Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ISU STRATEGIS PROMOSI KESEHATAN

“ Peran Media Sosial Dibidang Kesehatan ”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Isu Strategis Promosi kesehatan

Diajukan Kepada :

M.Ridwan, S.KM.,M.P.H

Disusun Oleh :

Puspa Wardani (N1A117172)

Kelas : Promkes 2017

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT., yang mana telah memberikan Saya
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Isu Strategis Promosi
kesehatan yang berjudul “Peran Media Sosial Dibidang Kesehatan” dapat selesai seperti
waktu yangtelah penulis rencanakan.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu Saya mengucapkan terimakasih kepada  Bapak dosen pembimbing mata kuliah
ini. Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan
ikhlas kepada pihak yang Saya sebutkan di atas.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu Saya pun menyadari bahwa makalah yang telah
Saya susun dan Saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan
baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu saya membuka pintu yang selebar-lebarnya
kepada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-
hal yang dianggap tidak berkenan di hati mohon dimaafkan.

Jambi, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Media Sosial......................................................................................................................3

B. Promosi Kesehatan............................................................................................................ 3

C. Kaum Millenial................................................................................................................. 4

D. Karakteristik Media Sosial Dalam Promosi Kesehatan.................................................... 5

E. Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat Dalam Promosi Kesehatan Berbasis Media Sosial Pada
Kaum Millenial......................................................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................10


A. Kesimpulan....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kaplan & Haenlein (2010), defnisi media sosial adalah kelompok aplikasi
berbasis internet yang membangun ideologi berbasis teknologi Web2.0 yang memungkinkan
penciptaan dan pertukaran konten yang bisa digunakan semua orang. Media sosial dalam
ranah kekinian merupakan sebuah era baru dalam hal sarana komunikasi yang semakin
intensif dalam pemanfaatan kemajuan teknologi. Teknologi berbasis Web2.0 memungkinkan
tumbuhnya masyarakat baru yang semu, atau dalam dunia baru tersebut biasa disebut
sebagai dunia maya. Mau tidak mau semua bidang harus mengikuti trend ini bila tidak ingin
ketinggalan zaman. Bidang kesehatan juga tidak bisa terelakkan, mau tidak mau,harus ikut
arus perubahan yang terasa sangat cepat ini, terutama bidang kesehatan yang berhubungan
dengan masalah komunikasi atau penyampaian informasi pada khalayak ramai.
Beberapa studi atau penelitian yang telah dilakukan tentang kontribusi media sosial untuk
bidang kesehatan telah banyak dilakukan, meski di dalam negeri sendiri hal ini masih belum
menjadi topik kajian yang menarik. Penelitian dan kajian tersebut banyak mengupas tentang
potensi media sosial, ketersediaan informasi, dukungan untuk pasien penyakit tertentu,
efektivitasnya dalam penyampaian informasi, ataupun diskursus tentang suatu topik tertentu.
Penelitian yang dilakukan oleh Chadwick Martin Bailey dan iModerate Research
Technologies (2010) pada 1.504 responden berumur 18 tahun ke atas menemukan fakta
bahwa 60% dari penggemar Facebook dan 79% dari pengikut Twitter cenderung untuk
merekomendasikan merek-merek sejak mereka menjadi penggemar (like) atau
pengikut(follower). Penelitian yang lebih merupakan survey pasar ini menemukan bahwa
konsumen 67% lebih mungkin untuk membeli dari merek yang mereka follow (ikuti) di
Twitter, dan 51% lebih mungkin untuk membeli dari merek yang mereka like (suka/jempol)
di Facebook. Hal ini menunjukkan dengan mudah bahwa masyarakat sangat dipengaruhi
oleh fenomena media sosial. Efektivitas media sosial sebagai sebuah media informasi
ataupun promosi dipetakan secara gamblang oleh Israel Garcia4 (2011) dalam “Model
TeoriIntegrasi Sosial Media”. Menurut Garcia, model integrasi one-to-many (satu – ke –
banyak) dapat bekerja dengan baik ketika kita secara cermat memeriksa saluran komunikasi
atau implementasi pemasaran online. Meski demikian, platiorm media sosial interaktif

1
(Facebook, LinkedIn, Del.ici.ous, Twitter, YouTube, Foursquare,Digg in, dan lain-lain)
telah secara radikal mengubah paradigma komunikasi. Karena adopsi yang cepat dari
pemasaran media sosial sebagai media integrase komunikasi utama, penting untuk
mempertimbangkan bagaimana interaksi social telah memengaruhi proses komunikasi.
Permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini yaitu masih rendahnya kesadaran kaum
milenial tentang menggunakan media sosial sebagai alat promosi kesehatan. Banyak yang di
dapat dari media sosial mengenai kesehatan masyarakat. Dan sebagai pemimpin kita dapat
menjadikan media sosial sebagai media promosi kesehatan pada kaum milenial.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik media sosial dalam promosi kesehatan pada kaummilenial saat
ini?
2. Bagaimana peran sarjana kesahatan masyarakat melakukan promosi kesehatan berbasis
media sosial pada kaum milenial?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa karakteristik media sosial dalam promosi kesehatan pada kaum milenial.
2. Mengetahui peran sarjana kesahatan masyarakat melakukan promosikesehatan berbasis
media sosial pada kaum milenial.
D. Manfaat
Untuk menambah wawasan inovasi kepemimpinan pada kaum millennial dengan sarana
promosi kesehatan berbasis media sosial

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media
sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif
(Cahyono,2010).

Definisi lain dari sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk media social adalah
platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka
dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai
fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan
social (Thea, 2016).

Jadi, Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial.Sosial media
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Beberapa situs media sosial yang populer sekarang iniantara lain : Blog, Twitter, Facebook,
Instagram, Path, dan Wikipedia.

B. Promosi Kesehatan

Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses mengupayakan individu -individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengandalkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Bertolak dari
pengertian yang dirumuskan WHO, Indonesia merumuskan pengertian promosi kesehatan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri nya sendiri (mandiri) serta
mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasana kesehatan.Keputusan Menteri Kesehatan

3
Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan(Kemenkes,2011).

C. Kaum Millenial

Milenial juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen Y atau Generasi Langgasadalah kelompok
demograf i setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan
akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai
awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai
akhir kelahiran.

Merujuk pada istilah dalam Teori Generasi, dewasa ini sedang terjadi evolusidari budaya
generasi Baby Boomer (lahir tahun 1946-1964) dan Generasi X (lahirtahun 1965-1980)
menuju budaya Generasi Y (lahir tahun 1981-2000), danGenerasi Z (lahir tahun 2001 -
sekarang). Generasi Y (Gen Y) atau disebut juga generasi milenium memiliki ciri
menggunakan teknologi komunikasi instan sepertie mail, SMS, instant messaging dan media
sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga tumbuh dalam era game online.

Gen Y juga pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangatterpengaruh
perkembangan teknologi. Di setiap provinsi dapat dilihat mereka lebihterbuka dengan
pandangan politik dan ekonominya sehingga mereka terlihatsangat reaktif terhadap
perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. Disamping itu Gen Y juga terlihat lebih
concern terhadap ‘wealth’ daripada generasi sebelumnya. Banyak di antara mereka yang
sudah membuat rencana apa saja yang mereka inginkan pada saat mereka baru berumur 20-
30an. Namun definisi mereka tentang ‘wealth’ bukan mengacu kepada kekayaan material
saja, hubungan keluarga dan pertemanan juga dianggap sebagai bagian dari ‘wealth’yang
diinginkan (Kemenkes,2016)

4
D. Karakteristik Media Sosial Dalam Promosi Kesehatan

Era digital yang dikenal dengan Web 2.0 atau Health 2.0 atau Medicine 2.0menjadikan
masyarakat sehat dan pasien lebih mengandalkan Internet daripada dokter sebagai sumber
informasi perawatan kesehatan. Situs web media social yang populer terbukti efektif dan
ampuh untuk menyebarluaskan informasi kesehatan, mendukung upaya promosi kesehatan
dan dapat ditelusuri secaraonline seperti YouTube, Facebook, MySpace, Twitter, dan Second
Life sertaimage sharing, mobile technology dan blog. Berikut pemaparan singkat terhadap
media tersebut :

1. Youtube
Lebih dari 100 juta video dilihat di Youtube setiap hari, dan jumlah itu terus meningkat.
Beberapa studi kesehatan masyarakat baru-baru ini telah terlihat video yang dihosting di
YouTube tentang vaksinasi papilloma virus dan pesan tembakau serta makanan kaleng
“bercacing”. Para Peneliti menunjukkan potensi daya yang disimpan YouTube untuk
pengambilan keputusan kesehatan secara pribadi.
2. Facebook
Penggunaan situs jejaring sosial terus berkembang. Situs digunakan oleh jutaan orang
setiap hari untuk berinteraksi dan terlibat dengan pengguna lain, untuk berbagi konten
dan untuk belajar. Situs jejaring sosial menyediakan cara langsung dan pribadi untuk
menyampaikan program, produk, dan informasi. Situs jejaring sosial paling populer
adalah Facebook, yang memiliki lebih dari 750 juta pengguna. Pengguna rata-rata
menciptakan 90 buah konten setiap bulan, dan 50% pengguna aktif masuk ke Facebook
pada hari tertentu (Facebook, 2011)Facebook merupakan platform publik dan, dalam
banyak kasus, menjangkau masyarakat umum. Halaman Facebook yang ditargetkan
secara khusus untuk mengatasi layanan kesehatan, profesional kesehatan masyarakat dan
lain-lain.
3. Twitter
Twitter adalah situs mikroblog paling populer di Amerika Serikat dengan lebih dari 305
juta pengguna aktif bulanan (Twitter, 2016). Jangkauannya sangat tinggi dikalangan
remaja dan dewasa muda (Duggan, 2015). Batas 140 karakter membuat tweets singkat
dan membuat pembaca merespons dengan cepat dan mudah. Pengguna Twitter

5
mengambil peran yang lebih aktif tidak hanya dengan menerima tetapi juga dengan
berbagi, mengirim, atau mengirim ulang pesan. Target audiens potensial antara lain
adalah siswa sekolah menengah, mahasiswa kesehatan, dosen/guru bidang pendidikan
kesehatan dan para profesional kesehatan .
4. Second Life
Second Life memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan banyak format,
termasuk audio, video, gambar,dan teks, dan membawa masyarakat "bersama-sama"
dalam ruang virtual saat mereka berada jauh secara geografis. Dermatologi Second Life?
bisa menawarkan pasien sebuah situs dengan pendapat ahli dariseluruh dunia atau grup
dukungan online untuk penyakit spesifik .
5. Image Sharing
Berbagi gambar memberikan nilai untuk kegiatan komunikasi kesehatan dengan
menyediakan gambar kesehatan masyarakat yang dapat dengan mudah ditempatkan di
situs web, blog, atau situs media sosial lainnya. Karena pembuatan konten terus
meningkat di saluran media sosial dan di internet secara keseluruhan, kebutuhan akan
grafis segar dan konten yang menarik juga meningkat. Meluasnya penggunaan ponsel
dengan kamera membuatnya lebih mudah untuk mengambil foto. Aplikasi seluler untuk
foto dan partisipasi yang meledak di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter telah
berkontribusi terhadap lonjakan popularitas berbagi foto online. Lebih dari 100 juta foto
sehari diunggah ke Facebook. Organisasi dapat memanfaatkan tren ini dengan
memberikan gambar visual kepada penggemar dan pengikut yang menunjukkan
"tindakan" kesehatan masyarakat, memperkuat pesan kesehatan, atau hanya menyajikan
informasi yang ada dalam format baru yang menarik secara visual.
6. Blog
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk
tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan
ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang
lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat
diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna
blog tersebut. Bukti empiris menunjukkan pemanfaatan media sosial diatas efektif dalam
melakukan upayapromosi kesehatan dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan

6
memberi dukungan kepada masyarakat untuk berperilaku sehat, namun tidak dapat
dipungkiri, dibalik kesuksesan media tersebut terdapat beberapa kelemahan. Pertukaran
informasi perlu dimonitor, dievaluasi dan ditinjau ulang untuk kualitas dan keandalan
dari informasi.Evaluasi yang kuat dan komprehensif, menggunakan berbagai metodologi
dibutuhkan untuk menetapkan apakah media sosial tersebut meningkatkan praktik
promosi kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mengukur
dampak media, biaya media sosial, manfaat dan efektifitas sebagai alat promosi
kesehatan ( Leonita,2018).

E. Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam Promosi Kesehatan Berbasis Media


Sosial pada Kaum Millenial

Kita sebagai sarjana kesehatan masyarakat dapat melakukan kegiatan promosi kesehatan
pada kaum millennial untuk meningkatkan kesadaran pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari melalui media Twitter, Facebook, Instagram, Youtube yang berisi konten
kesehatan berupa foto, video, dan poster.Hal ini tentu di harapkan dapat memperbaiki
perilaku hidup sehat pengguna media social dan saling sharing informasi kesehatan seperti
trend penyakit, perilaku hidup bersih dan sehat, gizi, sex education dan lainnya.

Berbagai aplikasi perangkat lunak yang banyak digunakan oleh masyarakat umumnya
adalah jenis aplikasi yang dapat memberi kesenangan, kemudahan, kenyamanan, kepuasan
ataupun aspek lain yang mendukung kepentingan pribadi. Karakteristik ini secara tidak
langsung dapat dijadikan cermin terhadap apa yang menjadi harapan masyarakat di bidang
pelayanan kesehatan. Munculnya aplikasi HaloDoc yang baru diluncurkan dalam bulan April
2016 disambut dengan penuh antusias merupakan bukti adanya keselarasan antara kebutuhan
masyarakat untuk memperoleh kemudahan dan kenyamanan pelayanan kesehatan di satusisi,
dengan kepentingan pihak penyedia jasa. Aplikasi HaloDoc baru merupakan awal dari
inovasi lain yang akan membuat makin semaraknya pelayanan kesehatan berbasis TIK yang
bersifat “Pasien Sentris”. Tuntutan kebutuhan masyarakat ini tidak dapat dicegah dan
kemajuan teknologi digital cepat atau lambat akan merubah paradigma pelayanan kesehatan
dari “Fasyankes Sentris”menuju ke “Pasien Sentris”, atau dengan kata lain pelayanan
kesehatanmendekati masyarakat (Kemenkes,2016).

7
Peran sarjana kesehatan masyarakat dalam promosi kesehatan berbasismedia social harus
memperhatikan hal berikut:

1. Adopsi konsep media sosial yang telah berhasil di bidang bisnis. Saran memanfaatkan
media sosial tersebut adalah :
a. Identifikasi media dengan hati-hati
b. Pilih aplikasi atau buat sendiri
c. Pastikan keselarasan aktifitas di media sosial.
d. Integrasi rencana media dan akses untuk semua. Kesuksesan penerapan aplikasi
tersebut dengan meluangkan waktu untuk meninjau interaksi/percakapan dan
mendedikasikan waktu waktu untuk menanggapi tanggapan audien.
2. Menggabungkan media sosial dengan strategi pemasaran sosial dengan 4 langkah:
a. jelaskan audien,
b. tuliskan tujuan untuk terlibat dengan audien
c. buat garis besar strategi khusus untuk melibatkan
d. pilih teknologi.
3. Mengembangkan rencana komunikasi strategis dengan menggabungkan mediasosial
dengan praktek dilapangan untuk memperluas jangkauan dan mendorong interaktivitas
dan keterlibatan .
4. Profesional kesehatan perlu mempertimbangkan dampak terbaik dan terburukdari konten
yang mereka sampaikan di media sosial serta mempertimbangkan sinergi antara media
sosial dan promosi kesehatan .
5. Organisasi dan praktisi promosi kesehatan harus dapat mencocokkan kebutuhan program
dengan hasil yang diberikan oleh media sosial dengan melakukan evaluasi secara
komprehensif , dengan kerangka kerja evaluasi prosesdan evaluasi dampak .
6. Mengembangkan intervensi dengan membentuk tim multi disiplin, menjamin
ketersediaan sumber daya untuk mempertahankan kehadiran online serta interaksi dua
arah merupakan fitur baru promosi kesehatan dengan media sosial.
7. Mengidentifikasi dan memilih konten dengan isu-isu terkini dengan mempertimbangkan
berbagai pemangku kepentingan.
8. Profesional kesehatan dapat mengadopsi 3 cara penggunaan internet untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat :

8
a. menggunakan format wiki untuk pengetahuan dasar seperti “wikihealth”untuk
komunitas yang membutuhkan informasi/pengetahuan.
b. membentuk organisator komunitas seperti model MySpace.
c. menggunakan blog untuk bertukar informasi.
9. Memaksimalkan paparan informasi dengan basis bukti yang kuat,
denganmempertimbangkan konten relevan untuk audien yang tepat atau bahkan
berbedaserta memperjelas peran profesional dalam memfasilitasi media sosial.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Promosi kesehatan berbasis media social pada kaum millennial merupakan inovasi yang
bagus untuk di kembangkan di masyarakat. Umumnya kaum millennial pada saat ini sering
mengakses media social dalam kehidupannya. Media yang diakses oleh kaum millennial
berupa Facebook, Instagram, Youtube, Twitter, Blog dan lainnya. Media sosial melalui
internet memiliki potensi besar untuk melakukan promosi kesehatan dan intervensi kesehatan
lainnya, dan lebih mudah untuk menyentuh sasaran pada setiap levelnya. Bukti empiris
menunjukkan pemanfaatan media sosial efektif dalam melakukan upaya promosi kesehatan
dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan memberi dukungan kepada masyarakat untuk
berperilaku sehat, namun tidak dapat dipungkiri, dibalik kesuksesan media tersebut terdapat
beberapa kelemahan. Peran sarjana kesehatan masyarakat dapat memperhatikan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam promosi kesehatan berbasis media sosial sebagai berikut:
mengidentifikasi audien, memilih konten yang tepat, memilih strategi yangdapat diadopsi
dari bidang lain seperti bidang bisnis, memberikan informasi berbasis data yang akurat dan
terkini, meningkatkan partisipasi audien dan penyedia layanan, melakukan monitoring dan
evaluasi guna memastikan program promosi kesehatan berhasil dan berkelanjutan secara
online.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bailey, Chadwick Martin. Consumers Engaged Via Social Media Are More Likely To Buy,

Recommend. iModerate, Boston, Massachusetis. 2010.

Cahyono, Anang Sugeng. 2010. Pengaruh Media Sosial TerhadapPerubahan Sosial

Masyarakat di Indonesia. Jakarta : Jurnal Media Sosial

Cuéllar, M.M.G et.al .2013. Web Tools 2.0 for Health Promotion in Mexico. Journal of

Applied Research and Technology, Vol. 11, October 2013

Garcia, Israel. Social Media Integration Theory Model . Human Media, Spanish. 2011.

Kaplan Andreas M.& Haenlein Michael. Users of the world, unite! The challenges and

opportunities of social media, Business Horizons, Vol. 53, Issue 1. page 61. 2010.

Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan Panduan

bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI. 2016. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan . Jakarta: KemenkesRI

Laksono, Agung Dwi . 2014. Efektivitas Media Sosial untuk Promosi Kesehatan. National

Institute of Health Research and Development, the Ministry of Health of Indonesia

Laksono, Agung Dwi dan Ratna Dwi Wulandari. Analisis Potensi Penyebaran Informasi

Kesehatan melalui Jejaring Sosial; Studi Kasus pada Forum Jejaring Peduli AIDS.

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Volume 14 Nomor 4, Oktober 2011

Leonita, Emy. 2018. Peran Media Sosial dalam Upaya Promosi Kesehatan : Tinjauan

Literatur. Pekanbaru: STIKES Hang Tuah.

11

Anda mungkin juga menyukai