Anda di halaman 1dari 24

ANALISA SWOT PROGRAM PENGENDALIAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) HIPERTENSI


DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO

Disusun Untuk Memenuhi Syarat


Tugas Praktik Program Profesi Ners XXI Stase Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh :

1. Prima Yunita Cahyaningtyas (J230195041)


2. Eka Mutya (J230195009)
3. Andi Kurniawan (J230195066)
4. Desi Maya Sari (J230195027)
5. Yonanda Harisda Saputri (J230195003)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer (pembunuh gelap), karena
merupakan penyakit yang mematikan, kadang tanpa disertai gejala - gejalanya
terlebih dahulu (Sustrani, 2015). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), dari
50% penderita hipertensi yang terdeteksi, hanya 25% yang mendapat pengobatan
dan hanya 12,5% bisa diobati dengan baik. Sisanya, 10% atau kurang, adalah
penderita hipertensi yang disebabkan penyakit lain seperti gagal ginjal dan beberapa
gangguan kelenjar endokrin tubuh. (Muhammadun, 2015).
Hipertensi menjadi masalah yang paling serius pada lanjut usia. Pada jumlah
keseluruhan penderita hipertensi satu dari lima pria berusia antara 35 sampai 45
tahun memiliki tekanan darah yang tinggi. Angka keseluruhan tersebut menjadi dua
kali lipat di usia 45 sampai 54 tahun dan setengah dari mereka yang berusia 55
sampai 64 tahun mengidap hipertensi. Pada usia 65 sampai 74 tahun, jumlah
keseluruhannya menjadi lebih tinggi, sekitar 60 % menderita hipertensi (Sudiarto,
Wijayanto & Sumedi, 2017).
Menurut WHO (World Health Organization) dan ISH (The International
Society of Hypertension) Tahun 2018, terdapat 600 juta penderita hipertensi
diseluruh dunia, dan baru 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya. 7 dari 10
penderita hipertensi tidak mendapatkan pengobatan yang memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2017), prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia
sebesar (32,2 %), Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
kasus tertinggi hipertensi berada di kota Semarang yaitu sebesar 101.078 kasus
(53,69 %). Sedangkan kasus tertinggi kedua adalah Kabupaten Klaten yaitu sebesar
36.002 kasus (10,49%), di Kabupaten Karanganyar sendiri 7,3% (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2018).
Jumlah keseluruhan kasus hipertensi di Provinsi Jawa tengah mengalami
peningkatan dari 1,80% pada tahun 2015 menjadi 1,87% pada tahun 2016 dan
2,02% pada tahun 2017. Jumlah keseluruhan sebesar 2,02% artinya setiap 100 orang
terdapat dua orang yang menderita hipertensi (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2017).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo bahwa angka
hipertensi di Kabupaten Sukoharjo menempati peringkat ke-4 dari semua kabupaten
di Jawa Tengah yaitu sebesar 68.000 kasus pada tahun 2013, sedangkan Puskesmas
Kartasura pada tahun 2013 menduduki peringkat pertama dari 12 Puskesmas se-
Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 3851 kasus (Dinkes Sukoharjo, 2013).
Hasil laporan rutin yang diterima dari Puskesmas Baki Sukoharjo penderita
hipertensi di Sukoharjo mencapai angka 1.648 pada satu tahun terakhir. Angka
terjadinya hipertensi pada lansia tersebut merupakan kasus terbesar urutan ke-5
yang sering dijumpai di Puskesmas Baki Sukoharjo. Program yang sudah tersedia di
Puskesmas Baki Sukoharjo untuk penderita hipertensi adalah PROLANIS (Program
Pengelolaan Penyakit Kronis). Kegiatan yang dilakukan Prolanis terdiri dari
konsultasi medis, pendidikan kesehatan maupun pemeriksaan status kesehatan.
Sehingga dalam program tersebut kita dapat memantau jumlah masyarakat yang
menderita hipertensi.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dalam analisis program puskesmas ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan program PROLANIS dengan penyakit Hipertensi yang
dilakukan oleh Pusksesmas Baki, Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengehatui hasil pelaksanaan pengidentifikasian program PROLANIS
dengan penyakit hiprtensi terhadap lansia pada masyarakat Kecamatan Baki,
Sukoharjo.
b. Mengetahui kendala – kendala yang di hadapi oleh Puskesmas Baki,
Sukoharjo pada pelaksanaan program PROLANIS dengan penyakit
Hipertensi.

C. MANFAAT
Analisa SWOT yang dilakukan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan status kesehatan lansia, mengurangi risiko tinggi terjadinya angka
kematian karena hipertensi pada lansia.
2. Bagi Puskesmas
Memberikan tambahan informasi, pengembangan pelayanan kesehatan, serta
melaksanakan program – program pemerintah khususnya PROLANIS dengan
hipertensi.
3. Bagi Kelompok Analisis
Melatih critical thinking kelompok dalam memecahkan masalah dengan analisi
SWOT, memahami kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman pada
program – program yang di buat.

D. CARA ANALISIS
Analisis program Triple elimination dilakukan dengan membandingkan
presentase jumlah lansia yang mengikuti program PROLANIS dan lansia yang tidak
mengikuti program, serta menganalisa factor – factor yang mempengaruhi
pelaksanaan program.
BAB II
TINJAUAN MATERI

A. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg diperkirakan mempunyai
keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor
resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis (Utama. 2015).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu (Winarsih, 2015).

B. PENYEBAB HIPERTENSI
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan,
serta mempunyai konsekuensi tertentu (Winarsih, 2015).
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial, seperti :
a) Faktor Keturunan
b) Lingkungan
2. Hipertensi sekunder, seperti :
a) Merokok
b) Minum-minuman alcohol
c) Tekanan tinggi kolesterol
d) Penyakit ginjal
e) Asupan garam yang tinggi
f) Stress psikologis
g) Kurang olah raga

C. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Utama 2010
Tekanan Darah
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Sistolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 Berat 180-209 110-119
Stadium 4 Sangat Berat  210  120

D. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


Tanda dan Gejala Hipertensi menurut Suriadi 2017 adalah :
1. Gelisah, kepala pusing
2. Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher.
4. Gemeter, tremor
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
6. Jantung berdebar – debar
7. Tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg
8. Keringat berlebihan
9. Gangguan penglihatan
10. Nafsu makan menurun rasa mual atau muntah.
11. Sulit konsentrasi
12. Kadang mimisan.
13. Telinga berdenging.
14. Sukar tidur.
E. KOMPLIKASI HIPERTENSI
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Kerusakan gagal ginjal
4. Kerusakan jaringan otot (Mardi 2009)

F. CARA MENGATASI DAN MENCEGAH HIPERTENSI


1. Berobat secara teratur yang sudah terkena hupertensi
2. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa
petunjuk dokter.
3. Penurunan Berat Badan
4. Diet rendah lemak dan kaya buah-buahan, sayuran dan susu rendah lemak
terbukti sukses dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
5. Diet rendah garam .
6. Aktivitas fisik : melakukan olah raga secara teratur, paling sedikit 30 menit setiap
hari.
7. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
8. Menghindari makanan dengan bahan pengawet
9. Belajar untuk tenang, menikmati hidup dan selalu bersukur serta perbanyak surge
10. Peran keluarga sangat ditekankan dalam rangka mengatasi hidup orang dengan
hipertensi dan mencegah hipertensi (Madali 2013).

G. CARA MENGONTROL HIPERTENSI


Cara mengontrol hipertensi Rosmana Asep 2012 :
1. Control teratur
Menurut Hadi Kusumo 2015 yang ditulisakan pada jurnal “Hidup Sehat Cegah
Hipertensi” penderita hipertensi wajib control ke pelayanan kesehatan terdekat
satu minggu sekali, akan tetapi apabila badan merasa kurang enak seperti
pusing, demam segera pergi ke pelayanan kesehatan terdekat tidak usah
menunggu jarak satu minggu.
Karena orang dengan hipertensi tidak bisa diperkirakan tekanan darahnya
tetap stabil normal atau naik turun. Maka dari itu jarak waktu satu minggu yang
ideal untuk control atau cek kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat.
2. Minum obat
Obat yang biasa digunakan untuk tekanan darah tinggi :
a. Furosemid 5 – 10 mg diminum 1 x 1 hari sesudah makan
b. Amlodipin 5 – 10 mg diminum 1 x 1 hari sesudah makan
c. Captopril 15 - 25 mg diminum 1 x 1 hari sebelum makan
d. Nifedipin 10 mg sublingual 2 x1 hari setelah makan
3. Diet (awasi makanan)
a. Diit rendah garam
1) Mengandung menghilangkan timbunan garam/air dalam jaringan tubuh
2) Membantu menurunkan tekanan darah bila ada tekanan darah tinggi
3) Makanan Garam natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya
berupa ikatan:
a) Natrium Chlorida atau garam dapur
b) Mono Natrium Glutamat atau vetsin
c) Natrium Bikarbonat atau soda kue
d) Natrium Benzoat yang digunakan untuk mengawetkan buah – buahan
Natrium Nitrit atau senyawa yang digunakan untuk mengawetkan
daging seperti pada cornet beef.
b. Makanan yang diperbolehkan
1) Makanan yang berasal dari tumbuhan : Beras, kentang, ubi, mie tawar,
maezena, hunkwee, terigu, gula pasir.
2) Kacang –kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah,
kacang tolo, tempe, tahu tawar dan oncom.
3) Minyak goring rendah garam sayuran dan buah – buahan.
4) Bumbu – bumbu seperti bawang, brambang, jahe, kemiri, kencur, kunir,
laos, Lombok, salam, sere, cuka.
5) Makanan yang berasal dari hewan aging atau ayam atau ikan paling
banyak 100 gram sehari. Telur ayam atau telur bebek paling banyak 1
butir sehari. Susu segar paling banyak 2 gelas sehari. 100 gram daging
mengandung sama banyak natrium dengan 2 butir telur ayam atau ½
gelas susu. Otak,
ginjal, paru – paru jantung dan udang mengandung lebih banyak natrium.
Sebaiknya bahan makanan ini yang dihindarkan.
c. Minuman seperti kopi, teh, sirup, minuman botol ringan, sari buah.
d. Makanan yang tidak diperbolehkan
1) Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti :
a) Roti, biscuit, kraker, cake, dan kue lain yang dimasak dengan garam
dapur dan atau soda.
b) Dendeng, abon, cornet beef, daging asap, bacon, ham, ikan asin, ikan
pindang, sardine, ebi, udang kering,
c) Telur asin, telur pindang.
d) Keju, margarine, mentega
e) Acar, asinan sayuran, sayuran dalam kaleng
f) Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng
g) Garam dapur, vetsia, soda kue,
h) Kecap, maggi, terasi, petis, taoco, kecap asin.
e. Contoh Menu Sehari
1) Pagi : Nasi, Telur dadar Tumis kacang panjang, Pukul 10.00 : Selada buah
2) Siang : Nasi, Ikan acar kuning, Sambal goreng kering tempe, Sayur
lodeh, Pepaya, Pukul 16.00 : kacang ijo
3) Malam : Nasi, Daging bumbu balado, Tahu bacem, Cah sawi + wortel,
Pisang
4. Senam Hipertensi
a) Manfaatnya
1) Memelihara kesegaran jasmani
2) Menurunkan stress, meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan
dan kecemasan.
3) Meningkatkan imunitas dalam tubuh setelah latihan teratur
4) Memperlancar peredaran darah dalam tubuh
5) Meningkatkan daya tahan jantung dan paru – paru serta membakar lemak
yang berlebih di tubuh
6) Meningkatkan keseimbangan tubuh.

b) Tata Cara Senam Hipertensi


GERAKAN PEMANASAN
1) Lakukan napas dalam dengan menghirup udara dari hidung dan
dikeluarkan lewat mulut selama 1x8 kali hitungan
GERAKAN INTI

2) Jalan ditempat sebanyak 2x8 hitungan


3) Lebarkan kaki dan tangan sebanyak 4 x 8 hitungan
4) Tepuk jari sebanyak 4x8 hitungan
5) Silangkan jari tangan sebanyak 4 x 8 hitungan
6) Silangkan ibu jari kiri sebanyak 2 x 8 hitungan, bergantian dengan ibu
jari kanan
7) Tepuk antar kelingking sebanyak 2 x 8 hitungan
8) Tepuk antar telunjuk sebanyak 2 x 8 hitungan
9) Ketok pergelangan tangan kiri kanan bergantian sebanyak 2 x 8
10) Ketok nadi kiri danm kanan bergantian sebanyak 2 x 8 hitungan
11) Tekan jari tangan sebanyak 2 x 8 hitungan
12) Buka dan mengepal tangan sebanyak 2 x 8 hitungan
13) Menepuk punggung tangan kiri dan kanan bergantian 2 x 8 hitungan
14) Menepuk lengan dan bahu kanan dan kiri bergantian sebanyak 2 x 8
hitungan
15) Menepuk pinggang (sedikit membungkuk) sebanyak 2 x 8 hitungan
16) Menepuk paha (lutut sedikit ditekuk) sebanyak 4 x 8 hitungan)
17) Menepuk betis (tekuk lutut) sebnyak 2 x 8 hitungan
18) Jongkok dan berdiri sebanyak 2 x 8 hitungan
19) Menepyk perut dengan tangan sebanyak 2 x 8 hitungan
20) Berdiri tegak kaki jinjit bergantian sebanyak 2 x 8 hitungan
PENDINGINAN

Lakukan nafas dalam dengan menghirup udara dari hidung dan


21
dikeluarkan lewat mulut selama 1 x 8 hitungan

BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS GATAK
(WILAYAH, SDM, LETAK GEOGRAFIS, PROGRAM)

A. VISI PUSKESMAS BAKI


“Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang paripurna, merata dan mandiri
menuju masyarkat sehat.”

B. MISI PUSKESMAS BAKI


1. Memberdayakan tenaga, sarana dan prasarana di Puskesmas maupun wilayah
kerjanya.
2. Mengupayakan pelayanan kesehatan secara merata dan berkesinambungan
diseluruh wilayah.
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan dengan mengupayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Memberdayakan peran serta masyarakat, lintas sektor dan swasta dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan.

C. LETAK GEOGRAFIS
Pusksesmas Baki adalah puskesmas yang terletak di jln. Wr. Supratman desa
Baki, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, dengan mengampu 14
desa, yang memiliki 4 unit puskesmas pembantu.
Secara geogrfis Kecamatan Baki merupakan dataran rendah. Letak geografis
Puskesmas Baki dapat dikatakan strategis karena berada dijalan utama yang
menghubungkan antara Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Klaten. Selain itu,
batasan dengan Kota Surakarta.
1. Letak Umum Puskesmas Baki
a. Luas wilayah kerja Puskesmas Baki : 23. 522.838 m²
b. Jumlah desa wilayah kerja Puskesmas Baki
1) Desa Kudu 8) Desa Menuran
2) Desa Bakipandean 9) Desa Gedongan

3) Desa Bentakan 10) Desa Mancasan


4) Desa Jetis 11) Desa Gentan
5) Desa Ngrombo 12) Desa Siwal
6) Desa Purbayan 13) Desa Waru
7) Desa Duwet 14) Desa Kadilangu
c. Batas Wilayah Kecamatan Baki
1) Utara : kecamatan laweyan, kodya Surakarta
2) Selatan : kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten
3) Timur : kecamatan Grogol
4) Barat : kecamatan Gatak dan Kartosuro
d. Sarana Prasarana
1) Jumlah Pustu : 4 Unit
2) Jumlah PKD : 14 Unit
3) Jumlah UGD : 1 Unit
4) Jumlah Rawat Inap : 1 Unit
5) Jumlah Ambulance : 2 Unit
6) Jumlah Pusling : 3 Unit

D. PROGRAM PUSKESMAS
Puskesmas Baki adalah suatu organisasi fungsional kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung serta sebagai pusat
penegmbangan dan pembinaan peran serta masyarakat di Kecamatan Baki.
Pelayanan kesehanan di Puskesmas Baki dilaksanakan didalam gedung maupun
diluar gedung, dalm pemberian pelayanan pukesmas Baki bantu oleh 4 puskesmas
pembantu yang membantu puskesmas dalam pelayanan kesehatan
masyarakat.Program yang dilaksanakan oleh puskesmas terdiri dari bebrapa
program yaitu ;
a. UKP
Terdiri dari poli umum, poli gigi, poli TB, poli HIV, poli IVA, poli lansia, KIA,
MTBS, Kefarmasian, Laboratorium/
b. UKM
1) P2
a) Pencegahan : Imunisasi.
b) Pengendalian penyakit menular
(1)P2ML : TB, HIV, Kusta, ISPA, Typoid, Diare
(2)P2B2 : DBD, Cikungungnya, Rabies
c) Pengendalian penyakit tidak menular
(1)PTM : Hipertensi, kanker serviks, stroke, diabetes militus, ca mammae,
obesitas, kesehatan jiwa
(2)Gizi : ASI eksklusif, pengukkuran gizi
(3)KIA : Ibu : KB, K1, K2, K4, Nifas, persalinan
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS KIA) adalah alat
management untuk melakukan pemantauan program KIA dan suatu wilayah
kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindakan lanjut yang cepat dan
tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu dengan komplikasi, bayi dan balita. Dengan management PWS
KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat menjangkau seluruh sasaran disuatu
wilayah kerja sehingga kasus dengan resiko/komplikasi kebidanan dapat
ditemukan sedini mungkin untuk dapat memperoleh penangan yang memadai.
d. Program Perbaikan Gizi
Program perbaikan gizi masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas
yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan energy protein, anemia gizi lebih. Peningkatan survey gizi dan
perberdayaan usaha perbaikan gizi keluarga/masyarakat.
e. Program Kesehatan Lingkungan
Menggalakkan perilaku pola hidup bersih dan sehat dengan kegiatan antara lain :
1) Melaksanan inspeksi kesehatan lingkungan untuk tempat-tempat umum dan
tempat pengelolaan makanan.
2) Surveilans dalam rangka pengawasan kualitas air bersih dan air minum.
3) Pemberdayaan masyarakat melalui STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) meliputi :
a) Menentutan kegiatan STBM, pemicuan STBM.
b) Kampanye CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun).
c) Penyuluhan hygenis sanitasi pangan disekolah

f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P)


Definisi epideminologi menurut WHO (2016) adalah ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinan dari peristiwa-peristiwa kesehatan dan peristiwa yang
berkaitan dengan kesehatan yang meningkatkan sekelompok masyarakat dan
mengarahkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan..
program pencegahan adalah mnecegah agar penyakit menular tidak menyebar
didalm masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan
kepada host melalui kegiatan penyulihan dan imunisasi, pengobatan dengan
pemberian pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan ditempat
kejadian lanjut dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk
rujukan ; pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya : abatitasi
pada KLB, DBD, kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB Diare,
dan sebangainya. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan,
pengamatan/ pemantauan (surveilans ketat) dan logistic.
g. Program Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penyakit pengindraan di Puskesmas Baki pada tahun 2019 menunjukan bahwa
penyakit yang paling sering dilaporkan adalah penyakit oriris media unspecified
dengan angka penemuan sebanyak 127 jiwa, pada gangguan refreksi ditemukan
sebanyak 307 jiwa, konjungtivitis sebanyak 63 jiwa, sinusitis ditemukan
sebanyak 42 jiwa, stomatitis sebanyak 18 jiwa dan dermatitis sebanyak 600 jiwa.
1) Mengadakan Posyandu di 14 desa yaitu : Desa Kudu, Bakipandean, Bentakan,
Jetis, Ngrombo, Purbayan, Duwet, Kadilangu, Menuran, Gedongan,
Mancasan, Gentan, Siwal, Waru dengan sasaran usia 15-59 tahun.
2) Mengadakan pemeriksaan IVA tes setiap hari selasa dan kamis.
3) Sosialisasi dan penyuluhan kesehatan jiwa dan NAPZA di 2 desa dan 1
sekolah dalam 1 tahun.

E. SUMBER DAYA MANUSIA


1) Dokter Umum : 3 Orang 10) Asisten Apoteker : 2 Orang
2) Dokter Gigi : 2 Orang 11) Nutrisionost/ Gizi : 1 Orang

3) Perawat : 20 Orang 12) Analis/Laborat : 1 Orang

4) Perawat Gigi : 1 Orang 13) Rekam Medik : 1 Orang


5) Teknisi Gigi : 1 Orang 14) Sanitarian : 2 Orang
6) Fisioterapi : 1 Orang 15) Cleaning Servis : 3 Orang
7) Bidan : 21 Orang 16) Sopir : 1 Orang
8) Bidan Desa : 15 Orang 17) Non Medis : 13 Orang
9) Apoteker : 1 Orang

BAB IV
ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN PROGRAM PROLANIS
PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) merupakan suatu sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi
yang melibatkan Peserta dan Fasilitas Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi masyarakat yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Bentuk pelaksanaan aktifitas dalam Prolanis meliputi aktifitas konsultasi
medis/edukasi, Home Visit, Reminder, aktifitas klub dan pemantauan status
kesehatan (BPJS, 2014). Sedangkan aktifitas Prolanis yang dilaksanakan di
Puskesmas Baki Sukoharjo terdiri dari konsultasi medis, edukasi atau pendidikan
kesehatan maupun pemeriksaan status kesehatan. Kegiatan tersebut dilakukan 3-4x
setiap bulannya yang bertempat di aula Puskesmas Baki Sukoharjo.

B. RENCANA PROGRAM PROLANIS


Kegiatan Prolanis yang terdiri dari konsultasi medis dan pemeriksaan status
kesehatan melibatkan petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Baki Sukoharjo,
terdiri dari 3 orang perawat dan 1 dokter. Lalu, kegiatan pendidikan
kesehatan/edukasi dalam Prolanis dapat dilakukan oleh petugas kesehatan
Puskesmas Baki maupun mahasiswa yang sedang praktik klinik di Puskesmas Baki
juga dapat mengambil alih.

C. CAPAIAN PROGRAM PROLANIS


Prolanis yang terdapat di Puskesmas Baki Sukoharjo sudah berjalan sejak
2tahun lalu, terbentuk tahun 2016. Penderita hipertensi atau kasus yang menderita
hipertensi setahun terakhir sebanyak 1.648 orang, dan pada tahun 2018 ada
sebanyak xxxx orang. Sehingga menurut hasil tersebut, kasus untuk hipertensi
mengalami peningkatan/ penurunan xx% pertahun 2018-2019. Dari hasil data
wawancara terhadap 10 penderita hipertensi yang mengikuti prolanis saat
pemeriksaan kesehatan, terdapat 7 orang (70%) yang menyatakan sudah paham
tentang pengertian, penyebab, cara mengontrol, diit makanan, maupun senam
hipertensi yang dapat dilakukan. Namun setelah dilakukan wawancara pada
penderita hipertensi saat kegiatan
posyandu lansia dan poswindu banyak masyarakat menderita hipertensi yang
memiliki penegtahuan kurang tentang hipertensi.
D. ANALISA SWOT
STRANGE WEAKNESS OPORTUNITIS
NO ITEM THREAST (ANCAMAN)
(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (PELUANG)

Program pengawasan Sudah terlaksananya Masyarakat kurang


Masih banyak masyarakat
hipertensi sudah berjalan program lain penegtahuan yang terfokus
yang belum menegtahui
dan mendapat dukungan dimasyarakat guna pada hipertensi yang
1. Program program prolanis yang
penuh dari pemerintah dan memeriksa tekanan darah mengakibatkan meningkatnya
bertujuan untuk mencegah
puskesmas khususnya misalnya posyandu, angka hipertensi di
hipertensi
BPJS posbindi dll masyarakat

2. SDM Terdapat 3 tenaga Anggota Prolanis terdiri - Pelaksanaan Prolanis - tidak terjadi deteksi dini
kesehatan dan 1 orang dari 35 orang dan di di bantu oleh secara cepat terkait
dokter yang mengelola tangani oleh 3 orang nakes mahasiswa yang hipertensi dikarenakan
kegiatan Prolanis serta di periksa oleh 1 praktik di Puskesmas jumlah tenaga tidak
orang dokter Baki sebagai contoh memadai
mahasiswa - Ketidak sesuaian jumlah
keperawatabn atau tenaga kesehatan dan
mahasiswa anggota yang mengikuti
kedokteran. prolanis mengakibatkan
- Saat di posyandu kelelahan tenaga kesehatan
atau poswindu sehingga pemeriksaan
pelaksanaan dapat berjalan tidak optimal
pemeriksaan tekanan
darah dibantuk oleh
kader namun hanya 1
orang yang bisa
melakukan
pemeriksaan tekanan
darah
3. Sarana Program Prolanis Tidak adanya ruang Program pemeriksaan - Saat tidak terdapat lahan
dilaksanakan di gedung khusus yang dapat tekanan darah dapat yang dapat digunaklan
aula Puskesmas baki digunakan dalam dilakukan di setiap untuk program Prolanis
dimana aula tersebut dapat melakukan program dukuh yang mengadakan mengakibatkan Privasi
menampung anggota Penaggulangan hipertensi kegiatan posbindu dan pasien kurang terjaga
dengan jumlah yang posyandu lansia - Meningkatkan angka
banyak dengan penularan penyakit
lingkungan yang bersih menular saat ruangan di
campur dengan pasien
penderita penyakit
menular.

4. Fasilitas/alat Terdapat tensi yang dapat - Keterbatasaan jumlah - Terdapat 1 buah Jumlah alat yang terbatas
digunakan untuk alat yang tersedia mengakibatkan
spygnonanometer
melakukan pemeriksaan dengan perbandingan memanjangnya waktu
sejumlah 2 buah jumlah 2 buah disetiap posyandu di pemeriksaan sehingga waktu
spygnonanometer tensimeter dengan 35 setiap dukuh tunggu peserta Prolanis lebih
anggota Prolanis lama dan peserta bisa saja
- Setiap bidan desa
- Tidak dilakukan bosan namun masyarakat
yang bertugas pada
kalibrasi pada alat dapat melakukan pemeriksaan
posyandu juga
spygnonanometer tenana darah di posyandu
memiliki
yang berada di setiap dukuh
spygnonanometer
sendiri
5. Dana - Terdapat dana yang Belum ada anggaran Terdapat iyuaran Rp. Terhambatnya program
dikeluarkan oleh BPJS khusus untuk program 2000 peranggota yang Prolanis dikarenakan
untuk program Prolanis di Puskesmas mengikuti posyandu pendanaan yang dapat
Prolanis Baki digunakan sebagai media
- Adanya anggaran dari untuk PenKes
pemerintah yang
masuk untuk semua
UKM di puskesmas
1. Strategi S – T
a. Program
Memberikan penyuluhan terkait adanya program Prolanis di Puskesams guna
menanggulani penyakit hipertensi
b. SDM
Melakukan pelatihan untuk kader terkait cara memeriksa tekanan darah
c. Sarana
Mengusulkan pada Puskesmas untuk menyediakan tempat khusus untuk
program Prolanis
d. Fasilitas
Mengusulkan pada puskesmas untuk menambahkan jumlah spgnonanometer
e. Dana
Menganggarkan dana khusus untuk program

2. Strategi W – O
a. Program
Sosisialisasi terkait Program Prolanis pada saat kegiatan posyandu agar
menambah penegtahuan masyarakat terkait program Prolanis
b. SDM
1) Membagi mahasiswa praktikan untuk membantu kegiatan prolanis
2) Memberikan pelatihan kepada kader unruk membantu dalam kegiatan
Prolanis
b. Sarana
Memanfaatkan rumah warga yang dijadikan tempat untuk melakukan Posyandu
dan Poswindu
c. Fasilitas
- Mengusulkan pada puskesmas untuk menambahkan jumlah
spygnonanometer
- Melakukan kalibrasi pad alat spygnonanometer
d. Dana
Memanfaatkan dana dari PTM dengan optimal sesuai dengan kebutuhan
program Prolanis.
3. Strategi O – T
a. Program
Memberikan pendidikan kesehatan terkaid hipertensi mulai dari pengertian,
penyebab, tanda gejala dan diit pada saat melakukan posyandu
b. SDM
Melibatkan kader yang sudah terlatih dari setiap desa dikecamatan Baki.
c. Sarana
- Mengalokasikan kegitan prolanis didukuh-dukuh yang ada di kecamatan
Baki
- Mengusulkan ruangan khusus untuk program Prolanis
d. Fasilitas
Memaksimalkan pengguaan spignonanometer yang berada di posyandu
e. Dana
Memanfatkan dana sukarela maysrakat yang mengikuti posyandu guna
menunjang keberlangsungan pemeriksaan tekanan darah.
E. Saran
1. Perlu pengadaan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan petugas dan kader
guna mengupdate pengetahuan.
2. Meningkatkan Kepatuhan pasien dalam kesadaran akan pentingnya kegiatan
dengan cara mengedukasi kewilayah secara rutin.
3. Serta Staf Puskesmas berperan aktif dalam melakukan pelatihan, pembinaan,
pengawasan dan evaluasi kepada petugas puskesmas yang memberikan layanan
prolanis.
4. Adakan koordinasi lintas program pengelola di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Adiza. (2010). Buku Medikal Bedah Volume 2. Jakarta. EGC

DEPKES (2017). Hipertensi Pencegahan. Jakarta. Kementrian Kesehatan

Handayani (2010). Penkes Hipertensi. Jogjakarta: Kata Hati

Hidaiat, Nucki N Dr. SpOt(K). M.kes FICS. (2011). Artikel Ilmiah Pencegahan
Hipertensi. Bandung : FK- UNPAD Bag.Orthopedi RS Hasan Sadikin

Madali (2013). SAP Hipertensi. Jakarta: Pustaka Media

Mardi. 2009. Gizi Menu Vegetarian. http://www.vegetarian


guide.com/gizi-menu- vegetarian

Rosmana Asep (2012). Makan Bergizi Hipertensi. http://aseprosmana.co.cc/?p=138.

Suriadi (2017). Senam Hipertensi. Jakarta: PT. Wahyu Media

Utama, (2010). Konsep Dasar Hipertensi.


http://www.scribd.com/doc/30519381/Konsep-Dasar-Luka- Infeksi?
secret_password=&autodown=pdf.

Winarsih (2015). Pencegahan Hipertensi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai