Anda di halaman 1dari 54

MEMBUAT PUPUK

YUKA M
DENGAN SEDERHANA

KELOMPOK KK

YUKA MARTLISDA ANWIKA, S.Pd,M.Pd.

&

KELOMPOK KKN DESA SUNGAI MAJO PUSAKO 2021

UNIVERSITAS RIAU
MEMBUAT PUPUK
KOMPOS DENGAN SEDERHANA
MEMBUAT PUPUK
KOMPOS DENGAN SEDERHANA

Yuka Martlisda Anwika, S.Pd., M.Pd.


Ismail Saleh Rambe, Juli Pratiwi, Yulia Soteria Simatupang, M.Dwi
Ilhami, Yemima hotmaida, Rizka Estriani, Tengku Nurzazili
Linda sarah, Desty Sahroni, Reni Anggrayani
MEMBUAT PUPUK
KOMPOS DENGAN SEDERHANA
Penulis
Yuka Martlisda Anwika, S.Pd., M.Pd.
Ismail Saleh Rambe, Juli Pratiwi, Yulia Soteria Simatupang, M.Dwi
Ilhami, Yemima hotmaida, Rizka Estriani, Tengku Nurzazili
Linda sarah, Desty Sahroni, Reni Anggrayani

Sampul & Tata Letak


Kelompok KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021 Universitas Riau

Cetakan I:
Juli 2021

Penerbit
Yayasan Malay Culture Studies
Pekanbaru

ISBN 978-623-6058-06-0

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Tidak diperbolehkan mengutip atau memperbanyak
sebagian atau keseluruhan isi dalam buku ini
tanpa izin tertulis dari penulisIsi di luar tanggung jawab percetakan
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha


Esa yang telah melimpahkan rahmad-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah buku yang
berjudul “Membuat Pupuk KOMPOS Dengan Sederhana”.
Buku ini disusun sebagai salah satu bentuk luaran KKN
dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Terimakasih kami ucapkan kepada :

• Yuka Martlisda Anwika, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen


pembimbing lapangan kelompok KKN Desa Sei
Majo Pusako 2021

• Kepala Desa Sei Majo Pusako yang telah memberikan


dukungan secara moral dan fasilitas selama kami
melaksanakan KKN di Desa Sei Majo Pusako

• Perangkat dan tokoh Desa Sei Majo Pusako yang


telah memberikan ilmu, nasehat, dukungan material,
dan moral bagi kelompok KKN Desa Sei Majo
Pusako 2021.

v
• Masyarakat Desa Sei Majo Pusako yang telah
mendukung semua kegiatan kami.

• Seluruh pihak yang tidak dapat kami ucapkan satu


persatu, kami ucapkan terimakasih.

Kami memyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan
yang membangun sebagai perbaikan untuk penulisan
selanjutnya.

Desa Sei Majo Pusako, 18 Juli 2021


Kelompok KKN Desa Sei Majo Pusako

vi
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................v


DAFTAR ISI ...................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................1
1.1 Pengertian Sampah .......................................................1
1.2 Jenis-jenis Sampah .......................... ............................3
1.3 Pengertian Kompos ......................................................5
1.4 Jenis-jenis Kompos ......................................................8
1.5 Manfaat Kompos ........................................................11
BAB II PEMBUATAN KOMPOS .................................15
2.1 Alat dan Bahan ...........................................................23
2.2 Tahapan Pembuatan Kompos .....................................24
2.3 Pembuatan Kompos Tanpa Bahan Aktivator ............35
2.4 Pembuatan Kompos Dengan Bahan Aktivator ..........36
2.5 Proses Pengomposan .................................................39
2.6 Faktor yang mempengaruhi pengomposan ................41
2.7 Teknik Pengomposan .................................................41
BAB III PENGGUNAAN KOMPOS ..............................43
DAFTAR PUSTAKA ......................................................44
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia


dan atau proses alam yang berbentuk padat (UU Nomor
81,2012). Besarnya sampah yang dihasilkan dalam suatu
daerah tertentu sebanding dengan jumlah penduduk, jenis
aktivitas, dan tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap
barangatau material. Semakin besar jumlah penduduk atau
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

tingkat konsumsi terhadap barang maka semakin besar


pula volume sampah yang dihasilkan (Sucipto, 2012).
Sampah biasanya dibuang ke tempat yang jauh dari
permukiman atau tempat tinggal manusia. Jika Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) berada dekat dengan tempat
tinggal manusia, risikonya sangat besar. Tempat
pembuangan sampah yang tidak dikelola secara baik dapat
menjadi tempat sarang tikus dan serangga seperti nyamuk,
lalat, kecoa dan lain-lain (Suharjo, 2002). Selain itu,
sampah yang dibiarkan menggunung dan tidak diproses bisa
menjadi sumber penyakit.Terdapat banyak penyakit yang
ditularkan secara tidak langsung dari TPS. Lebih dari 25
jenis penyakit yang disebabkan oleh buruknya pengelolaan
sampah, salah satunya diare. Pengelolaan sampah yang buruk
juga menimbulkan pencemaran terhadap air, udara dan tanah
(Sucipto, 2012).
Pengelolaan sampah merupakan salah satu indikator
output dari strategi nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM). STBM merupakan pendekatan untuk
merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. STBM dikukuhkan
sebagai strategi nasional melalui Kepmenkes Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008.Selain itu pengelolaan sampah telah

2
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

diatur dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang


Pengelolaan Sampah dengan mengurangi dan menangani sampah
menggunakan cara yang berwawasan lingkungan. Kegiatan
penanganan sampah tersebut meliputi pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Spesifikasi kompos dari sampah organik, menjelaskan bahwa
persyaratan parameter yang telah ditetapkan adalah kompos yang
sudah jadi atau matang harus memenuhi suhu kompos lebih
besar dari 22oC, pH kompos sebesar berkisar antaa 6,80 – 7,40,
kelembapan maksimal sebesar 50%, kompos yang dihasilkan
berbau tanah, warna kompos menjadi kehitaman dan memiliki
tekstur seperti tanah (BSN, 2004).

1.2 Jenis-jenis Sampah


Pemilahan sampah merupakan hal pertama dalam
penanganan sampah yang berarti menjadi hal pokok yang perlu
diperhatikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga menyebutkan
bahwa pemilahan sampah dilakukan melalui kegiatan
pengelompokan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis
sampah, yaitu:

3
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

1. Sampah yang mengandung Bahan Berbahaya dan


Beracun (B3) misalnya sisa obat kadaluarsa, detergen, bekas
jarum suntik, kaca, baterai bekas dan lainnya.
2. Sampah yang mudah terurai atau limbah organic misalnya
daun kering, sisa sayuran, sisa makanan, dan bahan lainnya.
3. Sampah yang dapat digunakan kembali, misalnya kaleng,
sendok bekas, gelas bekas, majalah, botol.
4. Sampah yang dapat didaur ulang misalnya sampah kaca,
plastic, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik.
5. Sampah lainnya.

4
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Sedangkan menurut Sucipto (2012), dalam pemilahan


sampah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sampah organik,
sampah anorganik, dan sampah B3.
Menurut Tchobanoglous (1993)dalam Auvaria (2016)salah
satu klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya adalah
sampah institusi. Pondok Pesantren Krapyak sebagai salah
satu institusi pendidikan adalah salah satu pondok pesantren
di Bantul yang terdiri dari beberapa komplek asrama dan
ditinggali banyak santri mulai dari remaja hingga
dewasa sehingga menimbulkan banyak sampah. Selain
berfungsi sebagai tempat belajar dan tempat tinggal, pondok
pesantren juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit
jika kondisi lingkungannya tidak dikelola dengan baik.

1.3 Pengertian Kompos


Kompos adalah hasil penguraian bahan organik melalui
proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Proses
penguraian dapat berlangsung secara aerob (dengan udara)
maupun anaerob (tanpa bantuan udara) (Epstein, 1997).
Kompos umumnya terbuat dari sampah organik yang
berasal dari dedaunan dan kotoran hewan, yang sengaja
ditambahkan agar terjadi keseimbangan unsur nitrogen dan
karbon sehingga mempercepat proses pembusukan dan

5
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

menghasilkan rasio C/N yang ideal. Kotoran ternak kambing,


ayam, sapi ataupun pupuk buatan pabrik seperti urea bisa
ditambahkan dalam proses pengomposan (Sulistyorini 2005).
Standar kualitas kompos dikatakan ideal jika memenuhi standar
kriteria seperti tercantum dalam SNI 19-7030-2004 (BSN 2004)
Keunggulan kompos adalah kandungan unsur hara makro
maupun mikronya yang lengkap. Unsur hara makro yang
terkandung dalam kompos antara lain N, P, K, Ca, Mg, dan S,
sedangkan kandungan unsur mikronya antara lain Fe, Mn, Zn,
Cl, Cu, Mo, Na dan B (Stoffella and Kahn, 2001).
Pengomposan adalah proses di mana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikrob-
mikrob yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber
energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol
proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,
pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan
aktivator pengomposan.
Dengan proses pengomposan tingkat kematangan dan
kandungan unsur hara dapat dikontrol, lebih mudah dan cepat
diserap tanaman, serta tidak menimbulkan efek negatif terhadap
pertumbuhan tanaman itu sendiri. Dengan demikian, harapan
untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah dan

6
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

tanaman, akan menjadi lebih mudah tercapai apabila produksi


POG dibuat dari bahan organik yang telah diproses menjadi
kompos terlebih dahulu.
Pupuk kompos merupakan hasil pelapukan dari berbagai
bahan yang berasal dari makhluk hidup seperti dedaunan,
cabang, dan ranting tanaman, kotoran hewan, dan sampah. Di
alam, kompos dapat terjadi dengan sendirinya, tetapi
berlangsung lama sekali, dapat mencapai puluhan tahun. Proses
pembuatan kompos dapat dipercepat dengan memberikan
activator. Activator buatan telah dikenal dan dipasarkan dengan
berbagai nama seperti EM4, Stardec, Orgadec, BioPos, Harmony
dan lainnya. Namun activator dapat disiapkan sendiri oleh petani
atau pembuat kompos dengan bahan yang tersedia di tempat.
Bahan yang dapat dipilih antara lain campuran buah yang sudah
cukup tua/masak bersama air kelapa atau urin hewan. Bisa juga
sisa nasi bersama sisa sampah pasar (air cucian ikan dan isi usus
ternak yang banyak terbuang atau bisa diambil dari pasar sayur
atau rumah poton hewan)
Bahan yang digunakan sebagai sumber kompos dapat
berupa limbah seperti sampah atau sisa-sisa tanaman tertentu
(jerami, sekam, batang dan tongkol jagung, batang ubi rambat
dan kentang, guguran daun-daun, sisa batang pisang, gulma
rumput, titonia, turi, lamtoro, dan lainnya). Dari ternak atau

7
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

rumah potong didapatkan kotoran padat dan cair, sisa pakan, sisa
padat biogas. Dari rumah dan pasar dapat digunakan sisa dapur,
tinja, urin, sampah kota dan sampah pasar sayur.

1.4 Jenis-jenis Kompos


Kompos sangat beragam jenisnya, dapat ditinjau dari
berbagai aspek. Kompos dapat berbentuk padat atau cair.
Kompos dapat dibuat dari bahan seragam seperti jerami, kulit
durian, titonia, eceng gondok dan lainnya. Kompos dapat juga
berasal dari bahan dasar berbagai campuran sisa organic, seperti
campuran bahan organic dari pasar sayur. Penamaan kompos
biasnya sesuai dengan bahan dasar utamanya. Kompos yang
dibuat dari bahan dasar jerami disebut kompos jerami tetapi
kompos yang terbuat dari bahan sisa sayuranasal pasar atau dari
permukiman padat disebut dengan kompos pasar atau kompos
pasar kota.
Kompos yang terjadi secara alamiah tanpa diberi activator
untuk mempercepat proses pengomposan biasa disebut sebagai
kompos saja. Jika diberi tambahan larutan untuk mempercepat
penguraian maka bahan yang diperoleh disebut sebagai kompos
bokhasi.

8
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Adapun jenis-jenis pupuk kompos yaitu:


1. Pupuk Aerob
Pupuk kompos ini dibuat melalui proses biokimia yang
melibatkan oksigen. Bahan dasar utama pembuatannya, yaitu
sisa tanaman, kotoran hewan, atau campuran keduanya. Cara
membuat pupuk kompos yang satu ini pun memakan waktu
40-50 hari. Lamanya waktu dekomposisi tergantung dari
jenis dekomposer dan bahan baku pupuk.
2. Pupuk Bakashi

9
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Karakteristik dari pupuk ini terlihat pada jenis inokulan


yang digunakan sebagai bahan dasar awalannya. Adapun,
jenis inokulan yang digunakan yaitu efektif mikroorganisme
(EM4). Inokulan tersebut terdiri atas campuran berbagai
mikroorganisme yang bisa mendekomposisi bahan organik
dengan efektif.
3. Vermikompos
Vermikompos adalah salah satu kompos yang
memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai.
Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah. Pupuk
ini dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai
pakan kepada cacing tanah. Nah, kotoran yang dihasilkan
cacing tanah tersebutlah yang dinamakan vermikompos.
Kemudian, kamu juga bisa menggunakan jenis organisme,
seperti belatung.

10
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

4. Pupuk organik cair

Cara membuat pupuk organic cair ini yaitu dapat


berlangsung secara aerob maupun anaerob. Pupuk ini dibuat
karena lebih mudah diserap oleh tanaman.

1.5 Manfaat Kompos


Manfaat kompos terhadap tanaman diperoleh setelah
mencampurkannya ke media tumbuh atau tanah. Kompos secara
perlahan akan memberi dampak positif bagi tanaman memaluli
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
1. Menggemburkan tanah. Kompos lebih ringan dari tanah
umumnya sehingga dengan kehadirannya akan
11
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

menggemburkan tanah disekitarnya. Tanah yang gembur


akan meningkatkan porositas dan keleluasaan ruang udara
dan air dalam tanah.
2. Kompos dapat sebagai perekat partikel tanah sehingga
struktur tanah lebig baik dan lebih tahan erosi. Dimana tanah
berpasir sangat membutuhkan kompos agar tidak terlalu
lepas dan kering.
3. Memudahkan pertumbuhan akar tanaman.
4. Menekan pertumbuhan atau serangan penyakit pada tanaman.
5. Mencegah lapisan kering pasa tanah.
6. Meningkatkan jenis organisme dalam tanah dan aktivitas
biologi tanah.
7. Menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman.
8. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air dan menyimpan
air lebih lama.
9. Dapat mengikat pupuk dan mengatur penyediaannya bagi
tanaman.
Keunggulan kompos dibandingkan dengan pupuk anorganik
menurut (Djuarnani dkk, 2005) yaitu:
1. Sifat Pupuk Kompos (Organik)
1. Mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap
walaupun dalam jumlah yang sedikit.

12
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

2. Dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara sebagai


berikut:
a. Menggemburkan dan meningkatkan ketersediaan
bahan organik di dalam tanah.
b. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat
hara.
c. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme di dalam
tanah dengan cara menyediakan bahan makanan bagi
mikroorganisme tersebut.
d. Memperbesar daya ikat tanah berpasir, sehingga tidak
mudah terpencar.
e. Memperbaiki drainase dan tata udara di dalam tanah.
f. Membantu proses pelapukan bahan mineral.
g. Melindungi tanah terhadap kerusakan yang
disebabkan erosi.
h. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK).
3. Beberapa tanaman yang menggunakan kompos lebih
tahan terhadap serangan penyakit.
4. Menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang
merugikan.

13
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

2. Sifat Pupuk Anorganik


1. Hanya mengandung satu atau beberapa unsur hara,
tetapi dalam jumlah banyak.
2. Tidak dapat memperbaiki struktur tanah, tetapi justru
penggunaan dalam jangka waktu panjang dapat
membuat tanah menjadi keras.
3. Sering membuat tanaman manja sehingga rentan
terhadap penyakit.

14
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

BAB II
PEMBUATAN KOMPOS
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya
membakar sampah baik itu disekitar halaman rumah mereka atau
bahkan dalam skala yang lebih besar yaitu membakar sampah
untuk membuka lahan menyebabkan banyak sekali kerugian
baik dari pihak masyarakat lainnya maupun dari pihak
pemerintah.
Tidak sedikit pemerintah mengeluarkan dana untuk
konservasi, kemudian apabila terjadi bencana akibat pembakaran
tersebut.
Pemanfaatan sampah dilakukan dengan menjadikannya hal
baru yang sangat bermanfaat. Salah satu usaha pemanfaatan
limbah tersebut adalah dengan menjadikannya kompos.
Pengelolaan sampah dengan prinsip membuang sekaligus
memanfaatkannya, artinya mengelola sampah sekaligus
mendapatkan manfaat ekonomi dari pengelolaan tersebut (Soma,
2010).
Prinsip 3R merupakan suatu pendekatan dalam mengelola
sampah dari sumbernya dengan konsep minimasi. Pengelolaan
sampah dengan prinsip 3R sudah ditetapkan menjadi Strategi
Nasional dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
21/PRT/M/2006. Prinsip yang pertama yaitu mengurangi

15
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

timbulan sampah di sumber (reduce), menggunakan kembali


bahan/material agar tidak menjadi sampah (reuse), dan mendaur
ulang bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain yang
lebih berguna (recycle).
Pengomposan dapat terjadi secara alamiah maupun dengan
bantuan manusia. Pengomposan secara alamiah yaitu dengan
cara penumpukan sampah di alam, sedangkan pengomposan
dengan bantuan manusia yaitu dengan cara menggunakan
teknologi modern maupun dengan menggunakan bahan
bioaktivator dan menciptakan kondisi ideal sehingga proses
pengomposan dapat terjadi secara optimal dan menghasilkan
kompos berkualitas tinggi.
Untuk dapat membuat kompos dengan kualitas baik,
diperlukan pemahaman proses pengomposan yang baik pula.
Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua
tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap
awal proses, oksigen dan senyawasenyawa yang mudah
terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik
yang kemudian akan digantikan oleh bakteri termofilik. Suhu
tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat, kemudian akan
diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat
hingga o mencapai 70 C. Suhu akan tetap tinggi selama fase
pematangan.

16
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Temperatur (⁰C)
Bacteria,fungi,

Bacteria
Second and third
actinomycetes
level consumers

Mesophilic
Mesophilic Ambient

Growth
Latent
Thermophilic
(Maturation
Time )

Gambar perubahan suhu dan pertumbuhan Mikroba selama


proses pengomposan (Stofella and Kahn,2021)

Mikroba mesofilik kemudian tergantikan oleh mikroba


termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat
terjadi penguraian bahan organik yang sangat aktif, mikroba-
mikroba yang ada di dalam kompos + akan menguraikan bahan
organik menjadi NH , CO , uap air dan panas 3 2 melalui sistem
metabolisme dengan bantuan oksigen. Setelah sebagian besar
bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur
mengalami penurunan hingga kembali mencapai suhu normal
seperti tanah. Pada fase ini terjadi pematangan kompos tingkat
lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses
pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa

17
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-50% dari bobot awal


tergantung kadar air awal.

Panas

Uap air CO2

Bahan organik Bahan


organik
Tumpukan (senyawa
Mineral Kompos sederhana),
mineral, air,
Air
mikroba
Mikroba
O2
Kompos matang
Bahan mentah

Gambar Proses Umum Limbah Padat Organik


(Wikipedia,2009)

Proses aerob adalah proses dimana mikroba menggunakan


oksigen untuk menguraikan bahan organik. Sedangkan proses
penguraian yang terjadi tanpa menggunakan oksigen disebut
dengan proses anaerob. Pada proses anaerob bahan ditumpuk
dan disungkup dengan penutup (dapat menggunakan karpet atau
karung goni) agar tidak ada kontaminasi udara saat proses
berlangsung. Keuntungan proses ini adalah memacu kinerja

18
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

mikroba lebih optimal sehingga dapat mempercepat peningkatan


suhu pada proses pengomposan.
Untuk wilayah yang tidak memiliki lahan luas,
pengomposan yang cocok dengan menggunakan metode
pengomposan fermentasi dan aerasi. Metode ini merupakan cara
intensifikasi pengomposan dan menghasilkan kompos yang lebih
terbebas dari bakteri-bakteri yang merugikan.
Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
dengan tanpa menggunakan bahan aktivator dan juga dengan
menggunakan bahan aktivator. Cara pembuatan kompos tanpa
menggunakan bahan aktivator adalah dengan bahan sampah
taman (rumput-rumputan). Kemudian ada Proses pengomposan
menggunakan bahan aktivator yang gunanya agar proses
pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien
dibandingkan tanpa bahan aktivator.
Aktivator berfungsi menguraikan sisa organik yang telah
mati menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam tanah (N,
P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4 atau CO2)
sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman.
Mikroorganisme yang digunakan sebagai bahan aktivator
guna merombak bahan organik adalah mikroorganisme pengurai
yaitu bakteri, fungi dan aktinomisetes.

19
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Berdasarkan SNI 19-7030-2004 tentang spesifikasi


kompos dari sampah organik, menjelaskan bahwa persyaratan
parameter yang telah ditetapkan adalah kompos yang sudah jadi
atau matang harus memenuhi suhu kompos lebih besar dari
22oC, pH kompos sebesar berkisar antaa 6,80 – 7,40,
kelembapan maksimal sebesar 50%, kompos yang dihasilkan
berbau tanah, warna kompos menjadi kehitaman dan memiliki
tekstur seperti tanah (BSN, 2004).
Selama proses pengomposan, sejumlah jasad hidup seperti
bakteri dan jamur, berperan aktif dalam penguraian bahan
organik kompleks menjadi lebih sederhana (Unus 2002 dalam
Sulistyorini 2005).
Untuk mempercepat perkembangbiakan mikroba, telah
banyak ditemukan produk isolat mikroba tertentu yang
dipasarkan sebagai bioaktivator dalam pembuatan kompos, salah
satunya adalah Effective Microorganisms 4 (EM4) yang
ditemukan pertama kali oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas
Ryukyus, Jepang. Larutan EM4 mengandung mikroorganisme
fermentor yang terdiri dari sekitar 80 genus, dan
mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara
efektif dalam fermentasi bahan organik. Dari sekian banyak
mikroorganisme, ada tiga golongan utama, yaitu bakteri

20
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

fotosintetik, Lactobacillus sp., dan jamur fermentasi (Indriani


2007).
Pada pembuatan pupuk organik dengan penambahan
biaktivator EM4 didapatkan hasil pupuk berwarna sangat hitam
menyerupai tanah, berbau tanah dan memiliki tekstur remah
serta halus. Sedangkan pupuk organik takakura tanpa
penambahan bioaktivator EM4 didapatkan hasil berwarna lebih
coklat, berbau seperti tanah dan memiliki tekstur remah namun
lebih kasar (Zuhrufa et. al, 2015).
Berbagai macam mikroorganisme pengurai di alam dapat
dimanfaatkan sebagai bioaktivator pada proses pengomposan
sampah. Mikroba jenis ini sering disebut sebagai
mikroorganisme lokal (MOL), yang dapat dibiakkan
menggunakan berbagai sumber bahan organik. Limbah sayur
dapat menjadi media yang baik bagi perkembangbiakan
mikroorganisme pengurai, dan dapat dimanfaatkan sebagai
bioaktivator dalam proses pengomposan. Hampir semua sayuran
akan mengalami fermentasi asam laktat, yang biasanya
dilakukan oleh berbagai jenis bakteri Streptococcus,
Leuconostoc, Lactobacillus, serta Pediococcus. Mikroorganisme
ini akan mengubah gula pada sayuran terutama menjadi asam
laktat yang akan membatasi pertumbuhan organisme lain (Utama
et al. 2013).

21
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Pengomposan sampah organik memiliki banyak manfaat


yang dapat menguntungkan masyarakat. Keuntungan yang dapat
diperoleh dari pengomposan dapat ditinjau dari beberapa aspek,
antara lain :
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya transportasi sampah ke TPA dan
penimbunan limbah
2. Mengurangi volume sampah
3. Memiliki nilai ekonomi lebih dari bahan asalnya
4. Menambah penghasilan.

Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
3. Menghindari/tidak menjadi sumber penyakit karena lalat dan
bakteribakteri yang merugikan.

Aspek bagi Tanah / Tanaman:


1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

22
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, kandungan gizi,


dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan / serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi / ketersediaan hara di dalam tanah.

Aspek bagi Masyarakat/Sosial :


1. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat (usaha padat
karya)
2. Menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat
3. Mengubah pandangan masyarakat bahwa sampah merupakan
masalah menjadi sesuatu yang berkah.
Bahan organik yang perlu dihindari sebagai bahan baku
kompos ialah bahan organik yang memiliki kadar air tinggi
(seperti : semangka, melon, mentimun, tomat, dll) karena akan
mempertinggi kadar air pada kompos.

2.1 Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan untuk membuat kompos sederhana :
1. Sampah organik : sisa-sisa makanan, sayuran
2. Aktivator EM4
3. Kotoran ternak hewan yaitu kotoran kambing
4. Sekam padi

23
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

5. Air

Alat yang digunakan untuk membuat kompos sederhana :


1. Ember
2. Plastik untuk pemotongan sampah organik
3. Parang/pisau
4. Plastik penyimpan bahan yang sudah jadi kompos.
5. Termometer untuk mengukur suhu

2.2 Tahapan Pembuatan Kompos


Tahapan pembuatan kompos secara ringkas adalah sebagai
berikut
1. Sisa tanaman berupa limbah panen,semak belukar atau
rerumputan dirajang atau dicacah dengan ukuran 25-50cm
2. Potongan-potongan bahan ompos tadi disusun rapih dan
ditumpuk setebal 30-50cm
3. Taburkan kapur pertanian diatas kotoran ternak secukupnya
sehingga merata
4. Selanjutnya diatas permukaan kotoran ternak dan kapur
disusun/ditumpuk kembali potongan-potongan sisa-sisa
tanaman secara merata.
Demikian seterusnya sehingga susunan bahan kopos
berlapis-lapis mencapai ketinggian 1,5 meter

24
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

5. Setelah selesai menyusun, kemudian dilakukan penyiraman


dengan air secukupnya
6. Untuk mempercepat proses pembususkan,sebaiknya kompos
ditutup dengan lembaran plastik (terpal)

Langkah-langkah pengomposan:

Gambar Langkah-langkah Pengomposan

25
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

1. Pemasokan
Sampah yang dipasok ke rumah kompos adalah sampah
organik pasar yang diangkut langsung dari sumbernya
(pedagang, kios, dll) maupun sampah yang diangkut dari
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ada di pasar.
Pemilahan sampah organik dan non organik sebaiknya
dilakukan dari tingkat pedagang. Pihak penanggung jawab
unit kompos menyediakan 2 keranjang sampah, organik dan
non organik di lingkungan pasar untuk memudahkan
pedagang memisahkan sampah. Pada jam-jam yang telah
ditentukan petugas kebersihan memasok sampah organik ke
rumah kompos bekerjasama dengan penanggung jawab unit
kompos. Hal ini akan memudahkan proses selanjutnya.
Sampah tersebut dibawa dengan gerobak menuju unit
pengolahan kompos.
Bahan yang disarankan: sayuran, dedaunan, sapuan
jalan. Bahan yang tidak disarankan: buah atau sayuran yang
kadar airnya terlalu tinggi seperti melon, tomat, dan
semangka, sisa ternak seperti bulu ayam, usus ayam, ikan
busuk dan kulit dan biji-bijian yang keras seperti biji salak,
sabut kelapa dan sebagainya.

26
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Gambar Pemasokan sampah


2. Pemilahan
Sampah yang masuk ke lokasi pengomposan tidak
100% organik. Oleh karena itu, sampah dipilah kembali
untuk mendapatkan bahan organik pilihan sebagai bahan
baku kompos. Hal yang harus diperhatikan adalah sampah
yang akan diolah menjadi kompos sebaiknya sampah segar.

27
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

3. Pencacahan
Pencacahan sampah dilakukan untuk mempercepat
proses pengomposan. Pencacahan dapat menggunakan mesin
pencacah hingga ukuran sampah berkisar 2-10 cm.

Gambar pencacahan sampah Organik

4. Penyemprotan
Bahan baku yang telah ditimbang kemudian
dihamparkan setebal 10-20 cm untuk disemprotkan

28
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

bioaktivator. 1 liter bioaktivator dapat memfermentasi satu


ton bahan baku. Semakin basah bahan baku semakin sedikit
air yang dibutuhkan untuk campuran bioaktivator (1-20 liter
air untuk 1 liter bioaktivator). Pada saat penyiraman lakukan
pembalikan tumpukan sehingga siraman bioaktivator rata.
Untuk bahan baku seperti daun kering diperlukan campuran
sampai dengan 20 liter air untuk 1 liter bioaktivator. Untuk
bahan baku basah seperti kol atau sawi diperlukan campuran
1-3 liter air untuk satu liter bioaktivator.

5. Pengundukan

Gambar penumpukan bahan organik untuk fermentasi

29
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Penggundukan bertujuan untuk mempercepat proses


fermentasi dan penghematan tempat. Penggundukan yang
ideal dengan ketinggian 70-150 cm. Tumpukan yang ideal
akan mempercepat reaksi dan kinerja mikroba untuk
merombak bahan organik. Perlu diperhatikan, aerasi pada
tumpukan harus baik agar kompos tidak mengeluarkan bau
akibat aerasi buruk.

6. Penyungkupan
Sampah disungkup dengan karung goni untuk
mempercepat fermentasi dan mempermudah sirkulasi udara.
Penyungkupan berlangsung selama 4-7 hari setelah itu
dilakukan proses pembalikan. Setelah dibalik kompos
digundukan kembali dan dibiarkan terbuka selama 6 hari
untuk proses pematangan kompos. Kompos dikatakan
matang apabila struktur remah, berwarna hitam, berbau
humus dan bersuhu dibawah 40°C. Selama proses fermentasi
dan pematangan, pemantauan suhu dilakukan setiap hari.
Suhu ideal berkisar antara 45-70°C. Jika suhu diluar kisaran
tersebut, perlu dilakukan pembalikan agar proses fermentasi
tetap berjalan baik.

30
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Gambar Proses fermentasi kompos


7. Pengeringan
Setelah kompos matang, perlu dilakukan proses
penjemuran dan pengeringanginan sampah kadar air kompos
dibawah 50% (dibawa SNI). Pada fase ini perlu diperhatikan
bahwa kompos benar-benar telah matang dengan melakukan
pengamatan fisik kompos berupa struktur, warna, bau dan
suhu.

8. Pengayakan dan Pengemasan

31
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Jika hasil kompos masih terlalu kasar disarankan


dilakukan penggilingan kembali. Setelah itu kompos diayak
untuk menghasilkan ukuran seragam, kemudian kompos
ditimbang dan dikemas sesuai dengan permintaan pasar.
Untuk menjaga kualitas, kemasan kompos sebaiknya dilapisi
plastik pada bagian dalamnya. Kompos tersebut
disaring/diayak memakai mesin pengayak dengan saringan
kawat, ukuran lubang saringan adalah 0,5 cm x 0,5 cm.
Setelah pengayakan, maka seluruh tahapan proses dilalui dan
sampah sudah menjadi kompos yang siap dipasarkan.
Kemasan yang biasa digunakan adalah:
1. Plastik kedap air, ukuran 30 cm x 25 cm untuk kompos
halus seberat ± 3 kg.
2. Plastik kedap air, ukuran 35 cm x 29 cm untuk kompos
halus seberat ± 5 kg.
3. Karung plastik kedap air, ukuran 90 cm x 60 cm untuk
kompos halus, kasar, maupun sedang seberat ± 40 kg.

32
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Gambar kompos siap kemas

Gambar kompos telah dikemas


9. Pemasaran
Kegiatan pemasaran dilakukan apabila kompos yang
dihasilkan telah dikemas dan siap jual. Harga kompos

33
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

bervariasi, tergantung dari besarnya biaya operasional yang


keluar saat proses produksi kompos. Agar dapat mencapai
titik impas dan menutupi biaya operasional, strategi
pemasaran adalah hal penting bagi kesinambungan produksi.

Tahapan penelitian sampah organik hingga menjadi pupuk


organik
1. Tahapan Karakterisasi Sampah Organik
Tahap ini dilakukan untuk menentukan jenis dan
jumlah bahan tambahan yang diperlukan dalam proses
pengomposan. Penentuan karakteristik sampah organik
rumah tangga dilakukan dengan cara pengumpulan sampah
masyarakat, kemudian dipilah berdasarkan jenis sampah
(yaitu sampah kebun/taman dan sampah dapur), diukur
proporsi dari setiap jenisnya, pemilihan proporsi sampah
organik rumah tangga dilakukan sebanyak 3 kali (sampel
1,2,dan 3) kemudian dirata-rata dan dianalisis kandungan
haranya (C-organik, N-total, P2O5, K2O, kadar air dan pH).
Analisis kandungan hara dilakukan di Balai Besar Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri Semarang. Informasi yang
didapat dijadikan rujukan untuk menentukan bahan
tambahan dan komposisi bahan awal pengomposan untuk

34
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

mendapatkan komposisi C/N yang ideal (30:1) di awal


pengomposan.

2. Tahap Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga


Pada tahap pengomposan sampah organik rumah
tangga dilakukan persiapan pembuatan aktivator MOL,
menyiapkan aktivator EM4. Pembuatan Aktivator MOL
dengan cara menyiapkan bahan seperti tapai singkong, gula
merah, dan air bekas cucian beras, mencampur bahan-bahan
tersebut kemudian dilakukan fermentasi aerob selama 4 - 5
hari, menyimpan MOL sebagai biang MOL, bila akan
digunakan dilakukan perbanyakan MOL, dengan membagi
dua bagian biang mol, tambahkan air cucian beras dan gula
merah (Isro’i, 2010).

2.3 Pembuatan Kompos Tanpa Bahan Aktivator


Pupuk organik takakura tanpa penambahan bioaktivator
EM4 didapatkan hasil berwarna lebih coklat, berbau seperti
tanah dan memiliki tekstur remah namun lebih kasar (Zuhrufa et.
al, 2015).
Cara pembuatan kompos tanpa bahan aktivator :
1. Dilakukan pencacahan hingga ukuran sampah menjadi
kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Setelah itu, mempersiapkan

35
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

keranjang terlebih dahulu kemudian disekeliling keranjang


bagian dalam dilapisi dengan kardus bekas dan letakkan
bantalan sekam di bagian dasar keranjang.
2. Kemudian dilakukan pencampuran dan pengadukan sampah
sayuran dengan starter kompos jadi hingga merata dan
masukkan campuran tersebut ke dalam keranjang takakura.
3. Langkah selanjutnya adalah letakkan bantalan sekam
kembali di atas kompos dan ditutup dengan menggunakan
kain berwarna hitam dilanjutkan dengan tutup keranjang.
4. Kemudian dilakukan pengukuran setiap harinya yaitu
mengukur dan mengamati suhu, pH, kelembapan, warna,
bau dan tekstur kompos.
5. Setelah 2 minggu pemanenan dilakukan dengan mengambil
kompos dari keranjang kemudian diayak untuk dapat
dijadikan sebagai pupuk organik.

2.4 Pembuatan Kompos Dengan Bahan Aktivator


Pembuatan pupuk organik takakura dengan penambahan
biaktivator EM4 didapatkan hasil pupuk berwarna sangat hitam
menyerupai tanah, berbau tanah dan memiliki tekstur remah
serta halus. (Zuhrufa et. al, 2015).

Perlakuan penambahan aktivator terdiri dari lima perlakuan,


yaitu :
36
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Penambahan aktivator EM4 100% sebanyak 150 liter untuk


25kg sampah organik (sesuai petunjuk penggunaan dari
perusahaan pembuatnya aktivator);
1. Penambahan aktrivator EM4, air dan gula
2. Penambahan kombinasi aktrivator EM4, air dan gula dengan
perbandingan 1:50:1 dan

Cara pengomposan sampah organik rumah tangga sebagai


berikut :
1. Mengumpulkan sampah organik dari sumber yang sama dari
hasil karakterisasi sampah organik rumah tangga. Basis
jumlah sampah organik rumah tangga yang dilakukan
pengomposan sebanyak 55 kg.
2. Menimbang sebanyak 13,93 kg sampah kebun, sampah
dapur sebanyak 36,07 kg dan 5 kg serbuk gergaji kemudian
dicacah dengan mesih pencacah hingga berukuran 2-3 mm,
3. Kemudian seluruhnya dicampur dengan serbuk gergaji
secara merata
4. Tambahkan larutan aktivator EM4 sesuai rancangan
percobaan pada media fermentasi yang telah disiapkan
dengan cara dicampurkan dan diaduk supaya homogen.
Melakukan fermentasi selama 16 hari, 22 hari dan 28 hari,
Diaduk-aduk setiap 3 hari.

37
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

5. Pengomposan dihentikan saat kompos terlihat matang


dengan parameter yang terlihat dari warna, tekstur, bau,
suhu kompos, dan pH (Djuarnani, 2005; Yuwono,2005).
Faktor fisik yang diukur selama pengomposan adalah suhu
tumpukan (setiap hari), pH (setiap sepuluh hari).

Cara pembuatan kompos dengan bahan aktivator :


1. Dilakukan pengumpulan sampah organik kemudian
dilakukan pencacahan hingga ukuran sampah menjadi kecil-
kecil dengan ukuran 1 cm.
2. Kemudian campurkan potongan sampah organik dengan
sekam padi dan kotoran kambing
3. Kemudian campurkan aktivator EM4 dengan air dan gula
dengan perbandingan 1 : 50 : 1
4. Kemudian campurkan larutan EM4. Gula dan air kedalam
campuran sampah organik,sekam padi dan kotoran kambing.
Larutan Effective Microorganisme 4 (EM4) merupakan
bioaktivator yang digunakan dalam pembuatan kompos
yang dapat mempercepat proses penguraian pengomposan
dan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan
populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman yang
nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan, kesehatan,
kualitas dan kuantitas hasil tanaman

38
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

5. Kemudian semuanya dimasukkan kedalam plastik dan diikat


hingga kedap udara.
6. Simpan diruangan yang tidak basah.
7. Pengukuran kompos dilakukan dua kali dalam seminggu
sehingga menghasilkan pengukuran dengan cara mengukur
dan mengamati suhu, pH, kelembapan, warna, bau dan
tekstur kompos.
8. Pemanenan kompos dilakukan, proses pengomposan dengan
cara mengambil kompos dari keranjang kemudian diayak
untuk dapat dijadikan sebagai pupuk organik.

2.5 Prsoes Pengomposan


Proses pengomposan dilakukan dengan cara
menganalisis suhu kompos. Suhu sangat berpengaruh terhadap
proses pengomposan dikarenakan berkaitan dengan jenis
mikroorganisme yang terlibat didalamnya. Suhu pada proses
pembuatan kompos dari sampah sayuran tanpa penambahan
bioaktivator (kelompok kontrol) dan dengan penambahan
biaktivator EM4 (kelompok perlakuan) selalu berubah-ubah
sepanjang pengukuran, dimana suhu pada kelompok kontrol
antara 29⁰C sampai 39⁰C sedangkan suhu pada kelompok
perlakuan antara 28⁰C sampai 40⁰C.
Proses pengomposan juga memperhatikan kelembapan
kompos. Kelembapan kompos pada kelompok kontrol (tanpa
biovaktor) cenderung tinggi mulai awal pengukuran dari 50%

39
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

menjadi >80% atau sangat lembab kemudian mengalami


penurunan dan kembali ke kondisi normal atau stabil.
Pada proses pembuatan kompos kelompok kontrol
(tanpa biovaktor) dan kelompok perlakuan (dicampurkan
biovaktor) pada pengukuran pertama memiliki pH yang rendah
atau cenderung bersifat asam.
Pada warna kompos kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan pada awal pembuatan kompos berwarna hijau
kehitaman dan semakin lama akan menyerupai warna tanah
berwarna kehitaman. Kompos yang menggunakan penambahan
bioaktivator EM4 didapatkan hasil pupuk berwarna sangat hitam
menyerupai tanah, berbau tanah dan memiliki tekstur remah
serta halus. Sedangkan pupuk organik takakura tanpa
penambahan bioaktivator EM4 didapatkan hasil berwarna lebih
coklat, berbau seperti tanah dan memiliki tekstur remah namun
lebih kasar.
Pada bau kompos kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan pada awal pembuatan kompos berbau sampah
sayuran dan semakin lama akan berbau tanah.
Pada tekstur kompos sampah sayuran tanpa atau
dengan penambahan EM4 pada awal pembuatan kompos
memiliki tekstur sayuran dan semakin lama akan memiliki
seperti terkstur kasar dan menyerupai tanah.

40
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

2.6 Faktor yang mempengaruhi pengomposan


Kandungan hara total yang dianalisis antara lain kandungan
C-Organik (AOAC 973.03,2000), N-Total (Page et al, 1984),
dan C/N (Hasil perhitungan dari hasil pengujian parameter C
dibagi hasil pengujian N).
Pengikatan unsur hara oleh mikroorganisme selama proses
pengomposan, diantaranya fosfor (P), nitrogen (N)) dan kalium
(K) akan terlepas kembali bila mikroorganisme tersebut mati.
Pada pH sekitar 6-7, Fosfor paling mudah diserap oleh
tanaman. Kadar Fe pada kompos dengan aktivator EM4
sebesar 0,75% dan 0,85% pada kompos dengan aktivator
kotoran sapi dan pupuk organik komersial. Fe merupakan
unsur mikro yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk
klorofil, beberapa enzim dan sebagai aktifator dalam proses
biokimia seperti fotosintesa dan respirasi (Novizan, 2005).

2.7 Teknik Pengomposan


Kompos yang sudah matang (jadi) kemudian diaplikasikan
pada tanaman pekarangan. Aplikasi kompos ini dilakukan pada
tanah gambut yang merupakan tanah yang kurang subur. Bahan
organik berupa kompos yang diberikan ke tanaman
memberikan pengaruh pada kondisi tanah selanjutnya dimana
fisik tanaman yang diberi kompos pertumbuhannya lebih bagus
41
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

dari yang tidak diberi kompos. Hasil produksi tanaman


merupakan faktor penting untuk melihat pengaruh aplikasi
kompos terhadap tanaman tersebut.

42
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

BAB III
PENGGUNAAN KOMPOS
Kompos yang sudah berhasil dibuat atau dipanen, sudah
siap digunakan untuk usaha pertanian. Penggunaan di lading
(pertanian lahan kering) untuk tanaman holtikultura, sayur, dan
buah-buahan, tanaman pangan, tanaman perkebunan.
Kompos juga sangat baik digunakan pekarangan dan
tanaman dalam pot dilingkungan rumah tinggal, kantor, taman,
dan lain sebagainya. Untuk media tanam dapat dicampur dengan
tanah. Untuk tanaman sayuran 1:1. Untuk tanaman hias
perbandingan kompos dan tanah yaitu 1:2. Sedangkan untuk
dalam pot 1 bagian tanah lempung, 1 bagian pasir, dan ¼
kompos (digunakan sekali setahun) perlu diganti dengan yang
baru.
Pedoman jumlah penggunaan kompos 10-30 ton per
hektar. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan bahan, jenis
tanaman budidaya dan media tumbuh tanaman. Tanaman muda
seperti sayuran membutuhkan kompos lebih banyak daripada
tanah yang mengandung liat. Penggunaan sekitar 1-3 kg untuk
area 1 m2 dapat dijadikan patokan penggunaan kompos.
Pemberian kompos dalam pot bisa ditakar lebih sekitar 5% dari
bobot media tanam.

43
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

Daftar Pustaka
Badan Standardisasi Nasional. (2004) Standar Nasional
Indonesia 19-7030-2004 Spesifikasi Limbah Domestik
Djuarnani, N., Kristian dan Setiawan, B.S. (2005). Cara Cepat
Membuat Kompos. Cetakan 1. Jakarta : AgroMedia Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos (diakses Juni 2009)
Isroi, 2010. Kompos jerami untuk solusi kebutuhan pupuk petani
murah mudah
cepat.http://isroi.wordpress.com/2010/07/19/kompos-
jerami-untuk-solusi-kebutuhan-pupuk-petanimurah-mudah-
cepat//, diakses tanggal 29 Agustus 2012).
Larasati, Adella Atika dan Septa Indra
Puspikawati.2016.Pengolahan Sampah Sayuran Menjadi
Kompos dengan Metode Takakura.Jurnal Ikesma.15(2):2.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Soma, Soekmana. 2010. Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan Seri
: Pengelolaan Sampah Perkotaan. IPB Press. Bogor.
Stoffella, P. J. and B. A. Kahn. 2001. Compost Utilization in
Horticultural Croping System. Lewis Publishers.
Washington D. C. 414p.
Subandriyi,dkk.2012.Optimasi Pengomposan Sampah Organik
Rumah Tangga Menggunakan Kombinasi Aktivator EM4

44
KKN Desa Sungai Majo Pusako 2021

dan MOL terhadap rasio C/N.JURNAL ILMU


LINGKUNGAN.Vol 10(2):70-75.
Sucipto,C.D.,2012, Teknologi Pengolahan Daur Ulang
Sampah,Gosyen Publishing,Yogyakarta
Sulistyorini L. 2005. Pengelolaan Sampah dengan Cara
Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2(1): 77-84
Yulianto,Adi Budi, dkk.Buku Pedoman Pengolahan Sampah
Terpadu : Konversi Sampah Pasar Menjadi Kompos
Berkualitas Tinggi.Yayasan Danamon Peduli
Yuwono. D, 2005. Kompos Cara Aerob dan Anaerob
Menghasilkan Kompos Berkualitas, Seri Agritekno, Jakarta.
Zuhrufah, Izzati, M., & Haryanti, S. (2015) Pengaruh
Pemupukan Organik Takakura Dengan Penambahan EM4
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang
Hijau (Phaeseolus radiatus L.). Jurnal Biologi, 4
.

45

Anda mungkin juga menyukai