Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PROMOSI

KESEHATAN PADA KAUM MILLENIAL

Disusun oleh:
1. Khairani Fauziah 1700029243
2. Syariatul Dirgantara 1700029286

Dosen Pengampuh: Firman Syarif, S.KM., M.PH

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan segala kerendahan hati, terlebih dahulu penulis mengucapkan puji


syukur kepada Allah SWT. atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Paper mata kuliah Kepemimpinan dan Berfikir Sistem dengan
judul “ Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Kesehatan Pada Kaum
Milenial”.

Di dalam pembuatan paper ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada


dosen penanggung jawab dan semua pihak yang telah terlibat dalam bentuk  pemikiran,
bimbingan, dukungan, doa serta semangat yang telah diberikan kepada  penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada tulisan ini namun,
penulis berharap tulisan ini nantinya dapat memberikan manfat bagi  pengembangan
ilmu kesehatan masyarakat.

Yogyakarta, 14 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL PAPER..................................................................................................................I

KATA PENGANTAR.........................................................................................................Ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................Iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................................2

D. Manfaat.................................................................................................................2

BAB II................................................................................................................................3

ISI DAN PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Media Sosial.........................................................................................................3

B. Promosi Kesehatan..............................................................................................3

C. Kaum Millenial......................................................................................................4

D. Karakteristik Media Sosial Dalam Promosi Kesehatan........................................5

E. Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat Dalam Promosi Kesehatan Berbasis


Media Sosial Pada Kaum Millenial.................................................................................7

BAB III.............................................................................................................................11

KESIMPULAN.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Kaplan & Haenlein (2010), defnisi media sosial adalah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun ideologi berbasis teknologi Web 2.0,
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten yang bisa digunakan
semua orang. Media sosial dalam ranah kekinian merupakan sebuah era baru
dalam hal sarana komunikasi yang semakin intensif dalam pemanfaatan
kemajuan teknologi. Teknologi berbasis Web 2.0 memungkinkan tumbuhnya
masyarakat baru yang semu, atau dalam dunia baru tersebut biasa disebut
sebagai dunia maya. Mau tidak mau semua bidang harus mengikuti trend ini bila
tidak ingin ketinggalan zaman. Bidang kesehatan juga tidak bisa terelakkan, mau
tidak mau, harus ikut arus perubahan yang terasa sangat cepat ini, terutama
bidang kesehatan yang berhubungan dengan masalah komunikasi atau
penyampaian informasi pada khalayak ramai.

Beberapa studi atau penelitian yang telah dilakukan tentang kontribusi


media sosial untuk bidang kesehatan telah banyak dilakukan, meski di dalam
negeri sendiri hal ini masih belum menjadi topik kajian yang menarik. Penelitian
dan kajian tersebut banyak mengupas tentang potensi media sosial,
ketersediaan informasi, dukungan untuk pasien penyakit tertentu, efektivitasnya
dalam penyampaian informasi, ataupun diskursus tentang suatu topik tertentu.

Penelitian yang dilakukan oleh Chadwick Martin Bailey dan iModerate


Research Technologies (2010) pada 1.504 responden berumur 18 tahun ke atas
menemukan fakta bahwa 60% dari penggemar Facebook dan 79% dari pengikut
Twitter cenderung untuk merekomendasikan merek-merek sejak mereka menjadi
penggemar (like) atau pengikut(follower). Penelitian yang lebih merupakan survei
pasar ini menemukan bahwa konsumen 67% lebih mungkin untuk membeli dari
merek yang mereka follow (ikuti) di Twitter, dan 51% lebih mungkin untuk
membeli dari merek yang mereka like (suka/jempol) di Facebook. Hal ini

1
menunjukkan dengan gamblang bahwa masyarakat sangat dipengaruhi oleh
fenomena media sosial.
Efektivitas media sosial sebagai sebuah media informasi ataupun promosi
dipetakan secara gamblang oleh Israel Garcia4 (2011) dalam “Model Teori
Integrasi Sosial Media”. Menurut Garcia, model integrasi one-to-many (satu – ke
– banyak) dapat bekerja dengan baik ketika kita secara cermat memeriksa
saluran komunikasi atau implementasi pemasaran online. Meski demikian,
platiorm media sosial interaktif (Facebook, LinkedIn, Del.ici.ous, Twitter,
YouTube, Foursquare, Digg in, dan lain-lain) telah secara radikal mengubah
paradigma komunikasi. Karena adopsi yang cepat dari pemasaran media sosial
sebagai media integrasi komunikasi utama, penting untuk mempertimbangkan
bagaimana interaksi sosial telah memengaruhi proses komunikasi.

Permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini yaitu masih rendahnya


kesadaran kaum milenial tentang menggunakan media sosial sebagai alat
promosi kesehatan. Banyak yang di dapat dari media sosial mengenai kesehatan
masyarakat. Dan sebagai pemimpin kita dapat menjadikan media sosial sebagai
media promosi kesehatan pada kaum milenial.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik media sosial dalam promosi kesehatan pada kaum
milenial saat ini?
2. Bagaimana peran sarjana kesahatan masyarakat melakukan promosi
kesehatan berbasis media sosial pada kaum milenial?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa karakteristik media sosial dalam promosi kesehatan pada
kaum milenial saat ini.
2. Mengetahui peran sarjana kesahatan masyarakat melakukan promosi
kesehatan berbasis media sosial pada kaum milenial.
D. Manfaat
Untuk menambah wawasan inovasi kepemimpinan pada kaum millennial dengan
sarana promosi kesehatan berbasis media sosial

2
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. MEDIA SOSIAL

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang
mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis
web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif ( Cahyono,2010).

Definisi lain dari sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk media sosial
adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang
memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu,
media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan
antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan social (Thea, 2016).

Jadi, Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial.
Sosial media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi
menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini
antara lain : Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia.

B. Promosi Kesehatan
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses mengupayakan individu -
individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengandalkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatannya. Bertolak dari pengertian yang dirumuskan
WHO, Indonesia merumuskan pengertian promosi kesehatan adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,

3
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri nya sendiri
(mandiri) serta mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasana
kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Kemenkes,2011).

C. Kaum Millenial

Milenial juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen Y atau Generasi Langgas


adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu
yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya
menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan
pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.

Merujuk pada istilah dalam Teori Generasi, dewasa ini sedang terjadi evolusi
dari budaya generasi Baby Boomer (lahir tahun 1946-1964) dan Generasi X
(lahir tahun 1965-1980) menuju budaya Generasi Y (lahir tahun 1981-2000), dan
Generasi Z (lahir tahun 2001 - sekarang).  Generasi Y (Gen Y) atau disebut
juga generasi milenium memiliki ciri menggunakan teknologi komunikasi instan
seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti facebook dan
twitter. Mereka juga tumbuh dalam era game online.

Gen Y juga pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat
terpengaruh perkembangan teknologi. Di setiap provinsi dapat dilihat mereka
lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonominya sehingga mereka
terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di
sekelilingnya. Di samping itu Gen Y juga terlihat lebih concern terhadap ‘wealth’

4
daripada generasi sebelumnya. Banyak di antara mereka yang sudah membuat
rencana apa saja yang mereka inginkan pada saat mereka baru berumur 20-
30an. Namun definisi mereka tentang ‘wealth’ bukan mengacu kepada kekayaan
material saja, hubungan keluarga dan pertemanan juga dianggap sebagai bagian
dari ‘wealth’ yang diinginkan (Kemenkes,2016)

D. Karakteristik Media Sosial Dalam Promosi Kesehatan

Era digital yang dikenal dengan Web 2.0 atau Health 2.0 atau Medicine
2.0 menjadikan masyarakat sehat dan pasien lebih mengandalkan Internet
daripada dokter sebagai sumber informasi perawatan kesehatan. Situs web
media sosial yang populer terbukti efektif dan ampuh untuk menyebarluaskan
informasi kesehatan, mendukung upaya promosi kesehatan dan dapat ditelusuri
secara online seperti YouTube, Facebook, MySpace, Twitter, dan Second Life
serta image sharing, mobile technology dan blog. Berikut pemaparan singkat
terhadap media tersebut

Youtube
Lebih dari 100 juta video dilihat di Youtube setiap hari, dan jumlah itu terus
meningkat. Beberapa studi kesehatan masyarakat baru-baru ini telah terlihat
video yang dihosting di YouTube tentang vaksinasi papillomavirus dan pesan
tembakau serta makanan kaleng “bercacing”. Para Peneliti menunjukkan potensi
daya yang disimpan YouTube untuk pengambilan keputusan kesehatan secara
pribadi.

Facebook
Penggunaan situs jejaring sosial terus berkembang. Situs digunakan oleh jutaan
orang setiap hari untuk berinteraksi dan terlibat dengan pengguna lain, untuk
berbagi konten dan untuk belajar. Situs jejaring sosial menyediakan cara
langsung dan pribadi untuk menyampaikan program, produk, dan informasi.

5
Situs jejaring sosial paling populer adalah Facebook, yang memiliki lebih dari 750
juta pengguna. Pengguna rata-rata menciptakan 90 buah konten setiap bulan,
dan 50% pengguna aktif masuk ke Facebook pada hari tertentu (Facebook,
2011) Facebook merupakan platform publik dan, dalam banyak kasus,
menjangkau masyarakat umum. Halaman Facebook yang ditargetkan secara
khusus untuk mengatasi layanan kesehatan, profesional kesehatan masyarakat
dan lain-lain .

Twitter
Twitter adalah situs mikroblog paling populer di Amerika Serikat dengan lebih
dari 305 juta pengguna aktif bulanan (Twitter, 2016). Jangkauannya sangat tinggi
di kalangan remaja dan dewasa muda (Duggan, 2015). Batas 140 karakter
membuat tweets singkat dan membuat pembaca merespons dengan cepat dan
mudah. Pengguna Twitter mengambil peran yang lebih aktif tidak hanya dengan
menerima tetapi juga dengan berbagi, mengirim, atau mengirim ulang pesan .
Target audiens potensial antara lain adalah siswa sekolah menengah,
mahasiswa kesehatan, dosen/guru bidang pendidikan kesehatan dan para
profesional kesehatan .

Second Life
Second Life memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan banyak format,
termasuk audio, video, gambar,dan teks, dan membawa masyarakat "bersama-
sama" dalam ruang virtual saat mereka berada jauh secara geografis.
Dermatologi Second Life? bisa menawarkan pasien sebuah situs dengan
pendapat ahli dari seluruh dunia atau grup dukungan online untuk penyakit
spesifik .

Image Sharing

6
Berbagi gambar memberikan nilai untuk kegiatan komunikasi kesehatan dengan
menyediakan gambar kesehatan masyarakat yang dapat dengan mudah
ditempatkan di situs web, blog, atau situs media sosial lainnya. Karena
pembuatan konten terus meningkat di saluran media sosial dan di internet
secara keseluruhan, kebutuhan akan grafis segar dan konten yang menarik juga
meningkat. Meluasnya penggunaan ponsel dengan kamera membuatnya lebih
mudah untuk mengambil foto. Aplikasi seluler untuk foto dan partisipasi yang
meledak di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter telah berkontribusi
terhadap lonjakan popularitas berbagi foto online. Lebih dari 100 juta foto sehari
diunggah ke Facebook. Organisasi dapat memanfaatkan tren ini dengan
memberikan gambar visual kepada penggemar dan pengikut yang menunjukkan
"tindakan" kesehatan masyarakat, memperkuat pesan kesehatan, atau hanya
menyajikan informasi yang ada dalam format baru yang menarik secara visual.

Blog
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang
berbentuk tulisantulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman
web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu
sebelum diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs
web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai
dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Bukti empiris
menunjukkan pemanfaatan media sosial diatas efektif dalam melakukan upaya
promosi kesehatan dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan memberi
dukungan kepada masyarakat untuk berperilaku sehat, namun tidak dapat
dipungkiri, dibalik kesuksesan media tersebut terdapat beberapa kelemahan.
Pertukaran informasi perlu dimonitor, dievaluasi dan ditinjau ulang untuk kualitas
dan keandalan dari informasi.
Evaluasi yang kuat dan komprehensif, menggunakan berbagai metodologi
dibutuhkan untuk menetapkan apakah media sosial tersebut meningkatkan
praktik promosi kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

7
Mengukur dampak media, biaya media sosial, manfaat dan efektifitas sebagai
alat promosi kesehatan ( Leonita,2018).

E. Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam Promosi Kesehatan Berbasis


Media Sosial pada Kaum Millenial

Kita sebagai sarjana kesehatan masyarakat dapat melakukan kegiatan


promosi kesehatan pada kaum millennial untuk meningkatkan kesadaran pola
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari melalui media Twitter, Facebook,
Instagram, Youtube yang berisi konten kesehatan berupa foto, video, dan poster.
Hal ini tentu di harapkan dapat memperbaiki perilaku hidup sehat pengguna
media social dan saling sharing informasi kesehatan seperti trend penyakit,
perilaku hidupp bersih dan sehat, gizi, sex education dan lainnya.
Berbagai aplikasi perangkat lunak yang banyak digunakan oleh
masyarakat umumnya adalah jenis aplikasi yang dapat memberi kesenangan,
kemudahan, kenyamanan, kepuasan ataupun aspek lain yang mendukung
kepentingan pribadi. Karakteristik ini secara tidak langsung dapat dijadikan
cermin terhadap apa yang menjadi harapan masyarakat di bidang pelayanan
kesehatan. Munculnya aplikasi HaloDoc yang baru diluncurkan dalam bulan April
2016 disambut dengan penuh antusias merupakan bukti adanya keselarasan
antara kebutuhan masyarakat untuk memperoleh kemudahan dan kenyamanan
pelayanan kesehatan di satu sisi, dengan kepentingan pihak penyedia jasa.
Aplikasi HaloDoc baru merupakan awal dari inovasi lain yang akan membuat
makin semaraknya pelayanan kesehatan berbasis TIK yang bersifat “Pasien
Sentris”. Tuntutan kebutuhan masyarakat ini tidak dapat dicegah dan kemajuan
teknologi digital cepat atau lambat akan merubah paradigma pelayanan
kesehatan dari “Fasyankes Sentris” menuju ke “Pasien Sentris”, atau dengan
kata lain pelayanan kesehatan mendekati masyarakat (Kemenkes,2016)
Peran sarjana kesehatan masyarakat dalam promosi kesehatan berbasis
media social harus memperhatikan hal berikut:

8
1. Adopsi konsep media sosial yang telah berhasil di bidang bisnis. Saran
memanfaatkan media sosial tersebut adalah
a. Identifikasi media dengan hati-hati,
b. Pilih aplikasi atau buat sendiri,
c. Pastikan keselarasan aktifitas di media sosial,
d. Integrasi rencana media dan akses untuk semua. Kesuksesan
penerapan aplikasi tersebut dengan meluangkan waktu untuk meninjau
interaksi/percakapan dan mendedikasikan waktu untuk menanggapi
tanggapan audien.

2. Menggabungkan media sosial dengan strategi pemasaran sosial dengan 4


langkah:
1) jelaskan audien, 2) tuliskan tujuan untuk terlibat dengan audien, 3) buat garis
besar strategi khusus untuk melibatkan dan 4) pilih teknologi.

3. Mengembangkan rencana komunikasi strategis dengan menggabungkan


media sosial dengan praktek dilapangan untuk memperluas jangkauan dan
mendorong interaktivitas dan keterlibatan .
4. Profesional kesehatan perlu mempertimbangkan dampak terbaik dan terburuk
dari konten yang mereka sampaikan di media sosial serta mempertimbangkan
sinergi antara media sosial dan promosi kesehatan .
5. Organisasi dan praktisi promosi kesehatan harus dapat mencocokkan
kebutuhan program dengan hasil yang diberikan oleh media sosial dengan
melakukan evaluasi secara komprehensif , dengan kerangka kerja evaluasi
proses dan evaluasi dampak .
6. Mengembangkan intervensi dengan membentuk tim multidisiplin, menjamin
ketersediaan sumber daya untuk mempertahankan kehadiran online serta
interaksi dua arah merupakan fitur baru promosi kesehatan dengan media sosial.
7. Mengidentifikasi dan memilih konten dengan isu-isu terkini dengan
mempertimbangkan berbagai pemangku kepentingan.

9
8. Profesional kesehatan dapat mengadopsi 3 cara penggunaan internet untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat:
1) menggunakan format wiki untuk pengetahuan dasar seperti “wikihealth”
untuk komunitas yang membutuhkan informasi/pengetahuan,
2) membentuk organisator komunitas seperti model MySpace,
3) menggunakan blog untuk bertukar informasi.
9. Memaksimalkan paparan informasi dengan basis bukti yang kuat, dengan
mempertimbangkan konten relevan untuk audien yang tepat atau bahkan
berbeda serta memperjelas peran profesional dalam memfasilitasi media sosial.

10
BAB III
KESIMPULAN

Promosi kesehatan berbasis media social pada kaum millennial


merupakan inovasi yang bagus untuk di kembangkan di masyarakat. Umumnya
kaum millennial pada saat ini sering mengakses media social dalam
kehidupannya. Media yang diakses oleh kaum millennial berupa Facebook,
Instagram, Youtube, Twitter, Blog dan lainnya. Media sosial melalui internet
memiliki potensi besar untuk melakukan promosi kesehatan dan intervensi
kesehatan lainnya, dan lebih mudah untuk menyentuh sasaran pada setiap
levelnya. Bukti empiris menunjukkan pemanfaatan media sosial efektif dalam
melakukan upaya promosi kesehatan dengan tujuan meningkatkan pemahaman
dan memberi dukungan kepada masyarakat untuk berperilaku sehat, namun
tidak dapat dipungkiri, dibalik kesuksesan media tersebut terdapat beberapa
kelemahan.
Peran sarjana kesehatan masyarakat dapat memperhatikan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam promosi kesehatan berbasis media social sebagai
berikut: mengidentifikasi audien, memilih konten yang tepat, memilih strategi
yang dapat diadopsi dari bidang lain seperti bidang bisnis, memberikan informasi
berbasis data yang akurat dan terkini, meningkatkan partisipasi audien dan
penyedia layanan, melakukan monitoring dan evaluasi guna memastikan
program promosi kesehatan berhasil dan berkelanjutan secara online.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bailey, Chadwick Martin. Consumers Engaged Via Social Media Are More Likely To
Buy, Recommend. iModerate, Boston, Massachusetis. 2010.
Cahyono, Anang Sugeng. 2010. Pengaruh Media Sosial TerhadapPerubahan Sosial
Masyarakat di Indonesia. Jakarta : Jurnal Media Sosial
Cuéllar, M.M.G et.al .2013. Web Tools 2.0 for Health Promotion in Mexico. Journal of
Applied Research and Technology, Vol. 11, October 2013
Garcia, Israel. Social Media Integration Theory Model. Human Media, Spanish. 2011.
Kaplan Andreas M.& Haenlein Michael. Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of social media, Business Horizons, Vol. 53, Issue 1. page
61. 2010.
Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan Panduan
bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2016. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta:
Kemenkes RI
Laksono, Agung Dwi . 2014. Efektivitas Media Sosial untuk Promosi Kesehatan.
National Institute of Health Research and Development, the Ministry of Health of
Indonesia
Laksono, Agung Dwi dan Ratna Dwi Wulandari. Analisis Potensi Penyebaran Informasi
Kesehatan melalui Jejaring Sosial; Studi Kasus pada Forum Jejaring Peduli
AIDS. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Volume 14 Nomor 4, Oktober 2011
Leonita, Emy. 2018. Peran Media Sosial dalam Upaya Promosi Kesehatan: Tinjauan
Literatur. Pekanbaru: STIKES Hang Tuah

12
Thea, Rahmani. 2016. Penggunaan Media Sosial Sebagai Penguasaan Dasar-Dasar
Fotografi Ponsel, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 22

13

Anda mungkin juga menyukai