Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH AGROEKOLOGI


PARADIGMA DAN PERSPEKTIF AGROEKOLOGI

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Wibowo, M.S
Titis Pury Purboningtyas, SP., M.Pd

Penyusun:

Ahmad Rofi’i 02.01.22.573


Angga Arthur Wahyudi 02.01.22.575
Arip Saripudin 02.01.22.577
Awan Sobarna 02.01.22.579
Encep 02.01.22.583
Nunu Riyadi 02.01.22.617
Rangga Hadi Pratama 02.01.22.621
Wafiq Dyan Al-Mughni 02.01.22.635

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
MANUSIA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan praktikum ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “Paradigma dan Perspektif Agroekologi”. Laporan praktikum “Paradigma
dan Perspektif Agroekologi” disusun guna memenuhi tugas praktikum yang
diberikan oleh dosen pada mata kuliah Agroekologi. Selain itu, penulis berharap
agar laporan praktikum ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Dr. Ir. Soesilo
Wibowo, M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Agroekologi program studi
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan kelas A atas bimbingan dan arahan yang
diberikan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua
yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari dalam pembuatan laporan praktikum ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
untuk membangun kesempurnaan untuk pembuatan laporan praktikum ke depannya
lebih baik lagi.

Bogor, 25 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
C. Manfaat dan Kegunaan ............................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
A. Paradigma dan Perspektif Agroekologi....................................................... 3
B. Akar Permasalahan Ekologi........................................................................ 3
C. Strategi Mengatasi Permasalahan Ekologi .................................................. 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 6


A. Identifikasi Permasalahan Agroekologi ...................................................... 6
B. Pembahasan................................................................................................ 8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Upaya yang telah dilakuka................................................................. 6


Tabel 2. Paradigma Cartesian dan Ekologi ...................................................... 8
Tabel 3. Paradigman Yin Yang di Lahan Sawah.............................................. 9

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paradigma ekologi yang mendasari keharmonisan hubungan antara manusia
dan alam adalah sebagai berikut: (1) keberadaan lingkungan alam mendahului
keberadaan manusia maka manusia harus bersyukur kepada pendahulunya; (2)
semua makhluk di lingkungan alam memiliki jiwa, sama seperti manusia, sehingga
mereka setara; (3) keberlanjutan manusia sangat bergantung pada keutuhan
lingkungan alam. Paradigma ekologi yang mendasari keharmonisan hubungan
antara manusia dan alam adalah sebagai berikut: (1) keberadaan lingkungan alam
mendahului keberadaan manusia maka manusia harus bersyukur kepada
pendahulunya; (2) semua makhluk di lingkungan alam memiliki jiwa, sama seperti
manusia, sehingga mereka setara.

Lingkungan yang merupakan tempat interaksi antar manusia dengan


manusia, maupun manusia dengan alam mencakup banyak komponen. Dalam hal
ini, manusia memanfaatkan seluruh lingkungan biosfer untuk menunjang
kebutuhan hidupnya Namun seiring bertambahnya zaman, populasi manusia yang
bertambah pun mengakibatkan degradasi pada alam. Masalah lingkungan tidak
hanya mencakup ekologi dan biologi, namun juga berupa masalah sosial dimana
permasalahan lingkungan dapat mempengaruhi pola dan tatanan organisasi sosial.
Masalah lingkungan hidup disebabkan oleh kesalahan perilaku manusia.
Kesalahan perilaku itu disebabkan oleh kesalahan cara pandang atau paradigma
berpikir. Karena itu, untuk mengatasi krisis masalah lingkungan hidup dibutuhkan
perubahan perilaku yang hanya bisa terjadi dengan mengubah paradigma berpikir.
Sebelum merubah paradigma atau pandangan itu baiknya kita melihat beberapa hal
yang mendasari sebab masalah lingkungan hidup yang merusak jaringan relasi
kehidupan manusia dan lingkungannya.

Maka dari itu, diadakannya praktikum dengan judul “Paradigma dan


Prespektif Agroekologi” ini penulis akan mengamati beberapa permasalahan
ekologi yang ada di lingkungan penulis serta mengidentifikasi faktor penyebab dan
strategi penagangannya masalah tersebut yang baik dilakukan.

1
B. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan laporan praktikum ini, yaitu:


1. Mampu menjelaskan paradigma agroekologi,
2. Mampun menjelaskan prinsip agroekologi,
3. Mengetahui akar pemasalahan agroekologi di lingkungan sekitar,
4. Menetapkan strategi yang tepat dalam mengagulangi permasalahan
agroekologi di lingkungan sekitar.

1.3 Manfaat dan Kegunaan


Manfaat dan kegunaan dari hasil praktikum ini, yaitu untuk memberikan
wawasan baru mengenai memberikan wawasan baru mengenai paradigma,
prinsip, akar permasalahan, dan strategi yang tepat dalam menanggulangi
permasalahan agroekologi yang terjadi di sekitar kita.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma dan Perspektif Agroekologi


Paradigma adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan lingkungan
yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku
(konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai-nilai, dan
praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang
sama, khususnya, disiplin intelektual.
 Menurut Robert Friedrichs(1970)
Dasar pandangan disiplin pada apa materi pelajaran yang harus dipelajari.

 Menurut Patton (19750


Sebuah pandangan dunia, sebuah sudut pandang umum, atau cara untuk
menguraikan kompleksitas dunia nyata.
Paradigma itu ada dua yaitu paradigm mekanistik atau Cartesian versus Non
Mekanistik atau Ekologi dan paradigm Yin Yang. Pada paradima mekanistik dan
non mekanistik ini dibagi menjadi 3 pandangan aspek yakni deksripsi utama,
karakter utama, dan karakter sekunder. Pada paradigm Yin Yang digunakan untuk
mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia
ini. Perspektif atau pandangan dari agroekologi dalam pengembangan Iptek
menggunakan lima prinsip menurut Capra (1994,2001), prinsip tersebut
diantaranya:
1. Saling ketergantungan/keterkaitan (Interdependency)
2. Jejaring kerja (Networks)
3. Keanekaragaman/keberagaman (Diversity)
4. Holistik (Holistic)
5. Fleksibelitas
B. Akar Permasalahan Ekologi
Setiap makhluk hidup memiliki ketergantungan dengan alam atau lingkungan
di sekitarnya, sehingga tercipta hubungan diantara keduanya. Pada dasarnya,
hubungan/interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya berada dalam suatu
keseimbangan (bisa disebut dengan keseimbangan alam), dimana, apabila terjadi
ketidakseimbangan, alam akan memulihkan “dirinya”. Namun, akibat
ulah/kegiatan manusia yang berlebihan, keseimbangan ini kemudian menjadi
3
terganggu. Menurut Campbell (1999: 376), fokus pandangan “keseimbangan alam”
ini adalah pada pendefinisian faktor-faktor, terutama interaksi antar spesies yang
kelihatannya mempertahankan stabilitas dalam komunitas dan yang dapat
mengembalikan stabilitas ke daerah yang terganggu. Menurut Takdir (2000: 4-7),
setidak-tidaknya ada 5 faktor yang melatar belakangi timbulnya masalah-masalah
lingkungan, yaitu :
 Teknologi
Terjadinya revolusi ilmu pengetahuan alam seperti fisika dan kimia telah
medorong perubahan-perubahan besar di bidang teknologi, dimana, hasil-hasil
teknologi tersebut diterapkan dalam sektor industri, pertanian, transportasi dan
komunikasi.
 Pertumbuhan Penduduk
Ehrlich dan Holdren (dalam Stewart dan Krier, 1978: 45-49) berpendapat
bahwa pertumbuhan penduduk dan peningkatan kekayaan memberikan sumbangan
penting terhadap penurunan kualitas lingkungan. Lebih lanjut, jauh sebelum
teknologi maju dikembangkan seperti apa adanya sekarang, bumi tempat manusia
hidup manusia ini telah mengalami bencana lingkungan. Mereka mencontohkan
terjadinya gurun pasir di lembah Sungai Eufrat dan Tigris yang pada zaman
sebelum masehi dikenal sebagai kawasan subur. Terjadinya kerusakan pada
kawasan ini disebabkan oleh sistem irigasi yang gagal dan pmbukaan lahan yang
terus-menerus akibat pertumbuhan penduduk sehingga makin memperluas lahan
pertanian. Irigasi seringkali harus mengatasi terjadinya salinisasi (peningkatan
kandungan garam di tanah). Irigasi di daerah yang curah hujannya rendah
berpotensi menyebabkan terjadinya penguapan dan kekeringan, dan pada akhirnya
terjadi kegagalan yang menyebabkan terbentuknya gurun pasir.
 Ekonomi
Hardin melihat bahwa alasan-alasan ekonomi yang seringkali menggerakkan
perilaku manusia atau keputusan-keputusan yang diambil oleh manusia secara
perorangan maupun dalam kelompok, terutama dalam hubungannya dengan
pemanfaatan common property (yaitu sumber daya-sumber daya alam yang tidak
dapat menjadi hak perorangan, tetapi setiap orang dapat menggunakan atau

4
memanfaatkannya untuk kepentingan masing-masing, seperti sungai, padang
rumput, udara dan laut).
 Politik dan tata nilai moral
Sebagian pakar berpendapat bahwa timbulnya masalah-masalah lingkungan
disebabkan oleh tata nilai yang berlaku menempatkan kepentingan manusia sebagai
pusat dari segala-galanya dalam alam semesta. Nilai dari segala sesuatu yang ada
di alam semesta dilihat dari kepentingan manusia semata. Tata nilai ini dikenal
dikenal dengan istilah anthropocentric atau homocentric.

 Terkurasnya Sumber Daya Alam


Terkurasnya sumber daya alam dapat diartikan sebagai hilangnya sumber daya
alam akibat eksploitasi yang umumnya dilakukan untuk memenuhi kepentingan
manusia. Beberapa contoh hilangnya sumber daya alam adalah semakin menipisnya
bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas dan
penambangan mineral dari dalam bumi yang berlebihan. Selain itu, punahnya
beberapa spesies hewan langka juga bisa dikatakan pengurasan sumber daya alam.
Contoh lainnya adalah pembakaran hutan dan ilegal
logging (pembalakan/penebangan liar).

C. Strategi Mengatasi Permasalahan Ekologi

Strategi untuk mengatasi masalah lingkungan dapat dilihat dari responnya


terhadap lingkungan (Environmental Response) dan Respon Hijau (Green
Response). Respon lingkungan ini memiliki 2 ciri, yaitu krisis ekologi
dipecahkan secara diskrit dan pemecahan krisis ekologi dipandang dapat dicari
di dalam tatanan sosial, ekonomi, dan politik yang ada.
Strategi respon hijau (Green Response) dilaksanakan dengan cara:
 Pemecahan krisis ekologi melalui perubahan sosial, ekonomi, dan politik
ketimbang melalui IPTEK.
 Konsekuensinya yaitu krisis ekologi harus dicari daro kearifan dan
kepakaran di bidang ekonoi, sosial, politik yang juga penting pada bidang
kearifan local.
 Pemacahan krisis ekologi dengan mengandalkan teknologi dan kepakaran
di bidang ilmu fisika.

5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Permasalahan Agroekologi


1) Permasalahan atau Krisis Ekologi terberat di wilayah Desa Margaluyu,
Kec. Tanjungsari, Sumedang
a) Perubahan alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, penyebab
utamanya yaitu banyaknya penduduk pendatang baru.
b) Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan baik di
selokan maupun di sungai, penyebab utamanya yaitu kurangnya
kesadaran masyarakat akan pembuangan sampah.
c) Terjadinya longsor di beberapa wilayah, penyebab utamanya yaitu
karena alih fungsi lahan dan topografi daerah yang menurun.
2) Upaya yang telah dilakukan
Upaya yang dilakukan Berhasil/
No. Masalah Penyebab Gagal
oleh Gagal
a. Oleh Pemerintah Masih banyak
Memperketat izin alih oknum yang
fungsi lahan pertanian mendesak
Gagal
menjadi permukiman pemerintah untuk
menyetujui alih
fungsi lahan
b. Oleh Swasta Masih banyak
Perubahan alih
Memperbanyak lahan pihak swasta yang
fungsi lahan
1. hijau di sekitaran lebih memperbesar
kosong menjadi
lahan tempat usahanya
lahan pemukiman Gagal
dibangingkan
membuka lahan
hijau
c. Oleh Masyarakat
Pemanfaatan lahan Berhasil
kosong menjadi lahan

6
a. Oleh Pemerintah
Dibuatnya Tempat
Pengolahan Sampah Berhasil

Kebiasaan Terpadu (TPST)

masyarakat b. Oleh Swasta


Berhasil
membuang sampah Membuat bank
2.
sembarangan, baik sampah di lingkungan
di selokan maupun c. Oleh Masyarakat
di sungai Pemanfatan daur
ulang sampah seperti Berhasil
botol menjadi barang
berguna
a. Oleh Pemerintah
Penanaman kembali Berhasil
wilayah penghijauan
Pihak swasta
masih kurang
kontribus dalam
b. Oleh Swasta Sebagian
Terjadinya tanah pembuatan lahan
Pembuatan lahan hijau berhasil hijau bahkan
longsor di
3. disekitaran lahan usaha sebagian
beberapa wilayah gagal produksi sisa
limbah dibuang

Sembarangan.
c. Oleh Masyarakat
Penanaman kembali
dan pemeliharaan Berhasil
penghijauan di
lingkungan sekitar

Tabel 1 Upaya yang telah dilakukan

7
1) Tindakan yang sebaiknya dilakukan

Setelah mengetahui berbagai permasalahan atau krisis ekologi terberat


di wilayah Desa Margaluyu dan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
swasta, dan masyarakat sudah hampir berhasil dilakukan. Namun ada beberapa
juga yang ada di fase sebagian berhasil sebagian gagal. Hal yang dapat menjadi
tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan atau krisis
ekologi di wilayah Desa Margaluyu, yakni:
a) Pengubahan lahan kosong menjadi lahan pertanian merupakan hal yang
baiknya dilakukan, hal ini selain menjadi bahan pangan masyarakat tetapi
lahan pertanian merupakan sumber energi kita sebagai manusia
membutuhkan oksigen sebagai kebutuhan bernafas kita.
b) Proses daur ulang sampah juga menjadi tidakan yang baik bagi pengurangan
sampah. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk sedangkan
sampah anorganik seperti sampah plastic bisa dijadikan sebagai bahan
kerajinan.
c) Pentingnya penanaman tanaman kembali di lingkungan permukiman guna
mengurangi longsor. Tanaman yang ditanami seperti tanaman tahunan
sehingga dapat menjadi penopang pada saat pergesesran pada tanah.
B. Pembahasan
1) Urutan prinsip ekologi yang harus diterapkan dalam pengembangan
lahan kering
Prinsip atau perspektif ekologi dalam pengembangan Iptek di
lahankering memiliki urutan, perspektif atau prinsip ini menurut Capra
(1994,2001) antara lain:
a) Holistik, prinsip holistik ini merupakan prinsip paling utama dalam
pengembangan Iptek di lahan kering. Hal ini dikarenakan perkembangan
iptek di lahan kering ini akan membuat suatu perubahan.dari suatu
ekosistem dan pola kehidupan organismenya.
b) Fleksibelitas, pada prinsip kedua ini dampak yang dihasilkan pada
perubahan akan menjadi suatu kebiasaan yang baru. Pada suatu dampak
yang ada tidak merubah suatu kebiasaan lama namun harus memperbaiki
dan meningkatkan kebiasaan yang lama tanpa mengganti seluruhnya.

8
c) Keanekaragaman, pada prinsip ketiga ini hal akan menjadi suatu penentu
dalam pengembangan di lahan kering. Perkembangan budaya dan
kebiasaan masyarakat yang beragam akan menghasilkan beberapa cara
dalam memberikan pengembangan di lahan kering. Semakin banyak
masyarakat dengan perbedaan pendapat, suku, budaya, dan kebiasaan
maka akan semakin banyak variasi dalam perkembangan di lahan kering.
d) Jejaring Kerja, kerja sama dalam lingkungan masyarakat juga sangat
penting dalam pengembangan iptek di lahan kering. Memiliki sifat
kerjasama, kemitraan, dan manajemen kaloborasi yang tinggi pada
masyrakat maka pengembangan iptek di lahan kering juga akan cepat
terlaksana dengan baik dan cepat.
e) Saling ketergantungan, tidak terlepas dengan tujuan pengembangan iptek
di lahan kering. Setiap masyarakat tidak bisa hidup dan bekerja sendiri,
namun pentingnya kerjasama dalam komunitas itu akan menghasilkan
tujuan yang sesuai. Keberhasilan dari suatu komonitas tergantung pada
anggotanya.
2) Paradigma Cartesian dan Ekologi pada Lahan Kering

Paradigma Cartesian Paradigma Ekologi


(Paradigma Mekanistik) (Paradigma Non
Mekanistik)
Deskripsi Utama
Mekanistik, reduksionis, obyektifitas, Organik, holistic, partisipatif, dan
teknosentris ekosentris
Kararakter Utama
 Ilmu pengetahuan dapat dipilah,  Ilmu pengetahuan tak dapat
bebas nilai, empiric, bersifat control. dipilah, terikat nilai, empiris dan
 Manusia dana lam terpisah, manusia intuitif, empati.
mendominasi.  Manusia dan alam tak terpisah,
 Penekanan pada kuantitatif. saling berenergi.
 Penekanan pada realita materi.  Penekanan pada kualitatif.

9
 Teknologi dan ekologi tidak  Penekanan pada realita
mengenal batas (limit). fisik dan metafisik.
 Ekologi menjadi penentu
keterbatasan teknologi.
Karakter Sekunder
 Kekuatan yang bersifat sentralistik.  Kekuatan yang bertumpuk
 Penekanan pada kompetisi. pada desentralisasi.
 Homogenis dan disintegrasi  Penekanan pada kerjasama.
meningkat.  Kemajemukan dan
 Penekanan pada kuantitatif. integrase meningkat.
 Pendekatan persoalan secara parsial.  Penekanan pada kualitatif.
 Pendekatan persoalan
secara multidimensi.

Tabel 2 Paradigma Cartesian dan Ekologi

2) Paradigma Yan Ying terhadap Lingkungan di lahan Sawah


Paradigma Yin Yang merupakan suatu konsep pada suatu filosofi
Tionghoa yang digunakan dalam mendeskripsikan sifat kekuatan yang memiliki
saling keterkaitan serta keberlawanan di dunia serta saling membangun satu sama
lain. Pada paradigm Yin Yang terhadap lingkungandi Sawah, anatara lain:

PARADIGMA YIN YANG DI LAHAN SAWAH


Musim Dingin Musim Panas
Lembab Kering
Sejuk Panas
Lahan Basah Lahan Kering
Subur Layu
Menyusut Mengembang

Tabel 3 Paradigma Yin Yang di Lahan Sawah

10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada pelaksanaan praktikum ini, penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Paradigma merupakan suatu pandangan dunia atau world view yang mana
teori, praktek, ilmu, pengetahuan, dan pola fikir itu dikonseptualisasikan.
2. Permasalahan atau krisis ekologi di lingkungan penulis yaitu perbahan alih
fungsi lahan kosong menjadi permukiman, kebiasaan masyarakat membuang
sampah semabarangan, dan terjadinya longsor akibat kurangnya penghijauan
di sebgaian wilayah Imbanagara Raya.
3. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta, dan
masyarakat untuk mengatasi permasalahan atau krisis ekologi hampir
sebgaian berhasil dan sebagian lagi gagal dikarenakan terdapat suatu kendala
dalam pelaksanaan upaya tersebut.
4. Tindakan yang baik dalam mengatasi permasalahan atau krisis ekologi yang
dapat dilakukan ialah pembuatan lahan penghijauan dan penanamantanaman
hijau serta tanaman tahunan untuk menopang agar tidak terjadinya longsor.
Kemudian mendaur ulang sampah juga menjadi salah satu tindakan yang baik
yang outputnya akan menghasilkan suatu barang yang bermanfaat.
B. Saran
Setelah mengetahui akar permasalahan/krisis ekologi dilingkungan kita,
penulis memberikan saran agar lingkungan kita itu agar meminimalisir terjadi
permasalahan/kiris ekologi, antara lain:
1. Perlunya kesadaran pada masyarakat dari hal yang sepele seperti
membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah
sembarangan apalagi membuangnya ke sungai yang dapat mengakibatkan
banjir.
2. Perlunya kerjasama semua stakeholder antara pemerintah, pihak swasta,
dan masyarakat mengenai pelestarian lingkungan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bernadette West, Peter M. Sandman dan Michael R. Greenberg. 1998. Panduan


Pemberitaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

dum, Eugene P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi, edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Setijati H. Ediyono dkk. 2003. Prinsip-Prinsip Lingkungan Dalam Pembangunan


yang Berkelanjutan. Jakarta: Idayus, bekerja sama dengan LPKLP
Universitas Trisakti dan DIRJEN DIKTI Departemen Pendidikan
Nasional.

Setijati H. Ediyono dkk. 2003. Prinsip-Prinsip Lingkungan Dalam Pembangunan


yang Berkelanjutan. Jakarta: Idayus, bekerja sama dengan LPKLP
Universitas Trisakti dan DIRJEN DIKTI Departemen Pendidikan
Nasional.

12

Anda mungkin juga menyukai