Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Konsep Biologi
Dosen Pengampu: Imas Srinana Wardani, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
1. Afin Nur Aini (208000209)
2. Camelia Istiqomah Purwanti (208000210)
3. Muhammad Hafidz Amaluddin (208000054)
4. Muhamad Ilham Firdaus Alif Zain (208000134)
5. Vanessa Irca Putri (208000172)

KELAS E
Jurusan PGSD
Fakultas Pedagogik dan Psikologi
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
2020

P a g e 1 | 16
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kelompok untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Biologi” tepat waktu.
Makalah “Konsep Biologi” ini disusun guna memenuhi tugas Dosen pada Mata
Kuliah Dasar Dasar Kependidikan. Selain itu, kelompok juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu selaku
dosen mata kuliah, kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam mengerjakan
makalah ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni kelompok.
Kelompok kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kelompok terima dengan lapang dada demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 03 Oktober 2020

P a g e 2 | 16
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................5
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Komponen Ekosistem

a. a.1 Komponen Biotik


A.1.1 Produsen ..........................................................................................7
A.1.2 Konsumen .......................................................................................7
A.1.3 Pengurai ...........................................................................................7
b. a.2 Komponen Abiotik
A.2.1 Air ...................................................................................................8
A.2.2 Cahaya Matahari .............................................................................8
A.2.3 Tanah ...............................................................................................8
A.2.4 Udara ...............................................................................................8
A.2.5 Iklim ................................................................................................8
B. Fungsi keseimbangan ekosistem ....................................................................................8

C. Faktor yang Mempengaruhi


C.1 Faktor Alam .......................................................................................................9
C.2 Faktor Perilaku Manusia ...................................................................................9
1. Penebangan Liar ...........................................................................................9
2. Pencemaran Limbah .....................................................................................9
3. Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pestisida ...............................................9
4. Pembuangan Limbah Sembarangan ...........................................................10

D. Macam-macam Ekosistem ...........................................................................................10

P a g e 3 | 16
E. Cara Menjaga keseimbangan ekosistem
E.1 Laut ..................................................................................................................14
E.2 Hutan ...............................................................................................................14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................................................15
B. Saran .............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................16

P a g e 4 | 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada
suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan


lingkungan fisik sebagai suatu sistem.

Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga


memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada
Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan
lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok
untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan
bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.

Keseimbangan ekosistem sangat diperlukan karena berpengaruh terhadap kelangsungan


makhluk hidup.

B. Rumusan Masalah

Dengan adanya Kurikulum pendidikan di Indonesia kita dapat merumuskan masalah


sebagai:

a. Apa definisi dari keseimbangan ekosistem?


b. Fungsi dari keseimbangan ekosistem?
c. Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam?
d. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem?

P a g e 5 | 16
e. Penyebab gangguan ekosistem?
f. Cara menjaga keseimbangan ekosistem?
g. Jelaskan tentang masalah-masalah yang ada dalam keseimbangan ekosistem di
indonesia?

C. Tujuan Pembahasan

Pada dasarnya bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tentunya
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, begitupun dengan penulisan makalah konsep biologi
ini. Untuk lebih jelasnya, penulisan makalah ini mempunyai tujuan yang ingin dicapainya,
tujuannya adalah sebagai berikut:

h. Mengetahui penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup.


i. Mengetahui apa saja gangguan keseimbangan ekosistem.
j. Mengetahui dampak dari kerusakan lingkungan hidup.
k. Mengetahui cara menjaga keseimbangan ekosistem.

P a g e 6 | 16
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Komponen Ekosistem

Komponen ekosistem merupakan bagian dari suatu ekosistem yang menyusun


ekosistem itu sendiri sehingga terbentuk sebuah ekosistem. Komponen dalam ekosistem
dibagi lagi menjadi dua macam komponen yaitu komponen hidup dan komponen tak hidup
yang bisa disebut sebagai komponen biotik dan komponen tak hidup.

a.1 KOMPONEN BIOTIK

Biotik memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk
hidup itu sendiri, karna ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup.
Beberapa contoh dari komponen biotik yang ada lingkungan sekitar kita, antara lain:

a.1.1 Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena


organisme ini mampu membuat makanannya sendiri. Produsen kemudian
akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta zat- zat anorganik
yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu proses yang
dinamakan sebagai fotosistensis.
a.1.2 Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan
organisme pertama (produsen). Organisme heterotroph, memperoleh
makanan dari organisme autotrof atau produsen dan akan memakan sesama
organisme heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
organisme heterotrof adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan
organik dari organisme lain untuk digunakan sebagai sumber energi dan
makanannya. Sebagai contoh adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti
dibagi lagi berdasarkan makanannya menjadi Herbivora (hewan pemakan
tumbuhan), Karnivora(hewan pemakan daging) serta Omnivora(hewan
pemakan segala).
a.1.3 Pengurai atau dekomposer adalah komponen yang ada di sekitar
lingkungan tempat kita tinggal yang berfungsi untuk menguraikan sisa-sisa
makhluk hidup yang sudah mati dan memungkinkan tersedianyan unsur hara.

P a g e 7 | 16
Pengurai yang biasanya kita jumpai adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing,
dan lain sebagainya.

a.2 KOMPONEN ABIOTIK

Komponen kedua dalam ekosistem adalah komponen abiotik atau komponen yang tak
hidup. Dengan kata lain, komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda
bukan makhluk hidup tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup.
Beberapa jenis komponen abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air, angin, udara, kelembapan
udara, dan banyak lagi benda mati yang ikut berperan dalam ekosistem. Berikut beberapa
diantaranya:

a.2.1 Suhu: Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu,
contohnya mamalia & burung sebagai makhluk hidup yang dapat mengatur
sendiri suhu tubuhnya.
a.2.2 Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu
organisme Contohnya Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup
dengan memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.
a.2.3 Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air
dalam organisme melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa organisme
Terestrial yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan kandungan garamnya
yang cukup tinggi.
a.2.4 Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari akan
mempengaruhi proses fotosintesis, karena air mampu menyerap cahaya
sehingga proses fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan matahari.

B. FUNGSI KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Semua tingkat organisasi kehidupan dalam ekosistem saling berinteraksi membentuk


kehidupan yang harmonis dan seimbang. Sama halnya dengan tubuh manusia yang memiliki
sistem sistem pendukung yang menjaga kestabilan, di dalam ekosistem juga terjadi hubungan
yang hampir sama. Kondisi ini disebut keseimbangan ekosistem atau kondisi homeostasis.

P a g e 8 | 16
Sama halnya dengan sistem sistem tubuh seperti sistem pencernaan pada manusia atau
sistem sirkulasi pada manusia, sistem dalam ekosistem juga dapat terganggu
keseimbangannya. Bumi sendiri selalu berubah setiap saat meskipun sedikit, misalnya adalah
cuaca. Cuaca hari ini bisa berbeda dengan cuaca esok hari. Kita mungkin juga pernah
mempelajari musim di Indonesia. Dua dekade terakhir, musim hujan dan musim kemarau di
Indonesia bisa diprediksi waktunya. Sedangkan sekarang, musim penghujan dan kemarau
sulit untuk diprediksi awalnya.

Perubahan di ekosistem dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mengganggu kondisi


homeostasisnya. Faktor pengganggu keseimbangan ekosistem meliputi faktor alam dan faktor
perilaku manusia.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Faktor alam
Faktor alam banyak dipengaruhi oleh bencana alam yang terjadi. Beberapa bencana
yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem antara lain:
a. Gunung meletus
b. Tsunami
c. Gempa
d. Banjir
e. Longsor
f. Pergeseran lempeng tektonik

Beberapa bencana alam mungkin terjadi karena ulah dari manusia seperti banjir dan longsor.

2. Faktor Perilaku Manusia

Perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab dapat merusak keseimbangan


ekosistem, baik ekosistem alami maupun ekosistem buatan. Dengan pertumbuhan
penduduk yang pesat, manusia semakin banyak mengeksploitasi alam untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Beberapa perilaku manusia yang mengganggu keseimbangan
ekosistem antara lain:

1. Penebangan Liar – Penebangan liar yang terjadi dapat mengganggu


keseimbangan ekosistem hutan. Selain berpotensi menjadi penyebab longsor
dan banjir, penebangan liar juga membuat habitat hewan rusak. Banyak kasus

P a g e 9 | 16
hewan yang akhirnya masuk ke perkampungan karena habitat aslinya telah
dirusak.
2. Pencemaran – pencemaran tanah, air, dan udara semakin tinggi kasusnya.
Dampak pencemaran udara salah satunya adalah menipisnya lapisan ozon
yang melindungi Bumi. Inilah penyebab utama pemanasan global.
3. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida – pestisida merupakan cara
mencegah hama pada tanaman pertanian. Penggunaan pupuk anorganik dan
pestisida dapat mengikis kesuburan tanah sehingga penggunaannya terus
menerus dapat merusak tanah dan membunuh organisme yang ada di
ekosistem sawah.
4. Pembuangan limbah sembarangan – Setiap harinya manusia menghasilkan
limbah rumah tangga. Itu belum termasuk limbah yang dihasilkan oleh pabrik.
Semua limbah ini apabila tidak diolah dan langsung dibuang akan
menimbulkan masalah lingkungan. Contohnya limbah plastik. Sampah plastik
sulit terurai sehingga menimbulkan masalah lingkungan. Dampak sampah
plastik juga berakibat bagi kesehatan manusia. Sampah plastik dapat menjadi
tempat berkembangbiak nyamuk yang membawa penyakit seperti malaria dan
DBD.

Masalah masalah lingkungan yang terjadi karena perilaku manusia perlu dikurangi
agar keseimbangan ekosistem tidak terganggu. Oleh karena itu manusia harus menyadari
bahaya tidak melestarikan lingkungan bagi hidupnya. Dengan demikian upaya pelestarian
lingkungan hidup dapat mulai dilakukan manusia mulai dari tingkatan diri sendiri dan dalam
keluarga.

D. Macam-Macam EKOSISTEM:

Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik (makhluk


hidup) dan komponen abiotik (komponen tak hidup atau lingkungan) yang saling berinteraksi
dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain.
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem
buatan. Berikut penjelasannya edufriends:

A. AKUATIK (AIR)

Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai besar terdiri atas
air. Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi lagi menjadi:

P a g e 10 | 16
1. Ekosistem air tawar: Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain Variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji, Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme
yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

2. Ekosistem Air Laut: Habitat laut (oseanik) ditandai salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
yang disebut daerah termoklin.

3. Ekosistem Estuary: Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan


laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan
nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan

4. Ekosistem Pantai: Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di


gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini
menjalar dan berdaun tebal.

5. Ekosistem Sungai: Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran
air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni
oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, dan buaya.

6. Ekosistem terumbu karang: Terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
P a g e 11 | 16
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti
siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki
pasir putih.

7. Ekosistem laut dalam: Kedalamannya lebih dari 6.000m. Biasanya terdapat lele
laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat
bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

8. Ekosistem lamun: Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-


tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup
di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka
mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang
efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan
rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga
mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara.
Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.

B. TESETERIAL (DARAT)

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.
Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk
menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola
ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.
Berikut beberapa diantaranya ekosistem darat:

1. Tundra: Terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya
60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji
semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

2. Karst (batu gamping / gua): Berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir

P a g e 12 | 16
sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang
lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan
tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

3. Hutan hujan tropis: Terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah
hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda
antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk
tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar
matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C.
Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan
anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.

4. Hutan gugur: Terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-
cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20)
dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang,
rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).

5. Taiga: Terdapat di belahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik, ciri-
cirinya adalah suhu yang rendah di musim dingin. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang
hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Sabana: Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60
inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana
yang terluas di dunia terdapat di Afrika, Hewan yang hidup di sabana antara lain
serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena
7. Padang rumput: Terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan
turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya
P a g e 13 | 16
bergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar,
serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

8. Gurun: Terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.

C. EKOSISTEM BUATAN

Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan. Ekosistem buatan merupakan
ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan ini
kemudian mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan yang
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem
buatan diantaranya:

1. Bendungan
2. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
3. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
4. Sawah irigasi
5. Perkebunan sawit
6. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
7. Ekosistem ruang angkasa.

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang cukup
banyak serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang
angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya
tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada
bumi.

E. CARA MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM


1. Tidak menebang pohon sembarangan.
2. Tidak membuang sampah sembarangan.
P a g e 14 | 16
3. Tidak menangkap ikan menggunakan pukat harimau.
4. Melakukan Reboisasi.
5. Menanam bunga di pekarangan rumah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerusakan lingkungan hidup banyak diakibatkan oleh manusia. Diantaranya kebakaran


hutan, penebangan liar yang mengakibatkan hutan gundul. Majunya teknologi seperti mobil,
pabrik, dan sepeda motor membuat udara tercemar dan lapisan ozon berlubang karena asap
kendaraan. Lapisan ozon yang berlubang membuat sinar matahari langsung ke bumi yang
menyebabkan suhu di bumi naik. Karena suhu di bumi naik es di kutub utara mulai mencair.
Hal tersebut membuat permukaan air laut meningkat. Oleh karena itu, manusia harus segera
menanggulangi kerusakan ini sebelum kerusakan semakin meluas. Selain menanggulangi
manusia harus sadar dan mengintrospeksi diri mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang
sama seperti merusak lingkungan.

B. Saran

Adapun saran – saran yang ingin penulis sampaikan adalah Seharusnya pemerintah lebih
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena pada saat ini pemerintah masih
berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan lingkungan. Pemerintah harus tegas dalam
menentukan tindakan untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti kerusakan hutan,
kebakaran, asap pabrik yang membuat lapisan ozon berlubang dan banyak kerusakan lain
yang disebabkan oleh manusia dengan cara reboisasi, penyuluhan tentang pentingnya
lingkungan hidup bagi kehidupan manusia.

P a g e 15 | 16
DAFTAR PUSTAKA

Dameydrajaya (2013, Januari 27). makalah keseimbangan ekosistem


http://dameydrajaya.blogspot.com/2013/01/makalah-keseimbangan-ekosistem.html

Nengoche (2016, November 4). keseimbangan-ekosistem

https://dosenbiologi.com/lingkungan/keseimbangan-ekosistem

P a g e 16 | 16

Anda mungkin juga menyukai