alat Bahan
Ember Daun kering
Pengaduk Air
32
B. Jadwal Kegiatan
No Hari/Tanggal Jenis kegiatan Hasil Keterangan
kegiatan
1 Kamis/6 Januari 2022 Mengobservasi Dokumentasi Abdul Rosyid
lingkungan berupa 1 foto Umar tidak
sekolah sampah mengikuti
kegiatan
karena sakit
2 Kamis/20 Januari Mengerjakan Pengetahuan Semua
2022 10 soal dan dan anggota
mencari data dokumentasi kelompok
tentang mengikuti
kompos di kegiatan
Internet
3 Rabu/2 Februari 2022 Mencari Memperoleh 1 Semua
dedaunan karung daun anggota
kering di kering dan kelompok
lingkungan dokumentasi mengikuti
Sekolah kegiatan
4 Kamis/3 Februari Praktek Menghasilkan Semua
2022 pembuatan sebuah produk anggota
kompos kompos yang kelompok
harus melalui mengikuti
proses kegiatan
pengomposan
dan beberapa
dokumentasi
5 Senin/7 Februari Mengecek dan 2 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
Kompos
6 Kamis/10 Februari Mengecek dan 3 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
Kompos
7 Minggu/13 Februari Mengecek dan 1 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
kompos
8 Rabu/16 Februari Mengecek dan 2 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
kompos
9 Sabtu/19 Februari Mengecek dan 1 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
Kompos
10 Selasa/22 Februari Mengecek dan 1 foto Kompos
2022 menyiram dokumentasi kering
kompos
33
C. Langkah Kerja Pembuatan Kompos
Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan kompos dari sampah organik
berupa dedaunan kering:
1. Ambil dan kumpulkan sampah dedaunan kering sebanyak 1 karung
di lingkungan sekitar.
4. Lalu tuangkan cairan EM4 sebanyak 4 tutup botol dan aduk hingga merata.
34
5. Siapkan karung dan taruh semua dedaunan kering di atasnya.
35
10. Dan sirami kembali seluruhnya menggunakan sisa dari campuran EM4.
11. Ikatlah karung tersebut lalu amankan di tempat yang aman dan tunggu proses
pengomposan selesai selama 1-3 bulan.
36
D. Rancangan Biaya
Alat dan Bahan Jumlah Biaya
Karung 2 Rp4.000
Ember 1 Rp5.000
Total Rp57.000
37