SKRIPSI
Oleh:
NOVITA INDRIA SARI
J1A1 17 094
Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Proposal dengan judul “Faktor Yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan
ini penulis senantiasa mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak.
ikhlas telah meluangkan waktu dan pikirannya telah memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada penulis. Serta penulis juga berdoa semoga Allah SWT selalu
membantu penulis dan semoga proposal ini bermanfaat untuk semua piha.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................1
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN.........................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................7
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................................................7
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................................................7
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti........................................................................................8
1.5 Ruang Lingkup/ Batasan Penelitian.....................................................................8
1.6 Organisasi/ Sistematika.......................................................................................8
BAB II................................................................................................................................10
2.1 Tinjauan Umum Penelitian................................................................................10
2.2 Tinjauan Umum Variabel Penelitian..................................................................17
2.3 Tinjauan Penelitian Sebelumnya.......................................................................23
2.4 Kerangka Teori..................................................................................................25
2.5 Kerangka Konsep Penelitian..............................................................................26
2.6 Hipotesis Penelitian................................................................................................26
BAB III...............................................................................................................................29
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................................29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................29
3.3 Populasi dan Sampel.........................................................................................29
ii
3.4 Variabel Penelitian............................................................................................30
3.5 Instrumen Penelitian.........................................................................................30
3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.........................................................30
3.7 Jenis Data Penelitian.........................................................................................33
3.8 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data..........................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................36
iii
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HAL
Tabel 2.1 Klasifikasi dan ambang batas ................................ 10
Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................. 24
1
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status gizi baik bila
jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak
seimbang apabila nilai gizi kurang dari yang dibutuhkan. Sedangkan status
gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Sehingga status
2017)
3
Berdasarkan data dunia, negara yang memiliki angka kejadian kurang
gizi tertinggi secara berurutan yaitu India 43,5%, Niger 37,9%, Bangladesh
36,8%, Afghanistan 32,9%, Pakistan 31,6%, Nigeria 31%, dan chad 30,3%.
Sejalan dengan kejadian kurang gizi berdasarkan data WHO (2015) untuk
kejadian stunting , prevalensi tinggi pada tahun 2013 berada pada regional
Afrika dan Asia Selatan dengan jumlah tertinggi di afrika Timur sebesar
dalam lima besar negara di dunia yang memiliki jumlah kasus stunting pada
balita.
Menurut Riskesdas 2013 status gizi kurang dan status gizi buruk
masih menjadi masalah dengan prevalensi yang masih cukup tinggi yaitu
sebesar 19,6% . sedangkan pada tahun 2018 prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk sebesar 17,7% namun belum mencapai target RPJMN tahun 2019
dengan persentase gizi kurang dan gizi buruk 17% sehingga angka di atas
23,8%, 6,5% balita mempunyai status gizi buruk dan 17,3% balita
profil kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2017 jumlah kasus gizi buruk
pada balita tahun 2017 yaitu 220 kasus. Untuk sebaran kasus gizi buruk pada
4
memiliki 1-10 jumlah kasus gizi buruk (Dinkes provinsi Sulawesi Tenggara ,
Suku Bajo adapun mata pencahariannya yang paling banyak yaitu petani dan
nelayan sehingga untuk pendapatan mereka tidak menentu maka hal ini akan
dikaji. Dengan mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi maka
pemberian ASI Eksklusif ,MP-ASI dan kejadian infeksi yang dialami oleh
diantaranya adalah karakteristik ibu, pola asuh, pengetahuan ibu tentang gizi
5
Berdasarkan uraian diatas mengenai masih tingginya masalah gizi
2020 ?
2020.
6
c. Untuk mengetahui hubungan pemberian Asi Eksklusif dengan status
status gizi balita serta sebagai informasi terkait dengan faktor yang
sebagai bahan masukan dan data penunjang bagi dunia kesehatan untuk
menentukan arah kebijakan atau program apa yang harus dibuat dalam
7
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Ibu Balita
tentang status gizi sehingga dapat di jadikan acuan bagi mereka untuk
b. Instansi Kesehatan
lebih baik
pengetahuan ibu tentang gizi, Asi Eksklusif ,jumlah anak dan keaktifan ke
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 1-5 tahun yang berada di
8
1.6 Organisasi/ Sistematika
Utara Tahun 2020” yang dibimbing oleh ibu Fifi Nirmala G,S.Si.,M.Kes.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Balita
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima
2017)
bagi keluarga.
c. Ibu sering sudah mempunyai anak kecil lagi atau sudah bekerja
10
d. Anak balita belum dapat mengurus sendiri dengan baik.
& Susanti, 2015) . Status gizi (Nutriens) adalah ikatan kimia yang
kehidupan (Azkha & Bachtiar, 2019). Status gizi balita adalah keadaan
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status gizi baik bila
jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak
seimbang apabila nilai gizi kurang dari yang dibutuhkan. Sedangkan status
gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Sehingga
sempurna dan juga memiliki manfaat sebagai alat deteksi dini resiko
11
Oleh karena itu status gizi pada balita harus sangat dijaga dan
diperhatikan secara serius oleh orang tua, karena terjadi malnutrisi pada
gizi yang lebih fatal akan berdampak pada perkembangan otak sehingga
Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung terbagi atas tiga
a. Antropometri
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Beberapa indeks
umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan
12
Merupakan pengukuran antropometri yang sering
(Supariasa, 2002)
indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini. Indeks
13
BB/TB adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur
(Supariasa, 2002).
b. Penilaian Klinis
c. Biokimia
yaitu otot, darah, hati, tinja serta urine. Penilaian biokimia biasanya
2001).
d. Biofisik
pada kondisi tertentu antara lain pada kasus rabun senja (Supariasa,
2001).
14
biasa dikonsumsi. Biasanya dapat dimanfaatkan dalam
(Supariasa, 2001).
b. Statistik Viral
c. Faktor Ekologi
gemuk (Obesitas).
15
BB/U Gizi Buruk <-3,0 SD
Gizi Kurang -3,0 SD<-2,0 SD
16
2017).Pendapatan keluarga yang rendah, akan mempengaruhi
rata keluarga dengan pendapatan yang cukup baik akan memilih tingkat
perkapita perbulan yang dihitung dari jumlah rata- rata pendapatan yang
diterima keluarga baik tetap maupun tidak tetap setiap bulan dibagi
status gizi yang berlaku hampir universal. (Persulessy, Vonny et.al 2013)
17
Menurut Supariasa (2012) kehidupan ekonomi keluarga akan
yang baik agar tidak menghilangkan zat gizi pada makanan tersebut
yang kurang dapat menjadi salah satu penentu status gizi balita karena
menentukan sikap atau perilaku ibu dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi oleh balita serta pola makan terkait jumlah, jenis dan
18
frekuensi yang akan mempengaruhi asupan makan pada bayi tersebut.
ASI ekslusif adalah memberikan hanya ASI saja bagi bayi sejak
2003) ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna. Dari segi gizi,
anak anak yang diberi susu formula dan perbedaan ini stabil sepanjang
gizi karena ASI memiliki sumber zat gizi yang paling lengkap, harus
tubuh) baik.. (Sumilat, Malonda, & Punuh, 2019)(Jurnal 6). ASI adalah
19
makanan terbaik untuk bayi.ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan anak
secara maksimal sehingga anak akan lebih sehat, lebih tahan terhadap
infeksi, tidak mudah terkena alergi. Anak yang mendapat ASI Eksklusif
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak juga dapat
berbeda pula. Jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan status
Anak yang tumbuh dalam keluarga miskin paling rawan terhadap kurang
gizi Diantara seluruh anggota keluarga, anak yang paling kecil yang akan
20
merupakan faktor yang turut menentukan status gizi balita (Faradevi,
2011).. Karena jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan
dan kasih sayang yang diterima oleh anak. Lebih-lebih jika jarak anak
terlalu dekat. selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak,
berada garis hijau tua, garis hijau muda, digaris kuning atau dibawah
21
perkembangan balita tersebut, seperti kejadian gizi buruk pada anak
status gizi balita, karena salah satunya tujuan posyandu adalah memantau
menimbang berat badan setiap bulan agar dapat secara dini mendeteksi
a. Penelitian yang dilakukan oleh Suryani linda yang berjudul Faktor Yang
22
status gizi balita yaitu pendidikan ibu (P value 0,019), jumlah anak (P
value 0,028), status ekonomi (P value 0,012) dan pengetahuan ibu (P value
dengan status gizi balita dari ketiga variabel tersebut yang paling
statistic menggunakan uji Chi Square tingkat kepercayaan 95% (a= 0,05)
dengan status gizi menurut indeks (BB/U, TB/U, BB/TB) dan tidak
23
d. Penelitian yang dilakukan oleh Gusrianti ,Nizwardi Azkha , Hafni Bachtia
Pimpinan Puskesmas, Petugas KIA, Petugas Gizi, Bidan Desa dan Kader
dengan status gizi bali ta adalah pola asuh (p=0,021), asupan makanan
sikap ibu (p= 0,003) dan pendapatan keluarga (p= 0,032). Sedangkan
24
variabel yang tidak berhubungan yakni status imunisasi (p= 0,380) dan
25
2.6 Hipotesis Penelitian
H0: Tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan Status Gizi
H1: Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan Status Gizi Balita) di
2020
H0: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu dengan Status Gizi
H1: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Balita
Tahun 2020
26
H0: Tidak ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi
H1: Ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi
H0: Tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan Status Gizi Balita di
2020
H1: Ada hubungan antara jumlah anak dengan Status Gizi Balita di Wilayah
H0: Tidak ada hubungan antara kunjungan ke posyandu dengan Status Gizi
H1: Ada hubungan antara kunjungan ke posyandu dengan Status Gizi Balita
Tahun 2020
27
28
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel dependen dan variabel independen dinilai pada satu saat, menurut
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020 dan berlokasi di wilayah
3.3.1 Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 1-5 tahun
Utara.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi. teknik
dengan alasan karena jumlah populasi yang kurang dari 100 maka
29
3.4 Variabel Penelitian
Posyandu
penelitian
30
berdasarkan BB/U menggunakan
BB/U
Kriteria Objektif
-Gizi Lebih >2SD
-Gizi Baik : -2SD-
2SD
-Gizi Kurang :-
3SD Sampai<-
2SD
2. Pendapatan Adalah seluruh Kuesioner
Keluarga pendapatan keluarga yang Kriteria objektif
diperoleh dalam satu -Baik ≥
bulan untuk memenuhi Rp.1.500.000/bula
kebutuhan setiap hari n
-Kurang <
1.500.000
3. Tingkat Adalah segala sesuatu Wawancara Ordinal
Pengetahua yang diketahui oleh ibu menggunakan
n Ibu tentang makanan yang kuesioner
bergizi, cara pengolahan kemudian di
bahan makanan yang scoring jika
benar dan pengetahuan ibu jawaban benar
tentang zat gizi yang nilai (1) , jika
diperlukan oleh tubuh jawaban salah
Balita nilai (0)
Kriteria Objektif
-Baik skor> 80%
apabila responden
menjawab dengan
benar >80% dari
15 pertanyaan
yang diberikan
-Cukup skor 60-
80%Apabila
responden
menjawab dengan
benar 60-80% dari
15 pertanyaan
yang diberikan
-Kurang
skor>60%
31
Apabila
responden
menjawab dengan
benar<60% dari
15 pertanyaan
yang diberikan.
32
kunjungan ke
posyandu dalam 1
tahun
(Departemen
Kesehatan RI,
2008b)
Data yang diperoleh dari institusi yang terkait . Data sekunder dalam
penelitian ini yaitu data status gizi balita yang diperoleh dari puskesmas
33
3.8.2 Analisis Data
a. Analisis Univariat
variabel independen.
b. Analisis Bivariat
pengujian statistik yaitu dengan uji chi square pada taraf kepercayaan
2 ∑ (fo−fe)2
X =
fe
1. H0 diterima jika X2 hitung ≤ X² tabel atau nilai signifikansi (P) > 0,0
34
2. H0 ditolak jika X2 hitung ≥ X² tabel atau nilai signifikansi (P) < 0,0
35
DAFTAR PUSTAKA
Azkha, N., & Bachtiar, H. (2019). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Status Gizi Balita di Kelurahan Limau Manis Selatan Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4), 109–114.
Bertalina, & Amelia, P. R. (2018). Hubungan Asupan Gizi , Pemberian Asi
Eksklusif , dan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi ( Tb / U ) Balita 6-59
Bulan. Jurnal Kesehatan, 9(1), 117–125.
Data Sekunder.2019.Laporan Status Gizi Balita. Konawe utara: Puskesmas
Wawolesea
Diagama, W., Amir, Y., & Hasneli, Y. (2019). HUBUNGAN JUMLAH
KUNJUNGAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA ( 1-5
TAHUN ). Jurnal Ners Indonesia, 9(2).
Dinkes. 2017.Profil Kesehatan Sulawesia Tenggara Tahun 2017.Sultra:Dinas
Kesehatan
Elia, R. W., Siregar, A., & Suryani, D. (2019). Pengetahuan Gizi dan Keaktifan
Ibu Balita dalam Kunjungan Posyandu Berhubungan dengan status gizi
balita. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 7(1).
Kemenkes RI.2015. Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia.
Jakarta:Kemenkes RI
Maywita, E. (2018). FAKTOR RISIKO PENYEBAB TERJADINYA
STUNTING PADA BALITA UMUR 12-59 BULAN DI KELURAHAN
KAMPUNG BARU KEC . LUBUK BEGALUNG TAHUN 2015 Risk
Factors Cause the Stunting of Age 12-59 Months in Kampung Baru Kec .
Lubuk Begalung in 2015. Jurnal Riset Hesti Medan, 3(1), 56–65.
Muharry, A., Kumalasari, I., & Dewi, E. R. (2017). FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NELAYAN
KOTA CIREBON. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 25–33.
Puspasari, N., & Andriani, M. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
dan Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita ( BB / U ) Usia 12-24
Bulan, 1(4), 369–378. https://doi.org/10.20473/amnt.v1.i4.2017.369-378
Riset Kesehatan Dasar Tahun.2013.Kemenkes RI: Jakarta
Riset Kesehatan Dasar Tahun.2018.Hasil utama Riskesdas 2018.Kemenkes RI:
Jakarta
Sumilat, M. F., Malonda, N. S. H., & Punuh, M. I. (2019). HUBUNGAN
ANTARA STATUS IMUNISASI DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
36
DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA
TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN
MINAHASA. Jurnal Kesmas, 8(6), 326–334.
Supariasa dkk.2001.penilaian Status Gizi.Jakarta:EGC.
Suryani, L. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI
PEKANBARU. Journal Of Midwifery Science, 1(2), 47–53.
Titisari, I., Kundarti, F. I., & Susanti, M. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita Usia 1-5 Tahun Di Desa Kedawun
Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi. Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 20–28.
WHO.UNICEF.2012. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak ,Depkes RI
Handayani, E. (2013). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGKALAN KECAMATAN
SUSOH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. Universitas Teuku Umar.
.
Susanti, M. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KECAMATAN JETIS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017 FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECAMATAN JETIS KOTA YOGYAKARTA.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan.
37