Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN PERAN MEDIA DALAM

KONSUMSI BERITA DAN RESPON WARGANET DI


TWITTER

Disusun Oleh :
Arya Dafa Fernando (202110415313)

Dosen Pengampu :
Dr. Ari Sulistyanto, M.I.Kom

PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2023
BAB Ⅰ

A. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang memungkinkan
penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter akan
tetapi pada tanggal 07 November 2017 bertambah hingga 280 karakter yang dikenal
dengan sebutan kicauan.

Melalui twitter kita dapat mengetahui berita serta isu-isu yang sedang trending atau ramai
dibicarakan, tentu saja hal ini tak luput dari ikut campur media di dalamnya karena seperti
yang kita ketahui media memiliki kemampuan untuk menentukan isu-isu yang di anggap
penting untuk di publikasikan.

Hal ini tentunya akan menarik perhatian warganet khususnya pengguna twitter, karena
adanya fitur trending membuat berita atau isu yang ingin di angkat oleh media menjadi
lebih cepat tersebar dan di ketahui oleh pengguna twitter, yang dimana tentu saja isu-isu
tersebut akan mendapatkan berbagai respon dan tanggapan dari warganet.

1.2. Penelitian Sebelumnya

Berkaitan dengan konsumsi berita dan respon warganet pada isu-isu yang diangkat oleh
media, ada beberapa yang sudah meneliti penelitian terkait sebelumnya namun mereka
lebih memfokuskan penelitian terhadap masyarakat di lingkungan nyata bukan di media
sosial.

1.3. Kekurangan penelitian sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya saya menemukan bahwa masih terdapat kekurangan,


kebanyakan penelitian yang dilakukan hanya terfokus kepada satu isu atau pemberitaan
saja, dan kebanyakan meneliti dengan satu isu yang sama yaitu Covid-19 yang dimana
tentu respon atau perilaku masyarakat akan berbeda sesuai dengan isu yang sedang di
angkat.

1.4. Tujuan Penelitian

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh media
terhadap konsumsi berita warganet khususnya pengguna twitter dan juga untuk
mengetahui seperti apa respon dan tanggapan mereka mengenai isu-isu yang sedang
diangkat oleh media.
B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini saya ingin mengetahui apakah ada hubungan antara media dengan
berita yang di konsumsi warganet, dan bagaimana tanggapan warganet terhadap berita
tersebut ?

C. Pertanyaan penelitian
1. Apakah media memiliki pengaruh besar terhadap isu yang sedang ramai di
bicarakan ?

2. Apakah warganet akan selalu merespon isu-isu yang sedang diangkat ?

3. Apakah ada hubungan antara isu yang di angkat oleh media dengan respon warganet ?

BAB Ⅱ

Kajian Pustaka, Kerangka Teori dan Konsep

A. Kajian Pustaka
2.1. Penelitian Terdahulu

Judul Tahun Penulis


Ekspresi Warganet Merespon
PPKM Darurat: Studi Kritis 2022 I Komang Agus Widiantara
terhadap Komunikasi Publik
Gubernur Bali
Efek Pemberitaan Media Massa
Terhadap Persepsi Masyarakat 2020 Heny Triyaningsih
Tentang Virus Corona (Studi
Kasus; Masyarakat di Pamekasan)
Iklan Layanan Masyarakat COVID-
19 Di Media Sosial dan Perilaku 2020 Selly Ananda Pratiwi, Dasrun
Masyarakat Di Jawa Barat Hidayat

Pengaruh Tingkat Konsumsi Berita


Politik Daring dan Tingkat Political
Efficacy terhadap Tingkat 2019 Nur Utami Farmansyah, Alifia
Partisipasi Politik Generasi
Milenial Kota Tangerang Pasca-
Pemilu Serentak 2019
PENGARUH INFORMASI
COVID-19 MELALUI MEDIA 2020 Oktoviana Banda Saputri, Nurul
SOSIAL TERHADAP PERILAKU Huda
KONSUMEN

Berdasarkan tabel tersebut saya memutuskan untuk melakukan penelitian dengan


tema “Peran media dalam konsumsi berita dan respon warganet di twitter.”
Berdasarkan hasil kajian saya terkait peran media dalam konsumsi berita atau
informasi saya mendapatkan beberapa keterkaitan dengan tema penelitian yang
akan saya lakukan, seperti bagaimana media memiliki kekuatan atau pengaruh
dalam pengangkatan isu-isu yang sedang ramai dan juga tentang respon dan
perilaku konsumen atau pembaca terhadap isu yang di angkat.

Pada penelitian ini saya akan fokus tentang seberapa besar peran media terhadap
konsumsi berita masyarakat khususnya di sosial media twitter, karena pada
aplikasi tersebut terdapat fitur trending yang dimana para pengguna dapat melihat
isu yang tengah ramai di bicarakan di aplikasi tersebut.

Pada penelitian ini saya akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
cara melakukan observasi pada media sosial twitter serta mengumpulkan data
dengan melakukan survei melalui google form yang disbarkan kepada pengguna
twitter untuk melihat bagaimana mereka menanggapi isu-isu yang sedang hangat
dibicarakan di twitter.

Sedangkan untuk teori yang akan saya gunakan pada penelitian ini adalah teori
agenda setting, alasan saya memilih teori ini untuk penelitian yang saya lakukan
karena pada penelitian ini akan lebih berfokus pada peran media dalam konsumsi
berita warganet di twitter.

B. Teori
2.2. Teori Agenda Setting

Teori agenda diperkenalkan pada tahun 1968 ketika kampanye pemilihan presiden AS
dipelajari. Studi tersebut berhasil menemukan korelasi yang tinggi antara bobot berita
dan rating pemilih, yang kemudian menjadi hipotesis teori agenda. Meningkatkan
makna pokok bahasan kepada khalayak (Nuruddin, 2007: 195). Hasil penelitian ini
kemudian menjadi fenomena kunci dalam penciptaan teori agenda oleh Maxwell
McComb dan Donald L. Shaw pada tahun 1972 (Lubis, 2007: 106). Yang pertama
diterbitkan dengan judul “The Agenda Setting Function of the Mass Media” Opini
Publik Triwulanan no. 37 (Bungin, 2006: 279).

Maxwell McComb dan Donald L Shaw kemudian menjadi tokoh utama teori ini
ketika para peneliti menguji teori tersebut, yang empat tahun setelah penelitian (1968-
1972) baru saja mengumumkan kepada publik bahwa penelitian mereka
mengkonfirmasi hipotesis asalkan mereka setuju. nama teori agenda setting teori.

Penelitian yang mengarah pada pemilihan presiden AS tahun 1968 juga menjadi latar
belakang sejarah munculnya teori agenda. Meskipun dulu para sarjana memiliki
ide/pandangan yang cenderung disamakan dengan teori agenda karena pengaruh
media yang teramati terhadap publik. Hanya pada saat itu mereka belum mencapai
titik di mana teori semacam itu dinyatakan sebagai teori agenda.

Secara etimologis, konsep agenda setting dapat dipahami sebagai penetapan atau
penyusunan agenda/peristiwa/kegiatan. Hal ini sejalan dengan agenda atau pengaturan
kondisi yang disampaikan oleh beberapa pakar komunikasi Indonesia.

Agenda Setting Menurut McCombs dan Shaw, “media massa memiliki kemampuan
untuk menggeser agenda berita mereka ke dalam agenda publik” (Griffin, 2010).
Pemahaman ini menjelaskan bahwa media massa memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi bahkan membentuk cara berpikir masyarakat yang terpapar informasi.
McCombs dan Shaw lebih lanjut menjelaskan bahwa media memiliki kemampuan
untuk membuat orang menilai sesuatu yang penting berdasarkan apa yang dikatakan
media, dengan kata lain, kita menghargai apa yang dianggap penting oleh media.

Kedua peneliti itu juga menekankan bahwa ini tidak berarti bahwa mereka
menyalahkan. Sehingga media selalu secara sadar mempengaruhi publik dengan
informasi dan berita yang disampaikan melalui media dan memiliki tujuan tertentu.

Teori Agenda Setting adalah teori bahwa media adalah pusat penegakan kebenaran,
yang mampu mengangkat dua elemen, yaitu kesadaran dan pengetahuan, ke dalam
agenda publik. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kesadaran publik dan
mengarahkan perhatian pada isu-isu yang dianggap penting oleh media.

Apa yang disampaikan oleh media massa tentunya berpedoman pada kaidah
jurnalistik yang berlaku, apalagi ada jurnalis di media massa yang mengolah dan
menyampaikan informasi sesuai dengan prinsip jurnalistiknya. Namun dalam hal ini
McCombs dan Shaw menjelaskan bahwa apa yang diberitakan di media dianggap
penting dan harus diperhatikan oleh masyarakat luas.
Media tidak mempengaruhi pikiran orang dengan memberi tahu mereka apa yang
harus dipikirkan dan ide atau nilai apa yang mereka miliki, tetapi dengan memberi
tahu mereka masalah dan isu apa yang harus dipikirkan. Masyarakat umum cenderung
memutuskan bahwa apa yang disiarkan melalui media massa benar-benar layak untuk
diketahui masyarakat luas dan dipublikasikan.

Menurut Bernard C. Cohen, teori agenda setting adalah teori bahwa media adalah
pusat penentuan fakta di mana media dapat mengangkat dua elemen kesadaran dan
pengetahuan dalam agenda publik mengarahkan kesadaran dan perhatian publik
terhadap isu-isu apa yang dianggap penting oleh publik. Dia berpendapat bahwa
“sebagian besar dari waktu yang telah lewat, jurnalisme mungkin tidak berhasil
berbicara kepada orang-orang yang berpikir, tetapi berhasil membuat pemirsa masuk
ke dalam pemikiran mereka.” (Baran dan Dennis, 2007:13), Stephan W. Littlejohn
dan Karen A. Foss berpendapat bahwa teori agenda setting adalah teori bahwa media
menciptakan citra atau tema penting dalam pikiran. Sebab, media harus selektif dalam
pemberitaannya. Saluran berita sebagai penjaga gerbang informasi membuat pilihan
tentang apa yang harus dilaporkan dan bagaimana caranya.

Berdasarkan penjelasan di atas, teori agenda setting memiliki keterkaitan dengan


penelitian yang akan saya lakukan, yang dimana media memiliki kekuatan untuk
menentukan berita yang mereka anggap penting untuk dibaca oleh masyarakat dalam
hal ini warganet khususnya pengguna twitter merupakan masyarakat atau konsumen
yang dimana mereka mengkonsumsi berita-berita yang sedang trending yang tentunya
berita tersebut merupakan berita yang telah dipilih oleh media untuk dibaca dan
dibahas oleh warganet.

C. Definisi Konsep

1. Media

Media merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin sekaligus memiliki
bentuk jamak atau sering disebut dengan medium. Sementara itu, kata media secara
harfiah memiliki arti perantara. Dalam hal ini, perantara yang dimaksud adalah
adanya perantara antara sumber informasi atau pesan (a source) dan adanya penerima
pesan atau informasi (a receiver). Maka dari itu, sering sekali kita melihat media yang
ada di kehidupan sehari-hari, seperti koran, artikel online, film, televisi, dan masih
banyak lagi.

Dengan kehadiran media di dunia ini, maka seseorang akan mudah terbantukan,
sehingga segala sesuatu yang sedang dilakukan akan mudah terselesaikan. Bahkan,
media ini bisa mengurangi terjadinya kesalahpahaman antara pemberi informasi atau
penerima informasi. Seiring dengan perkembangan zaman, media mengalami
perkembangan juga, yang tadinya media hanya dalam bentuk kertas saja, sekarang
media sudah bisa diakses melalui alat elektronik, seperti handphone, computer,
laptop, dan sebagainya. Kemudahan akses untuk memperoleh media seharusnya
dimanfaatkan dengan bijak supaya seseorang atau kelompok tidak ketinggalan
informasi.

Schramm mengungkapkan bahwa media adalah sebuah teknologi pembawa pesan


atau informasi yang sifatnya instruksional serta bisa dilihat, dibaca, didengar, dan
dimanipulasi. Menurut Robert Heinich, media adalah sesuatu yang dapat membawa
sebuah informasi atau pesan yang terjadi antara sumber pesan (source) dengan
penerima informasi (receiver). Blake dan Horalsen mengungkapkan bahwa media
adalah suatu saluran komunikasi yang biasanya dipakai untuk memberikan pesan
antara sumber pesan (berasal dari pemberi pesan) dan isi pesan (diterima oleh
penerima pesan)

Dari pengertian media yang sudah diungkapkan oleh beberapa ahli, maka bisa
dibilang kalau media itu sering sekali digunakan oleh banyak orang terutama untuk
memberikan informasi. Informasi yang diberikan dengan suatu media dapat diterima
dengan baik oleh penerima pesan atau informasi selama pemberi pesan dan penerima
pesan memiliki kegiatan berkomunikasi yang baik.

2. Warganet (Netizen)

Dari segi bahasa kata netizen berasal dari gabungan antara internet dan citizen
(warga, masyarakat). Jadi Netizen adalah penghuni aktif yang telibat di komunitas
online di internet, seperti ngobrol, sampai aktivitas di dunia maya.

Pada tahun 1990 an, penulis Michael F Hauben pernah menulis tentang para
pengguna internet berjudul “The Net and Netiens: The Impact the Net Has on
People’s Lives”. Di paragraf pertamanya:
“Selamat datang di abad ke-21. Anda adalah seorang Netizen (seorang penduduk Net)
dan anda hadir sebagai warga di dunia ini, semua karena konektifitas global yang bisa
diwujudkan oleh Net. Anda memandang semua orang sebagai warga senegara anda.
Secara fisik mungkin anda sedang hidup di satu negara, tapi anda sedang
berhubungan dengan sebagian besar dunia melalui jaringan komputer global. Secara
virtual, anda hidup bersebelahan dengan setiap Netizen di seluruh dunia. Perpisahan
secara geografis sekarang diganti dengan keberadaan di dunia virtual yang sama.”
Akibat tulisan ini, Michael dijuluki sebagai bapak pelopor istilah netizen.
Bebasnya media sosial sekarang, menjadi keleluasaan bagi netizen untuk bersuara
menyampaikan pendapat, saran dan kritik, dengan cara yang baik dan santun.

Selain itu kabar-kabar viral juga digaungkan oleh para netizen. Netizen biasanya
menggunakan sarana media sosial, blog, situs sharing video untuk berekspresi dan
berpendapat.

D. Kerangka Teori
Faktor

Penurunan Konsep

Pengaruh Media Terhadap Respon Masyarakat terhadap Isu Yang


Konsumsi Berita Masyarakat di Angkat Media

 Media menentukan isu yang akan di angkat  Aspek kognitif : Warganet mengetahui
berita yang sedang di bahas karena isu yang
 Media mulai ramai membahas isu yang di angkat trending di twitter.
sama
 Aspek afektif : Warganet mulai
 Berita di baca oleh masyarakat memberikan respon dan pendapat mereka
tentang isu yang sedang trending.
 Berita menjadi trending topik di twitter
 Aspek konatif : Setiap warganet memiliki
 Berita menjadi pembahasan oleh warganet pandangan yang berbeda mengenai isu yang
sedang menjadi trending.
PERAN MEDIA DALAM KONSUMSI BERITA DAN
RESPON WARGANET DI TWITTER

BAB Ⅲ
Teori Agenda Setting
teori komunikasi massa yang menyatakan bahwa media memiliki
Metode Penelitian
kemampuan untuk menentukan isu mana yang penting bagi publik

3.1. Variabel Operasional

Sumber Umpan Balik

Sumber & Faktor - Aspek Kognitif


- Aspek Afektif
- Media
- Aspek Konatif
- Berita

Anda mungkin juga menyukai