Anda di halaman 1dari 6

ASPEK ETIKA ILMU,TEKNOLOGI DAN SENIPENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN

Ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan


suatumetode untuk memperoleh pemahaman secara empiris mengenai dunia ini
dalam berbagai segi dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan
berbagaigejala yang ingin dimengerti manusia.P e n g e t a h u a n a d a l a h h a s i l t a h u
m a n u s i a t e r h a d a p s e s u a t u a t a u s e g a l a perbuatan manusia untuk
m e m a h a m i s u a t u o b y e k y a n g d i h a d a p i n y a , h a s i l u s a h a manusia untuk
memahami suatu obyek tertentu. Ilmu pengetahuan diambil dari kata
Science(bahasa inggris) yang diberasal dari bahasa latin scientiadari bentuk
katakerja scinreyang berarti mempelajari,mengetahui. Dalam pengertian yang
sempits c i e n c e d i a r t i k a n u n t u k m e n u n j u k k a n i l m u p e n g e t a h u a n
alam yang sifatnyak u a n t i t a t i f d a n o b y e k . I l m u p a d a
p r i n s i p n y a m e r u p a k a n u s a h a u n t u k mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense, suatu pengetuan yang b e r a s a l d a r i
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
s e h a r i h a r i , n a m u n dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
dengan menggunakan berbagai metode.
ASPEK ETIKA ILMU PENGETAHUAN
Manusia sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dariilmu
pengetahuan. Dalam psikologi, dikenal konsep diri dari Freud yang
dikenald e n g a n n a m a i d , e g o d a n s u p e r- e g o . I d a d a l a h
b a g i a n k e p r i b a d i a n y a n g menyimpan dorongan-dorongan biologis (hawa
nafsu dalam agama) dan hasrat-hasraty a n g m e n g a n d u n g d u a i n s t i n k :
l i b i d o ( k o n s t r u k t i f ) d a n t h a n a t o s ( d e s t r u k t i f d a n agresif). Ego
adalah penyelaras antara id dan realitas dunia luar.Super-egoadalah polisi
kepribadian yang mewakili ideal, hati nurani. Dalam agama, ada sisid e s t r u k t i f
m an u s i a , y ai tu s i s i an g ka r a m u r ka ( h a w a n af s u ) Ke t i ka
m a n u s i a memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis,
me re ka d ap at s aj a h an yame mf u n g sikan i d - n ya, seh i n gg a
d a p a t d i p a s t i k a n b a h w a m a n f a a t p e n g e t a h u a n mungkin diarahkan
untuk hal-hal yang destruktif. Milsanya dalam pertarungan antaraid dan ego,
dimana ego kalah sementara super-ego tidak berfungsi optimal, makat e n t u
atau juga nafsu angkara murka yang mengendalikan
t i n d a k m a n u s i a menjatuhkan pilihan dalam memanfaatkan ilmu
pengetahuan amatlah nihil kebaikanyang diperoleh manusia, atau malah
mungkin kehancuran. Kisah dua kali perangd u n i a , k e r u s a k a n l i n g k u n g a n ,
p e n i p i s a n l a p i s a n o z o n , a d a l a h p i l i h a n i d d a r i kepribadian manusia
yang mengalahkan ego maupun super-ego-nya.Oleh karenaitu, pada tingkat
aksiologis, pembicaraan tentang nilai-nilai adalah hal yang mutlak. N i l a i i n i
menyangkut etika, moral, dan tanggungjawab
m a n u s i a d a l a m mengembangkan ilmu pengetahuan untuk
d i m a n f a a t k a n b a g i s e b e s a r - b e s a r kemaslahatan manusia itu

sendiri.Karena dalam penerapannya, ilmu pengetahuan juga punya bias negatif


dan destruktif, maka diperlukan patron nilai dan norma untuk mengendalikan
potensi id (libido) dan nafsu angkara murka manusia ketika hendak bergelut
dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Di sinilah etika menjadi
ketentuanmutlak, yang akan menjadi well-supporting bagi pemanfaatan ilmu
pengetahuan danteknologi untuk meningkatkan derajat hidup serta
kesejahteraan dan kebahagiaanm a n u s i a . H a k i k a t m o r a l , t e m p a t
i l m u a n m e n g e m b a l i k a n k e s u k s e s a n n y a . Etika adalah
pembahasan mengenai baik (good), buruk (bad), semestinya (ought to), benar
(right), dan salah (wrong). Yang paling menonjol adalah tentang baik atau
gooddan teori tentang kewajiban (obligation). Keduanya bertalian dengan hati
nurani.kewajiban itu, dengan argumen bahwa kalau sesuatu tidak dijalankan
berarti akanmendatangkan bencana atau keburukan bagi manusia. Oleh karena
itu, etika padadasarnya adalah seperangkat kewajiban-kewajiban tentang
kebaikan (good) yang p e l a k s a n a n y a ( e xe c u t o r ) t i d a k d i t u n j u k .
E xe c u t o r- n y a m e n j a d i j e l a s ke t i k a s a n g subyek berhadap opsi baik atau
buruk yang baik itulah materi kewajiban ekskutor dalam situasi ini

ASPEK ETIKA TEKNOLOGI DAN SENI


Berkaiatan dengan pembatasan etika atas ilmu , teknologi dan seni maka perlu jelas bagi
kita bahwa yang dibatasi secara etis ialah cara memperoleh car a pengujiandan
cara penggunaan ipteks pada saat penerapanya dengan fihak lain, jadi pembatasanetis tersebut
tidak berkaitan dengan lahirnya ipteks sebagai suatu kebenaran ilmiahs e b a g a i c o n t o h
untuk menentukan bahwa 2x2 =4 orang tidak perlu dibatasi oleh n o r m a
etis pada penentuanya demikian pula halnya manakala ilmuan
h e n d a k menentukan kebenaran pada daun dimana setelah dilakukan penelitian
pada daunterdapat sel-sel yang mengandung klorofil yang dapat melangsungkan proses
fotosintesisn a m u n j i k a b e r k a i t a n d n g a n p e n d i r i a n p e m b a n g k i t l i s t r i k
b e r t e n a g a n u k l i r y a n g diperoleh dari temuan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka pertanyaan mendasar y a n g p e r l u d i j a w a b a d a l a h a p a k a h p r o d u k
i p t e k s t e r s e b u t m e n u n j a n g k e h i d u p a n manusia apakah tidak malah seblikanya
justru merusak kehidupan manusia untuk menjawab dibutuhkan data-data
obyektif dan otentik dari hasil penelitian mengenai teknologi nuklirnya maupun
daerah dimana pembangkit listrik tenaga nuklir itu akandidirikan sebelum kita memutuskan
baik atau tidak pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut apabila didirikan didaerah itu.Para
ilmuwan professional dari berbagai disiplin ilmu IPTEKS pada dasarnyasepakat bahwa
disetiap cabang ilmu teknologi dan seni diperlukan seperangkat normay a n g a k a n
digunakan sebagai garis pembatas bagi pemberlakuan IPTEKS
d i lingkungan masyarakat ada yang mengharapkan agar norma-norma itu
sepenuhnya m e r u p a k a n t a n g g u n g j a w a b p a r a a h l i I P T E K S d a n b e b a s d a r i
p e g a r u h l e m b a g a pemerintah tetapi ada pula yang merasa perlu adanya peranan
lembaga pemerintahdalam penerapan norma-norma tersebut untuk memperoleh
daya keabsahaan dankekuatan mengikat seluruh anggota masyarakat.
TEORI-TEORI ETIKA

E t i k a m e n j a d i a c u a n a t a u p a n d u a n b a g i i l m u
d a l a m r e a l i s a s i pengembangan.Untuk mengatasi konflik batin
dikemukakan teori-teori etika yang bermaksud menyediakan konsistensis atau
koheren dalam mengambil keputusan- keputusan moral.Teori-teori tersebut adalah:
1. Konsekuensialisme. Teori ini menjawab apa yang harus kita lakukan,
denganmemandang konsekuensi dari bebagai jawaban. Ini berarti bahwa yang
harusdianggap etis adalah konsekuensi yang membawa paling banyak hal
yangmenguntungkan, melebihi segala hal merugikan, atau yang
mengakibatkankebaikan terbesar bagi jumlah orang terbesar. Manfaat
paling besar dari teori ini adalah bahwa teori ini sangat memperhatikan dampak
aktual sebuahk e p u t u s a n t e r t e n t u d a n m e m p e r h a t i k a n b a g a i m a n a o r a n g
t e r p e n g a r u h . Kelemahan dari teori ini bahwa lingkungan tidak menyediakan
standar untuk mengukur hasilnya.
2. Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Teori
inimenganut bahwa kewajiban dalam menentukan apakah tindakannya bersifatetis
atau tidak, dijawab dengan kewajiban-kewajiban moral. Suatu perbuatan bersifat etis,
bila memenuhi kewajiban atau berpegang pada tanggungjawab,Jadi yang paling
penting adalah kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan, karena hanya dengan
memperhatikan segi-segi moralitas ini dipastikan tidak akan menyalahkan moral.
Manfaat paling besar yang dibawakan oleh etika deontologis adalah kejelasan
dan kepastian. Problem terbesar adalah bahwadeontologi tidak peka terhadap
konsekuensi-konsekuensi perbuatan. Denganhanya berfokus pada kewajiban,
barangkali orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah problem.
3. Etika Hak. Teori ini memandang dengan menentukan hak dan tuntutan
moraly a n g a d a d i d a l a m n y a , s e l a n j u t n y a d i l e m a - d i l e m a i n i
d i p e c a h k a n d e n g a n hirarkhi hak. Yang penting dalam hal ini adalah
tuntutan moral seseorangy a i t u h a k n y a d i t a n g g a p i d e n g a n s u n g g u h s u n g g u h . Teo r i h a k i n i p a n t a s dihargai terutama karena terkanannya pada
nilai moral seorang manusia dantuntutan moralnya dalam suatu situasi konflik
etis. Selain itu teori ini jugamenjelaskan bagiaman konflik hak antar
individu. Teori ini menempatkanh a k i n d i v i d u d a l a m p u s a t
p e r h a t i a n y a n g m e n e r a n g k a n b a g a i m a n a memecahklan konflik
hak yang biasa timbul.
4. I n t u i s i o n i s m e , t e o r i i n i b e r u s a h a m e m e c a h k a n d i l e m a - d i l e m a e t i s
dengan berpijak pada intuisi, yaitu kemungkinan yang dimiliki
seseorang untuk m e n g e t a h u i s e c a r a l a n g s u n g a p a k a h s e s u a t u
b a i k a t a u b u r u k . D e n g a n demikian seorang intuisionis mengetahui apa yang
baik dan apa yang buruk berdasarkan perasaan moralnya, bukan berdasarkan
situasi, kewajiban atauhak. Dengan intuisi kita dapat meramalkan kemungkinankemunginan yangterjadi tetapi kita tidak dapat mempertanggungjawabkan keputusan
tersebutkarena kita tidak dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan.
Etikamenjadi acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan karena penghormatana t a s
manusia. Sebagaimana dikemukakan, fisuf Jerman, Imanuel

Kant, penghormatan kepada martabat manusia adalah suatu keharusan


k a r e n a manusia adalah satu-satunya makhluk yang merupakan tujuan pada dirinya,tidak
boleh ditaklukkan untuk tujuan lain.
P R O B L E M ATI K A E T I K A D A N TAN G G U N G J AWAB
I L M U PENGETAHUAN
Kenyataan bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh terpengaruh oleh nilai-nilaiyang
letaknya di luar ilmu pengetahuan , dapat diungkapkan juga dengan
rumusansingkat bahwa ilmu pengetahuan itu seharusnya bebas . Namun demikian
jelaslahkiranya bahwa kebebasan yang dituntut ilmu pengetahuan sekali-kali
tidak samad e n g a n k e t i d a k t e r i k a t a n m u t l a k . P a t u t l a h k i t a m e n y e l i d i k i
lebih lanjut
bagaimanak
e
b
e
b
a
s
a
n
i
n
i
.
Bila kata
kebebasan dipakai, yang dimaksudkan adalah dua hal:
k e m u n g k i n a n untuk memilih dan kemampuan atau hak subjek bersangkutan untuk
memilih sendiri.Supaya terdapat kebebasan, harus ada penentuan sendiri dan bukan
penentuan dariluar.Etika memang tidak masuk dalam kawasan ilmu pengetahuan
yang bersifato t o n o m , t e t a p i t i d a k d a p a t d i s a n g k a l i a b e r p e r a n
d a l a m p e r b i n c a n g a n i l m u p e n g e t a h u a n . Tan g g u n g j a w a b e t i s ,
m e r u p a k a n h a l y a n g m e n y a n g k u t k e g i a t a n maupun penggunaan ilmu
pengetahuan. Dalam kaitan hal ini terjadi keharusan untuk m e m p e r h a t i k a n k o d r a t
m a n u s i a , m a r t a b a t m a n u s i a , m e n j a g a k e s e i m b a n g a n ekosistem,
bertanggungjawab pada kepentingan umum, kepentingan pada
generasimendatang, dan bersifat universal . Karena pada dasarnya ilmu
pengetahuan adalahu n t u k m e n g e m b a n g k a n d a n m e m p e r k o k o h
e k s i s t e n s i m a n u s i a b u k a n u n t u k menghancurkan eksistensi
manusia.Tan g g u n g j a w a b e t i s i n i b u k a n l a h b e r k e h e n d a k m e n c a m p u r i a t a u
b a h k a n menghancurkan otonomi ilmu pengetahuan, tetapi bahkan dapat
sebagai umpan b a l i k b a g i p e n g e m b a n g a n i l m u p e n g e t a h u a n i t u
s e n d i r i , y a n g s e k a l i g u s a k a n memperkokoh eksistensi manusia.P a d a
prinsipn ya ilmu pengetahuan tidak dapat dan tidak perlu
d i c e g a h perkembangannya, karena sudah jamaknya manusia ingin lebih baik,
lebih nyaman,l e b i h l a m a d a l a m m e n i k m a t i h i d u p n y a . Ap a l a g i k a l a u
melihat ken yataan bahwamanusia sekarang hidup dalam kondisi sosio
t e k h n i k y a n g s e m a k i n k o m p l e k s . Khususnya ilmu pengetahuan berbentuk
tekhnologi pada masa sekarang tidak lagi s e k e d a r m e m e n u h i k e b u t u h a n
m a n u s i a , t e t a p i s u d a h s a m p a i k e t a r a f m e m e n u h i keinginan manusia.Sehingga
seolah-olah sekarang ini tekhnologilah yang menguasai manusia bukan sebaliknya.Kita
yakin adanya kenyataan bahwa antara ilmu pengetahuan theoria dengan penerapan
praksisnya sukar sekali dipisahkan. Tetapi jelas karena sudah menyangkutrelasi antar
manusia yang bersifat nyata, dan bukan sekedar perbincangan teoritik awangawang harus dikendalikan secara moral.S e b a b i l m u p e n g e t a h u a n d a n

p e n e r a p a n n y a y a n g y a n g b e r u p a t e k h n o l o g i apabila tidak tepat dalam


mewujudkan nilai intrinsiknya sebagai pembebas bebankerja manusia akan dapat
menimbulkan ketidakadilan karena ada yang diuntungkan d a n a d a y a n g
d i r u g i k a n , p e n g u r a n g a n k u a l i t a s m a n u s i a k a r e n a m a r t a b a t m a n u s i a justru
direndahkan dengan menjadi budak teknologi, kerisauan social yang mungkins e k a l i d a p a t
memicu terjadinya penyakit sosial seperti meningkatn ya
t i n g k a t kriminalitas, penggunaan obat bius yang tak terkendali, pelacuran dan
sebagainya.Terjadi pula fenomena depersonalisasi, dehumanisas i, karena manusia
kehilangan peran dan fungsinya sebagai makhluk spiritual. Bahkan dapat memicu konflikkonflik sosial- politik, karena menguasai ilmu pengetahuan (tekhnologi) dapat
memperkuat posisi politik atau sebaliknya orang yang berebut posisi politik agar dapat
menguasaiaset ilmu dan tekhnologi.Semuanya mengisyaratkan pentingnya etika yang
mengatur k e s e i m b a n g a n a n t a r i l m u p e n g e t a h u a n d e n g a n m a n u s i a , a n t a r a
m a n u s i a d e n g a n lingkungan, antara industriawan selaku produsen dengan
konsumen. Dalam bahasaJ a c o b l e b i h l a n j u t d i k a t a k a n b a h w a i l m u
p e n g e t a h u a n j a n g a n s a m p a i m e r u g i k a n manusia dan lingkungan serta tidak
boleh menimbulkan konflik internal maupun politik.Tanggungjawab ilmu pengetahuan
menyangkut juga tanggungjawab terhadaphal-hal yang akan dan telah diakibatkan
ilmu pengetahuan dimasa lalu, sekarang, maupun apa akibatnya bagi masa depan
berdasar keputusan-keputusan bebas manusiadalam kegiatannya. Penemuan-penemuan baru
dalam ilmu pengetahuan terbukti adayang dapat mengubah sesuatu aturan baik alam
maupun manusia. Hal ini tentu sajam e n u n t u t t a n g g u n g j a w a b u n t u k s e l a l u
m e n j a g a a g a r a p a y a n g d i w u j u d k a n d a l a m perubahan tersebut akan
merupakan perubahan yang baik, yang seharusnya ; baik b a g i p e r k e m b a n g a n
ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu sendiri maupun
bagi p e r k e m b a n g a n e k s i s t e n s i m a n u s i a s e c a r a u t u h . D a l a m
b a h a s a M e l s e n : Tanggungj aw ab da la m il mu pen ge tahuan
m e n y a n g k u t p r o b l e m e t i s k a r e n a menyangkut ketegangan-ketegangan
a n t a r a r e a l i t a s y a n g a d a d a n r e a l i t a s y a n g seharusnya ada.I l m u p e n g e t a h u a n
secara ideal seharu snya berguna dalam dua hal yai tumembuat man usia
r e n d a h h a t i k a r e n a m e m b e r i k a n k e j e l a s a n t e n t a n g j a g a d r a y a , kedua
mengingatkan bahwa kita masih bodoh dan masih banyak yang harus diketahuidan dipelajari.
Ilmu pengetahuan tidak mengenal batas, asalkan manusia sendiri yangmenyadari
keterbatasannya.Ilmu pengetahuan tidak dapat menyelesaikan masalah m a n u s i a
secara mutlak, namun ilmu pengetahuan sangat bergua bagi
m a n u s i a . Keterbatasan ilmu pengetahuan mengingatkan kepada manusia untuk
tidak hanyam e n g e k o r s e c a r a m e m b a b i b u t a k e a r a h y a n g t a k d a p a t
d i p a n d u i n y a , s e b a b i l m u pengetahuan saja tidak cukup dalam menyelesaikan
masalah kehidupan yang amatrumit ini.Keterbatasan ilmu pengetahuan membuat
manusia harus berhenti sejenak untuk merenungkan adanya sesuatu sebagai
pegangan.Kemajuan ilmu pengetahuan, dengan demikian, memerlukan visi moral yangtepat.
Manusia dengan ilmu pengetahuan akan mampu untuk berbuat apa saja
yangd i i n g i n k a n n y a , n a m u n p e r t i m b a n g a n t i d a k h a n y a s a m p a i p a d a a p a
y a n g d a p a t diperbuat olehnya tetapi perlu pertimbangan apakah memang harus

diperbuat danapa yang seharusnya diperbuat dalam rangka kedewasaan manusia yang
utuh. Padadasarnya mengupayakan rumusan konsep etika dalam ilmu pengetahuan harus
sampaik e p a d a r u m u s a n n o r m a t i f y a n g b e r u p a p e d o m a n p e n g a r a h k o n k r e t ,
b a g a i m a n a keputusan tindakan manusia dibidang ilmu pengetahuan harus
dilakukan. Moralitass e r i n g d i p a n d a n g b a n y a k o r a n g s e b a g a i k o n s e p
a b s t r a k y a n g a k a n m e n d a p a t k a n kesulitan apabila harus diterapkan begitu saja
terhadap masalah manusia konkret.R e a l i t a s p e r m a s a l a h a n m a n u s i a y a n g
b e r s i f a t k o n k r e t - e m p i r i k s e o l a h - o l a h mempunyai kekuasaan untuk
memaksa rumusan moral sebagai konsep abstr ak m e n j a b a r k a n k r i t e r i a - k r i t e r i a
b a i k b u r u k n y a s e h i n g g a m e n j a d i k o n s e p n o r m a t i v e secara nyata sesuai dengan
daerah yang ditanganinya.Dewasa ini pengetahuan dan perbuatan, ilmu dan etika saling
bertautan.Tidak ada pengetahuan yang pada akhirnya tidak terbentur pertanyaan, apakah
sesuatu itu b a i k a t a u j a h a t . A p a y a n g d i k e j a r o l e h p e n g e t a h u a n ,
m e n j e l m a m e n j a d i Bagaimana dari etika.Etika dalam hal ini dapat diterangkan
sebagai suatu penilaiany a n g m e m p e r b i n c a n g k a n b a g a i m a n a t e k h n i k y a n g
m e n g e l o l a k e l a k u a n m a n u s i a . Dengan demikian lapangan yang dinilai oleh etika jauh
lebih luas daripada sejumlahkaidah dari perorangan, mengenai yang halal dan yang
haram. Tetapi berkembangmenjadi sesuatu etika makro yang mampu
merencanakan masyarakat sedemikianrupa sehingga manusia dapat belajar
mempertanggungjawabkan kekuatan-kekuatan yang dibangkitkannya sendiri.T e r k a i t
dengan keterbukaan yang disebutkan diatas, maka etika
h a n y a menyebut peraturan-peraturan yang tidak pernah berubah, melainkan
secara kritismengajukan pertanyaan, bagaimana manusia bertanggungjawab
terhadap hasil-hasilt e k h n o l o g i m o d e r e n d a n r e k a y a s a n y a . E t i k a
s e m a c a m i t u t e n t u s a j a h a r u s membuktikan kemampuannya
menyelesaikan masalah manusia konkret. Tidak lagisekedar memberikan isyarat
dan pedoman umum, melainkan langsung melibatkandiri dalam peristiwa aktual
dan factual manusia, sehingga terjadi hubungan timbal balik dengan apa yang
sebenarnya terjadi. Etika seperti itu berdasarkan interaksi antara keadaan etika
sendiri dengan masalah-masalah yang membumi.

Anda mungkin juga menyukai