Disusun Oleh :
2020
i
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah “Pendidikan kesehatan gizi sesuai
dengan aur kehidupan” ini dengan baik. Laporan ini dipergunakan untuk memenuhi tugas kami.
Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini menjadi lebih bermanfaat untuk para
mahasiswa pada umumnya dan untuk teman kebidanan pada khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………...……………………... i
ABSTRAK................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
ii
2.3.3 Balita............................................................................................................21
2.4 Pendidikan kesehatan Anak sekolah...........................................................................29
2.5 Pendidikan Kesehatan Remaja dan Prakonsepsi............................................................34
2.5.1 Remaja............................................................................................................34
2.5.2 Prakonsepsi.......................................................................................................37
2.6 Pendidikan Kesehatan Dewasa dan Lansia.................................................................44
2.6.1 Penyusunan menu unturk dewasa.........................................................................43
2.6.2 Menghitung kebutuhan kalori dan zat gizi.............................................................43
2.6.3 Pendidikan kesehatan dewasa.............................................................................53
2.6.4 Pendidikan kesehatan Lansia................................................................................54
2.7 Penyusunan SAP.......................................................................................................63
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................70
3.2 Saran........................................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................71
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
jajanan juga tidak mengenyangkan. Mungkin hal inilah yang dapat dikaitkan dengan
terjadinya obesitas pada anak-anak sekolah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi seseorang adalah kurangnya
pengetahuan tentang gizi. Berkurangnya pengetahuan tersebut juga akan mengurangi
kemampuan seseorang untuk menerapkan informasi gizi dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu cara untuk meningkatka pengetahuan seseoarang yaitu dengan cara
memberikan pendidikan gizi sedini mungkin. Pendidikan gizi ini dapat diberikan melalui
penyuluhan, pemberian poster, leaflet atau booklet pada anak sekolah.
Menurut Healthy People 2010, Pendidikan gizi akan meningkatkan pengetahuan
gizi anak dan akan membantu sikap anak yang dapat mempengaruhi kebiasaan anak
dalam memilih makanan dan snack yang menyehatkan. Pengaruh pendidikan gizi
terhadap kesehatan mungkin akan lebih efektif jika targetnya adalah langsung pada anak
usia sekolah.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
4
5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui saat
kelahiran bayi.
2) Pesan dalam pemenuhan gizi untuk ibu hamil
1. Mengkonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak yang berguna untuk
memenuhi kebutuhan energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai
pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin serta cadangan selama
masa menyusui.
2. Membatasi makanan yang mengandung kadar garam tinggi untuk mencegah
terjadinya hipertensi karena dapat meningkatkanresiko terjadinya kematian
janin, terlepasnya plasenta serta gangguan pertumbuhan.
3. Minum air putih lebih banyak untuk mendukung sirkulasijanin, prosuksi
cairan amnion dan untuk meningkatkan volume darag, mengatur
keseimbangan asam basa tubuh dan mengatur suhu tubuh. Asupan air
minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari atau setara dengan 8-12 sehari.
4. Membatasi minum kopi. Kandungan Kafesin yang terdapat didalam kopi
akan meningkatkan buang air kecil yang berakibatkan dehidrasi, tekanan
darah meningkat dan detak jantung meningkat. Maksimal ibu hamil untuk
mengkonsumsi kopi yaitu 2 cangkir kopi/hari.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia
kehamilan. Hal ini karena adanya perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut
ini merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama masa kehamilan.
5
4) Jumlah atau porsi dalam 1 kali makan
6
dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah
tubuh memperoleh berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Selain menerapkan keanekaragaman mekanan dan minuman diperlukan
juga keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman harus bebas dari
bakteri atau virus yang membayakan kesehatan.
Cara menerapkannya dengan mengkomsusi 5 kelompok pangan setiap hari
yang terdiri dari makanan pokok, laukpauk, sayuran, buah-buahan, dan minuman.
Mengkonsumsi keragaman pangan ini akan lebih baik setiap kali kita makan.
1) Sumber Karbohidrat
Makanan pokok adalah sumber dari karbohidrat yang harus dipenuhi,
karbohidrat didapat dari padi-padian, atau serealia seperti beras, jagung dan
gandum atau sagu, umbi-umbian seperti ubi, singkong dan talas serta hasil
olahannya seperti tepung-tepungan,mie, roti, makaroni, havermout dan bihun.
2) Sumber Protein
Sumber protein didapat dari sumber protein hewani dan sumber peotein
nabati. Sumber protein hewani bersumber dari daging, ayam, telur, susudan
keju. Untuk sumber protein nabati besumber dari kacang-kacangan berupa
kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau,kacang merah dan kacang tolo
serta hasil olahan kacang-kacangan seperti tempe, tahu, susu kedelai dan
oncom.
8
Dalam sehari ibu hamil dapat mengkonsumsi minyak maksimal sebanyak 3
sendok makan (hanya penyerapan saja) atau setara dengan 30 gram minyak .
Dibawah ini merupakan contoh menu dengan takaran 3 sendok makan minyak per
hari.
Sarapan
Selingan
Makan Siang
Selingan
Makan Malam
10
2.2.2 Penyusunan makanan
a. Gunakan bahan makanan yang beraneka ragam agar kebutuhan akan zat
gizi yang beragam dapat terpenuhi dengan baik.
b. Pilihlah bahan makanan yang mudah dicerna sehingga tidak mengganu
sistem pencernaan.
c. Hindari pemakaian bumbu yang terlalu merangsang, misalnya terlalu
pedas karena dapat mempengaruhi sistem pencernaan ibu.
d. Makanan yang dikonsumsi hendaknya tingga akan kalori dan protein dan
juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang cukup.
e. Usahan mengkonsumsi cairan dalam jumlah yang banyak atau cukup,
kurang lebih sebanyak 800-1000 ml per hari.
f. Usahakan banyak-banyak mengkonsumsi aneka buah dan sayur yang
beraneka warna
g. Apabila ibu terlalu gemuk, kurangi makanan yang bersumber zat tenaga.
h. Jika ibu terlalu kurus, tambahakan porsi makanannya agar tercukupi
kebbutuhan ibu dan sempurna dalam memproduksi ASI.
Apel, pisang, hingga jeruk dapat dikonsumsi hingga 2 buah dalam sehari.
Jika ingin selingan berupa jus buah, sekitar 125 ml jus tanpa gula tambahan per
penyajian dapat ibu nikmati hingga 2 kali dalam sehari.
11
Protein hewani idealnya dikonsumsi sebanyak 2 kali penyajian. Daging
sapi, domba, dan babi dapat Anda santap sebanyak 65 gram per penyajian.
Sedangkan daging unggas hingga 80 gram dan telur hingga 2 butir. Satu ikan
kecil atau 100 gram ikan fillet juga dapat ibu nikmati.
Contoh Menu
12
Kebutuhan gizi pada bayi usia 0-6 bulan cukup terpenuhi dari ASI
saja (ASI Eksklusif) (Buku KIA 2015). Menurut Rizqie dan Anita 2019
menyatakan bahwa Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan
dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat,
vitamin, dan mineral)
2.3.2 MP ASI
14
Bayi pada usia 6 bulan sudah dikenalkan dengan MP- ASI (Makanan
Pendamping Air Susu Ibu). MP-ASI merupakan makanan bayi yang
menyertai pemberian ASI, karena ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan
gizi bayi. (Al Rahmad, 2017)
Jadwal Usia
Keterangan:
Umur 9-11 bulan :MPASI berupa makanan sama dengan untuk orang dewasa yang
di cincang atau cacah, dipotong kecil dan selanjutnya makanan
diiris- iris
Umur 12-23 bulan :MPASI berupa makanan sama dengan untuk orang dewasa yang d
15
iris- iris
Anak yang tidak mendapatkan ASI atau ASI donor diberikan susu formula bayi (0-12
bulan) atau susu formula pertumbuhan (1-3 tahun)
Tabel 6 Menu Bayi Usia 11 bulan ( Sumber: Gizi Dalam Daur Kehidupan, 2017)
16
Gambar 4 Pemenuhan Gizi Usia 6- 23 bulan ( Sumber: Webinar Sosialisasi Buku KIA Revisi 2020)
17
Gambar 5 Pemenuhan Gizi Usia 6- 23 bulan ( Sumber: Webinar Sosialisasi Buku KIA Revisi
2020)
18
Gambar 6 Menu MP ASI (Sumber: Buku KIA 2015)
Gambar 7 Poster MP- ASI ( Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)
20
Gambar 8 PPT Kaldu Alami Pengganti MSG Untuk MPASI ( Sumber: www.resepkoki.id )
2.3.3 Balita
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015 menyatakan bahwa Anak Bawah Lima Tahun atau sering
disingkat sebagai Anak Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu
tahun atau lebih poular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun atau
biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan.
Jam Kegiatan
07.00 Bangun tidur
07.30 - 8.00 Minum susu + sarapan
8.00 - 9.15 Kegiatan pagi/main
9.15 - 9.30 Cemilan sehat #1
9.30 - 11.30 Main/ kegiatan art & craft
11.30 - 12.00 Makan siang
13.00 - 15.00 Tidur siang
15.15 - 15.30 Cemilan sehat #2
15.30 - 17.30 Main/ kegiatan sore
17.30 - 18.00 Makan malam
18.30 - 19.30 Kegiatan sebelum tidur
19.30 0 - 20.00 Minum susu dan tidur Jam
Tabel 7 Contoh menu dan kegiatan balita
21
Roti tangkap atau roti panggang
Produk susu
Jeli atau puding
Muffin sehat
Menurut Pritasari dkk 2017 menyatakan bahwa anjuran makan untuk balita, yaitu :
Umur 1 – 2 Tahun
Anjuran pemberian makan :
a. Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
b. Beri nasi lunak 3 kali sehari.
c. Tambahkan:telur/ayam/ikan/tempe/tahu/dagingsapi/wortel/bayam/kacanghijau/sant
an/minyak pada nasi lunak.
d. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang
hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb.
e. Beri buah-buahan atau sari buah.
f. Bantu anak untuk makan sendiri.
Umur 2 – 5 Tahun
Anjuran pemberian makan:
a. Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,
lauk
b. Lauk pauk, sayur dan buah.
c. Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
d. biscuit, nagasari.
e. Jangan berikan makanan yang manis dan padat kalori diantara waktu makan.
22
Gambar 9 Menu Makanan Pada Balita (Sumber: Contoh Daftar Menu Makanan Bergizi
Seimbang Untuk Bayi Dan Balita, 2015)
23
Gambar 12 Pemenuha Gizi dan Perawatan Anak Usia 2-5 Tahun ( Sumber: Webinar
Sosialisasi Buku KIA Revisi 2020)
24
Bakso Sayur
Bahan :
1 buah brokoli
Air secukupnya
Bumbu Halus :
2 butir merica
Cara Membuat :
1. Pertama rebus bayam dan brokoli sampai layu, lalu blender sebentar, jangan terlalu halus.
2. Kedua campurkan daging ayam, tepung kanji, bumbu halur dan sayuran yang sudah
diblender. Masukkan juga wortel parut. Aduk rata semua bahan hingga tercampur
sempurna. Bentuk adonan menggunakan dua sendok, hingga berbentuk bulat.
25
3. Didihkan air, masukkan adonan pentol yang sudah jadi, masak hingga adonan bakso
mengapung diatas air. Angkat dan tiriskan.
` Pendidikan kesehatan pada ibu balita dapat mengacu pada Buku KIA yaitu
adanya kelas KIA dan media yang digunakan ialah dapat berupa poster, Booklet,
kunjungan rumah, , pemberian leaflet, video dan masih banyak lagi bisa sekreatifnya
konselor dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Gambar 11 Kelas Ibu Balita ( Sumber: Webinar Sosialisasi Buku KIA Revisi 2020)
26
Gambar 12 Poster Gizi Seimbang Balita (Departemen Ilmu Gizi FKUI- RSCM)
27
2.4 Pendidikkan kesehatan Anak Usia sekolah
Usia anak sekolah merupakan periode yang sangat menentukkan kualitas seorang
manusia. Menurut WHO dan UUD No.20 tahun 2002 tentang perlindungan anak dikatakan
bahwa usia anak sekolah adalah sebelum usia 18 tahun dan belum menikah. Batas usia
anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan
anak dan karakteristik kesehatannya, (Retno,murdijati,2013)
esuai ketentuan badan kesehatan dunia (WHO) batsan usia sekolah adalah 6 sampai
12 tahun, pada usia tersebut anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
cukup penting, terutama saat smenjelang remaja. Istilah “pertumbuhan” sendiri mengacu
pada proses bertambahnya usia fisik dan stuktur tubuh Karena terjadinya pertambahan
ukuran dan jumlah sel pada jaringan tubuh. sementara itu kata “perkembangan” merupakan
proses bertambahnya kemampuan stuktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks.
Berkaitan dengan berbagai perkembangan di atas, pada usia tersebut anak sangat
memerlukan kecukupan gizi. Untuk itu tugas orang tua untuk menyusun gizi yang
seimbang bagi mereka. Oleh karena itu, kita perlu terlebih dulu mengenali bahan-bahan
yang kita gunakan untuk menyusun menu sehingga sehingga sesuai dengan anjuran
kecukupan gizi. Sebagai panduan ilmiahnya, kita bisa menyusun menu sesuai piramida
pedoman umum gizi seimbang:
1. Sumber karbohidrat
Dalam piramida makanan, dalam sehari diperlukan 3-8 porsi bahan pangan dari
karbohidrat. Karbohidrat menjadi dasar piramida sebagai unsur yang paling banyak
yang dibutuhkan untuk memenihi kalori per hari. Sumber karbohidrat antara lain
adalah: beras, jagung, umbi-umbian, gandum, mie, roti, aneka pasta dan aneka sereal.
Paganekaragaman sumber karbohidrat dapat diawali sejak dini. Beranekaragam
sumber karbohidrat bisa mulai diperkenalkan sejak bayi memerlukan bahan makanan
28
pendamping ASI. Bahan makanan penghasil karbohidrat tidak saja menjadi sumber
kebutuhan kalori, tetapi kemungkinan juga berpotensi sebagai sumber vitamin B,
vitamin E, seng, selenium, kalsium, besi, kromium, mangan, dan serta.
Satuan penukar
Ukuran rumah tangga Berat dalam gram
Nama pangan
(URT)
nasi 4 sdm 100
Beras ¾ sdm 100
Bihun ½ sdm 50
Biscuit 4 buah besar 40
Jagung segar 2 buah sedang 125
Kentang 2 buah sedang 210
Macaroni ½ gelas 50
Mie basah 2 gelas 200
Mie kering 1 gelas 50
Nasi beras giling merah ¾ gelas 100
Rati putih, roti warna 3 iris 70
coklat
Singkong 1 ½ potong 120
Sukun 3 potong sedang 150
Talas ½ biji sedang 125
Ubi jalar kuning 1 biji sedang 135
Gambar 13 Sumber Karbohidrat
2. Sayuran
Dalam piramida makanan sayuran terletak di atas karbohidrat. Untuk memenuhi
gizi seimbang, diperlukan 2-3 porsi sayuran per hari. Semua jenis sayuran terutama
yang berwarna hijau ( misalnya: bayam, sawi hijau, daun singkong, daun katuk, buncis,
kacang panjangg), jingga ( misalnya : wortel), merah (misalnya: bayam merah, kol
merah, bit, tomat, paprika), kuning (misalnya: paprika), ungu (misalnya: terong), hitam
(misalnya: jamur kuping), dan putih (misalnya : jamur, kol, sawi putih) sangat baik
dikonsumsi setiap hari secara bergantian atau secara bersamaan, sayuran kaya akan
vitamin, mineral dan zat fitokimia yang berguna sebagai antioksidan. Jika kita
menyusun menu dengan beraneka ragam sayuran secara selang seling. Paling tidak
kebutuhan kita akan vitamin A,B,C,E,K betakarotena ; potassium, kalsium,
magnesium, besi, krom, bioflamonoid, karotena dan serat akan terpenuhi.
29
Golangan A, kandungan kalori, protein, dan karbohidrat yang sangat rendah:
Golongan B, kandungan zat gizi per porsi (100gram) adalah: 50 kal, 10 gram
karbohidrat, dan 3 gram protein.
3. Buah-buahan
Seperti halnya sayuran , buah-buahan menempati lapisan kedua dengan kurang
lebih 3-5 porsi per hari. Buah-buahan bermanfaat bukan hanya Karena kandungan
vitamin dan mineralnya. Tetapi kandungan fitokimia pun sangat berguna untuk
menjaga kestabilan kesehatan, bahkan ikut menyembuhkan penyakit.
Warna merah buah seperti pada semangka, stroberi, tomat, jambu biji,
mengandung zat fitokimia bernama antosian dan likopena. Antosian berguna menjegah
infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopena menghambat kemunduran fisik
dan mental sehingga sehingga kita tidak mudah pikun, juga mencegah berbagai macam
kanker. Belimbing, nanas, pisang serta buah lain yang berwarna kuning kaya akan
kalium, yang berdasarka sejumlah penelitian bermanfaat menjegah strik dan penyakit
jantung kroner. Nanas, apalagi jika dijus selain berasa segar ternyata juga dapat
membantu menyembuhkan diare dan memepercepat penyembuhan radang, sementara
itu warna hijau pada alpukat, melon dan anggur hijau banyak mengandung asam alegat
yang sangat ampung menggembur bibit sel kanker apapun. Dan buah berwarna putiih
missal sirsak, duku, kelengkeng, dan leci mengandung serat dan vitamin C dalam kadar
30
yang tinggi. Serat sangat dibutuhkan oleh tubuh, dengan manfaat langsung diantaranya
membuat Nyman disaat kita buang air besar.
Buah-buahan bisa dimakan langsung sebagai buah segar atau direkreasi dalam
hidangan yang menggugah selera, misalnya salad, aneka jus, smoothie, pudding atau
aneka kue yang lezat.
Satuan penukar
Ukuran rumah tangga Berat dalam gram
Nama pangan
(URT)
Kacang hijau,hijau, 2 ½ sendok 25
merah
Kacang mete 1 ½ sendok 15
Oncom 2 potong sedang 50
Tempe 2 potong sedang 50
Tahu 1 potong besar 100
Sari kacang kedelai 2 ½ gelas 185
Kacang tanah kupas 2 sendok makan 20
Gambar 16 Takaran kebutuhan protein nabati anak usia sekolah
31
Satuan penukar
Ukuran rumah tangga Berat dalam gram
Nama pangan
(URT)
Ikan segar 1 potong sedang 50
Ikan teri kering 3 sendok makan 25
Daging sapi 1 potong sedang 50
Daging ayam 1 potong sedang 50
Hati sapi 1 potong sedang 50
Hati ayam 2 buah 50
Bakso 10 biji besar 100
Telu ayam kampung 2 butir 60
Telur ayam negri 1 butir 60
Telur puyuh 5 butir 55
Telur bebek 1 butir 55
Udang basah 5 ekor sedang 35
kepiting 1/3 gelas 50
Cumi-cumi 1 ekor kecil 45
Susu 1 gelas 200ml
Keju 1 potang sedang 30
Gambar 17 Kebutuhan protein hewani anak usia sekolah
32
Sereal dengan susu tawar plus secawan buah potong
Bubur havermut instan dengan beberapa potong buah stoberi segar
2 lembar roti panggang dan daun selada dengan mayonise
1 lembar roti panggang dengan telur mata sapi + 1 buah pir
2. Makan siang : nasi himit, sate asam, sop kacang merah
a) Nasi himit : bahan :
- 1 kg beras cuci 2000ml air
- 1 sdt garam
Cara membuat: rebus beras dan air hingga menjadi nasi yang sangat
lembek, masukkan garam lalu aduk-aduk sambil ditekkan sampai
butiran beras hancur lalu angkat dan biarkan sampai dingin dan padat
terakhir potong sesuai selera.
Cara mambuat:
Ceramah
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Debat
Bermain peran
Simulasi
36
2.5.3 Prakonsepsi
Contoh Tabel Menu Prakonsepsi (Sumber: Buku Gizi Prakonsepsi, Kehamilan dan
Menyusui, 2017)
Pepes Tongkol
37
Bahan-bahan
3. 1 ikat kemangi
5. 4 lembar daun pisang
6. 3 siung bawang putih
7. 4 siung bawang merah
10. 1 butir kemiri
15. Sejumput gula
38
Langkah
2. Campur kelapa parut, bumbu halus, kemangi, tomat dan garam, gula. Cek rasa.
3. Bungkus pepes. Caranya bentangkan daun pisang, masukkan salam, lengkuas dan serai di
salah satu ujung daun. Beri sedikit bumbu kelapa, taruh ikan ditengah2 bumbu dan tutup
kembali dengan bumbu kelapa. Setelah itu gulung dan sematkan ujung daun dengan
tusuk gigi.
Langkah selanjutnya dalam menyajikan makanan dengan sehat dan aman adalah
memisahkan antara makanan satu dengan yang lainnya. Langkah ini untuk memisahkan
antara makanan tertentu agar tidak terjadi kontaminasi silang. Misalnya saja, daging.
Daging perlu dipisahkan dari makanan lain karena dapat menyebabkan kontaminasi
silang, yaitu proses menyebarnya kuman dari daging ke makanan yang lain. Kontaminasi
silang inilah yang sering menyebabkan penyakit dari patogen yang ditularkan melalui
makanan. Sekadar contoh, masih menurut data dari Food Standards Agency, jenis bakteri
Campylobacter merupakan jenis bakteri yang paling banyak menyebar ke 65% daging
ayam yang diperjualbelikan di Inggris. Bahkan, lebih mirisnya lagi, bakteri ini telah
ditemukan di 6% daging ayam yang ada di supermarket. Maka dari itu, kita harus betul-
betul memperhatikan bagian ini. Daging mentah, unggas, makanan laut, dan telur juga
dapat menyebarkan kuman, karena itu perlu untuk dipisahkan. Kemudian peralatan yang
39
berhubungan dengan makanan di atas juga perlu untuk dipisahkan, seperti talenan untuk
daging dan sayur harus berbeda.
3. Memasak Makanan
Memasak makanan hingga benar- benar matang sampai bakteri- bakteri mati
dapat dilihat dari warna, tekstur dari makanan yang kita masak. Untuk lebih
pastinya dapat juga digunakan termometer
Ini adalah daftar suhu yang diperlukan untuk memasak berbagai makanan sehat:
63°C untuk seluruh potongan daging sapi, daging sapi muda dan daging domba.
71°C untuk daging giling, seperti daging sapi.
74°C untuk semua unggas termasuk ayam dan bebek.
Setelah selesai menggunakan termometer, cucilah segera termometer dengan air agar
mencegah kontaminasi silang.
4. Menghangatkan Makanan
Dalam menghangatkan makanan perlu diingat, bahwa tidak semua makanan bisa
dipanaskan kembali. Beberapa bahan makanan yang boleh dipanaskan lagi adalah
makanan dengan bahan daging, susu, krim, saus, dan pasta. Ada beberapa bahan
makanan yang sebaiknya tidak dihangatkan lagi. Salah satunya adalah nasi. Nasi bisa
terkontaminasi oleh bakteri yang bernama Bacillus Cereus, yang sebenarnya mati jika
terkena suhu panas, namun bisa saja meninggalkan spora yang beracun sekaligus tahan
terhadap suhu panas. Bahan makanan lain yang sebaiknya tak dipanaskan untuk yang
kedua kali adalah:
Bayam, karena ada kandungan nitrit yang akan muncul pada pemanasan kedua
yang berbahaya
Seledri, yang kandungan nitratnya juga akan berubah menjadi nitrit.
Kentang, yang berpeluang ditumbuhi oleh bakter C. Botulinum yang bisa
membuat kita merasa lemas dan pandangan kabur.
40
Jamur, lantaran bisa mengubah komposisi proteinnya sehingga malah
mengganggu pencernaan.
Makanan bersantan, karena akan mengubah lemak baiknya menjadi lemak jahat
yang berbahaya untuk kolesterol.
Untuk memanaskannya, akan lebih baik jika makanan Anda panaskan dengan
dimasak di atas kompor, ketimbang dipanaskan dalam microwave. Pasalnya, pemanasan
dengan microwave berisiko hanya panas di bagian permukaan saja, tidak sampai ke
bagian dalam, sehingga akan berpeluang terhadap perkembangbiakan bakteri.
Menurut Lusiana dkk 2017 menyatakan bahwa pendidikan kesehatan pada masa
prakonsepi bertujuan untuk mengurangi risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat
untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan meningkatkan kemungkinan memiliki bayi
yang sehat. Upaya pendidikan kesehatan ini ialah merupakan bagian dari kesehatan
secara keseluruhan selama masa reproduksi. Upaya Kesehatan prakonsepsi dapat
berubah dan meningkat, maka membutuhkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku
individu, serta tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan. Salah satu metode yang efektif
yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan materi mengenai kesehatan reproduksi
adalah dengan menggunakan metode peer education. Peer education atau pendidikan
teman sebaya yang melibatkan konselor atau guru bimbingan konseling serta dapat
melibatkan teman sebaya. (Rofiqul, Lilin 2018)
Contoh:
41
Gambar 18 Peer Educators (Sumber: Kompasnia, 2017)
1. 1. Dewasa Dini (18 tahun-40tahun) menurut UU no. 30/2004, maka setiap orang yang
sudah berusia 18th atau sudah menikah, dianggap sudah dewasa.
2. 2. Menurut Undang Perkawinan No. 1/1974 dan KUHPerdata, seseorang dianggap
dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau sudah (pernah) menikah.
3. 3. Dewasa Madya (40 tahun - 60 tahun).
4. 4. Dewasa Akhir (60-is dead) lansia.
2.6.2 Menghitung kebutuhan kalori dan zat gizi pada dewasa sesuai dengan keadaan
klien
BBI = (TB cm-100) – [(TB cm -100) x 0,1] kg atau BBI = (TB cm- 100) x 90%
wanita (♀)
Basal Energy Expenditure (BEE) = 655 + (9,6 x BB kg) + (1,7 x TB cm) – (4,7 x
umur tahun)
laki-laki (♂)
43
Tujuan
Prinsip
1. Kalori cukup, baik untuk menunjang pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi.
2. Protein cukup, 10-15% dari kalori total untuk pertumbuhan dan mengganti sel-
sel yang rusak.
4. Karbohidrat (KH) cukup, 60-65% dari kalori total, memilih KH kompleks lebih
banyak.
8. Hindari alkohol .
Berikut contoh menu makan dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan kalori bagi
orang dewasa :
45
Anjuran Pembagian Makanan Sehari Orang Dewasa Menurut Kecukupan Energi
*Keterangan:
Nasi 1 porsi = 3/4 gls = 100 gr = 175 kkal
Sayur 1 porsi = 1 gls = 100 gr = 25 kkal
Buah 1 porsi = 1-2 bh = 50-190 gr = 50 kkal
Tempe 1 porsi = 2 ptg sdg = 50 gr = 75 kkal
Daging 1 porsi = 1 ptg sdg = 35 gr = 75 kkal
Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
Gula 1 porsi = 1 sdm = 13 gr = 50 kkal
Susu bubuk tanpa lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal
Berikur daftar kalori yang terdapat dalam sumber makanan kita sehari – hari:
Nasi Putih Kentucky 100 146 Bakso Daging Sapi 100 260
47
Sayur Asam 100 88 Pempek 200 384
Chicken nugget
48
Gambar 19 Konsumsi pangan sehari-hari
Buatlah menu minimal dalam satu hari dengan pola/ jam makan yang teratur.
Misalnya:
Makan pagi (jam 07.00) : nasi, daging ayam dan tempe goreng, sayur
tumis
49
Snack 1 (jam 10.00) : risoles
Makan siang (jam13.00) : nasi, ikan cakalang cabe ijo, tahu, sayur sop,
jeruk
Makan malam (jam 19.00) : nasi, ayam goreng, tumis kacang panjang,
jus alpukat
Jangan mencampur sayur/ bahan pangan yang mentah dan yang sudah di
masak pada tempat/ meja yang sama (hindari mikroba dari bahan mentah)
50
Cah Kangkung daging sapi k
Bahan-bahan :
4 porsi
1. Tumis bawang putih sampai harum tambahkan cabai merah. Aduk. Masukkan daging sapi,
masak sampai daging berubah warna.
2. Masukkan kangkung, aduk sampai layu. Tambahkan telur puyuh, saus tiram, kecap ikan,
gula pasir, merica, aduk rata.
Gambar 20 poster tips makan sehat ( Sumber: Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta)
52
2.6.5 Lansia
• Lanjut usia risiko tinggi (lebih dari 70 tahun dengan masalah kesehatan)
Penyusunan makanan pada lansia harus tetap berpedoman pada pedoman umum
gizi seimbang. Menurut Nugroho (2008) pemberian makanan pada lansia adalah
makanan yang hendak disajikan harus memenuhi kebutuhan gizi, makanan yang
disajikan diberikan pada waktu yang teratur dan dalam porsi yang kecil, berikan makanan
secara bertahap dan bervariasi, dan berikan makanan yang lunak untuk menghindari
konstipasi serta memudahkan mengunyah, seperti nasi tim atau bubur.
Protein (g) 50 45
Vitamin C (mg) 75 75
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya:
(a) Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
kebutuhan lansia.
(c) Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani).
(d) Membatasi konsumsi gula, dan minuman yang banyak mengandung gula.
(e) Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minumam alkohol.
54
(f) Cukup banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat (buah-buahan,
sayuran, dan serealia) untuk menghindari sembelit atau konstipasi.
Untuk mendapatkan susunan menu yang baik waktu menyusun menu perlu kita
perhatikan yaitu:
5. Komposisi Teksture
6. Komposisi Bumbu
7. Komposisi Hiasan
Jumlah bahan makanan rata-rata sehari usia lanjut berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
2004, seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Nasi 3 ¾ gls
Ikan 2 ptg
Tempe 2 ptg
Sayur 3 gls
Buah 4 ptg/bh
Susu 1 gls
Minyak 2 sdm
Susu 1 gelas
Pisang 1 buah
Pepaya 1 potong
Tabel 12 Menu untuk Lansia dalam Sehari Berdasarkan Gizi Seimbang
Buatlah pola jam makan teratur untuk mempermudah persiapan pengolahan bahan
pangan yang bermutu.
Buatlah menu minimal dalam satu hari dengan pola/ jam makan yang teratur.
Misalnya:
56
Makan pagi (jam 07.00) : bubur ayam
Makan siang (jam13.00) : nasi, sayur sop, ikan pindang, buah jeruk
Makan malam (jam 19.00) : nasi, sayur bayam, pepes ikan, tempe goreng, pisang
Jangan mencampur sayur/ bahan pangan yang mentah dan yang sudah di masak pada
tempat/ meja yang sama (hindari mikroba dari bahan mentah)
Oatmeal pisang.
57
Bahan-bahan:
- 3 sdm oatmeal
- 1 buah pisang cavendish
- 1 sdt gula pasir
- 100 ml susu full cream putih
- secukupnya air
Cara membuat:
1. Panaskan air hingga mendidih.
2. Masukkan oatmeal, aduk rata sampai mengentak.
3. Tambahkan susu cair dan aduk rata sampai oatmeal empuk.
4. Tambahkan potongan pisang di atasnya.
5. Oatmeal pisang siap disajikan.
58
Gambar 21 poster gizi pada lansia dengan dimensia ( Sumber: Unit Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta)
59
2.7 Satuan Punyuluhan Acara (SAP)
Pelaksanaan Kegiatan
60
Setelah mendapatkan penyuluhan di ruang kelas, guru dan murid serta orang tua murid
diharapkan dapat mengetahui gizi seimbang anak usia dini berupa pengertian dan prinsip
gizi seimbang, kebutuhan energi, dan susunan menu seimbang pada anak usia dini serta
mengatasi anak susah makan.
Setelah selesai mengikuti penyuluhan orang tua, guru dan murid dapat :
2.4 Metode
a. Power Point
b. leaflet
61
10 menit Kegiatan inti : Leaflet
1) Menjelaskan materi Memperhatikan
tentang :
a. pengertian gizi seimbang
b. prinsip gizi seimbang
c. susunan menu gizi
seimbang anak
d. mengatasi anak susah
makan
62
2 menit Kegiatan akhir :
1) Menyimpulkan materi Memperhatikan
secara singkat
2) Dokumentasi
3) salam Menjawab salam
4) pembagian leaflet
Lampiran Materi
A) Latar Belakang
Zat gizi dari makanan merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak
tumbuh kembang optimal sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik,
63
sehat mental, dan sehat sosial. Oleh karena itu, slogan umum bahwa pencegahan adalah upaya
terbaik dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus benar-benar dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya masalah gizi pada anak.
Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral. Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan
pertumbuhan fisik. Untuk mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat
dilihat mulai dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda fisik, motorik,
fungsional, emosi dan kognisi anak.
Indonesia memiliki kesepakatan tanda anak sehat bergizi baik yang terdiri dari 10
kriteria, yaitu:
1. Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi.
2. Postur tubuh tegap dan otot padat.
3. Rambut berkilau dan kuat.
4. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat.
5. Wajah ceria, mata bening dan bibir segar.
6. Gigi bersih dan gusi merah muda.
7. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur
8. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur.
9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif.
10.Tidur nyenyak.
64
- 1 potongan besar: golongan makanan karbohidrat,
- 2 potongan sedang dan 2 potongan kecil yang merupakan golongan sayuran dan buah,
- 2 potongan kecil diatasnya yang merupakan golongan protein hewani dan nabati, dan
- 1 potongan terkecil di puncak yaitu gula, garam, dan minyak yang dikonsumsi seperlunya.
- Potongan TGS juga dilapisi dengan air putih yang idealnya dikonsumsi 2 liter atau 8 gelas
sehari
- Luasnya potongan TGS ini menunjukkan porsi konsumsi setiap orang per hari. Karbohidrat
dikonsumsi 3 - 8 porsi, sayuran 3 - 5 porsi sedikit lebih besar dari buah, buah 2-3 porsi, serta
protein hewani dan nabati 2 - 3 porsi.
- Konsumsi ini dibagi untuk makan pagi, siang, dan malam. Kombinasi makanan per harinya
perlu dilakukan.
- Dibagian bawah TGS terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, yaitu: pola hidup aktif dengan
berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan.
65
D) Susunan Menu Gizi Seimbang Anak Usia Dini
Anak usia pra-sekolah masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, untuk
itu berikan nutrisi yang sehat dan seimbang serta harus ditunjang dengan rangsangan
lebih baik. Apabila kegemukan, jangan berikan diet yang ketat, namun jika asupan gizi
kurang, buatlah suasana makan menjadi menyenangkan.
66
E) Cara Mengatasi Susah Makan pada Anak Usia Dini
Susah makan merupakan problem yang dihadapi oleh hampir semua ibu-ibu. Terkadang
anak menolak makanan yang diberikan tanpa tahu apa penyebabnya. Susah makan dapat pula
terjadi karena anak terlalu lama diberi ASI, tidak dikenalkan beragam bahan pangan, terlalu
banyak diberi susu formula atau banyak diberi makanan jajanan.
Mengatasi susah makan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
memberikan suasana makan yang nyaman dan menyenangkan, yaitu dengan cara :
- Ajakan makan harus disampaikan dengan penuh kasih sayang. Lebih ideal jika disertai dengan
menanamkan pemahaman tentang arti makanan.
- Coba dengan menambahkan hal-hal menyenangkan seperti sambil menonton TV,
mendengarkan musik atau bermain tetapi usahakan anak tetap duduk dan sambil
berkomunikasi.
- Coba ajak makan bersama temannya.
- Ajak makan bersama seluruh anggota keluarga dan duduk bersama di meja makan. Biarkan
anak makan sendiri dengan alat makan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.
- Buat jadwal makan secara teratur sehingga lama kelamaan anak akan kenal dan tahu waktunya
makan.
Kesimpulan
Zat gizi dari makanan merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak
tumbuh kembang optimal sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik,
sehat mental, dan sehat sosial. Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari
asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi
67
seimbang di Indonesia divisualisasikan dalam bentuk tumpeng gizi seimbang (TGS) yang sesuai
dengan budaya Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
68
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hasliani dan Rahmawati.2019.”Pendidikkan kesehatan pada ibu hamil trimester I terhadap
upaya pencegahan preeklmasia di puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto’ dalam jurnal
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan makassar.Volume 16.No.2
Al Rahmad, Jendela Agus. Pemberian ASI dan MP-ASI Terhadap Pertumbuhan Bayi Usia 6-24
Bulan 2017. Jurnal Kedokteran Sudah Kuala. Vol 17. No 1
Almatsier, sunita. Susirah sotardjo. Moerijanti soekarti. 2011. Gizi seimbang dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sangung Seto.
Buku Kesehatan Ibu dan Anak 2015. Kesga.Kemenkes.go.id
69
Catio, M. (2013). Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Remaja. Indonesian
Pediatri Societry .
Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah, Marfuah Panji Astuti dan Saeful Imam. 2014. Sehat &
Bugar Berkat Gizi Seimbang.Nakita dan Yayasan Institut Danone. PT Gramedia. Jakarta
Dr. Luh Ade , W. A., Indriya , P. L., Maya , R., Siti Nuraliffa, & Nurjanatun. (2016). Gizi Dan
Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Seameo Recfon.
Elis Lestari Apriliani, Ellis Endang Nimawati, dan Cica Yulia.2019. “Pengetahuan gizi ibu hamil
di kecamatan kertasari kebupaten Bandung” dalam jurnal Media pendidikkan gizi dan
kuliner.Volume 8, No. 2
Hindah Muaris. (2013). 30 Menu Bekal Anak Sekolah Ala Bento. Jakarta: PT Pustaka Media.
https://kumparan.com/kumparanmom/cara-mengolah-makanan-yang-aman-bagi-ibu hamil-
1534418477917673810/full. Diakses pada 2 agustus 2020
https://kumparan.com/kumparanmom/cara-mengolah-makanan-yang-aman-bagi-ibu hamil-
1534418477917673810/full. Diakses pada 2 agustus 2020
https://kumparan.com/kumparanmom/cara-mengolah-makanan-yang-aman-bagi-ibu hamil-
1534418477917673810/full. Diakses pada 2 agustus 2020
https://cookpad.com/id/resep/765084-cah-kangkung-daging-sapi
https://sardjito.co.id/2019/10/30/gizi-pada-lansia-dengan-demensia/
Intarina , H., & Farida , I. (2005). Menu, Cepat Dan Simple Remaja. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
70
Kartasapoetra, G. 1991. Ilmu Gizi, Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Jakarta :
PT. Rineka Cipta
Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Maulida, Luluk Fajria 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Lembar Balik Terhadap
Perilaku Pemberian ASI Pada Ibu Post Partum. Vol 3, No 2. ISSN 2548- 2246
Nasution, Andi Hakim dan Karyadi Darwin. 1987. Energi dan Zat Gizi . Jakarta : PT. Gramedia
IKPI
Nurul Pujiastuti, 2010. Korelasi Antara Status Gizi Ibu Menyusui Dengan Kecukupan ASI di
Posyandu Desa Karang Kedawang Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Jurnal
Keperawatan. Vol 1 no 2 Juli
Pritasari, Didit Damayanti, Nugraheni Tri Lestari. 2017. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Bahan
Ajar Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatab Edisi Tahun 2017.
Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015. Situasi Kesehatan Anak
Balita di Indonesia. ISSN 2422-7659
Pritasari, Didit Damayanti, Nugraheni Tri Lestari. 2017. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Bahan
Ajar Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatab Edisi Tahun 2017.
RCL Claudia.2019.Pengaruh metode Emo Demo terhadap pengetahuan kurang energi kronis
(KEK) ibu hamil di Puskesmas Godean 1
Rizqiea, Shovie Noerma dan Anifa Istiningtyas 2019. Effect of Exclusive ASI Booklet on
Mother’s Knowledge and Skills in Puskesmas Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Media Husada. Vol 8. Issue 1.ISSN: 2655-4917.
Retno , I., & Murdijati , G. (2013). Pendidikan Konsumsi Pangan : Aspek Pengolahan Dan
Pengamanan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi . Jakarta : PT. Dian Rakyat
71
Suhardjo dan Clara M.Kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius
Waspadji, Sarwono. 2003. Pengkajian Status Gizi . Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Toeti Soenardi. 2016. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Ranch
Market. Penerbit PT Primamedia Pustaka. Jakarta
Tria .2017. peningkatan pengetahuan dan perilaku gizi seimbang menggunakan metode peer
education, Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat .Volume 11, Issue 2, September: 114 – 120.
Tamba dan Gultom. 2014. Susunan variasi makanan kaitannya dengan tingkat selera makan
lansia di panti werdah yayasan guna budi bakti medan labuhan. Jurnal Saintika, Volume 14(I1):
161 -172.
Yuna Trisuci Aprillia, Susiana Nugraha, Endang Siti Mawarni 2019. Efektifitas Kelas Edukasi
Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi)Dalam Peningkatan Pengetahuan Ibu Bayi. Jurnal Bidang
Ilmu Kesehatan Vol. 9, No. 2. e-ISSN: 2622-948X
72