Anda di halaman 1dari 43

Analisis Faktor Penyebab ​Stunting​ di Desa Sayang, Jatinangor

“Laporan Akhir Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Komponen Penilaian


Mata Kuliah Kuliah Kerja Nyata”

Disusun Oleh :

Nama NPM
Bianda Putri R 130110150010
David Firmansyah 220110160082
Rizkiani Tri R 220110160045
Muhammad Abian 270110150044
Lauditta Nurseptia P 210110150067
Anisha Salmah A M 270110150035
Darmonika Dwi A 110110150228
Fahmi Zacki M 140710150046
Fikri Rabbani M 180810140027
Raja Intan 210110150098
Alfatah M Rifky 130110150012

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2018
2
3
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan telah selesainya pelaksanaan KKNM yang kami kerjakan, maka kami…

No. NAMA MAHASISWA NPM TANDATANGAN

1. Bianda Putri Ramadhani 130110150010

2. David Firmansyah 220110160082

3. Rizkiani Tri R 220110160045

4. Muhammad Abian 270110150044

5. Lauditta Nurseptia P 210110150067

6. Anisha Salmah A M 270110150035

7. Darmonika Dwi A 110110150228

8. Fahmi Zacki Mubarak 140710150046

9. Raja Intan 210110150098

10. Fikri Rabbani M 180810140027

11. Alfatah M Rifky 130110150012

Telah menyelesaikan laporan rencana kegiatan kami selama di Desa Sayang,


Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Mengetahui/Menyetujui,

4
ABSTRAK

Stunting ​merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi


dalam waktu lama yang diawali sejak masa janin hingga 2 tahun pertama
kehidupan. Dari rekapitulasi hasil BPB tahun 2017 di Desa Sayang dari 592 balita
tercatat 134 diantaranya termasuk dalam kategori pendek dan sangat pendek atau
yaitu sebanyak 22,63% dari balita di Desa Sayang. Tujuan Penelitian ini untuk
mengetahui faktor risiko yang menyebabkan terjadinya ​stunting. ​Penelitian ini
adalah penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol pada Balita.
Adapun program yang dilaksanakan berupa penelitian ke posyandu yang berada
pada 13 rukun warga di Desa Sayang dan penyuluhan terkait stunting setelah
penelitian. Pemahaman mengenai gizi seimbang menjadi sangat penting dan harus
dipahami secara kompleks agar dapat diimplementasikan secara benar dan teratur.

Kata kunci: Stunting, Balita, Gizi Seimbang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji bagi Allah SWT karena atas berkat


dan rahmat-Nya kami (Tim KKNM) dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja
Nyata 2018 dengan judul “Analisis Faktor Penyebab ​Stunting di Desa Sayang,
Jatinangor”. Tak lupa Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.

Laporan ini disusun sebagai hasil dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang
menjadi mata kuliah wajib di Universitas Padjadjaran. Kuliah Kerja Nyata ini
dilakukan di Desa Sayang, Sumedang, Jawa Barat pada bulan April-Juli 2018.

5
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak.

Jatinangor, 11 Juli 2018

Tim KKNM

6
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Manfaat 2
1.3 Tahapan Kegiatan Mahasiswa 3
1.4 Lokasi dan Waktu 7
BAB II 8
2.1 Mekanisme Kerja Kelompok dalam Pelaksanaan KKN 8
2.1.1 Tahapan Persiapan Pembekalan KKNM Terintegrasi PPM dari
Dosen Pembimbing Lapangan ke Mahasiswa 8
2.1.2 Survei Lokasi KKNM-PPM 9
2.1.3 Diskusi Mahasiswa KKNM-PPM 10
2.1.4 Kunjungan ke Posyandu 10
2.1.5 Diskusi Dosen Pembimbing Lapangan dan Mahasiswa KKNM –
PPM 10
2.1.6 Penyebaran Undangan Penyuluhan dan Lomba 11
2.1.7 Pelaksanaan ​Event ​KKNM-PPM (Penyuluhan dan Lomba) 11
2.1.8 Diskusi Penyusunan Laporan 11
2.2 Implementasi Proses Kegiatan Mahasiswa 12
2.2.1 Tahapan Persiapan Pembekalan KKNM Terintegrasi PPM dari
Dosen Pembimbing Lapangan ke Mahasiswa 12
2.2.2 Survei Lokasi KKNM-PPM 12
2.2.3 Diskusi Mahasiswa KKNM-PPM 12
2.2.4 Kunjungan ke Posyandu 14

7
2.2.5 Diskusi Dosen Pembimbing Lapangan dan Mahasiswa KKNM –
PPM 14
2.2.6 Penyebaran Undangan Penyuluhan 16
​ KNM-PPM (Penyuluhan)
2.1.8 Pelaksanaan ​Event K 16
2.1.9 Diskusi Penyusunan Laporan 16
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN KKNM TERINTEGRASI PPM 18
3.1 Analisis Situasi 18
3.1.1 Bidang Kesehatan 18
3.2 Kegiatan KKNM-PPM 19
3.2.1 Nama Kegiatan 19
3.2.2 Jenis Kegiatan 19
3.2.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan 20
3.2.4 Sasaran Kegiatan 20
3.2.5 Pihak-Pihak yang Terlibat 20
3.2.6 Proses Pelaksanaan Kegiatan 20
3.2.7 Hasil Capaian Kegiatan 24
3.2.8 Rancangan Tindak Lanjut 24
3.2.9 Kuisioner yang Digunakan dalam Kegiatan Penyuluhan 24
3.3 ​Output​ Kegiatan 24
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 25
4.1 Kesimpulan 25
4.2 Rekomendasi 25
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28

8
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan 28
2. Kuisioner 42
3. Surat Izin Kegiatan 45
4. Program PPM-KKN 46

absensi ??

9
10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keadaan gizi atau status nutrisi merupakan komponen penting dalam
kesehatan, kecerdasan serta produktivitas seseorang. Gizi yang optimal sangat
penting untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi, balita, dan anak-anak.
Keadaan gizi yang tidak optimal atau kurang dapat menyebabkan berbagai
masalah, seperti kondisi anak ​wasting,​ ​underweight, d​ an ​stunting ​yang kemudian
dapat berujung ke berbagai penyakit.
Stunting adalah keadaan dimana adanya gangguan pada tumbuh kembang
seseorang dikarenakan asupan nutrisi yang kurang. Faktor lain yang dapat
menyebabkan ​stunting adalah kurangnya pengetahuan mengenai gizi optimal,
terbatasnya layanan kesehatan, dan kurangnya akses ke air bersih. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa seseorang dikatakan stunting apabila
Tinggi Badan menurut umur (TB/U) lebih dari dua standar defiasi dibawah
median kurva pertumbuhan WHO.
Penelitian Harriet Torlesse yang dilaksanakan di Indonesia mengenai
faktor penentu stunting pada anak-anak di Indonesia menyatakan bahwa Indonesia
menempati posisi ke-5 di dunia dengan beban tertinggi karena kejadian stunting
pada anak-anak. Data di Indonesia, 37% anak-anak dibawah lima tahun di
Indonesia masuk dalam kategori ​stunting.​ Prevalensi ​stunting di Jawa Barat
mencapai 30-39%. Data di Desa Sayang, dari 592 balita yang ditimbang, 88
termasuk dalam kategori pendek dan 46 termasuk dalam kategori sangat pendek.
Stunting dapat menyebabkan dampak buruk untuk anak-anak, seperti
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh. Dalam jangka panjang, ​stunting dapat
menyebabkan penurunan kemampuan kognitif pada anak dan penurunan
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit.

11
Tingginya prevalensi ​stunting ​di Indonesia terutama di Jawa Barat
menyebabkan perlu adanya tindakan untuk mengatasi kejadian ​stunting di Jawa
Barat. Dampak buruk yang dapat disebabkan oleh ​stunting juga menjadi penyebab
mengapa ​stunting penting untuk diketahui lebih dini. Hal ini yang menjadi alasan
mengapa Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) kami mengambil tema ​stunting
dengan judul “Analisis Faktor Penyebab ​Stunting di Desa Sayang, Jatinangor.”
Kegiatan pengabdian yang akan diberikan adalah masyarakat akan diberikan
kuesioner mengenai pola pemberian gizi dan pola asuh kepada anak kemudian
diberikan pemahaman mengenai gizi seimbang dan upaya pencegahan terjadinya
stunting​.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan ​stunting d​ i Desa
Sayang, Jatinangor, Sumedang
2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pola makan gizi
seimbang untuk bayi, balita, dan anak-anak
3. Memberikan pengetahuan mengenai ​stunting k​ epada masyarakat, termasuk
dengan gejala dan bagaimana cara pencegahannya agar prevalensi ​stunting
di Desa Sayang dan kemudian di Jawa Barat menurun
4. Membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Desa
Sayang, Jatinangor
5. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk langsung turun ke
masyarakat

12
1.3 Tahapan Kegiatan Mahasiswa
Waktu (Bulan) Hasil
April Mei Juli Pelaku Sasaran (Capaia
No. Kegiatan Tempat
Minggu Ke Target
1 2 3 4 5 1 2 1 2
Tahap Gedung Mahasisw
Persiapan dan C.2.1 menger
Mahasis
Pembekalan Fakultas mengen
1 DPL wa
KKNM Kedokteran timeline d​
KKNM
Terintegerasi Unpad, gambara
PPM Jatinangor kegiatan
Menyerah
n surat iz
dan
perminta
izin untu
Kantor Kepala
melakuk
Kepala DPL Desa
kegiatan
Desa dan Sayang
Survei Lokasi KKNM-P
2 Sayang dan Mahasi dan Ibu
KKNM-PPM M di De
Poskesdes swa Bidan
Sayang d
Desa KKNM Desa
mendapat
Sayang Sayang
n jadwa
posyandu
tiap RW
Desa
Sayang
Gedung C4 DPL DPL dan Pembahas
3 Diskusi
Fakultas dan Mahasis timeline

13
Kedokteran Mahasi wa KKNM d
Unpad swa KKNM persiapa
KKNM turun k
lapanga
Menguk
tinggi ba
Pengurus dan bali
Mahasi Pondok dan
Kunjungan Posyandu
4 swa Pesantre memberik
ke Posyandu RW 1-12
KKNM n Al kuesione
Aqsha terkait
dengan
stunting
Membah
persiapa
Kampus Mahasis event
5 Diskusi Unpad DPL wa penyulua
Dipati Ukur KKNM dan
penyusun
panitia
Sosialisa
Ibu
DPL mekanism
Sosialisasi Bidan
Poskesdes dan lomba da
Event​ dan dan Ibu
6 Desa Mahasi penyebar
Penyebaran Kader
Sayang swa undanga
Undangan Desa
KKNM untuk pa
Sayang
ibu kade

14
Penyelen
Ibu
araan
Bidan
Pelaksanaan DPL penyuluh
Desa
event​ besar Poskesdes dan berjudul
Sayang
7 (Penyuluhan Desa mahasis dan
dan Ibu
dan Lomba) Sayang wa pelaksana
Kader
KKNM-PPM KKNM lomba
Desa
pembuat
Sayang
MPAS
Pembagi
tugas
Mahasi Mahasis penyusun
8 Diskusi swa wa laporan
KKNM KKNM akhir da
pembahas
PKM.

1.4 Lokasi dan waktu

No Waktu Kegiatan Tempat


1 16 April 2018 Menyerahkan surat izin dan Kantor Desa Sayang
dan 23 April permintaan izin kkn di desa Sayang dan Poskesdes
2018 Sayang

2 27 April 2018 Timeline KKN dan pembagian Gedung C4 Fakultas


kelompok Kedokteran Unpad

3 4 - 21 Mei Kunjungan ke Posyandu Posyandu tiap RW


2018 Desa Sayang

15
4 2 Juli 2018 Menentukan waktu dan persiapan Kampus Dipati Ukur
penyuluhan Unpad

5 3 Juli 2018 Sosialisasi ​event​ dan penyebaran Poskesdes Sayang


undangan

6 10 Juli 2018 Penyuluhan gizi seimbang untuk bayi Aula Poskesdes


dan balita serta pelaksnaan lomba Sayang
pembuatan MPASI

16
BAB II

PROSES PELAKSANAAN KKN MAHASISWA

2.1 Mekanisme Kerja Kelompok dalam Pelaksanaan KKN

Proses pelaksanaan KKN mahasiswa dapat terselenggara melalui beberapa


tahapan persiapan. Berikut uraian mengenai tahapan yang dilakukan oleh
mahasiswa mulai dari sebelum, pelaksanaan, hingga sesudah ​event b​ esar.
Termasuk tahapan penyusunan laporan KKN, yaitu:
Berdasarkan Matriks Tahapan Kegiatan Mahasiswa yang tertera di Bab I,
berikut kami jabarkan garis besar dan uraian tahapan kegiatan pelaksanaaan
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) yang terintegrasi Pengabdian Kepada
Masyarakat (PPM) semester genap tahun akademik 2017/2018 :
2.1.1 Tahap Persiapan dan Pembekalan KKNM Terintegerasi PPM dari
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ke Mahasiswa
Pada tahapan ini, proses pertemuan dilakukan secara langsung dan
juga tidak langsung (melalui group call) antara tim KKN dan Dosen
Pembimbing Lapangan. Juga Dosen Pembimbing Lapangan juga
memberikan pembekalan dan pemaparan mengenai prosedur agenda serta
target yang harus dicapai dalam pelaksanaan KKN selama beberapa bulan
kedepan.

2.1.2 Survei Lokasi KKNM-PPM


Pada tahapan ini dosen pembimbing lapangan beserta beberapa
peserta KKN datang langsung ke Kantor Desa Sayang untuk meminta
perizinan serta melakukan survey kebutuhan masyarakat , serta mencari
tahu masalah apa saja yang sedang di hadapi di Desa Sayang. Pada
tahapan ini proses berlangsung secara baik dan tujuan kami pun di dukung
penuh oleh Kepala Desa Desa sayang.

17
2.1.3 Diskusi Mahasiswa KKNM-PPM
Pada tahapan ini dilakukan perbincangan di dalam tim KKNM
terkain dengan beberapa hal penting perihal KKN yang akan diwujudkan ,
meliputi :
a. Jadwal pertemuan tiap minggu
b. Penentuan shift pengambilan data
c. Penentuan target populasi yang ingin di ambil
d. Serta penyusunan konten dan perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan kedepannya.

2.1.4 Kunjungan ke Posyandu


Pada tahapan ini peserta KKN telah menyiapkan kuisioner yang
nantinya akan di bagikan kepada seluruh orang tua balita di desa sayang
yang hadir di posyandu tiap RW untuk melakukan proses penimbangan.
Tahapan ini dilakukan dengan cara ​interview p​ ada tiap orang tua dengan
maksud untuk mengurangi kemungkinan bias karena berbagai macam
faktor. Proses ini dilakukan selama 12 hari dengan rincian 1 harinya itu
dilakukan pengambilan data dari 1 RW. Pada tahapan ini mahasiswa telah
dilakukan proses ​briefing ​terlebih dahulu untuk menyetarakan pemahaman
mengenai pertanyaan kuesioner yang ada
2.1.5 Sosialiasi dan Penyebaran Undangan untuk ​Event Lomba dan
Penyuluhan
Pada tahapan ini yang diselenggarakan pada selasa, 3 Juli 2018,
bertempat di Poskedes Sayang, DPL berserta Mahasiswa hadir untuk
melakukan sosialisasi ​event ​dan memberikan undangan kepada ibu-ibu
yang memiliki bayi dan balita untuk menghadiri lomba pembuatan
MPASI.
2.1.6 Pelaksanaan ​Event​ KKNM-PPM (Penyuluhan dan Lomba)

18
Tahapan ini diselenggarakan pada selasa, 10 juli 2018, bertempat
di Aula Kantor Kepala Desa Sayang. Penyuluhan berjudul ​analisis faktor
stunting di Desa Sayang J​ atinangor DPL beserta mahasiswa hadir untuk
mempersiapkan serta menyelenggarakan kegiatan penyuluhan. Jumlah
partisipasi cukup banyak dengan pemaparan materi yang cukup jelas.
Antusias dari peserta pun tinggi, mereka aktif untuk menjawab serta
bertanya selama proses penyuluhan berlangsung.

2.1.7 Diskusi Penyusunan Laporan Akhir


Tahapan ini diselenggarakan dengan cara mahasiswa berdiskusi
mengenai pembagian tugas untuk penyusunan laporan KKN serta
penjelasan dari masing-masing bagian dari susunan laporan KKNM-PPM
sebelum nantinya dilaporkan. Tidak lupa pemberian waktu ​deadline a​ gar
seluruh anggota tidak melupakan tugas tersebut
2.2 Implementasi Proses Kegiatan KKN Mahasiswa

Implementasi dari proses kegiatan KKN Mahasiswa ini dapat diuraikan


sebagai berikut:
2.2.1 Tahap Persiapan dan Pembekalan KKNM Terintegerasi PPM dari
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ke Mahasiswa
Pada tahap awal proses KKNM-PPM adalah pembekalan dari DPL
untuk mahasiswa. Pada tahap ini mahasiswa diberi penjelasan terhadap
apa yang akan dilakukan mulai dari menjelaskan tentang topik
KKNM-PPM serta metode yang akan dilakukan untuk mensukseskan
KKNM-PPM. Mengingat pula topik dari KKNM-PPM ini mengenai
kesehatan pada balita dan tidak semua mahasiswa berasal dari disiplin
ilmu yang bersangkutan. Pada tahap ini pula, mahasiswa diberi
kesempatan untuk menyampaikan gagasannya mengenai impelementasi
kegiatan dilapangan. lalu setiap ide ditampung oleh DPL dan didiskusikan
secara kelompok.

19
2.2.2 Survei Lokasi KKNM-PPM
Sesuai dengan hasil diskusi, pada hari pertama survey yaitu pada
tanggal 16 April 2018, DPL dan mahasiswa bersama-sama mengunjungi
kantor kepala desa dengan tujuan untuk memohon izin melaksanakan
KKNM-PPM. Dalam tahapan ini juga kelompok KKNM-PPM
menanyakan data-data mengenai hal-hal yang diperlukan terkait kegiatan
yang akan dilakukan.
Setelah berdiskusi dengan kepala Desa Sayang DPL dan
mahasiswa diarahkan untuk bertemu langsung dengan bidan Desa Sayang
di tanggal 23 April 2018 untuk membahas jumlah ibu-ibu yang
mempunyai balita di Desa Sayang.

2.2.3 Diskusi Mahasiswa KKNM-PPM


Setelah berhasil mengumpulkan data yang diperlukan, pada tanggal
27 April 2018 DPL dan Mahasiswa melakukan pertemuan untuk
membahas langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Dalam diskusi ini
kelompok KKNM-PPM menentukan struktur kepengurusan kelompok
KKNM-PPM serta menentukan tanggal untuk turun ke lapangan. pada
tahapan ini, DPL dan mahasiswa memutuskan untuk mengganti topik yang
pada awalnya mengenai obesitas pada anak menjadi mengenai stunting
pada anak balita.

2.2.4 Kunjungan ke Posyandu


Pada tahapan ini, DPL beserta mahasiswa menyebarkan kuesioner
terkait dengan stunting kepada ibu-ibu sesuai dengan jadwal posyandu
Desa Sayang. Selain menyebarkan kuesioner DPL dan mahasiswa
melakukan pengukuran terhadap tinggi badan bayi dan balita. Kunjungan
pada Posyandu berlangsung pada dari tanggal 4-21 Mei 2018.

20
2.2.5 Diskusi DPL dan Mahasiswa KKNM-PPM
Setelah DPL dan mahasiswa selesai mengumpulkan kuesioner
yang diperlukan pada tanggal 2 Juli 2018 kelompok KKNM-PPM kembali
berkumpul untuk mendiskusikan hasil kuesioner yang didapat dan
menentukan tanggal ​event p​ enyuluhan dan lomba serta menyusun
kepanitiaan terkait ​event t​ ersebut.

2.2.6 Sosialisasi dan Penyebaran Undangan untuk ​Event Penyuluhan dan


Lomba
Pada tahapan ini, DPL dan mahasiswa melakukan sosialisasi
mekanisme perlombaan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2018 serta
menyebarkan undangan untuk ibu-ibu yang datang mengahadiri sosialisasi
secara lisan pada saat sosialisasi dilaksanakan.

2.2.7 Pelaksanaan ​Event​ KKNM-PPM (Penyuluhan)


Sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan oleh DPL dan
mahasiswa yaitu pada tanggal 10 Juli 2018 kelompok KKNM-PPM
menyelenggarakan penyuluhan berjudul “Analisis Faktor Stunting di Desa
Sayang, Jatinangor”. Pada ​event ​ini dihadiri oleh ibu-ibu yang mempunyai
bayi dan balita, ibu kader, dan ibu bidan.
Pada ​event i​ ni, selain diadakannya penyuluhan DPL dan
mahasiswa melaksanakan lomba pembuatan MPASI. Lomba ini bertujuan
untuk memberikan pengetahuan untuk ibu-ibu yang mempunyai bayi dan
balita mengenai pembuatan makanan pendamping yang baik untuk bayi
dan balitanya.

21
2.2.8 Diskusi Penyusunan Laporan Akhir
Setelah semua agenda telah diselesaikan DPL dan mahasiswa,
kelompok KKNM-PPM mulai menyusun pembagian tugas laporan akhir
KKNM-PPM dan melakukan pembahasan tentang PKM serta membagi
tugas kepada anggota kelompok KKNM-PPM.

22
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN KKNM TERINTEGRASI PPM

3.1 Analisis Situasi

Desa Sayang terletak di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa


Barat, dengan jumlah penduduk sekitar 1516 kepala keluarga. Desa ini terdiri dari
13 rukun warga dan 48 rukun tetangga. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu
daerah dengan tingkat stunting balita yang tinggi, menurut data hasil Pantauan
Status Gizi (PSG) 2017 Provinsi Jawa Barat jumlah stunting pada balita di Jawa
Barat mencapai 29,2%. Sedangkan dari rekapitulasi hasil BPB tahun 2017 di Desa
Sayang dari 592 balita tercatat 134 diantaranya termasuk dalam kategori pendek
dan sangat pendek atau yaitu sebanyak 22,63% dari balita di Desa Sayang. Dilihat
dari data tersebut dan situasi langsung setelah survei di Desa Sayang, Mahasiswa
KKN Unpad Jatinangor yang melakukan penelitian di Desa Sayang melihat
bahwa stunting menjadi salah satu sorotan permasalahan yang harus ditangani di
Desa Sayang ini.

3.1.1 Bidang Kesehatan

Desa Sayang merupakan desa transisi yang memungkinkan


mengalami perubahan lingkungan yang cepat karena perkembangan
penduduknya yang pesat. Desa Sayang telah menyediakan fasilitas
kesehatan yang cukup memadai yaitu terdapat Posyandu, Klinik,
Ambulans desa dan juga praktek swasta. Bidang kesehatan ini tentunya
telah dipengaruhi lingkungan dan juga masyarakat dari Desa Sayang ini
misalnya akan kesadaran memeriksa kesehatan bayi dan balita secara rutin
untuk mencegah penyakit yang hadir.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh Tim KKN
Mahasiswa, terlihat bahwa meskipun pemerintah Desa Sayang telah

23
menyediakan fasilitas kesehatan yang cukup baik namun pada
kenyataannya banyak masyarakat dari Desa Sayang masih kurang sadar
akan pentingnya kesehatan khususnya pada kesehatan tumbuh kembang
bayi dan balita. Tercatat ada banyak bayi dan balita yang terkena penyakit
stunting di Desa Sayang ini,
Dari permasalahan tersebut, kami melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Faktor Penyebab Stunting Di Desa Sayang, Jatinangor”
serta melakukan penyuluhan kepada warga Desa Sayang terkait masalah
stunting pada balita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab stunting pada balita di Desa
Sayang, setelah itu juga dilakukan penyuluhan sebagai salah satu upaya
untuk memberi edukasi kepada masyarakat dan pencegahan terkait
stunting pada balita. Pemilihan sasaran kegiatan di Desa Sayang,
Jatinangor dilakukan dengan maksud ikut berkontribusi memberi manfaat
sesuai dengan bidang keilmuan mulai dari daerah yang dekat dengan
kampus. Adapun program yang dilaksanakan berupa penelitian ke
posyandu yang berada pada 13 rukun warga di Desa Sayang dan
penyuluhan terkait stunting setelah penelitian.

3.2 Kegiatan PPM-KKN Mahasiswa


3.2.1 Nama Kegiatan
KKNM-PPM Integratif “Analisis Faktor Penyebab Stunting di
Desa Sayang, Jatinangor”
3.2.2 Jenis Kegiatan
Adapun jenis kegiatan Program KKNM-PPM Integratif ini berupa
kunjungan ke posyandu-posyandu di Desa Sayang dan penyuluhan terkait
stunting dan upaya pencegahannya.
3.2.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan

24
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk penelitian mengenai faktor
penyebab sunting di Desa Sayang serta memberikan pengetahuan
mengenai penyakit stunting, termasuk gejala dan bagaimana cara
pencegahannya agar penyakit stunting pada balita dapat dikurangi dan
dihindari, membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
menumbuhkan motivasi, dan mendekatkan perguruan tinggi dengan
masyarakat sekitar kampus dengan adanya kerjasama Antara warga desa
dengan civitas akademika.
3.2.4 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh masyarakat Desa Sayang,
Jatinangor, khususnya Ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita beserta
jajaran aparatur desa pada bidang kesehatan.
3.2.5 Pihak-Pihak yang Terlibat
Adapun pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKNM-PPM
Integratif ini adalah Bidan, Kader dari tiap posyandu dan Ibu-ibu yang
memiliki bayi atau balita di Desa Sayang, Jatinangor.
3.2.6 Proses Pelaksanaan Kegiatan 1
Kegiatan ini berupa kunjungan ke posyandu untuk melakukan
penelitian terkait penyakit stunting pada bayi dan balita. Kegiatan ini
dilaksanakan mulai dari minggu ke-1 bulan Mei sampai minggu ke-3
bulan Mei di 13 Posyandu di tiap rukun warga Desa Sayang Jatinangor
sesuai dengan jadwal posyandu yang diberikan oleh Bidan desa. Bentuk
dari kegiatan ini berupa pengisian kuisioner yang ditanyakan langsung
kepada warga terutama ibu yang memiliki bayi, balita maupun anak-anak.
Kuisioner ini memiliki 2 tema yaitu mengenai analisis penyebab ​Stunting
di Desa Sayang serta mengenai tingkat ketertarikan masyarakat terhadap
jamur tiram. Selain pengisian kuisioner ada pula kegiatan pemeriksaan
kesehatan yaitu pemeriksaan tekanan darah dan konsultasi oleh Dokter

25
Eko, Bidan desa, maupun mahasiswa kedokteran dari kelompok kami di
beberapa posyandu yang memungkinkan dilakukannya pemeriksaan.
a. Susunan Acara
Kunjungan Posyandu di Desa Sayang, Jatinangor
Waktu : 4-21 Mei 2018
Tempat : Posyandu RW 1 sampai RW 13 Desa Sayang Jatinangor.

Waktu Durasi Acara

4 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 12

5 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 5

7 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 1

8 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 13

9 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 9

11 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi

26
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 10

12 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 3

14 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 11

15 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 6

16 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 7

19 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 8 dan RW 2

21 Mei 2018 120 menit Pengisian kuisioner,


pengukuran tinggi
dan berat badan
anak bayi dan balita
di RW 4

27
3.2.7 Proses Pelaksanaan Kegiatan 2
Kegiatan penyuluhan ini mengangkat tema mengenai stunting pada
bayi dan balita. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 10 Juli 2018
Pukul 07.30-12.30 WIB di Pendopo belakang Kantor Desa Sayang
Jatinangor. Bentuk dari kegiatan ini berupa pemaparan materi mengenai
penyakit stunting beserta penjelasan upaya pencegahannya
b. Susunan Acara
Penyuluhan Analisis Faktor Stunting di Desa Sayang, Jatinangor
Waktu : Selasa, 10 Juli 2018
Tempat : Pendopo belakang Kantor Desa Sayang Jatinangor.

Waktu Durasi Acara

07.30 - 07.45 15 menit Panitia berkumpul


di depan Poskesdes

07.45 - 08.30 45 menit Persiapan acara


penyuluhan

08.30 - 08.45 15 menit Briefing dan doa


bersama

08.45 - 09.00 15 menit Panitia standby di


tempatnya

28
masing-masing

09.00 - 09.07 7 menit Pembukaan acara


oleh MC dan
mempersilahkan
Pak Kades
memberikan
sambutan

09.07 - 09.14 7 menit Pak Kepala Desa


memberikan
sambutan

09.14 - 09.15 1 menit MC


mempersilahkan Bu
bidan memberikan
sambutan

09.15 - 09.22 7 menit Bu bidan


memberikan
sambutan

09.22 - 09.23 1 menit MC


mempersilahkan
Dokter Eko
memberikan
sambutan

09.23 - 09.30 7 menit Dokter Eko


memberikan
sambutan

09.30 - 09.32 2 menit MC


mempersilahkan Bu
bidan presentasi

09.32 - 10.17 45 menit Bu bidan memulai


presentasi

10.17 - 10.20 3 menit MC


mempersilahkan
Dokter Eko
presentasi
dilanjutkan oleh
Dave dan Bianda

29
10.20 - 10.50 30 menit Dokter Eko
presentasi
dilanjutkan oleh
Bianda dan Dave

10.50 - 11.00 10 menit Sesi tanya jawab

11.00 - 11.10 10 menit Kuis / games


dipimpin oleh MC

11.10 - 11.25 15 menit Juri menilai hasil


lomba

11.25 - 11.35 10 menit Pengumuman


pemenang lomba
dan pembagian
hadiah lomba

11.35 - 11.45 10 menit Pengocokan hadiah


doorprize

11.45 - 12.00 15 menit Para peserta pulang


dan dibagikan nasi
kotak

12.00 - 12.30 30 menit Evaluasi dan


membersihkan
ruangan

c. Pengisi Acara Penyuluhan


Master of Ceremony (MC) : ​Rizkiani Tri Ramdani dan Lauditta
Nurseptia P
d. Sambutan
Sambutan Dosen Pembimbing : Dokter Eko Fuji Ariyanto
Sambutan Bu Bidan : Erna Yuliatin
Sambutan Kepala Desa :
e. Penjabaran Materi Stunting

30
Dokter Eko Fuji Ariyanto
Bianda Putri Ramadhani
David Firmansyah
f. Sesi Acara
● Sambutan
Sambutan pertama disampaikan oleh Bapak Kepala Desa
Sayang, dilanjutkan dengan Bu bidan dan Dokter Eko.
● Penjabaran Materi​ ​Stunting
Penjabaran materi stunting yang disampaikan oleh dosen
pembimbing dan dua orang panitia kepada para peserta,
dengan menggunakan media ​power point yang dilengkapi
dengan gambar-gambar ilustrasi. Materi yang dijabarkan
ialah mengenai:
a. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan ​stunting​.
b. Pola makan gizi seimbang untuk bayi, balita, dan
anak-anak
c. Apa saja gejala dan bagaimana cara mencegah
stunting​.
Saat penjabaran materi sedang berlangsung, ada peserta
yang langsung bertanya tentang materi yang sedang
diberikan.
● Sesi Tanya Jawab
Sesi ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk
bertanya kepada pemberi materi tentang materi yang sudah
dijelaskan.
● Kuis atau games
Kuis atau games di adakan untuk membuat masyarakat
mengingat materi yang telah diberikan. ada 5 pertanyaan

31
yang diberikan oleh pemateri dan para peserta yang dapat
menjawab akan mendapatkan hadiah.
● Penjurian Hasil Lomba
Makanan lomba yang telah dipersiapkan oleh ibu-ibu kader
mendapatkan penilaian dari juri. Di setiap makanan
terdapat satu orang perwakilan yang nantinya akan
menjawab beberapa pertanyaan dari juri.
● Pengumuman Hasil Pemenang Lomba
Pengumuman hasil pemenang lomba dipimpin oleh MC.
Terdapat tiga pemenang. Juara satu diraih oleh RW.12,
Juara dua diraih oleh RW. 5, dan juara tiga diraih oleh RW.
9.
● Doorprize
Pembagian ​doorprize diberikan kepada 5 orang, ​doorprize
di kocok secara acak. Para peserta mendapatkan kupon
nomor ​doorprize yang nantinya akan di kocok secara acak.
nomor yang keluar adalah nomor yang mendapatkan
doorprize.​
3.2.8 Hasil capaian kegiatan
Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah msyarakat jadi lebih
memahami tentang faktor yang dapat memicu terjadinya ​stunting​,
pola makan yang bergizi seimbang untuk bayi, balita, dan
anak-anak, serta gejala dan pencegahan dari ​stunting.​
3.2.9 Rancangan tindak lanjut hasil kegiatan
Sasaran jangka panjang dari kegiatan ini adalah agar terciptanya
kesadaran masyarakat mengenai stunting dan pola makanan yang
bergizi dan seimbang untuk anak bayi, balita dan anak-anak
sehinggan dapat mencegah terjadinya stunting.

32
3.3 Output​ Kegiatan
Setelah dilakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan di Desa
Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Maka telah didapatkan
data permasalah-permasalahan yang terjadi disana. Maka selanjutnya dilakukan
berbagai bentuk langkah solusi yang dapat membantu menyelesaikan masalah
yang ada. Bentuk solusi/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah
:

Kelompok Nama Jenis Tema Deskripsi Singkat


(NPM) Tindak
Lanjut
1 PKM Gagasan tertulis
2 PKM Pengabdian.
Pemberian kalender
informatif kepada
masing-masing
posyandu di Desa
Sayang, Jatinangor

33
BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

1. Masyarakat Desa Sayang secara umum memiliki kesadaran tinggi untuk


mengurus kesehatan bayinya namun kerap sekali keliru dalam hal
pengetahuan tentang makanan bergizi baik yang diberikan saat masa ASI
Ekslusif atau MPASI, disamping itu beberapa masih kurang sadar dan
yakin untuk melengkapi imunisasi bayinya agar terjaga dari penyakit yang
rawan dialami balita.
2. Hal mendasar untuk meningkatkan derajat kesehatan untuk balita sangat
bergantung pula pada derajat kesejahteraan suatu keluarga yang mana
kesanggupan untuk memperoleh pelayanan gizi yang baik juga
memperhatikan finansial dari konsumennya sehingga dibutuhkan kesiapan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

4.2 Rekomendasi

1. Untuk mendukung tingkat pemahaman masyarakat diperlukan adanya


pemberian modul yang berisi pencerdasan tentang pencegahan stunting
berupa print-out, tidak hanya dalam bentuk materi presentasi sekilas.
2. Perlu disediakan setidaknya sedikit fasilitas kesehatan untuk menunjang
yang dapat memberikan pelayanan dengan baik agar masyarakat
mengetahui secara tepat fungsinya.
3. Menjadikan perlombaan masak MPASI untuk balita sebagai bentuk acara
berkelanjutan yang dapat diterapkan di Desa Sayang selama kurun waktu
tertentu (misal 3 bulan atau 6 bulan sekali) guna meningkatkan kreativitas
sang ibu dalam menyajikan makanan sehat untuk sang buah hati.

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Buku


Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta: 2017

2. World Health Organization (WHO). Stunting in a nutshell [Internet]. WHO;


2015 [cited 29 Apr 2018]. Available from:
http://www.who.int/nutrition/healthygrowthproj_stunted_videos/en/

3. Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK, Nandy R. Determinants of stunting in


Indonesian children: Evidence from a cross-sectional survey indicate a
prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting
reduction. BMC Public Health. 2016;16(1):1–11.

35
Anggaran Biaya

36
37
PKM 1

“Aplikasi Penyedia Informasi Gizi Seimbang + MPASI berbasis Android”

Keadaan gizi atau status nutrisi merupakan komponen penting dalam


kesehatan, kecerdasan serta produktivitas seseorang. Gizi yang optimal sangat
penting untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi, balita, dan anak-anak.
Keadaan gizi yang tidak optimal atau kurang dapat menyebabkan berbagai
masalah, seperti kondisi anak wasting, underweight, dan stunting yang kemudian
dapat berujung ke berbagai penyakit.
Stunting adalah keadaan dimana adanya gangguan pada tumbuh kembang
seseorang dikarenakan asupan nutrisi yang kurang. Faktor lain yang dapat
menyebabkan stunting adalah kurangnya pengetahuan mengenai gizi optimal,
terbatasnya layanan kesehatan, dan kurangnya akses ke air bersih. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa seseorang dikatakan stunting apabila
Tinggi Badan menurut umur (TB/U) lebih dari dua standar defiasi dibawah
median kurva pertumbuhan WHO.
Penelitian Harriet Torlesse yang dilaksanakan di Indonesia mengenai
faktor penentu stunting pada anak-anak di Indonesia menyatakan bahwa Indonesia
menempati posisi ke-5 di dunia dengan beban tertinggi karena kejadian stunting
pada anak-anak. Data di Indonesia, 37% anak-anak dibawah lima tahun di
Indonesia masuk dalam kategori stunting. Prevalensi stunting di Jawa Barat
mencapai 30-39%.
Stunting dapat menyebabkan dampak buruk untuk anak-anak, seperti
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh. Dalam jangka panjang, stunting dapat
menyebabkan penurunan kemampuan kognitif pada anak dan penurunan
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit. Tingginya prevalensi stunting di
Indonesia terutama di Jawa Barat menyebabkan perlu adanya tindakan untuk
mengatasi kejadian stunting di Jawa Barat. Dampak buruk yang dapat disebabkan
oleh stunting juga menjadi penyebab mengapa stunting penting untuk diketahui
lebih dini.
Faktor penyebab stunting seperti kurangnya pengetahuan mengenai
makanan bergizi, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, sanitasi lingkungan
yang buruk, dan susahnya akses terhadap fasilitas kesehatan. Pemenuhan makanan
bergizi sangat penting dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting pada anak -
anak, pada kenyataan dilapangan hal ini masih belum semua dilakukan oleh
masyarakat, masih ada beberapa ibu yang belum dapat memenuhi kebutuhan gizi

38
buah hatinya, beberapa alasannya seperti kurangnya biaya yang padahal ada
solusinya dikarenakan banyak makanan pengganti yang memiliki kandungan gizi
yang sesuai tentu dengan harga yang terjangkau atau karena orang tua yang
sebenarnya mampu tetapi malas untuk memperhatikan gizi sang buah hati semua
alasan tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan orang tua akan pentingnya
pemenuhan gizi dan dampak buruk dari kekurangan gizi pada anak. Oleh karena
itu penulis ingin membuat sebuah media yang bisa membantu orang tua
menangani hal tersebut.
Perkembangan teknologi yang sekarang banyak di perbincangkan
masyarakat dunia salah satunya adalah Android. Android banyak dimanfaatkan
terutama pada smart phone. Dengan memanfaatkan aplikasi android, penulis akan
membuat “Aplikasi Penyedia Informasi Gizi Seimbang + MPASI berbasis
Android Khusus Bayi dan Balita “. Aplikasi android yang kami gunakan ini akan
dilengkapi fitur kalender dan sistem alarm pengingat untuk memudahkan orang
tua dalam merencanakan pemenuhan gizi pada anak, selain itu kami juga akan
berkeja sama dengan pihak pemerintah untuk mencantumkan tanggal – tanggal
penting program kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan ibu, anak
dan keluaraga, untuk memudahkan proses sosialisasi, dan lalu dalam aplikasi ini
kita akan memuat berbagai informasi kesehatan dengan pengemasan yang
menarik dan informatif supaya dapat memberikan pengetahuan kepada orang tua
mengenai pentingnya kesehatan dan gizi, ada juga informasi menarik mengenai
tips dan trik hidup sehat bagi bayi balita dan keluarga seperti resep – resep menu
makanan pendamping asi (ASI). Dan juga supaya lebih interaktif untuk beberapa
informasi kami ingin sajikan dalam bentuk video demonstrasi dan animasi.

Hasil luaran dari aplikasi ini penulis publikasikan dengan bekerjasama


dengan kementerian kesehatan dan pemerintahan terkait supaya dapat di
aplikasikan langsung terhadapa masyarakat luas dan penulis mengharapkan agar
banyak peneliti yang terus berusaha untuk mengembangkan instrumentasi ini
untuk kemajuan kesehatan.

Melalui gagasan tertulis ini, penulis berharap aplikasi ini dapat membantu
orang tua dalam memberikan asupan gizi bagi bayi dan balita sehingga dapat
menekan angka gizi buruk pada bayi dan balita di Indonesia serta angka stunting
yang terjadi pada anak - anak dapat menurun.

Keadaan gizi yang kurang atau tidak seimbang dapat menyebabkan


terganggunya pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Oleh sebab itu gizi

39
seimbang adalah hal yang sangat penting khususnya pada bayi dan balita.
Keadaan gizi buruk atau lebih dikenal dengan gizi di bawah garis merah adalah
keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup
lama. Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan
marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor (RI dan WHO, Rencana Aksi
Pangan dan Gizi Nasional 2001 – 2005, Jakarta, Agustus 2000). Gizi buruk juga
dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini terjadi akibat kurangnya
asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab
lain seperti misalnya penyakit infeksi yang membuat kurang terserapnya nutrisi
dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan
nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Dalam melakukan pencegahan gizi
buruk pemerintah sendiri telah banyak membuat dan melakukan program seperti
contohnya pendidikan dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 Sehat 5
Sempurna yang dimulai 1952, slogan tersebut telah berhasil menanamkan
pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian merubah perilaku konsumsi
masyarakat.
Dilihat dari kondisi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita di
Indonesia maka pengetahuan ibu tentang gizi seimbang merupakan hal yang
sangat penting. Menurut Kementrian Kesehatan RI menyatakan bahwa, gizi
seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pemerintah sendiri telah
membuat pedoman tentang gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan RI. Pedoman tersebut dibuat untuk menyediakan pedoman makan
serta berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat berdasarkan prinsip
konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan
mempertahankan berat badan normal.

40
Gambar 1. Prinsip 4 pilar untuk gizi seimbang.

Dapat dilihat pada gambar 1 bahwa Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4
(empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan
memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar tersebut yaitu mengonsumsi
makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktifitas fisik
dan mempertahankan berat badan normal. Dengan menerapkan prinsip tersebut
dan mengikuti Pedoman Gizi Seimbang pada kehidupan sehari-hari makan
tentunya akan menjaga kesehatan dan menghindarkan bayi dan balita dari
kekurangan gizi.
Asupan gizi seimbang juga berbeda-beda pada setiap umur bayi dan balita.
Pada bayi yang berumur 0-6 bulan kebutuhan gizi seimbang cukup hanya dari ASI
atau yang biasa diketahui dengan sebutan ASI eksklusif, hal ini karena ASI
merupakan makanan terbaik untuk bayi dalam memenuhi semua zat gizi yang
dibutuhkannya hingga umur 6 bulan. Sedangkan pada bayi 6-24 bulan memiliki
kebutuhan untuk memenuhi gizi seimbangnya berbeda yaitu dibutuhkan makanan
pendamping ASI atau yang biasa dikenal MP-ASI namun ASI tetap diberikan
sampai usia 24 bulan, hal tersebut harus dilakukan karena pada usia ini kebutuhan
gizi untuk memenuhi gizi seimbang terus meningkat dan tidak dapat lagi jika
hanya dipenuhi oleh pemberian ASI saja.

41
Maka dari itu asupan gizi seimbang sangat penting untuk diperhatikan oleh
ibu untuk bayi dan balita, selain hal tersebut juga ada beberapa hal penting dalam
pemberian asupan gizi seimbang. Hal pertama yaitu keanekaragaman makanan
dimana dengan keanekaragaman tersebut akan membuat kita lebih mudah dalam
memenuhi kebutuhan gizi. Lalu yang kedua adalah banyak makan sayuran serta
buah-buahan karena merupakan sumber vitamin, mineral dan serat pangan yang
sangat penting untuk tubuh. Lalu yang selanjutnya mengonsumsi makanan yang
memiliki protein tinggi baik protein hewani atau nabati untuk kebutuhan energi
kita. Selain hal di atas keamanan dan kebersihan dari makanan juga termasuk hal
yang harus diperhatikan, seperti contohnya untuk lebih memperhatikan label pada
kemasan makanan dan juga mencuci tangan sebelum makan dengan sabun.

Berdasarkan kekurangan dari sistem pemberian informasi yang sudah ada,


Maka dibuatlah gagasan “Aplikasi Penyedia Informasi Gizi Seimbang + MPASI
berbasis Android”. Keuntungan dari aplikasi ini adalah meningkatkan kualitas
informasi melalui teknologi berupa ​smartphone ​Android. Karena sudah
banyaknya pengguna android, maka aplikasi ini dibuat dengan berbasis
android. Melalui ​smartphone ​masyarakat luas mudah mengetahui informasi
untuk mendapatkan contoh-contoh pelayanan terbaik untuk kesehatan sang buah
hati.
Android ​adalah sebuah sistem operasi yang berbasis ​Linux ​yang dirancang
untuk perangkat selular berlayar sentuh, contohnya ​Smartphone​, ​Tablet.​
Handphone d​ engan sistem operasi ​Android ​sedang banyak dicari orang saat ini.
Bila semula harga ​HandphoneAndroid c​ enderung lebih tinggi bila dibanding
dengan jenis ​Handphone ​yang sama di kelasnya, saat ini harga ​Handphone
Android ​sudah lebih terjangkau. Tidak sedikit masyarakat yang memutuskan
untuk beralih menggunakan jenis ​Handphone i​ ni karena dirasa koneksi
internetnya lebih cepat bila dibandingkan dengan ​Smartphone ​yang lain. Sebagai
Software ​yang berfungsi untuk membantu manusia dalam mempermudah
aktivitasnya. Sistem operasi ​Android ​juga memiliki berbagai kelebihan dan
kelemahan. Dalam pengoperasiannya digunakan untuk sistem ​Relational Data
Base Management System ​(RDBMS).
Adapun manfaat yang ditonjolkan pada aplikasi ini adalah berupa
fitur-fitur yang secara lengkap, gamblang dan jelas mendeskripsikan serta menjadi
pengingat untuk kesehatan gizi anak. Misalnya, dalam sehari menu sehat apa
sajakah yang bisa seorang ibu hidangkan untuk kebutuhan bayi ataupun balitanya.
Memunculkan dampak positif dan negatif daripada mengonsumsi berbagai jenis

42
makanan sehingga sang ibu dapat lebih cermat dan cerdas untuk memilih
penyajian makanan yang terbaik.

43

Anda mungkin juga menyukai