Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
ini. Salawat serta salam tidak lupa selalu tercurah untuk Baginda Rasulullah Muhammad
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga
penelitian yang berjudul “Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Perilaku Jajan Dengan
Kejadian Obesitas pada Remaja di SMP Negeri 6 Makassar” dapat terselesaikan. Secara
pembimbing satu dan pembimbing dua, dan teman – teman mahasiswa ilmu gizi
angkatan 2020.
Saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saya menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Teori ........................................................................................... 36
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 37
Gambar 4. 1 Alur Penelitian ........................................................................................... 45
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
akibat penumpukan lemak dalam tubuh secara berlebihan (Lin, X., & Li, H, 2021).
Masalah gizi ini sering ditemukan pada masyarakat di negara berkembang dan
menjadi salah satu masalah yang terus meningkat di kalangan remaja (Vidya &
Ratnawati, 2022). Remaja yang menghadapi masalah kelebihan berat badan atau
obesitas bisa mengalami dampak yang merugikan pada kesehatan fisik dan
mental mereka, dan juga berpotensi menghadapi risiko tinggi terkena obesitas
terhadap obesitas pada remaja termasuk pola makan tidak sehat, kurangnya
aktivitas fisik, faktor genetik serta lingkungan sosial dan ekonomi (Sumiyati dkk,
2022)
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020, lebih
dari 340 juta anak dan remaja berusia 5-19 tahun mengalami obesitas atau
kelebihan berat badan. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 6% dari populasi
dengan jumlah penduduk sekitar 27 juta jiwa dan menduduki posisi ke 43 populasi
berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun.
kasus sebesar 2.9% antara tahun 2007-2010. Selanjutnya, dari tahun 2010-2013,
terjadi peningkatan sebesar 4.9%, dan dari tahun 2013-2018, tercatat peningkatan
13-15 tahun adalah 6,3% untuk kelebihan berat badan dan 2,6% untuk obesitas.
Khususnya di Kota Makassar, tingkat kelebihan berat badan mencapai 7,3% dan
tingkat obesitas sebesar 7,4% (Riskesdas, 2018). Penyebab utama obesitas pada
(Ayuningtyas dkk, 2023). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018,
Provinsi DKI Jakarta berada pada peringkat kedua untuk tingkat obesitas sentral
Sarapan adalah aktivitas makan dan minum untuk memenuhi 15-30% gizi
harian atau sebesar 300-500 kkal yang dilaksanakan mulai bangun pagi pukul 9
3
atau sebelum melakukan aktivitas fisik (Öksüz, 2023). Pola makan remaja yang
sering membatasi asupan makannya dengan cara melewatkan sarapan pagi dapat
dkk 2022). Tidak sarapan dapat menyebabkan keinginan makan berlebihan pada
siang dan malam hari. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan
konsentrasi karena tidak adanya asupan energi. Hal ini dapat mempengaruhi
energi utama dalam otak dan sel darah. Kadar gula darah yang diperoleh dari
& Octora, 2020). Energi yang dihasilkan dari metabolisme ini digunakan oleh tubuh
terdapat sekitar 16,9 – 50% dari anak sekolah dan remaja serta 31,2% orang
melewatkan sarapan cendurung memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih
remaja yang meningkat akan mempengaruhi pola makan yang teratur menjadi
4
tidak teratur. Hal ini dapat mengakibatkan kebiasaan melewatkan sarapan dan
siswa memiliki kebiasaan sarapan yang buruk merupakan siswa dengan status gizi
lebih karena remaja dengan kebiasaan sarapan yang buruk dan tingkat kecukupan
gizi jajanan yang tinggi cendurung memiliki status gizi lebih. Sarapan yang buruk
merujuk pada jenis makanan atau pola makan pagi yang kurang sehat atau tidak
memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh (Kasingku, 2023). Hal
menyatakan bahwa kebiasaan sarapan tidak berkorelasi dengan status gizi remaja
p = 0.14 siswa yang sarapan sebesar 64.8% dan siswa yang tidak sarapan 35.2%.
Jajanan yang kurang sehat adalah jenis makanan yang memiliki rasa gurih
yang berlebihan, tinggi gula dan lemak jenuh yang dapat menyebabkan
peningkatan berat badan yang signifikan (Angraini, dkk, 2019). Bagi remaja, faktor
aroma dan tekstur makanan sering menjadi penentu apakah makanan tersebut
dianggap layak untuk dikonsumsi. Selain itu, jajanan tidak sehat biasanya memiliki
kadar serat dan nutrisi esensial yang rendah dan jika dikonsumsi secara berlebihan
2022).
Remaja yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk sarapan pagi lebih
memilih untuk mencari alternatif makanan yang cepat dan praktis, yang sering kali
mengandung gula tinggi dan rendah gizi (Wicaksani, 2022). Jajan makanan ringan
5
sangat berkontribusi terhadap makanan sehari – hari terutama pada anak sekolah.
serta kebersihan yang ada pada makanan tersebut (Kaluku, 2023). Menurut hasil
survei yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), lebih dari
99% anak sekolah mengonsumsi makanan ringan saat berada di sekolah (Sumarni
dkk, 2020).
yang bisa menyebabkan obesitas pada remaja. Hal ini dapat disebabkan karena
tidak sarapan sehingga mendorong remaja untuk membeli jajanan dalam jumlah
bahwa adanya kebiasaan jajan pada remaja akan berpengaruh pada indeks massa
tubuh apabila jajanan yang dikonsumsi dalam jumlah porsi yang besar dan
makanan yang tinggi lemak, gula, dan garam, yang cenderung memiliki sedikit
6
serat dan vitamin. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan dalam kualitas gizi yang
makanan yang tidak sehat. Makanan jajanan yang sering di konsumsi anak sekolah
seperti sirup buah, minuman perisa, gorengan, otak – otak, sosis, cokelat, dan
seperti camilan tinggi gula dan lemak. Tidak hanya itu, pola makan remaja dapat
contoh dalam mencegah dan mengatasi obesitas pada remaja (Ratih dkk,2022).
SMP Negeri 6 Makassar merupakan salah satu SMP yang lokasinya terletak
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:
Negeri 6 Makassar
Makassar
Adapun manfaat yang dapat diperoleh baik secara implisit maupun secara
a. Manfaat Ilmiah
Hasil dari penelitian ini berguna untuk memberi kontribusi dalam menambah
proses pendidikan khususnya seputar gizi pada remaja dalam membuat suatu
b. Manfaat Institusi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi remaja obesitas
c. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini secara praktis akan menjadi berharga bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Indonesia, pada tahun 2018 13.5% orang dewasa usia 18 tahun ke atas
anak usia 5 – 12 tahun sebanyak 18.8% kelebihan berat badan dan 10.8%
Hasil survei tahun 2016 menunjukkan sekitar 340 juta lebih anak dan
remaja usia 5 – 19 tahun mengidap obesitas (WHO, 2000). Dari Tahun 2000
sampai 2017, sebanyak 38.3 juta anak di dunia menderita berat badan
berlebih. Kondisi ini mengalami perubahan dari 4.9% di tahun 2000 menjadi
5.6% d tahun 2017 (UNICEF, 2018) dan lebih dari 2 juga anak di Indonesia
indeks massa tubuh dengan usia (IMT/U) pada anak usia 5 - 12 tahun
10
Prevalensi obesitas dan berat badan berlebih (overweight) pada remaja umur
16 - 18 tahun juga meningkat masing-masing dari 1,6% menjadi 4,0% dan 5,7%
menjadi 9,5%. Banyak masyarakat umum termasuk orang tua anak masih
dan menggemaskan serta beranggapan berat badan anak akan turun dengan
sendirinya ketika tumbuh dewasa (Angely dkk, 2021). Namun, hal tersebut
sangat keliru karena ketika seorang anak mengalami kondisi kelebihan berat
badan baik itu termasuk dalam kategori overweight maupun obesitas, anak
pada pertumbhuan dan perkembangan anak pada masa yang akan datang.
Selain itu, anak yang mengalami obesitas akan mengalami kesulitan bernafas,
dkk, 2021).
intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu yang
klinis obesitas dapat dikenali dengan tanda dan gejala yang khas seperti wajah
yang membulat, pipi yang tembem, dagu rangkap, leher relative pendek, dada
tulang, dan lemak dalam tubuh. Adapun cut off pada remaja menurut
Kemenkes dengan kategori Gizi Kurang (-3SD sd <-2 SD), Gizi Baik (-2 SD sd
+1 SD), Gizi Lebih (+1SD sd+2 SD) dan Obesitas (>+ 2 SD).
Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) sebagai baku pengukuran
obesitas pada anak dan remaja di atas usia 2 tahun. Nilai batas IMT untuk
kelebihan berat badan pada anak dan remaja adalah persentil ke-85 dan
ke-95. Klasifikasi IMT terhadap umur yaitu lebih besar atau sama dengan
persentil ke-85 adalah overweight dan lebih besar atau sama dengan
dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia dan ras (Purnell, 2023). Adapun
Selama pengukuran, arus listrik diteruskan melalui tubuh, dan alat BIA
point gizi lebuh berdasarkan persen lemak tubuh umur 7-18 tahun:
Obesitas tipe ini sering disebut dengan obesitas sentral. Pada jenis obesitas
pada pria dan lebih berisiko dibanding dengan tipe gynoid (Dewi&
Ayuningtyas, 2023).
Tipe obesitas ini merujuk pada kondisi obesitas di mana lemak cenderung
obesitas tipe gynoid adalah distribusi lemak yang lebih dominan di bagian
Tipe obesitas ini terlihat pada orang-orang yang secara genetic atau
remaja, yaitu :
14
sehingga memiliki asupan kalori yang lebih tinggi. Kehadiran gen jenis ini
pola asuh, yang dipengaruhi oleh genetika keluarga atau gaya hidup (pola
Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami obesitas memiliki
risiko tiga kali lebih tinggi untuk terkena obesitas saat dewasa sedangkan
jika kedua orang tua anak tersebut menderita obesitas maka anak tersebut
15
memiliki 10 kali lipat risiko lebih tinggi untuk mengalami hal yang sama
(Nurmadinisia dkk,2020).
2) Aktivitas Fisik
kardiovaskular, dan neuromuscular (Lim & Pranata, 2020). Remaja usia 13-
yang kurang gerak menimbulkan jarak antara energi yang masuk dengan
energi yang keluar. Energi yang tidak digunakan akan disimpan di jaringan
Hernanda, 2020).
Aktivitas fisik remaja sebagian besar berada pada kategori ringan, hal
ini tidak terlepas dari status sebagai pelajar, dimana para orang tua tidak
(Ferinawati, dkk 2018). Hal ini termasuk pada kegiatan menonton tv,
bahwa anak-anak yang mempunyai screen time yang berlebih selama akhir
pekan mempunyai risiko tiga kali lebih tinggi mengalami obesitas (Karki,
dkk 2019). Hal ini sejalan dengan penelitian Aljassim dan Jradi (2021) yang
akan makan camilan sehingga asupan kalori bertambah namun tidak ada
tidak sarapan pagi sehingga mereka biasanya akan makan pada saat siang
banyak anak yang tidak sarapan cenderung obesitas. Sarapan yang sehat
juga serat serta rendah lemak (Halim, Suzan & Sari, 2019).
mengontrol nafsu makan pada waktu makan yang lain sehingga dapat
4) Gaya Hidup
(Widyantari, dkk 2018). Sebagian besar anak dan remaja yang mengalami
obesitas adalah mereka yang memiliki kebiasaan jajan dan makan camilan
ringan (misalnya keripik kentang, permen, es krim) lebih dari dua kali
seminggu berisiko hampir tiga kali lebih besar mengalami berat badan
lebih/ obesitas (Karki, dkk 2019). Tak hanya itu, kebiasaan menghabiskan
penumpukan lemak (Aina dkk, 2023). Faktor psikologis seperti stress atau
(Siadari, 2023).
18
5) Pola Tidur
tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan obesitas (Zain &
nafsu makan, seperti ghrelin (hormon lapar) dan leptin (hormon kenyang),
konsumsi kalori yang berlebihan. Selain itu, pola tidur yang tidak teratur
dkk, 2014).
gula sebagai respons terhadap kelelahan atau kurang tidur, yang dapat
dan komputer dapat mengganggu waktu tidur remaja. Paparan cahaya biru
2020).
Obesitas pada remaja memiliki dampak yang signifikan baik pada jangka
kesehatan fisik seperti diabetes tipe 2 yang dimana kondisini ini terjadi
faktor risiko untuk penyakit jantung dan stroke (Thahir & Mansar,
2021).
kebiasaan makan dan gaya hidup yang tidak sehat ke dalam kehidupan
sebelum pukul 9 pagi atau dalam waktu 2 jam setelah bangun tidur dan
baik dilakukan antara 07.00 - 09.00, karena pada saat itu tubuh sedang optimal
energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar, serta melakukan aktivitas
secara optimal setelah bangun pagi. Kadar gula darah akan kembali normal
kadar gula darah dalam tubuh akan turun sehingga pasokan kerja otak akan
glikogen untuk mempertahankan kadar gula normal (Pohan, 2020). Tetapi bila
cadangan glikogen habis, tubuh akan kesulitan memasok energi ke otak yang
penurunan semangat belajar. Selain glukosa, zat asam amino juga sangat
dibutuhkan oleh otak untuk transportasi aktif menuju otak (Leba dkk, 2019).
Asam amino akan diubah menjadi glukosa untuk membantu otak bekerja
untuk menyerap pelajaran (Anggoro, dkk 2021 & Novianti, dkk 2018).
yang sehat, aktif dan cerdas dengan makan makanan yang aman dan bergizi.
Sarapan dapat memenuhi kebutuhan gizi pada saat pagi hari dan bermanfaat
minum pada saat malam hari, serta sarapan dapat menstabilkan kadar gula
dalam darah (Halim, Suzan & Sari, 2019). Selain itu, sarapan juga memberikan
remaja serta sarapan juga dapat menjaga emosi (Anggraini dan Hutahean,
2021).
prestasi dan mengakibatkan tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi yang
22
Ethiopia (Feye dkk, 023) membuktikan bahwa tidak sarapan secara signifikan
berlebihan karena tidak dapat mengontrol nafsu makan pada waktu makan
sarapan mereka cenderung akan makan siang dalam porsi yang berlebih
melambat dan tidak mampu membakar kalori yang berlebihan ketika makan
siang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Silva dkk, 2022) yang
1) Waktu. Remaja dengan jarak antara sekolah dan rumah yang jauh,
2) Peran Orang Tua. Remaja dengan orang tua yang bekerja cenderung
sarapan.
penting dan melewatkan sarapan begitu saja. Hal ini dapat terjadi karena
dan minuman yang dipersiapkan dan dijual pedagang kaki lima di jalanan dan di
tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa
diluar rumah, termasuk Ketika berada di sekolah. Istilah jajanan tidak jauh berbeda
dengan istilah junk food, fast food ataupun street food. Peraturan Pemerintah RI
No. 28 Tahun 2004 mendefinisikan pangan siap saji sebagai makanan dan/atau
minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha
khususnya usia remaja sekolah. Harga yang murah membuat jajanan menjadi
primadona bagi kalangan remaja. Menurut Muhilal dalam Aini (2019) makanan
24
jajanan berfungsi sebagai sarapan pagi; selingan antara waktu makan utama;
fungsi sosial ekonomi, dalam hal ini pengembangan usaha pedangan makanan
jajanan; sebagai makan siang bagi mereka yang tidak sempat makan siang
dirumah; dan sebagai penyumbang zat gizi (Aini 2019 dan Pakhri, dkk 2018).
disiapkan di kantin, seperti gado-gado, nasi uduk, siomay, mie ayam dan
lain-lain
diantara dua waktu makan utama. Terdiri dari dua jenis, yaitu: (1)
camilan basah seperti lumpia, lemper, risoles dan lain-lain; (2) camilan
Terbagi menjadi tiga, yaitu: (1) air putih; (2) minuman ringan seperti teh,
Hasil dari penelitian Duffey, Pereira dan Popkin (2013) ditemukan bahwa
remaja mengkonsumsi makanan selingan sebesar 21% dari total asupan harian
oleh Putra (2009) mengenai kebiasaan jajan siswa menunjukkan hasil bahwa
25
tangan sebelum makan dan (35,9%) siswa pernah sakit setelah mengonsumsi
remaja usia sekolah tetapi jajanan juga dapat berisiko tinggi terhadap kesehatan
(Pakhri dkk, 2018). Penanganan yang tidak higienis yang memungkinkan makanan
tambahan pangan (BTP) yang tidak dizinkan juga dapat menjadi resiko berbahaya
Hasil survei BPOM pada tahun 2004 di sekolah dasar di seluruh Indonesia
memberikan hasil dari 550 jenis makanan yang diambil sampelnya untuk
rhodamin dan 33% mengandung boraks. Survei BPOM tahun 2007, sebanyak
Menurut data Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan yang dihimpun oleh
tertinggi siswa sekolah dasar. Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam jajan sekolah
Remaja cenderung sudah dapat memilih makanan yang disukai dan mana
yang tidak. Tetapi remaja sekolah juga belum mengerti cara memilih jajanan yang
sehat dan cenderung mengabaikan kesehatanya sendiri. Rasa ingin tahu yang
tinggi dari remaja membuat mereka selalu ingin mencoba jajanan yang ada pada
jajanan pada remaja sekolah, yaitu faktor terkait makanan, faktor personal
ekonomi (Hateriah dkk, 2021). Selain itu, perilaku kebiasaan jajan pada remaja
(2014) bahwa sebanyak 59% remaja setuju bahwa mereka sering mengonsumsi
rumah, keadaan ini berkaitan dengan kesibukan ibu yang tidak sempat
menyiapkan sarapan ataupun faktor jarak antara sekolah dan rumah yang jauh;
(2) remaja yang tidak punya nafsu makan/lebih senang jajanan dibandingkan
makanan rumah; (3) psikologis, remaja cenderung akan merasa tidak punya teman
dan merasa malu jika tidak jajan di sekolah; (4) uang saku, uang saku yang diterima
27
dari orang tua dapat digunakan untuk membeli makanan jajanan; dan (5) sebagai
kegiatan fisik di sekolah yang memerlukan tambahan energi (Hateriah, dkk 2021).
Jajanan yang baik adalah jajanan yang sehat sehingga dapat memberikan
manfaat kepada remaja usia sekolah. Jajanan yang sehat seharusnya tersedia baik
di rumah, maupun di lingkungan sekolah agar akses remaja terhadap jajanan sehat
tetap terjamin (Ganpule dkk, 2023). Namun, frekuensi konsumsi jajanan pada
remaja juga harus terjamin. Apabila jajanan dikonsumsi berlebihan maka asupan
energi yang masuk ke tubuh juga berlebihan (Sulistyadewi & Masitah, 2020).
dari sepertiga kebutuhan kalori sehari yang berasal dari makanan jajanan jenis fast
food dan soft drink, sehingga berkontribusi meningkatkan asupan yang melebihi
Berdasarkan data dari WHO, remaja adalah anak yang berusia diantara 10
– 18 tahun. Masa remaja atau pubertas merupakan masa peralihan antara masa
pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis (Dewi & Theresia, 2023).
seks primer dan sekunder. Secara psikologis dapat dilihat dari perubahan sikap
dan perasaan, keinginan dan emosi yang labil dan tidak menentu (Amdadi, dkk
2021).
28
– 19 tahun. WHO membagi remaja menjadi dua kelompok, yaitu; (1) Remaja Awal
(Early Adolescents): usia 10-14 tahun; (2) Remaja Akhir (Late Adloescents): usia 15-
19 tahun. Masa remaja merupakan masa kritis bagi perkembangan pada tahap-
tahap kehidupan selanjutnya karena masa ini terjadi banyak perubahan dalam diri
seseorang baik itu perubahan fisik maupun psikologis (Jannah dkk, 2021). Seorang
sedang terjadi pertumbuhan yang pesat. Perubahan pada masa remaja akan
mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini
disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan
fisiologis yang memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja (Zurrahmi, 2020 &
nutrisi lebih tinggi. Protein menjadi elemen utama untuk membangun dan
perkembangan otak dan fungsi sistem saraf (Amaliyah dkk, 2021). Seorang remaja
laki-laki aktif membutuhkan 3.000 kalori atau lebih /hari untuk mempertahankan
29
2020)
adalah asupan zat gizi makro berlebih, frekuensi konsumsi fast food yang sering,
kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang, riwayat orang tua
mengalami obesitas, serta tidak sarapan (Telisa dkk, 2020). Hasil Riskesdas tahun
2018 menunjukan angka prevalensi kelebihan berat badan pada remaja (16-18
tahun) sebesar 13,5%. Begitu pula pada usia dewasa (> 18 tahun), mempunyai
kelebihan berat badan dengan pervalensi sebesar 35,4% atau sekitar 221 ribu jiwa
dan tidak menular (Akseer dkk, 2020). Pertambahan massa lemak bersamaan
Obesitas Pada
Remaja
Ketidakseimbangan Energi
Kebiasaan Perilaku
Sedentari
Makan
Gambar 2. 1
Kerangka Teori
2
37
BAB III
KERANGKA KONSEP
Variabel Independen :
Variabel dependen :
pada remaja
2
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
antara satu variabel dengan variabel yang lain dengan mengamati suatu kejadian
dalam hal ini adalah hubungan kebiasaan sarapan dan perilaku terhadap kejadian
satu waktu.
4.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa(i) kelas VIII yang ada
di SMP Negeri 6 Kota Makassar. Jumlah populasi yaitu 431 siswa yang
4.3.2 Sampel
1) Besar Sampel
maka ingin diketahui berapa jumlah sampel minimal yang harus diambil
Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Jumlah Populasi
q = 1-p = (0,5)
).",.)
n= *,)(
n = 152,8
n = 153
sampel.
sebesar 153 sampel. Berdasarkan aplikasi setiap kelas yakni kelas VIII A -
VIII K, dipilih berdasarkan angka yang dilihat dari aplikasi tersebut tersebut.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑢𝑏𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝑠= 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Pengumpulan data pada penelitian ini melalui pengumpulan data primer dan
data sekunder.
1) Data Primer
sarapan, perilaku jajan dan FFQ snacking untuk menilai frekuensi jajan
2) Data Sekunder
2
44
responden
responden
periode tertentu
data penelitian
melakukan penelitian.
Makassar.
dan konsistensi
2) Pengkodean
3) Entry Data
program computer
4) Cleaning Data
masing variabel.
5) Saving Data
analisis data
1) Analisis Univariat
2) Analisis Bivariat
pembuktiaan hipotesis dengan derajat kemaknaan p< 0,05 yang artinya ada
hubungan antar kedua variabel dan jika p>0,05 artinya tidak ada hubungan
Penyajian data hasil dari analisis data yang ditampilkan dalam bentuk yang
dapat dipahami. Penyajian data dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
DAFTAR PUSTAKA
Aghadiati, F. (2019) Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pola Menu Sarapan Dan
Kebiasaan Sarapan Pada Anak Sekolah. Naspa Journal. 40(4).
Aini, S. Q. (2019). Perilaku Jajan Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Litbang: Media
Informasi Penelitian, Pengembangan Dan Iptek, 15(2), 133-146.
Https://Ejurnal-Litbang.Patikab.Go.Id/Index.Php/Jl/Article/View/153
Aina, S. I. N., Ariani, M., & Yuliana, F. (2023). Riwayat Keluarga, Pola Makan Dan
Penggunaan Gadget Penyebab Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Smp Negeri
“X” Banjarmasin. Malahayati Nursing Journal, 5(4), 987-999.
Akseer, N., Mehta, S., Wigle, J., Chera, R., Brickman, Z. J., Al-Gashm, S., ... & Bhutta,
Z. A. (2020). Non-Communicable Diseases Among Adolescents: Current Status,
Determinants, Interventions And Policies. Bmc Public Health, 20, 1-20.
Aljassim, H., Jradi, H. (2021). Childhood Overweight And Obesity Among The Saudi
Population: A Case-Control Study Among School Children. J Health Popul
Nutr 40, 15. Https://Doi.Org/10.1186/S41043-021-00242-1
Alfiah, S. N., Widiastuti, S. K., & Tiwi Sudyasih, M. K. (2020). Hubungan Pola Tidur
Dengan Obesitas Pada Remaja Di Man 1 Sleman (Doctoral Dissertation,
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta).
Amaliyah, M., Soeyono, R. D., Nurlaela, L., & Kritiastuti, D. (2021). Pola Konsumsi
Makan Remaja Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Tata Boga, 10(1), 129-
137.Https://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Jurnal-Tata
Boga/Article/View/38402
Amdadi, Z., Nurdin, N., Evianti, Nurbaeti. (2021). Gambaran Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Risiko Perkawinan Dini Dalam Kehamilan Di Sman 1 Gowa.
Jurnal Inovasi Pendidikan. 2(7);2067-2073
Angely, C., Nugroho, K., P., A., Agustina, V. (2021). Description Od Parenting
Childhood Obesity Age 5 – 12 Years At Sd Negeri 09 Rangkang, Bengkayang
Regency, Kalimantan Barat. Jurnal Sains Dan Kesehatan. 2(6);816-825
Anggoro, S., Isnaningsih, T., Khamid, A. (2021). Edukasi Pentingnya Sarapan Untuk
Meningkatkan Konsentrasi Belajar. Jurnal Peduli Masyarakat, 3(3); 323 – 330
Angraini, W., Betrianita, B., Pratiwi, B. A., Yanuarti, R., & Fermana, P. (2019).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Frekuensi
Konsumsi Makanan Jajanan. Jurnal Kesmas Asclepius, 1(1), 1-13.
Anggraini, N., V., Hutahean, S. (2021). Hubungan Sarapan Dengan Prestasi Siswa
Di Masa Pandemi Covid – 19. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 6(3); 28-
33
Asnita, Y. 2019. Pengaruh Pola Konsumsi Makanan Jajanan dan Gaya Hidup
Sedentari terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja di SMUN 7 Banda Aceh.
Tesis. Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. https://repository.uin-
suska.ac.id/72980/2/SKRIPSI%20LENGKAP%20KECUALI%20BAB%20%20IV.
pdf
2
50
Auliah, A. N., Nur’aeni, A. L., Hidayati, E. N., & Yusup, I. R. (2020). Hubungan Pola
Hidup Dan Berat Badan Mahasiswa Pendidikan Biologi Semester 7a. Bio
Educatio, 5(1),378592.
Https://Download.Garuda.Kemdikbud.Go.Id/Article.Php?Article=1626922&
Val=12690&Title=HUBUNGAN%20POLA%20HIDUP%20DAN%20BERAT%20
BADAN%20MAHASISWA%20PENDIDIKAN%20BIOLOGI%20SEMESTER%207
A
Avrialdo, M., & Elon, Y. (2023). Hubungan Aktivitas Fisik Mahasiswa Overweight
Dan Obesitas Menurut Indeks Massa Tubuh. Nutrix Journal, 7(1), 50-58.
Https://Ejournal.Unklab.Ac.Id/Index.Php/Nutrix/Article/View/932
Ayuningtyas, H., & Nadhiroh, S. R. (2023). The Correlation Between Sleep Quality,
Physical Activity, And Consumption Of Macronutrients With Overweight At
Airlangga University Students Class Of 2019. Media Gizi Kesmas, 12(1), 297-
308.
Azhari Juhari, S. M. (2023). Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Hasil
Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Sistem Imun Kelas Xi Mipa Di Sma Negeri
Pakusari Jember Tahun Ajaran 2022/2023 (Doctoral Dissertation, Uin Kh
Achmad Shiddiq Jember).
Banjarnahor, R. O., Banurea, F. F., Panjaitan, J. O., Pasaribu, R. S. P., & Hafni, I.
(2022). Faktor-Faktor Risiko Penyebab Kelebihan Berat Badan Dan Obesitas
Pada Anak Dan Remaja: Studi Literatur. Tropical Public Health Journal, 2(1),
35-45. Https://Doi.Org/10.32734/Trophico.V2i1.8657
Blogkod, F. R. (2022). Analisis Pola Makan, Asupan Dan Status Gizi Mahasiswa
Universitas Bina Mandiri Gorontalo Pada Masa Pandemi: Analysis Of Dieting,
Intake And Nutritional Status Of Bina Mandiri Gorontalo University Students
During Pandemic. Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 14(2), 177-190.
Chortatos, A., Terragni, L., Henjum, S., Gjertsen, M., Torheim, L. E., &
Gebremariam, M. K. (2018). Consumption Habits Of School Canteen And Non-
Canteen Users Among Norwegian Young Adolescents: A Mixed Method
Analysis. Bmc Pediatrics, 18(1), 1-12.
Dahliyanti, S. (2023). Hubungan Komponen Sarapan Pagi Dengan Status Gizi Pada
Remaja Di Sman 1 Jetis (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo). Http://Eprints.Umpo.Ac.Id/12167/
Damara, C. D., & Muniroh, L. (2021). Breakfast Habits And Nutrient Adequacy Level
Of Snacks Is Correlated With Nutrition Status Among Adolescent In Smpn 1
Tuban. Media Gizi Indonesia, 16(1), 10-16.
Demsa Simbolon, S. K. M. (2019). Pencegahan Stunting Melalui Intervensi Gizi
Spesifik Pada Ibu Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan. Media Sahabat Cendekia.
Dewi, L., & Ayuningtyas, R. A. (2023). Az Tentang Obesitas. Ugm Press.
Dewi, W. P., & Theresia, A. (2023). Pelatihan Pengenalan Remaja Dan Dinamika
Permasalahannya Bagi Mentor Pemuda Pusat Pengembangan Anak (Ppa)
Cluster Luwu. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada
2
51
Pineda, E., Bascunan, J., & Sassi, F. (2021). Improving The School Food
Environment For The Prevention Of Childhood Obesity: What Works And
What Doesn't. Obesity Reviews, 22(2), E13176.
Pohan, M. (2020). Pengaruh Media Teka-Teki Silang Dan Video Animasi Tentang
Sarapan Pagi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sdn 101778 Medan
Estate Tahun 2020 (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara). Http://Repository.Uinsu.Ac.Id/9643/
Pradana, F. A. (2023). Hubungan Konsumsi Makanan Ringan Dan Minuman Manis
Dengan Obesitas Anak Usia 6-12 Tahun Studi Observasional Analitik Dengan
Metode Case Control Di Sekolah Dasar Kecamatan Mijen
Semarang (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Sultan Agung
Semarang). Http://Repository.Unissula.Ac.Id/32311/
Purnawinadi, I. G., & Lotulung, C. V. (2020). Kebiasaan Sarapan Dan Konsentrasi
Belajar Mahasiswa. Nutrix Journal, 4(1), 31-38.
https://www.researchgate.net/publication/341024337
Purnell Jq. Definitions, Classification, And Epidemiology Of Obesity. [Updated 2023
May 4]. In: Feingold Kr, Anawalt B, Blackman Mr, Et Al., Editors. Endotext
[Internet]. South Dartmouth (Ma): Mdtext.Com, Inc.; 2000-. Available From:
Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Books/Nbk279167/
Rachmawati, S. N., Murdani, A. P., Mawarni, E. E., & Pibriyanti, K. (2023). Pangan
Dan Gizi. Global Eksekutif Teknologi.
Https://Books.Google.Co.Id/Books?Hl=Id&Lr=&Id=Rmvjeaaaqbaj&Oi=Fnd&
Pg=Pa2&Dq= Alse
Ratih, D., Ruhana, A., Astuti, N., & Bahar, A. (2022). Alasan Pemilihan Makanan
Dan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Sehat Pada Mahasiswa Unesa
Ketintang. Jurnal Tata Boga, 11(1), 22-32.
Https://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Jurnal-Tata-
Boga/Article/View/44359
Rohmah, M. H., Rohmawati, N., & Sulistyani, S. (2020). Hubungan Kebiasaan
Sarapan Dan Jajan Dengan Status Gizi Remaja Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 14 Jember.
Https://Repository.Unej.Ac.Id/Handle/123456789/115890
Romanenko, E., Homer, J., Fismen, A. S., Rutter, H., & Lien, N. (2023). Assessing
Policies To Reduce Adolescent Overweight And Obesity: Insights From A
System Dynamics Model Using Data From The Health Behavior In School-
Aged Children Study. Obesity Reviews, 24, E13519.
Setyawati, V. A. V., Gz, S., & Gizi, M. (2023). Understanding Remaja, Gizi Dan
Kesehatan. Deepublish.
Setyorini, C., Lieskusumastuti A., D. (2020) Status Gizi Siswa Di Sman 8 Surakarta.
Avicenna: Journal Of Health Research. 3(1);141-148
Soedwiwahjono, W. K., Widajanti, L., & Lisnawati, N. Hubungan Asupan Sarapan
Dan Kecukupan Gizi Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Di Jawa
Tengah. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 20(3), 185-192.
2
55
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian
Mohon maaf saya menyita waktu Anda beberapa menit. Terima kasih atas kesedian
Anda membaca lembar informasi penelitian ini. Saya Augry Risyandha Adelia Aniela,
Mahasiswi program studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin bermaksud untuk meminta data/ informasi kepada Anda terkait dengan
penelitian skripsi saya dengan judul “Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Perilaku Jajan
Terhadap Kejadian Obesitas Pada Remaja di SMP Negeri 6 Makassar Tahun 2024”
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kebiasaan sarapan dan perilaku
jajan berhubungan dengan kejadian obesitas. Penelitian ini bersifat sukarela. Saya selaku
peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan informasi yang akan diberikan jika
bersedia menjadi responden, sehingga saya sangat berharap Anda menjawab pertanyaan
dengan jujur tanpa keraguan.
Bila selama penelitian ini berlangsung responden ingin mengundurkan diri karena
sesuatu hal (misalnya: sakit atau ada keperluan lain yang mendesak) maka responden
dapat mengungkapkan langsung kepada peneliti. Hal – hal yang tidak jelas dapat
menghubungi saya (Augry Risyandha Adelia Aniela/0823-8111-3879).
Makassar, 2024
Peneliti
(INFORMED CONSENT)
Saya menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari pihak lain, tetapi
karena keinginan saya sendiri dan tidak ada biaya yang akan ditanggungkan kepada saya
sesuai dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh peneliti.
No. HP : 082381113879
Email : augryrisyandha178@gmail.com
2
59
Hari/Tanggal :
UNIVERITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
A. Formulir Identitas Responden
Untuk kelengkapan data penelitian, kami mohon responden untuk megisi data
dibawah ini dengan sesuai!
No Identitas Responden
A1 Nama
A2 Tempat/ Tgl Lahir
A3 Alamat
A4 Usia
A5 Jenis Kelamin 1. Laki – laki
(Coret yang tidak Perlu) 2. Perempuan
A6 Kelas
A7 Jumlah Uang Saku Per hari 1. £ 10.000
2. 11.000 – 29.000
3. ³ 30.000
A8 No. Hp
A9 Kelas
Identitas Orang Tua Responden
A10 Nama Ayah
A11 Nama Ibu
A12 Pekerjaan Ayah 1. PNS/TNI/BUMN/BUMD
2. Pedagang
3. Pegawai Swasta
4. Pensiunan
5. Lain-lain, (Tuliskan)…….
A13 Pekerjaan Ibu 1. PNS/TNI/BUMN/BUMD
2
60
2. Pedagang
3. Pegawai Swasta
4. Pensiunan
5. Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain, (Tuliskan)…….
A14 Pendidikan Terakhir Ayah 1. Tidak/belum pernah sekolah
2. Tidak Tamat SD/MI
3. Tamat SD/MI
4. Tamat SMP/MTs
5. Tamat SMA/MA
6. Tamat D1/D2/D3
7. Tamat S1/S2/S3
A15 Pendidikan Terakhir Ibu 1. Tidak/belum pernah sekolah
2. Tidak Tamat SD/MI
3. Tamat SD/MI
4. Tamat SMP/MTs
5. Tamat SMA/MA
6. Tamat D1/D2/D3
7. Tamat S1/S2/S3
Pengkuruan Antropometri (Diisi Oleh Peneliti)
A16 Tinggi Badan (TB) ____________ cm
A17 Berat Badan (BB) ____________ kg
A18 IMT/U
2
61
No Pertanyaan Jawaban
B1 Dalam seminggu terakhir ini, apakah a. Tidak Pernah (lanjut ke no B2)
kamu setiap hari sarapan? b. Jarang (1-3x seminggu)
(lanjut ke no B2)
c. Sering (³4x seminggu)
(lanjut ke no. B3)
B2 Dalam seminggu terakhir ini, a. Tidak punya cukup waktu untuk
Mengapa kamu jarang melakukan sarapan
sarapan? b. Sarapan tidak tersedia
c. Tidak terbiasa sarapan
d. Tidak ada gunanya sarapan
e. Lainnya…………………….
B3 Dalam seminggu terakhir ini, Pukul a. Jam 06.00-09.00 pagi
berapa kamu sarapan? b. Jam 10.00 pada saat istirahat
pertama
c. antara waktu sarapan dan makan
siang (brunch) jam 11.00-13.00
d. Tidak menentu
e. Lainnya…………………….
B4 Dalam seminggu terakhir ini, Jenis a. Roti
makanan apa yang biasanya kamu b. Susu
konsumsi pada saat sarapan? c. Teh
d. Susu & Roti
Boleh memilih jawaban lebih dari 1 e. Teh & Roti
f. Buah – buahan
g. makanan Instant
h. Nasi, sayur, lauk nabati/hewan
i. Nasi, lauk nabati/ hewan
j. Nasi, sayur
k. Lainnya…………………….
B5 Dalam seminggu terakhir ini, dari a. Dimasak oleh ibu/anggota keluarga
mana kamu memperoleh sarapan b. Membeli makanan jadi
pagi? c. Memasak makanan instant
d. Lainnya………………….
B6 Dalam seminggu terakhir ini, dimana a. Di rumah
biasanya kamu sarapan? b. Di sekolah (sebelum jam pertama
dimulai)
c. Pada saat perjalanan ke sekolah
2
62
d. Lainnya……………………..
B7 Apabila kamu tidak sempat sarapan, a. Jarang (1-3x seminggu)
apakah kamu memilih membeli b. Sering (³4x seminggu)
jajanan ketika lapar? c. Tidak pernah
2
63
Berilah tanda check list (Ö) pada kolom yang sesuai dengan kebiasaan
mengonsumsi jajanan (dalam 1 bulan terakhir
Jenis Makanan >1x/ Setiap ³3x/ < 3x/ 1-2x/ Tidak Total
Jajanan hari hari minggu minggu bulan pernah skoring
Camilan Kering
Snack
(Chitato,Qtela,
dll)
Coklat
Biskuit
Permen
Kerupuk
Keripik pisang
Keripik pangsit
Wafer
Mie Kremez
Lainnya,
tuliskan……..
Camilan Basah
Roti
Cake
Bolu
Donat
Puding/agar-
agar
Pisang goreng
Pastel
Bakwan
Siomay
Bakso goreng
Otak – otak
Cimol
Nugget goreng
Sosis goreng
Kentang
goreng
Mpek-mpek
Telur gulung
Lainnya,
tuliskan……..
Makanan Sepinggan
Nasi ayam
geprek
Nasi kuning
Nasi goreng
Bubur ayam
Mie ayam
2
65
Spaghetti
Pizza
Burger
Soto ayam
Mie kering
Lainnya,
tuliskan……..
Minuman Berkarbonasi
Coca-cola
Sprite
Fanta
Lainnya,
tuliskan……..
Kopi
Good day
Cappuccino
Luwak white
coffee
Lainnya,
tuliskan……..
Teh
Teh kotak
Teh pucuk
Teh botol sosro
Teh poci
Fruit tea
Lemon tea
Lychee tea
Lainnya,
tuliskan……..
Susu
Frisian flag
Ultra milk
Milo
Susu hilo
Energen
Indomilk
Oatside
Susu almond
Lainnya,
tuliskan……..