Anda di halaman 1dari 15

Oleh:

ECI LINDASARI 205130067P


RESTI DWI JAYANTI 205130045P
IRFAN A RIDWANSYAH 205130066P

KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
LATAR BELAKANG

Teori disonanasi kognitif menceritakan sebuah


cerita tentang rubah yang mencoba untuk
mencapai sebuah anggur yang menggantung
di pohon yang berada diatas kepalanya. Rubah
itu melompat tinggi untuk mengambil anggur
yang terlihat lezat itu , setelah beberapa upaya
rubah menyerah dan berkata dalam hatinya
“ jika saya punya anggur yang asam ini
saya tidak akan memakanya”
PERILAKU DAN KEYAKINAN

Kata sumber: anggur asam, cerita ilustrasi


dari Stanford University sosial Leon Festinger
menamakan disonansi kognitif. Disonansi
kognitif adalah perasaan seseorang yang
tidak seimbang, ketika mereka melakukan
sesuatu yang tidak mereka temukan, tidak
sesuai apa yang mereka tau, atau mempunyai
pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat
lain yang mereka pegang
Festinger menghindari disonansi sesuai dengan
kebutuhan yang mendasar yaitu, untuk keselamat atau
kepuasan untuk memuaskan rasa lapar. Pertentangan itu
adalah sebuah perjalanan agar kita menjadi goad
consisten. Keteganggan disonansi memotifasi kita untuk
mengubah prilaku kita atau iman kita, untuk
menghindari perasaan yang tidak nyaman. Semakin
tinggi perbedaan antara prilaku kita dan anggapan kita,
maka semakin besar pula disonansi kognitif yang akan
kita rasakan.
Kesehatan
Ketika festinger pertama kali menerbitkan teori tersebut pada tahun 1957 ia
memilih topic merokok untuk menggmbarkan konsep disonansi kognitif,
tentang “hubungan akibat kanker paru-paru adalah rokok.” Dan sudah
menjadi hal yang umum antara merokok dan kanker di Amerika
Serikat.
10 tahun sebelumnya, singet country dan western capitol menyuarakan
merokok akan berpengaruh pada kesehantan.
Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka 100 juta orang Amerika harus
bergulat dengan 2 pernyataan
•Merokok ini berbahaya untuk kesehatan saya
•Aku asap rokok
Para medis terbiasa berhadapan dengan perokok dan para medis menklaim
bahwa merokok dapat membahayakan kesehatanya.
Festinger menyatakan bahwa Kita
cenderung mendengar pendapat dan
memilih bahan bacaan yang sesuai
dengan keyakinan kita, dan kita
biasanya bergabung dengan orang-
orang yang seperti kita , kita dapat
mempertahankan tingkat
kenyamanan, dalam hal ini peroses
berteman merupakan suatu cara
untuk memilih propaganda kita
sendiri
Empat decade kemudian, dua peneliti
komunikasi Dave D’alessio dan Mike Allen
menemukan bahwa orang cenderung memilih
informasi yang berbasis dengan apa yang mereka
percaya dan mengambaikan fakta fakta yang
berlawanan dengan keyakinan mereka.
yang paling khas untuk menghindari disonansi bagi
perokok adalah sekedar menyangkal hubungan antara
merokok dan kanker.
Banyak perokok terus pergi ke kawasan perokok dari
pada memikirkan tentang kesehatan yang menyeramkan.
Mereka menganggap dengan merokok membuatku tenang,
aku suka rasa, rokok memberikan saya terlihat canggih.
Hipotesis: Disonansi menciptakan suatu
kebutuhan
Keputusan terberat perokok adalah harus berhenti
merokok atau tidak, beberapa pecandu bersaksi bahwa
berhenti merokok lebih sulit dibanding dengan
berhenti minum minuman keras.

Contoh, dari munculnya disonansi dari


keputusan yang diambil adalah
perokok berat yang memutuskan
untuk tetap merokok mengalami
disonan ketika ia mengalami sakit
kanker paru-paru akibat merokok (hal
negative dari alternative yang dipilih)
dengan hal positif yang akan ia dapat
bila tidak merokok, yaitu sehat
(alternative yang ditolak).
Aronson dan Festinger (1968;
1957) mengemukakan tiga
mekanisme yang dapat
digunakan untuk
mengurangi disonansi
kognitif, yaitu:
1.Mengubah sikap atau
perilaku menjadi konsisten
satu sama lain.
2.Mencari informasi baru
yang mendukung sikap
atau perilaku untuk
menyeimbangkan disonansi
yang bertentangan.
3.Trivialization yang berarti
mengabaikan atau
menganggap ketidaksesuaian
antara sikap atau perilaku
penyebab disonansi sebagai hal
yang biasa.
KESIMPULAN

Teori disonansi kognitif merupakan


sebuah teori komunikasi yang
membahas mengenai perasaan
ketidaknyamanan seseorang yang
diakibatkan oleh sikap, pemikiran,
dan perilaku yang tidak konsisten
dan memotivasi seseorang untuk
mengambil langkah demi
mengurangi ketidaknyamanan
tersebut.
TERIMA
KASIH
Kesuksesan tidak akan
menghampirimu, maka
berjalanlah kedepan untuk
meraih kesuksesan itu!.

Anda mungkin juga menyukai