Anda di halaman 1dari 26

Program Studi

S1 Ilmu Keperawatan

Mata Pemanfaatan Media Sosial


Kuliah : Dalam Memberikan
Informasi Kesehatan

Muhammad Taufiqul A, S.Kep., Ners., M.Kes


background
Teknologi berbasis Web 2.0 memungkinkan tumbuhnya masyarakat
baru yang semu, atau dalam dunia baru tersebut biasa disebut
sebagai dunia maya. Mau tidak mau semua bidang harus mengikuti
trend ini bila tidak ingin ketinggalan zaman. Bidang kesehatan juga
tidak bisa terelakkan, mau tidak mau, harus ikut arus perubahan
yang terasa sangat cepat ini, terutama bidang kesehatan yang
berhubungan dengan masalah komunikasi atau penyampaian
informasi pada khalayak ramai.
background

Beberapa studi atau penelitian yang telah dilakukan tentang kontribusi media sosial untuk bidang kesehatan telah
banyak dilakukan, meski di dalam negeri sendiri hal ini masih belum menjadi topik kajian yang menarik. Penelitian
dan kajian tersebut banyak mengupas tentang potensi media sosial, ketersediaan informasi, dukungan untuk pasien
penyakit tertentu, efektivitasnya dalam penyampaian informasi, ataupun diskursus tentang suatu topik tertentu.
background
Penelitian yang lebih merupakan survei pasar ini menemukan
bahwa konsumen 67% lebih mungkin untuk membeli dari
merek yang mereka follow (ikuti) di Twitter, dan 51% lebih
mungkin untuk membeli dari merek yang mereka like
(suka/jempol) di Facebook. Hal ini menunjukkan dengan
gamblang bahwa masyarakat sangat dipengaruhi oleh
fenomena media sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Chadwick Martin Bailey dan


iModerate Research Technologies (2010) pada 1.504 responden
berumur 18 tahun ke atas menemukan fakta bahwa 60% dari
penggemar Facebook dan 79% dari pengikut Twitter cenderung
untuk merekomendasikan merek-merek sejak mereka menjadi
penggemar (like) atau pengikut(follower).
background

Efektivitas media sosial sebagai sebuah media informasi


ataupun promosi dipetakan secara gamblang oleh Israel
Garcia4 (2011) dalam “Model Teori Integrasi Sosial
Media”.

Menurut Garcia, model integrasi one-to-many (satu – ke – banyak) dapat bekerja dengan baik ketika kita secara cermat memeriksa
saluran komunikasi atau implementasi pemasaran online. Meski demikian, platiorm media sosial interaktif (Facebook, LinkedIn,
Del.ici.ous, Twitter, YouTube, Foursquare, Digg in, dan lain-lain) telah secara radikal mengubah paradigma komunikasi. Karena adopsi
yang cepat dari pemasaran media sosial sebagai media integrasi komunikasi utama, penting untuk mempertimbangkan bagaimana
interaksi sosial telah memengaruhi proses komunikasi.
background
background
background
background
Media Sosial
MEDIA SOSIAL Definisi lain dari sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk media
sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi
pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun
berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator
online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai
sebuah ikatan social (Thea, 2016).

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat
di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media
online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif (
Cahyono,2010).
Media Sosial
Jadi, Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi
sosial. Sosial media menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs
media sosial yang populer sekarang ini antara lain : Blog, Twitter,
Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia.
Promosi Kesehatan
Indonesia merumuskan pengertian promosi kesehatan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong diri nya sendiri (mandiri) serta
mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasana kesehatan.

Promosi Kesehatan
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses mengupayakan
individu -individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
mereka mengandalkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Bertolak dari
pengertian yang dirumuskan WHO,
Promosi Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114
/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Kemenkes,2011).
Karakteristik Media Sosial dlm Promkes
Karakteristik Media Sosial Dalam Promosi Kesehatan

Era digital yang dikenal dengan Web 2.0 atau Health 2.0 atau
Medicine 2.0 menjadikan masyarakat sehat dan pasien lebih
mengandalkan Internet daripada dokter sebagai sumber informasi
perawatan kesehatan. Situs web media sosial yang populer terbukti
efektif dan ampuh untuk menyebarluaskan informasi kesehatan,
mendukung upaya promosi kesehatan dan dapat ditelusuri secara
online seperti YouTube, Facebook, MySpace, Twitter, dan Second
Life serta image sharing, mobile technology dan blog. Berikut
pemaparan singkat terhadap media tersebut
YouTube I
Lebih dari 100 juta video dilihat di Youtube setiap hari,
dan jumlah itu terus meningkat. Beberapa studi
kesehatan masyarakat baru-baru ini telah terlihat
video yang dihosting di YouTube tentang vaksinasi
papillomavirus dan pesan tembakau serta makanan
kaleng “bercacing”. Para Peneliti menunjukkan potensi
daya yang disimpan YouTube untuk pengambilan
keputusan kesehatan secara pribadi.
YouTube I
YouTube I
YouTube I
Facebook I

Penggunaan situs jejaring sosial terus berkembang. Situs digunakan


oleh jutaan orang setiap hari untuk berinteraksi dan terlibat dengan
pengguna lain, untuk berbagi konten dan untuk belajar.

Situs jejaring sosial menyediakan cara langsung dan pribadi untuk


menyampaikan program, produk, dan informasi. Situs jejaring sosial
paling populer adalah Facebook, yang memiliki lebih dari 750 juta
pengguna. Pengguna rata-rata menciptakan 90 buah konten setiap
bulan, dan 50% pengguna aktif masuk ke Facebook pada hari
tertentu (Facebook, 2011) Facebook merupakan platform publik dan,
dalam banyak kasus, menjangkau masyarakat umum. Halaman
Facebook yang ditargetkan secara khusus untuk mengatasi layanan
kesehatan, profesional kesehatan masyarakat dan lain-lain .
Twitter I
Twitter adalah situs mikroblog paling populer di Amerika Serikat
dengan lebih dari 305 juta pengguna aktif bulanan (Twitter, 2016).
Jangkauannya sangat tinggi di kalangan remaja dan dewasa muda
(Duggan, 2015). Batas 140 karakter membuat tweets singkat dan
membuat pembaca merespons dengan cepat dan mudah.
Pengguna Twitter mengambil peran yang lebih aktif tidak hanya
dengan menerima tetapi juga dengan berbagi, mengirim, atau
mengirim ulang pesan . Target audiens potensial antara lain adalah
siswa sekolah menengah, mahasiswa kesehatan, dosen/guru
bidang pendidikan kesehatan dan para profesional kesehatan .
Blog I
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web
yang berbentuk tulisantulisan (yang dimuat sebagai posting) pada
sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam
urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama),
meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya
dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik
dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Bukti empiris
menunjukkan pemanfaatan media sosial diatas efektif dalam
melakukan upaya promosi kesehatan dengan tujuan meningkatkan
pemahaman dan memberi dukungan kepada masyarakat untuk
berperilaku sehat, namun tidak dapat dipungkiri, dibalik kesuksesan
media tersebut terdapat beberapa kelemahan. Pertukaran informasi Evaluasi yang kuat dan komprehensif, menggunakan berbagai
perlu dimonitor, dievaluasi dan ditinjau ulang untuk kualitas dan metodologi dibutuhkan untuk menetapkan apakah media sosial
keandalan dari informasi. tersebut meningkatkan praktik promosi kesehatan baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Mengukur dampak media, biaya
media sosial, manfaat dan efektifitas sebagai alat promosi kesehatan
( Leonita,2018).
Blog I
Blog I
Blog I
Instagram I
Dilansir dari perusahaan analisis sosial media marketing
NapoleonCat tahun 2019, total pengguna Instagram di Indonesia
mencapai angka 59.840.000 atau sekitar seperempat penduduk
Indonesia. Perempuan adalah yang paling dominan menggunakan
Instagram dengan jumlah 50,8 persen, sedangkan pria dengan
jumlah 49,2 persen.

Pertumbuhan pengguna Instagram dari waktu ke waktu juga


mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain sebagai
media informasi dan komunikasi antar pengguna, Instagram juga
menjadi peluang bisnis online model baru.

Anda mungkin juga menyukai