Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

MATA KULIAH AGROEKOLOGI

“PARADIGMA DAN PERSPEKTIF AGROEKOLOGI”

Disusun Oleh:

Fahrizul Hidayat
NIM. 02.01.21.211

Dosen Pengampu:

Ibu Titis Pury Purboningtyas S.P., M.Si

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA


MANUSIA PERTANIAN

2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Paradigma Dan Perspektif Agroekologi.” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Agroekologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Titis Pury
Purboningtyas, SP. M.Si. selaku Dosen Agroekologi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Bogor, 19 Maret 2022

Fahrizul Hidayat

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFAR GAMBAR..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................1
C. Manfaat......................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
A. Paradigma dan Perspektif Agroekologi.....................................................2
B. Akar Permasalahan Lingkungan...............................................................4
C. Strategi Mengatasi Masalah ekologi.........................................................6
PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................8
A. Hasil...........................................................................................................8
a. Identifikasi Permasalahan Agroekologi....................................................8
b. Upaya-upaya yang telah dilakukan:.......................................................9
c. Tindakan yang sebaiknya dilakukan.......................................................10
B. Pembahasan.............................................................................................11
a. Urutan prinsip ekologi yang harus diterapkan dalam pengembangan
lahan kering....................................................................................................11
b. Paradigma Cartesian dan Ekologi pada lahan kering..........................11
c. Paradigma Yin Yang terhadap lingkungan di lahan sawah.....................12
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15

iii
DAFTAR TABEL
Table 1: Upaya mengatasi permasalahan ekologi..................................................11

iv
DAFAR GAMBAR
Gambar 1: Akar Permasalahan terjadinya Krisis Ekologi.......................................5
Gambar 2. Wawancara dengan Ketua KWT Sriwijaya.........................................16
Gambar 4. Contoh Kebun......................................................................................16
Gambar 5. Kebun Kwt Srwijaya............................................................................16
Gambar 3. Contoh Produk yang dihasilkan...........................................................16

v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan......................................................................16

vi
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas kehidupan makhluk di sekitarnya sehingga masalah pencemaran
lingkungan ini menjadi salah satu hal yang paling krusial. Banyak
pencemaran yang marak dalam kehidupan sehari-hari yang kita temui seperti
pencemaran udara, air, tanah. Semua dari pencemaran tersebut terjadi karena
beberapa faktor. Faktor penyebab dari pencemaran itu sendiri sangatlah
banyak salah satunya merupakan dari proses alam, manusia, dan faktor
lainnya. Saat ini maraknya pencemaran yang sekarang sudah mulai sulit
dikendalikan utamanya setelah adanya revolusi perindustrian. Akibatkan
banyak sekali pabrik yang dibangun dan menyebabkan berbagai macam
pencemaran atau polusi. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa polbangtan
bogor akan mencoba untuk mengulas berbagai hal yang bersangkutan dengan
pencemaran lingkungan.
Pada kegiatan praktikum kali ini penulis akan melakukan analisa terhadap
pencemaran lingkunga melalui KWT Sriwijaya yang ada di Kelurahan Pasir
Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi pencemaran lingkungan.
2. Untuk menganalisa berbagai macam pencemaran lingkungan yang ada di
Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari pencemaran lingkungan.
2. Mahasiswa mampu menganalisa berbagai macam pencemaran
lingkungan.
3. Mahasiswa mampu melakukan upaya untuk mengurangi pencemaran
lingkungan.

1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma dan Perspektif Agroekologi

Paradigma adalah pandangan dunia (world view) dimana teori, praktek,


pengetahuan, ilmu, pola fikir dikonseptualisasikan. Penerimaan atas suatu
paradigma berlangsung tanpa konsensus yang bersifat tertulis bahkan
terkadang diadopsi tanpa sadar.

Paradigma ada dua yaitu paradigm yang mekanistik (Cartesian) versus


Non Mekanistik (Ekologi) dan paradigm Yin Yang.

 Paradigma Mekanistik dan Non Mekanistik biasanya


pandangannya dibagi pada 3 aspek yaitu deskripsi utama, karakter
utama dan karakter sekunder
 Paradigma Yin Yang merupakan konsep dalam filosofi Tionghoa
yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sifat kekuatan
yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini dan
bagaimana mereka saling membangun satu sama lain.

Perspektif atau pandangan agroekologi dalam pengembangan


Iptek menggunakan 5 (Lima) prinsip menurut Capra (1994, 2001) sebagai
berikut :

1. Saling ketergantungan/keterkaitan (interdependency)


Saling ketergantungan yang dimaksud disini adalah :
 Adanya saling-tergantung antar anggota komunitas/ekosistem
 Bahwa perilaku setiap anggota ekosistem tergantung pada anggota
yang lain
 Bahwa keberhasilan seluruh komunitas tergantung pada
keberhasilan anggota
 Bahwa keberhasilan anggota tergantung pada keberhasilan
komunitas sebagai satu kesatuan
2. Jejaring Kerja (networks)
Jejaring Kerja (networks) yang dimaksud disini adalah :

2
 Jejaring kerja merupakan suatu pola kehidupan
 Bahwa setiap organisme merupakan jejaring kerja dari organ, dari
sel dan berbagai komponen
 Jejaring kerja bersifat non-linear
 Merupakan jejaring kerja modern yang bersifat kerjasama,
kemitraan, manajemen kolaborasi (collaborative management)
3. Keanekaragaman/keragaman (diversity)
Keanekaragaman (diversity) yang dimaksud disini adalah :
 Merupakan pemutar roda kehidupan dimana sistem kehidupan
dapat berkembang, tumbuh dan beradaptasi
 Merupakan sistem kehidupan yang beranekamacam, cenderung
lebih mantap dibanding yang kurang beragam
 Memiliki sifat menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan
golongan
 Bahwa tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi suatu masalah
4. Holistik (holistic)
Holistik (holistic) yang dimaksud disini adalah :
 Bahwa setiap kejadian/peristiwa atau komponen senantiasa
merupakan bagian dari kejadian/peristiwa atau komponen yang
lebih besar
 Bahwa implikasi/keterlibatannya berprinsip saling ketergantungan
 Bahwa hubungan manusia dan alam, atau pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan harus menggunakan sudut pandang holistik
5. Fleksibilitas
Fleksibilitas yang dimaksud disini adalah :
 Memiliki kemampuan adaptasi terhadap kondisi yang selalu
berubah
 Memiliki kemampuan memelihara keseimbangan dinamis karena
lingkungan:
- itu tidak stabil melainkan selalu mengalami perubahan
(Stabilitas vs Perubahan).

3
- itu tidak teratur melainkan cenderung bebas (Keteraturan vs
Kebebasan).
- pengelolaan dapat dilakukan secara tradisional atau inovatif
(Tradisi vs Inovasi).

B. Akar Permasalahan Lingkungan

Gambar 1: Akar Permasalahan terjadinya Krisis Ekologi

Berdasarkan Gambar 1. maka akar permasalahan terjadinya krisis


lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Terjadinya kesalahan dalam penetapan kebijakan kebijakan pemerintah


Beberapa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kurang tepat yaitu
pada hal-hal sebagai berikut :
 Pada sektor pertanian : dengan ditetapkannya kebijakan tentang
rekayasa genetika meliputi pangan transgenik, tanaman
transgenik, dan hewan transgenik telah menimbulkan
permasalahan agroekologi
 Pada sektor kehutanan: dengan adanya kebijakan pembukaan
lahan hutan untuk berbagai kegiatan telah menimbulkan
pembalakan/illegal logging sehingga terjadi kebakaran hutan

4
yang menimbulkan pencemaran sehingga menimbulkan
perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon dan
menimbulkan erosi sehingga terjadi pencemaran sungai , danau
dan laut
 Pada bidang pemasaran hasil pertanian, penetapan kebijakannya
kurang tepat sehingga tidak ada mekanisme pasar sehingga
terjadi kegagalan pasar yaitu pada saat tertentu harga
melambung tinggi dan pada saat lain harganya sangat rendah
sehingga merugikan petani
2. Kondisi masyarakat yang miskin dan gaya hidupnya
Kondisi masyarakat yang miskin dan gaya hidupnya menyebabkan
terjadinya:
 Ketidakmampuan mengadopsi teknologi dan mengatur kelahiran
sehingga tidak mampu mengelola SDA sehingga menyebabkan
terjadinya degradasi lahan dan erosi lahan
 Hilangnya nilai-nilai inti karena terlalu berfokus pada manusia
(antroposentris) dan kotemposentris, sehingga pudarnya adat
 Terjadinya simplifikasi ekologi dengan adanya penanaman
monokultur (perkebunan sawit), sehingga terjadi kepunahan
spesies dan hilangnya habitat hidup liar.

5
C. Strategi Mengatasi Masalah ekologi

Strategi mengatasi masalah lingkungan dapat dilihat dari responsnya


terhadap lingkungan (Environmental Response) dan Respon Hijau (Green
response).

Respons Lingkungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Ciri 1 : krisis ekologi dipecahkan secara diskrit, misal :

 Pemanasan bumi : penurunan emisi gas rumah kaca.


 Pencemaran sungai : operasikan teknologi pengolahan air
limbah.
 Penurunan keanekaragaman hayati : penetapan kawasan &
program konservasi.

Ciri 2 : pemecahan krisis ekologi dipandang dapat dicari di dalam tatanan


sosial, ekonomi dan politik yang ada.

Aplikasi dan inovasi teknologi serta kemampuan kepakaran suatu saat


dipandang akan mampu memecahkan masalah sampah nuklir, limbah B3,dll.

Strategi Respon Hijau (Green Response) dilaksanakan dengan cara sbb :

 Pemecahan krisis ekologi melalui perubahan sosial, ekonomi,


dan politik ketimbang melalui kemajuan IPTEK.
 Konsekuensi: pemecahan krisis ekologi harus dicari dari
kearifan dan kepakaran dari bidang sosial, ekonomi, dan politik,
dan yang juga penting kearifan masyarakat lokal.
 Pemecahan krisis ekologi yang mengandalkan pada teknologi
dan kepakaran di bidang ilmu-ilmu fisika hanya memecahkan
masalah pada tingkatan symptom.

6
PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Kegiatan : Identifikasi Permasalahan Lingkungan

Waktu Pelaksanaan : 19 Maret 2022

Tempat Dan Lokasi : Kelompok Wanita Tani (KWT) Sriwijaya, Kelurahan


Pasir Jaya, Kecamatan, Bogor Barat, Kota Bogor Provinsi
Jawa Barat.

Peserta : Mahasiswa dan dan ketua ketua Kelompok Wanita Tani


(KWT) Ibu Siti Aisyah

Maksud Dan Tujuan : Untuk mengetahui permasalahan lingkungan yang ada di


daerah Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan, Bogor Barat,
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat.

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Identifikasi Permasalahan Agroekologi


Permasalahan/krisis ekologi terberat di wilayah Kelurahan Pasir Jaya,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

a) Pencemaran sungai, diakibatkan karena adanya limbah pabrik tahu


yang langsung dibuang ke sungai.

b) Longsor, disebabkan oleh kegiatan masyarakat membuang sampah


rumah tangga ketepian sungai.

c) Hama putih, lalat buah, dan belalang, disebabkan karena keadaan


lingkungan KWT dan suhu sekitar.

d) Ketidaktersediaannya lahan, dikarenakan hampir keseluruhan lahan di


Kelurahan Pasir Jaya merupakan pemukiman, karena Kelurahan Pasir
Jaya cukup dekat dengan pusat kota dan termasuk lingkungan padat
penduduk.

e) Lahan tidak gembur, dikarenakan lahan yang tersedia untuk KWT


adalah lahan bekas perumahan yang otomatis tanahnya merupakan
bekas-bekas puing bangunan.

8
b. Upaya-upaya yang telah dilakukan:
No Masalah Upaya yang dilakukan oleh Berhasil /gagal Penyebab Gagal

1 Pemerintah dan masyarakat. Berhasil

(Adanya pembentukan bank


sampah dan pembinaan untuk
Longsor memilah sampah dapur yang
masih bisa didaur ulang.
Selain itu, pengangkutan
sampah rutin dilakukan 2 hari
sekali oleh DLH)

2 Lahan tidak Masyarakat Berhasil


gembur.
(Jika lahan akan ditanami,
maka diperlukan tenaga
ekstra untuk menambahkan
media tanam yang sesuai.)

3 Hama putih, lalat Pemerintah dan masyarakat. Berhasil -


buah, dan belalang
(Masyarakat berkonsultasi
dengan PPL dan
direkomendasikan untuk
disteril. Tata cara sterilisasi
dipraktekan oleh PPL dengan
menggunakan cairan kuning.
Namun itu hanya
berpengaruh untuk lalat buah,
hama putih dan belalang
masih ada sampai sekarang
tetapi tidak melonjak seperti
awal.)

4 Ketidaktersediaan Masyarakat Berhasil


nya lahan.
(Beberapa masyarakat yang
masih memiliki lahan kosong
meminjamkannya untuk
dikelola menjadi KWT.
Karena hal itu, lokasi KWT
beberapa kali pindah.)

9
5 Pencemaran Masyarakat Gagal Karena tidak ada
sungai teguran dari
(Limbah dari pabrik tahu pemerintah
yang berbentuk ampas
kemudian dimanfaatkan
masyarakat untuk dijadikan
oncom, jadi yang langsung
dibuang ke sungai hanyalah
air perasannya.)
Table 1: Upaya mengatasi permasalahan ekologi

c. Tindakan yang sebaiknya dilakukan.


Dalam pelestarian lingkungan, ada beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan sebagai berikut.

 Mengurangi konsumsi air Menghemat air dan mencegah


pencemaran air harus dilakukan agar menghindari kelangkaan air
bersih ditahun mendatang.
 Menciptakan kesadaran masyarakat. Membuat masyarakat sadar
betapa pentingnya kelestarian lingkungan demi keberlangsungan
kehidupan melalui berbagai cara dan media, dengan
memberitahukan konsekuensi kerusakan lingkungan bagi
kehidupan mendatang.
 Mengelola sampah. Pengelolaan sampah antara sampah organik
dan an organik, baik dilingkungan inustri besar maupun
dilingkungan dapur. Sampah an organik sebisa mungkin didaur
ulang.
 Konservasi hutan. Kita harus melakukan reboisasi besar-besaran
dan terus menyorot undang-undang tentang perlindungan hutan.
 Konservasi tanah. Dalam pengelolaan pertanian, kita harus
meminimalisir penggunaan bahan kimia.

10
B. Pembahasan

a. Urutan prinsip ekologi yang harus diterapkan dalam pengembangan


lahan kering
Arah litbang lahan kering ke depan diselaraskan dengan tantangan dan
dinamika lingkungan strategis, baik global maupun local. Litbang lahan
kering difokuskan pada dua sasaran umum :

Pertama , optimalisasi pemanfaatan lahan kering eksisting, terutama


lahan kering berbasis pertanian rakyat atau yang dikelola petani kecil yang
umumnya memiliki produktivitas rendah dan tidak ramah lingkungan.
Sasarannya adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi serta
perbaikan/konversi sumberdaya alam.

Kedua pengembangan lahan kering terdegradasi atau terlantar yang


tidak produktif (idle). Sasarannya adalah rehabilitasi lahan sekaligus
perluasaan areal pertanian baru (ekstensifikasi), baik untuk pangan
maupun perkebunan mendukung kebutuhan produksi pertanian pangan
dan energy. Untuk lahan kering berbasis perkebunan besar, diarahkan pada
dua aspek utama :

 Tata kelola dan peruntukan lahan dalam mencapai keseimbangan


peruntukan lahan antara pangan dan perkebunan dan antara petani
kecil dan pengusaha/investor.
 Pengembangan teknologi dan inovasi konservasi/ramah
lingkungan dan mitigasi perubahan iklim, dan peningkatan
produktivitas dan efisiensi produksi.

b. Paradigma Cartesian dan Ekologi pada lahan kering


Suatu pandangan atau cara pandang sekolompok manusia tentang
sebuah fenomena yang terjadi di lahan kering untuk bisa dimanfaatkan
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi makhluk hidup lain. Karena
manusia beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dapat merubah segalanya
dengan mengesampingkan ketergantungan makhluk hidup terhadap alam,

11
namun kenyataannya ilmu pengetahuan harus berkesinambungan dengan
alam.

c. Paradigma Yin Yang terhadap lingkungan di lahan sawah


Prinsip Yin Yang (negative positive) dapat diterapkan dalam
lingkungan alam salah satunya lahan persawahaan, karena dengan saling
berinteraksi akan saling menunjang dan saling memusnahkan, maka akan
terjadi keharmonisan antara manusia dan alam semesta sehingga
menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Kejenuhan manusia akan berbagai
macam terapan kimiawi dan berbagai macam rekayasa genetika membuat
prinsip Yin Yang yang terus berinteraksi dengan alam, semakin
mengukuhkan dirinya sebagai suatu hal yang patut didalami,
dikembangkan, dan diimplementasikan oleh manusia di lahan persawahan.

12
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Paradigma adalah pandangan dunia (world view) dimana teori, praktek,


pengetahuan, ilmu, pola fikir dikonseptualisasikan. Penerimaan atas suatu
paradigma berlangsung tanpa konsensus yang bersifat tertulis bahkan
terkadang diadopsi tanpa sadar.Paradigma ada dua yaitu paradigm yang
mekanistik (Cartesian) versus Non Mekanistik (Ekologi) dan paradigm Yin
Yang.

Permasalahan/krisis ekologi terberat di wilayah Kelurahan Pasir Jaya,


Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yaitu Pencemaran sungai, Longsor
Hama putih dan lalat buah, Ketidaktersediaannya lahan, dan Lahan tidak
gembur.

Dalam pelestarian lingkungan yang paling utama dilakukan ialah


kesadaran masyarakat. Membuat masyarakat sadar betapa pentingnya
kelestarian lingkungan demi keberlangsungan kehidupan melalui berbagai
cara dan media, dengan memberitahukan konsekuensi kerusakan lingkungan
bagi kehidupan mendatang.

B. Saran

Setelah diketahuinya akar permasalahan ekologi dilingkungan sekitar,


penulis dapat memberi saran, yaitu pentingnya kesadaran masyarakat demi
kelestarian lingkungan untuk keberlangsungan kehidupan mendatang.

13
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, Hadi, S. 2009. Dasar-dasar Ekologi. Jakarta : Rajawali Press.

Fatah, H. Luthfi. 2006. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.


Banjarbaru : Kerjasama Jurusan Sosek Fakultas Pertanian. Universitas
Lambung Mangkurat dengan Pustaka Banua.

Haeckel, Ernst Heinrich Philipp August. Ernst Haeckel. Diunduh 19 Juni 2021
dari situs World Wide Web.
https://www.id.wikipedia.org/wiki/Ernst_Haeckel

Heddy, S., & Kurniati, M. (1996). Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Suatu bahasan
tentang Kaidah Ekologi an Penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo.

Irwan, Z. (2003 ). Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi, Ekosistem, Komunitas,


dan Lingkungan. Jakarta : PT Gramedia.

Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Odum, Eugene, P. 1993. Dasar-Dasar Agroekologi. Edisi ke tiga. Athens Geogia:


University of Georgia. Penerjemah Tjahjono Samingan dan B. Srigardono.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Bagi Populasi dan


Komunitas.

14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2. Wawancara dengan Ketua KWT Sriwijaya

Gambar 4. Contoh Produk yang dihasilkan

Gambar 3. Contoh Kebun

Gambar 5. Kebun Kwt Srwijaya

15

Anda mungkin juga menyukai