Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEPEKAAN SOSIAL MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
1. Sherlyn BM222816
2. Jessel Viona BM222819
3. Erwin BM222820
4. Viviona Priscillia OL222211

UNIVERSITAS INTERNATIONAL BATAM


KOTA BATAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MASYARAKAT
1. Judul Kegiatan : Pengaruh Media Sosial Terhadap Kepekaan
Sosial Masyarakat
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksanaan Kegiatan
a. Nama Lengkap : Viviona Priscillia
b. NPM : 2241225
c. Jurusan : Manajemen
d. Universitas/Institusi/Politeknik : Universitas International Batam
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Beverly Park Batam / 085358992003
f. Alamat Email : vivionagoh03@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No.Telp/HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. DIKTI :
b. Sumber lain :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :

Batam, 12 Agustus 2022


Menyetujui,
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, perkembangan yang terjadi memberikan kemudahan
terhadap kebutuhan hidup masyarakat terutama di bidang teknologi. Perkembangan di
bidang teknologi tersebut adalah aplikasi media sosial yang dapat memudahkan
masyarakat untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam jarak yang jauh. Selain itu
juga, aplikasi media sosial ini bisa menyebarkan berbagai macam berita yang dapat
dibaca dan ditonton masyarakat. Dimana kecepatan informasi yang disebarkan di
media social lebih cepat dibandingkan media seperti televisi, radio, dan koran
Salah satu berita yang sering muncul di media sosial adalah berita meminta
pertolongan. Berita meminta pertolongan memiliki berbagai jenis antara lain seperti
pembutuhan dana darurat untuk seseorang yang memiliki penyakit dan tidak bisa
membiayainya, berita mencari seseorang yang hilang, berita mencari pelaku
kejahatan, dan sebagainya. Dengan adanya media sosial, tingkat kepekaan sosial
masyarakat dapat terlihat seperti penyumbangan dana secara online dengan mengirim
duit melalui aplikasi dan juga menyebarkan berita ini agar lebih banyak yang
mengetahuinya. Meskipun, masih juga ada masyarakat yang tidak begitu
memedulikan hal tersebut.
Maka, berdasarkan urain diatas, peneliti ingin meneliti pengaruh media sosial
terhadap kepekaan sosial masyarakat dengan merancang karya tulis proposal ini
dengan judul “Pengaruh Media Sosial Terhadap Kepekaan Sosial Masyarakat”.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menemukan beberapa masalah yang
akan diteliti:
1. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap kepekaan sosial masyarakat?
2. Mengapa media sosial dapat mempengaruhi kepekaan sosial masyarakat?
3. Berapa besar pengaruh media social terhadap kepekaan sosial masyarakat?

1. 3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan karya tulis proposal sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengaruh media sosial terhadap kepekaan sosial masyarakat.
2. Mengetahui alasan yang mendukung media sosial sehingga dapat mempengaruhi
kepekaan sosial masyarakat.
3. Mengetahui besarnya pengaruh media sosial terhadap kepekaan sosial
masyarakat.
1. 4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah yang
akan ditelitikan dan juga penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
pembaca yang juga melakukan penelitian. Dengan karya tulis proposal ini,
peneliti berharap bahwa peneliti lainnya dapat menyempurnakan karya tulis
peneliti yang tidak begitu sempurna ini.
b. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam
menyediakan informasi dan juga mendapatkan informasi dari sumber-sumber
yang digunakan.

1. 5 Batasan Masalah
Penelitian dilakukan di…. oleh….dengan bantuan….. dengan jumlah…orang

1. 6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini terdiri dari…bab yaitu :
• BAB I adalah bab pendahuluan atau bab perkenalan yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Batasan masalah,
dan sistematika penulisan.
•BAB II adalah bab gambaran umum solusi yang akan menjelaskan potensi
sumberdaya dan peluang peningkatan yang akan direncanakan.
•BAB III adalah bab metode pelaksanaan yang menyajkan teknik atau cara yang
digunakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang akan diteliti.
•Jadwal kegiatan
•Daftar Pustaka
•Lampiran
BAB 2

GAMBARAN UMUM

2. 1 Kondisi Masyarakat
Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan sosial media. Yang
berarti hampir seluruh penduduk Indonesia menggunakan sosial media,
termasuk Kota Batam. Banyak masyarakat menggunakan sosial media karena
ingin tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, mengisi waktu luang,
dan untuk mencari bantuan kepada masyarakat.

2. 2 Uraian Permasalahan Masyarakat


Indonesia merupakan negara yang aktif bersosial media. Tidak sedikit
masyakarat yang menunjukkan rasa kekhawatiran dan simpati mereka ke
orang yang membutuhkan pertolongan. Terutama bantuan sumbangan seperti
orang sakit, orang yang membutuhkan, dan korban bencana. Dengan sigap
mereka menyebarluaskan berita tersebut dan mengirimkan sumbangan
seikhlasnya. Hal ini membuat ebagian masyarakat sangat kagum dan
tersentuh. Tetapi, ada beberapa masyarakat yang sangat tidak percaya akan
adanya hal tersebut. Mereka akan mencari kesalahan orang-orang yang
membutuhkan dan akan menyebarkan hoax. Di sisi lain, ada masyarakat yang
menyalahgunakan galangan dana tersebut.
BAB 3
SOLUSI TERHADAP KEPEKAAN SOSIAL MASYARAKAT
3. 1 Solusi Pertama
Berhubung banyaknya masyarakat yang membutuhkan galangan dana
dan adanya penyalahgunaan galangan dana, masyarakat setempat harus
menjelaskan dan memberikan bukti yang sangat kuat dan cukup untuk
permintaan galangan dana. Galangan dana bisa melalui kitabisa.com yang
lebih terpercaya dan akurat. Dengan adanya informasi yang akurat,
masyarakat dapat lebih percaya dan akan segera menyebarluaskan informasi
tersebut. Tapi, tidak sedikit juga yang tidak tahu bagaimana cara
menggunakannya. Masyarakat harus menjelaskan bagaimana cara melakukan
sumbangan di Kitabisa.com.

3. 2 Solusi Kedua
Untuk memcah persoalan itu, solusi yang perlu dihadirkan ialah membuat
narasi alternatif berupa konten positif guna melawan ujaran kebencian atau
intoleransi di sosial media, Khelmy dalam risetnya menemukan 79 persen
pelajar percaya cara tersebut dapat efektif dilakukan.

Melalui temuan itu Maarif Institute kemudian membuat seminar konten


positif sebagai bagian dari program ‘Creators for Change Indonesia’ bersama
Google di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya dengan
melibatkan para pelajar. Hasilnya, 84 persen pelajar setelah diberi workshop
berkeinginan membuat konten positif. Hanya 10 persen yang menjawab tidak
dan 6 persen menjawab tidak tahu.

Dari hasil riset juga diketahui, kegiatan itu secara khusus berdampak positif.
Khelmy mengatakan, setelah diberi pemahaman, pelajar terdorong untuk
berbicara kepada lingkungan mengenai ujaran kebencian sehingga mereka
lebih percaya diri melawan ujaran kebencian. ima/R-1

Selain itu, Youtube bersama Maarif Institute juga menggelar pelatihan


“#1nDONEsia: Cerdas Bermedia Sosial, yaitu sebuah pelatihan membuat
video kreasi, yang bertujuan agar generasi muda bangsa bisa menyebarkan
lebih banyak konten positif.

Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia,


Shinto Nugroho, menjelaskan, Indonesia terpilih menjadi satu dari 10 negara
untuk melaksanakan program dengan menggandeng Cameo Project yang aktif
membuat video konten positif di Youtube yaitu Martin Anugrah, Andry
Ganda, Bobby Tarigan, Reza Nangin, Steve Pattinama, serta Yosi Mokalu.

Melalui program pelatihan ini, melatih lebih dari 2.000 pelajar di 100
SMA/SMK yang tersebar di 10 kota yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Medan, Surabaya, Semarang, Bali, Pontianak, Ambon dan Makasar. “Kenapa
kami mengadakan acara ini, karena kami belajar, membuat konten berkualitas
adalah misi dari YouTube. Memperkuat suara YouTubers untuk
mendatangkan perubahan sosial,” kata Shinto.

Sementara itu, menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel


Abrijani Pangerapan, menjelaskan diperlukan penanganan dari hulu ke hilir.
Dari hulu berupa gerakan edukasi untuk meningkatkan literasi digital di
masyarakat. Sedangkan di hilir, caranya dengan mengontrol konten di
internet.

Saat ini, tutur Samuel, jumlah pengguna internet di Indonesia 132 juta dan
106 juta di antara mereka merupakan pengguna sosial media. Namun,
penggunaan sosial media tanpa peningkatan literasi digital akan
memunculkan masalah. “Berdasarkan riset Centre for International
Governance Innovation (CIGI) 2016, sebanyak 65 persen penduduk indonesia
percaya dengan yang dibaca di internet. Padahal, belum tentu informasi itu
benar,” ucap Semuel.

Anda mungkin juga menyukai