Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hidayatus Syukriah

Nim : 1910862031

UTS MEDIA AUDIENCE

1. Perdebatan mengenai tipologi khalayak yang cukup dilematis dalam perkembangan kajian
komunikasi massa adalam polemic mengenai tipologi khalayak pasif dengan khalayak aktif.
Jelaskan perbedaan kedua pandangan dengan menyertakan pandangan media atau
communication scholars. Berikan ilustrasi untuk mendukung pernyataan tersebut.
JAWAB:
A. Khalayak aktif menurut Franc Biocca dalam Littlejohn (2002 : 312) memiliki ciri-ciri
atau tipologi yaitu :
- selektif terhadap media yang digunakan (selektifitas)
- menggunakan media untuk tujuan atau kebutuhan khusus (utilitarianisme)
- terdapat unsur kesengajaan atau memiliki tujuan tertentu dalam menggunakan media
(intentionality)
- memiliki keterlibatan aktif dalam mengikuti, memikirkan, dan menggunakan media
(involvement).

Khalayak aktif dipercaya tahan terhadap pengaruh dan terpaan dari media (Winarso, 2005 :
74). Khalayak aktif secara aktif memilih media yang dibutuhkan, dan memiliki motif tertentu
dalam mengkonsumsinya. Oleh karena itu khalayak aktif tidak dengan mudah begitu saja
percaya pada apa yang diberikan media, tetapi juga terlibat dan mengambil bagian dalam
diskusi mengenai isu-isu terkemuka atau informasi yang ingin mereka dapatkan.

Contohnya: dalam mengkonsumsi berita, seperti halnya saat ini berita covid-19 menjadi
berita yang sangat digemari banyak orang. Hal ini menyebabkan banyaknya berita yang
beredar, dan belum tentu akan kebenarannya. Saat ini banyak sekali ditemukan tips atau cara
agar dapat terhindar dari covid-19. Bagi khalayak aktif, mereka tidak akan menerima
mentah-mentah mengenai tips yang bertebaran di media. Khalayak aktif ini akan mencari
sumber informasi yang terpercaya, bahkan akan berdiskusi dengan pihak kesehatan yang
lebih paham terkait informasi ini.
B. Menurut James Lull (1998 : 107), khalayak pasif dianggap sebagai korban atas
keberadaan media. Khalayak pasif tidak ikut terlibat aktif dan ambil bagian dalam diskusi
publik terhadap isu-isu yang diberikan media. Khalayak pasif menerima apa yang mereka
lihat dan mereka dengar dari media. Khalayak pasif sering kali mengkonsumsi media
tanpa melakukan penyaringan terhadap setiap informasi yang diterima.

Contohnya: sejalan dengan contoh tips agar terhindar dari paparan virus covid-19 di atas.
Bagi khalayak pasif yang pada dasarnya hanya menerima setiap informasi tanpa
menyaringnya, mereka akan menerima dan mencoba setiap tips yang ada di media. Mereka
akan mempercayai setiap informasi yang diberikan melalui media, tanpa berdiskusi atau
bertanya kepada ahlinya. Contoh lainnya adalah ketika sedang menonton serial India yang
umumnya memiliki klimaks yang sangat unik. Bagi khalayak pasif, biasanya saat menonton
akan ikut terbawa emosi.

Sumber: Nasrullah Ruli (2018). Riset Khalayak Digital: Perspektif Khalayak Media dan
Realitas Virtual di Media Sosial. Jurnal Sosioteknologi. Vol 17- No 2

2. Bagaimana perubahan pola penggunaan media dan cara-cara khalayak setelah memperoleh
informasi pada kondisi dulu dan sekarang (setelah muncul internet). Bagaimana institusi
media mengakomodir perubahan pola khalayak tersebut. lengkapi jawaban dengan
mengkolaborasikan perubahan konsep dari audience, ke user, dan prosumer.
JAWAB:
Dahulu, khalayak memperoleh setiap informasi melalui media konfensional seperti Koran
dan radio. Untuk mendapatkan informasi yang di cari, khalayak harus menunggu sampai
jadwal atau waktu peyiaran tiba. Untuk mendapatkan informasi olah raga terbaru dari Koran,
khalayak harus menunggu satu hari atau mungkin menunggu sampai weekend untuk
mendapatkan informasi olahraga. Begitu juga untuk mendapatkan informasi dari radio,
seperti informasi berita terkini, biasanya akan disiarkan ketika makan siang atau sore.
Tak hanya itu, khalayak tidak memiliki kebebasan untuk mendapatkan informasi yang
diinginkannya.
Berbeda setelah kemunculan internet, khalayak menjadi semakin konsumtif dalam menerima
setiap informasi, terlebih lagi dengan munculnya internet, membuat khalayak mendapatkan
informasi dengan cepat. Tak hanya itu, khalayak juga bisa memilih informasi yang
diinginkannya.
Hal ini menyebabkan adanya perubahan pola khalayak dari audience menjadi user,
selanjutnya menjadi khalayak prosumer.. Sebelum adanya internet, orang-orang hanya
bertindak sebagai audience yang hanya menerima informasi saja, namun setelah kemunculan
internet, khalayak berubah menjadi pengguna yang dapat mengontrol dan mengatur setiap
informasi yang diterima dan diinginkannya. Seiring perkembangan teknologi, khalayak bisa
menjadi orang yang memrpoduksi konten untuk disebarkan di media ( prosumer).
Dalam menghadapi hal ini, isntitusi media memberikan keleluasaan bagi para khalayak untuk
berkarnya sesuai keinginannya. Media menyediakan wadah untuk khalayak untuk
berkrearivitas sesuai dengan keinginannya. Seperti saat ini, kita bisa berbagi informasi
melalui blog yang bisa dilihat banyak orang, memposting video kreatif melalui instagram,
youtube, ataupun tiktok. Jadi dapat disimpulkan media memberikan akomodasi terhadap
perubahan yang terjadi pada khalayak
Sumber:

3. Jelaskan mengenai segmentasi audiens, target audiens, positioning, dan hubungannya dengan
perilaku audiens.
JAWAB:
a. Segmentasi audience menurut Eric Berkowitz adalah mengelompokkan pasar dengan
kelompok yang lebih tepat, sesuai dengan kebutuhan yang sama, dan juga memiliki
umpan balik berdasarkan pada tindakan pemasaran yang dilakukan. Dalam penyiaran
sendiri, segmentasi audience dibutuhkan dengan tujuan untuk menentukan konsen dari
media agar dapat mencapai target pasar. Segmentasi audience, didasarkan pada
segmentasi demografis, geografi, geodemografis, dan juga psikologis. Media harus
mampu melakukan segmentasi audience agar punya patokan untuk target pasar yang
dimilikinya.
b. Target audience adalah langkah lanjutan dari melakukan segmentasi audience. Target
audience ditentukan untuk mengetahui konten atau tayangan apa yang akan di fokuskan
oleh media tersebut.
c. Positioning adalah pembentukan atau strategi komunikasi yang digunakan untuk
membentuk citra suatu perusahaan agar bisa mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk dari perusahaan tersebut. Perusahaan harus mampu mempengaruhi konsumen
dengan memberi hal yang berbeda dengan produk yang sama dari perusahaan lainnya.

Ketiga poin diatas memiliki hubungan dengan perilaku audience. Seperti yang dijelaskan di
atas, media bertugas untuk mengkotakkan audience untuk mencapai target pasar dengan
membentuk positioning dari pasar tersebut. setelah menentukan ketiga poin diatas, dan pasar
dapat menargetkannya dengan tepat, audience akan terpengaruh terkait produk dari
perusahaan tersebut. namun jika ketiga poin ini tidak sesuai, maka audience akan enggan dan
tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Sumber: Makalah kelompok 3

4. Cara apa saja yang bisa kita lakukan untuk menganalisis khalayak media (audience
research)? Uraikan dengan contoh penggunaan masing-masing metode
JAWAB:
a. Riset audience, digunakan untuk meningkatkan penjualan, mengukur tingkat penerimaan
audience terhadapa tayangan iklan, mengetahui perilaku audience, serta membantu
pengiklan sebelum melakukan media buying. Selain itu riset audience juga dijadikan
sebagai bahan untuk mengevaluasi dan mengelola media.
Contohnya: seperti yang telah dijelaskan oleh kelompok 4 Ais mengirimkan dokumen
yang berisikan tentang riset khalayak penonton televise mengenai pandangan generasi z
tentang TVRI di tahun 2020. Target dari riset ini adalah generasi Z yang banyak tidak
menonton tayangan di TVRI.
b. Riset kuantitatif, riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang
hasilnya di generalisasikan.
Contohnya adalah hasil penelitian mengenai pengaruh media social isntagram dan
whatsapp terhadap interaksi social para pengguna. Jadi dalam riset ini, peneliti ingin
mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media social terhadap interaksi social
mereka. Untuk menlakukan riset ini dilakukan dengan mengisi kuisioner atau survey
yang telah disediakan.
c. Riset kualitatif, adlaah riset yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena sedalam-
dalamnya melalui pengumpulan data yang dalam juga.
Contonya: menganalisis sikap atau perilaku audience setelah menonton acara ceramah
agamah. Riset ini dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada narasumber, sehingga
adanya kedekatan antara narasumber dan pewawancara. Riset ini dilakukan secara
mendalam untuk mendapatkan hasil yang real dan akurat.
Sumber: makalah kelompok 4
5. Jelaskan bagaimana interaksi sosial, identitas sosial, dan modal sosial berkaitan satu sama
lain. Berikan kasus yang menarik untuk membahas permasalahan identitas sosial di era
menjamurnya media social.
Jawab:
Interaksi social terbentuk karena adanya saling ketergantuntangan antara manusia yang satu
dengan manusia lainnya. Dengan adanya interaksi social ini, memberikan pengaruh terhadap
pembentukkan identitas social suatu individu. Kepercayaan yang muncul akibat adanya
interaksi social yang melahirkan indentitas social ini menjadi modal social untuk menjalin
komunikasi satu sama lain.
Contoh kasus:
Maraknya penggunaan media sosial di berbagai kalangan menunjukkan peran media sosial
yang sudah merambah di semua aspek kehidupan khususnya dibidang informasi. Pengunaan
media sosial di kalangan mahasiswa pada kenyataanya lebih berisiko dari pada orang dewasa
menurut psikolog Elizabett Santosa, Selain itu meningkatnya pengguna status jejaring sosial
yang sebagian besar diantaranya adalah remaja, merupakan fenomena yang berkembang saat
ini. Berakibat dampak positif dan negatif yang ditimbulkan media sosial ini juga berdampak
bagi pengguna. Jiwa remaja yang labil dan emosional sering salah dalam menafsirkan apa
yang mereka dapatkan baik dari media massa maupun dari situs pertemanan. Keadaan yang
seperti demikian menjadikan remaja ajang coba-coba apa yang ditawarkan kepada mereka
melalui media-media tersebut yang kemudian memunculkan perubahan perilaku baik itu
yang positif maupun negatif pada diri remaja. Akibat dari jiwa remaja yang masih labil,
sering kali mereka mencontoh hal-hal yang menurut mereka menarik ditemukan di internet.
Seperti halnya dalam berpakaian, cara berbicara, cara bergaul dan sebagainya. Hal ini juga
berpengaruh pada identitas social yang dimili remaja tersebut.
Sumber: Alyusi, Shiefti Dyah. 2016. Media Sosial, Interaksi, identitas dan modal social.
Jakarta: Kencana Prenanda Media Goup

REFLEKSI DIRI
Selama setengah semester perkuliahan media audience, saya mendapatkan banyak ilmu
terkait khalayak. Banyak hal yang sebelumnya tidak saya ketahui dan pahami, sekarang
menjadi lebih paham. Untuk keaktifan dan disiplin dalam kelas, saya rasa saya sudah cukup
aktif untuk bertanya, menambahkan, ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
mam. Untuk metode perkuliahan, saya nyaman dengan metode yang dijalankan. Mam
melemparkan pertanyaan dan contoh kasus, sehingga kami dapat berpikir dan mengutarakn
pendapat akan suatu masalah. Harapan saya semoga kedepannya perkuliahn media audience
ini semakin asik dan menarik lagi.

Anda mungkin juga menyukai