mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui indera yang
lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih
mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan
pendidikan.
9. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui kemudian lebih mendalami
dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik. Orang yang melihat
sesuatu yang memang diperlukan akan menimbulkan perhatiaannya. Dan
apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan pengertian baru
baginya yang merupakan pendorong untuk melakukan / memakai sesuatu
yang baru tersebut.
10. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Didalam menerima
sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan
atau lupa.
2. Macam-Macam Alat bantu Pendidikan
Pada garis besarnya, hanya ada 2 macam alat bantu pendidikan (alat peraga) :
a. Alat Bantu Lihat (Visual Aids)
Alat ini berguna didalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan)
pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
1. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya.
2. Alat-alat yang tidak diproyeksikan, misalnya 2 dimensi, gambar, peta,
bagan, dan sebagainya. Dan 3 dimensi misalnya bola dunia, boneka, dan
sebagainya.
b. Alat-Alat Bantu Dengar (Audio Aids)
Ialah alat yang dapat membantu menstimulasi indera pendengar pada waktu
proses penyampaian bahan pendidikan / pengajaran. Misalnya piringan hitam,
radio, pita suara, dan sebagainya.
c. Alat Bantu Lihat-Dengar
Seperti televisi dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih
dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).
Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi 2
macam menurut pembuatannya dan penggunaannya.
a. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film strip slide dan
sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor
b. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahanbahan setempat yang mudah diperoleh, seperti bambu, karton, kaleng
bekas, kertas, koran, dan sebagainya. Beberapa contoh alat peraga yang
sederhana yang dapat dipergunakan di berbagai tempat, misalnya : di
rumah tangga seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang
nyata seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya. Di kantorkantor dan sekolah-sekolah, seperti papan tulis, flipchart, poster, leaflet,
buku cerita bergambar, kotak gambar gulung, boneka dan sebagainya. Di
masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet, fanel graph, boneka
wayang, dan sebagainya.
Mudah dibuat
Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal
Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat.
Ditulis (digambar) dengan sederhana.
Bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.
harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita
harus mengembangkan ketrampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga
secara tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal. Contoh : satu set flip chart
tentang makanan sehat untuk bayi/anak-anak harus diperlihatkan satu persatu
secara berurutan sambil menerangkan tiap-tiap gambar beserta pesannya.
Kemudian diadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya agar
terjadi komunikasi dua arah. Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya
mempertunjukkan
lembaran-lembaran
flip
chart
satu
demi
satu
tanpa
5.
Menggunakan gambar sudah barang tentu lain dengan menggunakan film slide.
Faktor sasaran pendidikan juga harus diperhatikan, masyarakat buta huruf akan
berbeda dengan masyarakat berpendidikan. Lebih penting lagi, alat yang
c.
adalah penting.
Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar, agar mereka tidak
d.
e.
tidak mengantuk.
Libatkan para peserta/pendengar, berikan kesempatan untuk memegang dan
f.