Diusulkan Oleh:
Dosen Pembimbing :
2021
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................. I
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................... I
DAFTAR ISI........................................................................................................................... II
BAB I...................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
2 BAB II............................................................................................................................. 5
3 BAB III........................................................................................................................... 7
METODE PELAKSANAAN................................................................................................... 7
4 BAB IV............................................................................................................................ 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................... 10
6 LAMPIRAN KE 2......................................................................................................... 15
7 LAMPIRAN KE 3.............................................................................................................. 16
ii
1 BAB I
2 PENDAHULUAN
1
Kokoda yang tinggal di daerah IMEKO masih hidup dengan cara tradisional,
seperti menokok sagu dan mencari ikan di dalam sungai atau kali dengan
menggunakan alat berupa tangguh ayang yang dianyam dari pelepah sagu. Letak
perkampungan itu sendiri sangat sulit dijangkau, baik dijangkau melalui jalur laut,
darat, dan udara. Secara geografis, mereka merasakan dua musim, yaitu musim
panas dan musim hujan.Selain itu, Suku Kokoda juga diberkahi dengan kekayaan
alam berupa tanaman obat-obatan. Terhitung ada 70 spesies tanaman yang mereka
gunakan sebagai obat-obatan tradisional. Jumlah tersebut meliputi 67 genus dan
41 familia tumbuhan obat. Familia tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan
sebagai obat tradisional yaitu Fabaceae dan Euphorbiaceae. Selama ini, telah
terbukti bahwa spesies tanaman obat tersebut terbukti mampu mengobati 73 jenis
keluhan penyakit. Keluhan yang paling banyak dialami masyarakat suku Kokoda
antara lain: badan pegal-pegal, luka luar, dan tambah darah. Bagian tumbuhan
yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat oleh suku Kokoda
adalah daun (50%). Cara meramu dengan merebus adalah yang paling sering
dilakukan oleh masyarakat suku Kokoda.
Suku Kokoda yang saat ini bermukim di kampung Warmon Kokoda
sebelumnya berasal dari daerah Sorong Selatan dan beberapa daerah lainnya di
sekitar Sorong. Ironisnya, banyak warga dari suku Kokoda yang asli Papua tidak
memiliki tanah tempat tinggal tetap di Papua. Mungkin karena cara hidup
masyarakat yang terus nomaden dan prinsip yang menganggap semua yang ada di
bumi ini adalah milik Tuhan, membuat mereka berpikir kepemilikan secara
pribadi adalah hal yang aneh. Misalnya saja mereka pernah tinggal di sepanjang
Bandar Udara Domine Eduard Osok, dan akhirnya tergusur oleh perluasan badan
bandara. Mengetahui keadaan menyedihkan yang dialami oleh masyarakat
Kokoda.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan
Masyarakat (MPM) memberikan bantun kepada masyarakat suku Kokoda. “MPM
Muhammadiyah memberikan bantuan berupa pembebasan lahan tanah seluas 2
hektar untuk ditempati oleh Warga Kokoda. Selain itu Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan juga turut memberikan bantuan berupa pembangunan
rumah permanen sejumlah 55 unit. Wilayah itulah yang kemudian menjadi
kampung Warmon Kokoda saat ini,” ujar Bahtiar Dwi Kurniawan, S.Fil, MA,
dosen pembimbing lapangan untuk MBN. Majelis Pemberdayaaan Masyarakat
(MPM) PP Muhamadiyah memiliki setidak nya 5 desa binaan yang tengah
menjadi fokus pemberdayaan. Salah satu nya kampung warmon Kokoda, Sorong,
Papua Barat. Sekertaris MPM PP Muhamadiyah, Baktiar Dwi Kurniawan
menuturkan sejak 2013 MPM telah mencoba membangun amal usaha focus
mengabdikan diri khususnya untuk daerah-daerah Terluar, Terdepan, dan
Tertinggal, (3T). Hal itu diadakan dengan pengadaan pemberdayaan komunitas
yang nomaden.
2
MPM PP Muhamadiyah mencoba mengembangkan pola pikir masyarakat
suku kokoda agar setidak nya dapat menjalani hidup secara resmi permanen. tidak
sekedar teori, mereka memperjuangkan agar ada lahan yang dibebaskan agar
dapat di tinggali. Agar perjuangan mereka yang sudah berusaha memberikan
perubahan yang nyata tidak taerputus maka Kami sebagai mahasiwa yang kreatif
akan mengabdi kepada Negara sehingga ingin terciptanya masyarakat yang cerdas
dan sehat.
Selain itu meskipun sudah resmi menjadi kampung dan tercatat sebagai
bagian dari distrik Mayamuk, kemampuan masyarakat Warmon Kokoda untuk
mengoptimalkan fasilitas yang dapat dimiliki dengan menjadi kampung resmi
masih sangat terbatas. Rumah yang belum terjangkau akses untuk air bersih, jalan
umum yang masih seringkali terendam banjir dan berlumpur, bahkan banyak dari
warga Warmon Kokoda yang belum memiliki dokumen sipil seperti KTP, KK,
buku nikah dan akta kelahiran untuk anak-anak mereka. Belum lagi dengan
berbagai stigma negatif yang disematkan kepada suku Kokoda seperti biang onar,
malas, dan susah diatur, baik dari warga Papua sendiri maupun oleh warga
pendatang. Keadaan-keadaan seperti itu seakan membuat usaha untuk membantu
memajukan masyarakat Kokoda dalam bentuk apapun akan menjadi sulit.
Walaupun dengan keadaan yang seperti itu kelompok PKM-PM UNIMUDA
Sorong tetap hadir di tengah-tengah warga Warmon Kokoda untuk memberikan
dorongan pada masyarakat setempat agar mampu berubah menjadi lebih maju,s
lebih cerdas, bersih, sehat dan terbebas dari penyakit, maka kami memilih
“SEMIR DISKO” (Sabun sehat minyak jelantah distrik kokoda) untuk menambah
pengetahuan akan pemanfaatan limbah minyak jelantah yang bisa membahayakan
jika di konsumsi secara berlebihan dan akan memberikan dampak buruk untuk
lingkungan jika limbah minyak jelantah di buang sembarangan. Segingga ketika
limbah minyak jelantah di manfaatkan dan di olah menjadi sebuah sabun, maka
minyak jelantah yang membahayakan untuk kesehatan, akan menjadi limbah
minyak jelantah yang menyehatkan. Dengan itu masyarakat kokoda menjadi lebih
bersih, sehat dan terbebas dari penyakit. karna dengan memulai hal kecel seperti
mandi setiap hari akan membuat kita hidup sehat. (umy.ac.id)
2.2 Tujuan
1) Kurang nya pembinaan atau pendidikan pengetahuan tentang kesehatan
hidup.
2) Kurangnya lahan pekerjaan serta banyak nya limbah minyak jelantah.
3) Peningkatan ketentraman/kesehatan masyarakat.
3
2.3 Ruang Lingkup
1. Pemberdayaan Sabun Sehat Minyak Jelantah fermentasi Kampung
Warmon Kokoda
2. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
3. Meningkatkan pengetahuan dalam pemanfaatan limbah.
2.5 Luaran
Di harapkan dapat menghasilkan luaran berupa :
1. Peningkatan pengetahuan akan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
serta pemahaman dan keterampilan memanfaatkan limbah minyak
jelantah.
2. Peningkatan kuantitas, kualitas produk dan omzet pada mitra yang bergrak
dalam bidang ekonomi.
3. Peningkatan ketentraman/kesehatan dengan Jasa, metode, system, barang.
2.6 Manfaat
1. Menambah pengetahuan pelatiha kemampuan dan pelatiahan keterampilan
di kalangan masyarakat umum sebagai mendia pembelajaran yang
inovatif.
2. Pengembangan home industry serta meningkatkan nilai ekonomi
masyarakat.
3. Masyarakat mendapatkan kesehatan dari Pemberdayaan sabun sehat miyak
jelantah fermentasi kampung warmon Kokoda kemitraan Universitas
Pendidikan Muhammadiyah sorong.
4
3 BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
3.2 Sabun
sabun adalah bahan (substansi) yang digunakan bersama dengan air untuk
mencuci dan membersihkan kotoran; sabun terbuat dari bahan alami
(minyak/lemak) dan alkali/basa kuat (potasium hidroksida, KOH). (adevnatura)
3.3 Minyak
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) minyak adalah zat cair berlemak,
biasanya kental, tidak larut dalam air, larut dalam eter dan alkohol, mudah
terbakar, bergantung pada asalnya, dikelompokkan sebagai minyak nabati,
hewani, atau mineral dan bergantung pada sifatnya pada pemanasan dapat
dikelompokkan sebagai asiri atau tetap dengan air. (kbbi.web.id)
3.4 Alkali
Alkali yang umum digunakan sebagai bahan pembuat sabun padat adalah
KOH. KOH (Kalium Hidroksida). KOH atau dikenal potas, adalah bahan kimia
yang berfungsi untuk membersihkan karat pada besi, merontokkan cat , bahan
pembuat kaporit dll.KOH digunakan sebagai bahan pembuat sabun batang/ padat.
5
Diketahui :
SAP value kelapa = 235 mg KOH/ gr minyak
mg KOH = (Mr KOH) x SAPvalue
mg KOH = (40 / 56) x 235
KOH = 167.8 mgcKOH = 0.1678 gram
Artinya untuk membuat sabun dari 1 gram minyak dibutuhkan 0.1678
gram KOH
Jadi untuk membuat sabun dari 200 gram minyak dibutuhkan KOH :
0.1678 x 200 = 33.6 gram
Air dibutuhkan untuk melarutkan KOH. Umumnya perbandingan air dengan KOH
adalah maksimal 60 % : 40 % dan biasanya 70% : 30%. (kompasiana, Abdul
khaliqisa)
3.6 Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik
untuk menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru
oleh mikroba (Madigan, 2011). Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang
artinya mendidihkan. Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan
peranan mikroba (jasad renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki
(Muhiddin, 2001). Produk fermentasi berupa biomassa sel, enzim, metabolit
primer maupun sekunder atau produk transformasi. (biokonversi)
6
4 BAB III
METODE PELAKSANAAN
7
Teknik pengolahan ke dua yaitu pembuatan sabun, tuangkan Larutan Kalium
Hidrogen (KOH) aduk beberapa menit lalu campurkan minyak jelantah
fermentasi kedalam Larutan Kalium Hidrogen (KOH) lalu aduk kembali,
tambahkan cairan rempah-rempah alami sebagai ekstrak pewangi dan penambah
vitamin untuk menjaga kesehatan kulit. Tanaman herbal menetralisir racun pada
minyak
4.5 Analisis data
Pelatihan akan dilaksanakan di distrik kokoda. Data yang akan di uraikan terdiri
dari 4 bagian utama yaitu, pelatihan dan pendampingan, teknik pelaksanaan,
teknik pengumpulan dan teknik pengolahan. Kemudian untuk menghasilkan
produk yang unggul maka yang dibutuhkan adalah cara pembuatan yang sesuai
prosedur. Adapun bahan serta cara pembuatan samun dengan memanfaatkan
minyak jelantah sebagai berikut :
ALAT DAN BAHAN :
1. Minyak jelantah
2. KOH (Kalium Hidroksida)
3. Tanaman Herbal
6. Air
7. Cetakan
8. Wadah dan pengaduk
SKEMA KERJA :
1. Saring minyak jelantah dan dinginkan.
2. Timbang minyak jelantah 200 gram
3. Buat larutan KOH (Kalium hidroksida) 100 ml 33.6 gram
4. Masukkan minyak jelantah kedalam larutan Kalium hidroksida (KOH)
tersebut kedalam minyak jelantah sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
rata.
5. Aduk terus hingga mengental.
6. Tambahkan jeruk nipis secukupnya untuk menambah aroma.
7. Tuang ke dalam cetakan.
8. Biarkan 3 -5 hari
9. Sabun siap dipakai.
Tekstur sabun minyak jelantah ini sama seperti sabun di pasar kelembutan nya
sama namun lebih lembut sabun minyak jelantah. Serta jika di bandingkan sabun
yang di bandingkan sabun minyak jelantah lebih ramah lingkungan / mengurangi
limbah yang setiap hari di lakukan.
8
5 BAB IV
6 BAYA DAN JAWAL KEGIATAN
6.1 Anggaran biaya
Anggaran biaya disusun sesuai kebutuhan dan mengikuti
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Pembelian Perlengkapan Yang di perlukan 7.183.000,00
2 Pembelian Bahan Habis Pakai 1.595.000,00
3 Transfortasi 1.222.000,00
Jumlah 10.000.000,00
9
LAMPIRAN - LAMPIRAN
10