DOSEN PENGAMPU :
Aryani Dwi Kesumawardani, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Gadis Futihatu Rahmah (1711060
Jihan Afifah (1711060
Nabilla Oktafia Putri (1711060070)
Rina AM (171106
Yurika Septi (1711060
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi
kita taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI DAUR BIOGEOKHEMIK,
FAKTOR PEMBATAS DAN REGULASI”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekologi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung .
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya.kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna , oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Biogeokimia ................................................................................... 5
B. Macam-macam daur biogeokimia ............................................................................... 5
1. Siklus atau Daur Air di lingkungan ......................................................................... 5
a. evaporasi / transpirasi.......................................................................................... 6
b. infiltrasi/perlokasi ............................................................................................... 6
c. Air Permukaan .................................................................................................... 6
2. Daur/siklus Karbon (C) ........................................................................................... 6
3. Daur/siklus Fosfor ................................................................................................... 8
4. Daur Belerang/Sulfur (S) ........................................................................................ 9
5. Daur atau siklus nitrogen ...................................................................................... 10
a. nitrifikasi ........................................................................................................... 10
b. nitrasi................................................................................................................. 10
C. Macam – Macam Faktor Pembatas ........................................................................... 12
1. Faktor pembatas fisik ............................................................................................ 12
2. Faktor pembatas kimiawi dan non fisik ................................................................ 13
3. Faktor pembatas Tipologi Ekosistem dan Indikator Ekologi ................................ 13
D. Prinsip – Prinsip yang Berhubungan dengan Faktor Pembatas ................................ 14
1. Hukum Minimum dari Leibig ............................................................................... 14
2. Hukum Toleransi dari Shelford............................................................................. 14
E. Regulasi Ekosistem ................................................................................................... 15
1. Perilaku Menyerang dan Menghindar (Attack-Avoidance) ................................... 15
2. Proses Terhadap Kepadatan Populasi ................................................................... 16
3. Homeostasis oleh Burung Hantu........................................................................... 16
4. Homeostasis dalam Kelahiran ............................................................................... 17
5. Predasi sebagai Bentuk Homeostasis .................................................................... 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan-kegiatan manusia dibumi saat ini sudah banyak yang melampui batas
maksimal lingkungan dalam mengatasu dampak dari kegiatan itu secara alami.
Lingkungan sudah sangat dalam mengatasi dampak tersebut dan perlunya campur
tangan manusia dalam mengatasinya. Kita dapat melihat tanah yang tidak tidak
subur lagi sehingga tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam diakibatkan oleh
kegiatan manusia yang lebih memikirkan keuntungan dan kesenangan dirinya
sendiri yaitu dengan memberikan bahan kimia yang dapat memperelok
tumbuhannya sementara memperburuk unsure hara yang ada didalam tanah.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ekosistem sebagai unit ekologi.
2. Untuk mengetahui daur biogeokhemik.
3. Untuk mengetahui faktor pembatas.
4. Untuk mengetahui regulasi pada ekologi.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Biogeokimia terdiri dari 3 istilah, yaitu “bio” yang berarti makhluk hidup,
“geo” yang berarti batu, udara, dan udara dari bumi, “kimia” yang berarti tidak-
tidak atau bahan non-biologis yang diperlukan untuk mencari kehidupan.
Biopgeokimia adalah pengkajian perpindahan atau perubahan yang terus menerus
dari bahan-bahan antara komponen biosfer yang hidup dan tidak hidup. Eugene P.
Odum,Dasar-dasar Ekologi, (Yogyakarta: Gadjah Mada Uiversity Press, edisi 3,
cet. Pertama, 1993) hlm. 107
(Latuconsina,Husain.2019:37)
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidakdapat
berlangsung. Oleh satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup
dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan
manusia.(Sumantri,Arif.2010:19)
2
dalam ekosistem adalah berupa endapan gunung yang apabilamengalami erosi dan
kikisan oleh udara memungkinkan fosfat tersedia dalam bentuk ion organik.Fosfor
terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan
hewan) dan anorganik (pada air dan tanah). Fosfor jugamerupakan unsur esensial
bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat memengaruhi tingkat produktivitas
perairan. Fosfor berperan dalam transfer energi di dalam sel, misalnya yang terdapat
pada ATP (Adenosine Triphosphate) dan ADP (Adenosine Diphosphate).
(Latuconsina,Husain.2019 : 36)
fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap lagi oleh akar tumbuhan Apabila terjadi kehilangan fosfor
karena mengalir ke tempat lain dalam siklus suatu ekosistem, dapat membawa
akibat yang serius terhadap kelangsungan hidup organisme dalam ekosistem
tersebut. Sumber terbesar fosfor adalah batuan-batuan dan endapan-endapan lain
yang terbentuk selama jutaan tahun silam. Sumber ini secara berangsur-
angsur,mengalami erosi, bersamaan dengan itu pula senyawa fosfat dilepaskan ke
dalam ekosistem. Akan tetapi, sebagian besar senyawa fosfat hilang ke laut dan
sebagian diendapkan di laut dalam Keberadaan fosfor secara berlebihan disertai
dengan keberadaan nitrogen dapat menstimulasi ledakan pertumbuhan alga di
perairan (algae bloom).(Latuconsina,Husain.2019 : 36)
3
Ada bakteri yang mampu mentransformasi Amonium menjadi senyawa
yang tidak berbahaya dan dengan proses ini digunakan sebagai energi kehidupan.
Proses ini disebut dengan Nitrifikasi. Dalam proses Nitrifikasi, Amonium diubah
menjadi Nitr, dan kemudian Nitritdiubah menjadi Nitrat. Kedua proses tersebut
dibentuk oleh dua genus bakteri yang berbeda Nitrous Cyaitu Nitrosomonas dan
Nitrobacter. Nitroso-monas mengubah Amonium menjadi Nitrit, sedangkan
Nitrobacter mengubah Nitrit menjadi Nitrat.(Kuncoro,Eko.2004:82)
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan
perkembangan suatu ekosistem faktor lingkungan menjadi faktor pembatas, baik
itu abiotik maupun biotik. Abiotik diantaranya adalah suhu, kecepatan, arus dan
pH. Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudi
an dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F
Blackman, yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan
tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda - beda, maka laju kecepatan
suatu proses pada suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada
suatu saat.(Resudarmo, R.S.:K.Kartawinata: A. Soegiarto. 1992.52)
Faktor pembatas adalah segala faktor yang cenderung untuk menurunkan
laju metabolisme atau potensi pertumbuhan dalam suatu ekosistem. Suhu: sebagian
besar sepesies dan sebagian besar aktifitas dibatasi pada kisaran suhu yang sempit.
Variabel suhu dari sudut ekologis sangat penting. Arus: komposisi ikan sungai tidak
sama dengan ikan danau. Tekanan air: memengaruhi distribusi vertikal ikan.
Sallnitas: memengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh osmoregulasi. Oksigen:
bersumber dari dufusi udara dan fotosintesis. Karbondioksida: bersumber dari
respirasi, pembusukan. Yang merupakan faktor pembatas adalah 1.unsur dan
senyawa essensial yang berada dalam keadaan minimum. 2.batas toleransi
organisme.( Resudarmo, R.S.:K.Kartawinata: A. Soegiarto. 1992:58)
4
BAB III
PEMBAHASAN
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air ,Uap air berasal dari air di
daratan dan laut yang menguap (evaporasi) karena panas cahaya matahari dan
transpirasi karena penguapan oleh tumbuhan , Sebagian besar uap air di
atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tiga perempat luas permukaan
bumi. Uap air di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan
dan laut dalam bentuk hujan (presipitasi),Pada perjalanan menuju bumi
beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh
yang kemudian diserap oleh tanaman sebelum mencapai tanah.Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara terus menerus dalam
tiga cara yang berbeda :
5
a. evaporasi / transpirasi
b. infiltrasi/perlokasi
Air bergerak ke dalam tanah melalui celah- celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
c. Air Permukaan
Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin
besar.
6
diserap oleh tumbuhan dari lingkungan untuk fotosintesis dalam bentuk
CO2CO2 dilepas ke lingkungan oleh organisme heterotrof yang merupakan
hasil sampingan dari peristiwa respirasi. Proses timbal balik fotosintesis dan
respirasi seluler berpengaruh terhadap perubahan dan pergerakan utama
karbon. Naik turunnya kadar CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman
disebabkan oleh aktivitas fotosintetik. Dalam skala global kadar CO2 dan O2
atsmosfer dapat diseimbangkan oleh keberlangsungan proses respirasi dan
fotosintesis aktifitas manusia dan alam seperti penggunaan bahan bakar fosil
untuk industrialisasi dan transportasi, kebakaran hutan, pembakaran hutan
untuk lahan pertanian dan illegal logging dapat meningkatkan kadar CO2 di
atmosfer Karbon dalam tanah ditemukan dalam bentuk fosil berupa minyak
bumi (fosil hewan) dan batubara (fosil tumbuhan)
CO2 bersumber dari respirasi tumbuhan dan hewan, asap vulkanik, pabrik
dan juga kendaraan akan digunakan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis. Hewan
dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batu bara di
dalam tanah. Batu bara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga
menambah kadar CO2 di udara.CO2 yang berikatan dengan air akan membentuk
suatu asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat berguna
bagi alga untuk membuat makanan untuk diri sendir atau tanaman heterotrof
lainnya.Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan
menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah
CO2 di air. Lintasan arus utama siklus karbon adalah dari atmosfer atau hidrosfer
ke dalam jasad hidup, kemudian kembali lagi ke atmosfer atau hidrosfer.
7
3. Daur/siklus Fosfor
8
4. Daur Belerang/Sulfur (S)
Sulfur merupakan unsur non logam bentuk aslinya adalah sebuah zat padat
kristal berwarna kuning di alam ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfida dan sulfat sulfur teradapat di udara karena adanya aktifitas
gunung berapi dan penggunaan dari bahan bakar fosil (menghasilkan SO2) unsur
penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino
tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat organik (SO4 ).
sulfur berpindah ke organisme heterotrof dalam proses rantai makanan penguraian
organisme yang mati mengasilkan gas H2S atau menjadi sulfat lagi. Sulfur
direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dankadang-kadang terdapat dalam bentuk
sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
9
5. Daur atau siklus nitrogen
a. nitrifikasi
b. nitrasi
10
dalam bentuk nitrat itu menjadi berguna tumbuhan menyerap nitrat dari tanah untuk
dijadikan protein nitrogen dalam bentuk protein diserap oleh kosumen, senyawa
nitrogen pindah ke tubuh hewan dan manusia Urin dan feces sebagai Ekresta ,
bangkai hewan,tumbuhan mati , sisa kehidupan (ranting, daun tua) yang disebut
Egesta akan diuraikan oleh pengurai jadi ammonium dan ammoniak (amonifikasi)
.Amoniak hasil pembusukan itu oleh bakteri Nitrifikan akan dirombak jadi Nitrit
melalui Nitrifikasi (Nitrifikasi adala proses biokimia yang tergolong anabolisme
mengubah senyawa sederhana anorganik berupa amoniak NH3 menjadi senyawa
organik nitrat HNO3 dengan energi berasal dari energi hasil reaksi kimia
/khemosintesis oleh bakteri) Nitrifikasi dilanjutkan dengan Nitrasi. Nitrat diserap
kembali oleh tumbuhan. Selain melalui petir juga penyerapan nitrogen dapat
melalui fiksasi (pengikatan langsung Nitrogen di udara oleh mikroorganisme fiksasi
(Rhizobium leguminosarum, Azotobacter, Clostridium pasteurianum, Nostoc
cummune, Anabaena azzolae) Rhizobium leguminosarum : bersimbiosis dengan
kacang kacangan membentuk bintil akar Anabaena azzolae bersimbiosis dengan
paku air (Azolla pinata) dan pakis haji (Cycas rumpii)Azotobacter, Clostridium
pasteurianum dan Nostoc commune hidup soliter Nitrogen juga bisa larut bersama
air hujan,hujan asam ( acid rain) yang mengandung HNO3, dari pupuk buatan Urea
yang dilepaskan ke tanah
11
C. Macam – Macam Faktor Pembatas
Tidak sedikit didapati pula bahwa ada organisme tertentu yang tidak hanya
beradaptasi dengan faktor pembatas lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa
memanfaatkan periodisitas alami untuk mengatur dan memprogram kehidupannya
guna mengambil keuntungan dari keadaan tersebut.
Faktor pembatas fisik bagi suatu organisme kita kenal secara luas di antaranya :
12
2. Faktor pembatas kimiawi dan non fisik
Faktor pembatas nonfisik adalah unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia yang
terdapat dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas bagi organisme-
organisme untuk dapat hidup dan berinteraksi satu sama lainnya.
Jika suatu organisme mempunyai batas toleransi yang lebar untuk suatu
faktor yang relatif mantap dan dalam jumlah yang cukup maka faktor tadi bukan
merupakan faktor pembatas. Sebaliknya apabila organisme diketahui hanya
mempunyai batas-batas toleransi tertentu untuk suatu faktor yang beragam maka
faktor tadi dapat dinyatakan sebagai faktor pembatas. Beberapa keadaan faktor
pembatas, termasuk di antaranya adalah temperatur, cahaya, air, gas atmosfer,
mineral, arus, dan tekanan, tanah, dan api. Masing-masing dari organisme
mempunyai kisaran kepekaan berbeda terhadap faktor pembatas.
13
mendiami suatu wilayah tertentu pula. Organisme ini disebut sebagai indikator
biologi (indikator ekologi) pada wilayah tersebut.
Dengan mengetahui batas toleransi suatu organisme maka hal ini dapat
membantu memahami pola dan penyebaran organisme pada ekosistem tertentu.
Untuk menyatakan batas toleransi suatu organisme sering dipakai istilah yang
umum, yaitu berawalan steno yang berarti sempit dan eury yang berarti lebar/luas.
Untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus
memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
14
perkembangbiakan. Keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan
dengan keadaan tertentu. Apabila keperluan mendasar ini hanya tersedia dalam
jumlah yang paling minimum maka akan bertindak sebagai faktor pembatas.
Walaupun demikian, seandainya keperluan mendasar yang hanya tersedia
minimum berada dalam waktu "sementara" tidak dapat dianggap sebagai faktor
minimum karena pengaruhnya dari banyak bahan sangat cepat berubah.
Ternyata kondisi minimum dari suatu kebutuhan mendasar bukan merupakan satu-
satunya faktor pembatas kehidupan suatu organisme, tetapi juga dalam keadaan
terlalu maksimumnya kebutuhan tadi sehingga dengan kisaran minimum-
maksimum ini dianggap sebagai batas-batas toleransi organisme untuk dapat hidup.
Namun, dalam kenyataan tidak sedikit organisme yang mempunyai kemampuan
untuk "relatif" mengubah keadaan lingkungan fisik guna mengurangi efek
hambatan terhadap pengaruh lingkungan fisiknya.
E. Regulasi Ekosistem
15
avoidance menyebabkan persebaran satu spesies klasifikasi animalia semakin luas.
Persebaran ini juga merupakan cara hewan beradaptasi dengan
lingkungannya. Dengan persebaran yang semakin luas maka ketersediaan makanan
dalam satu wilayah tidak akan habis.
Namun dalam kondisi ini, burung hantu dapat bertelur hingga 11 buah telur.
Hal ini menyebabkan jumlah burung hantu mengimbangi peledakan jumlah
mangsa. Pada akhirnya jumlah mangsa akan berkurang karena jumlah predator
terlalu banyak dan burung hantu akan melakukan perpindahan tempat saat jumlah
mangsa berkurang. Kondisi ini juga menyebabkan burung hantu betina tidak dapat
16
bertelur karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Hal ini menyebabkan
kondisi homeostasis kembali tercipta.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Siklus biogeokimia adalah senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik, yang berfungsi
mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada
dibumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan
hidup di bumi dapat terjaga.
Faktor pembatas fisik terdapat dua yaitu fisik dan kimiawi. Factor pembatas
fisik adalah seperti cahaya, air dan suhu. Sedangkan faktor pembatas kimiawi
adalah zat kimia yang terdapat dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas
bagi organisme-organisme untuk dapat hidup dan berinteraksi satu sama lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Biologi,Jakarta:Erlangga.2003
19