Anda di halaman 1dari 7

“Final Test Analisa Perilaku Penggunaan New Media dalam

Media Online Saat Ini. “

Mata Kuliah : Konvergensi Jurnalistik/Media


Dosen Pengampu : 1. Drs. Abd. Gafar, M.Si
2. Silahuddin Genda, S.IP, M.Si

DISUSUN OLEH :
MUH ANUGERAH
NIM : E021201085

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
Lembar Soal

Pengantar:

Pekan lalu, kita sudah membahas etika di new media. Banyak plus minus
dengan kehadiran platform media baru ini. Selain memberikan kemudahan dan
kecepatan teknologi, tetapi tidak sedikit media dan pengguna media menyalahi
prosedur, termasuk dalam etika bermedia. Banyak kasus hukum yang terjadi atas
pelanggaran etika di media sosial maupun di media onlie.

Tugas Anda;
1. Analisa perilaku pengguna new media yang sudah menyalahi aturan atau
etika dalam penggunaan media online saat ini.

2. Pilih salah satu kasus yang akan Anda Analisa (pilihan media = twitter,
FB, Youtube, blog, online news, dan media digital lain): jangan lupa tulis
sumber medianya.

3. Setelah Anda analisa, tentukan minimal 3 etika atau aturan perilaku baru

Catatan:
1. Tugas ditulis dengan spasi microsodt word spasi 1,5 (bisa pdf)
2. Tugas diberkan tgl 3 Juni 2022, dan Deadline: tgl 06 Juni 2022 pukul
23.00 Wita
3. Kirim ke email: sgenda.unifa@gmail.com
4. File Subject ditulis: nama_finalKonvergensiMedia
Lembar Jawaban

1. Analisa perilaku pengguna new media yang sudah menyalahi aturan


atau etika dalam penggunaan media online saat ini.

Jawaban :

Eksistensi new media saat ini ternyata membawasisi positif dan sisi negatif jika
kita lihat dari keunggulan new media tersebut. Sisi positifnya adalah dengan
keunggulan yang dimiliki oleh new media, masyarakat saat ini begitu dimanjakan
dalam berkomunikasi dan mencari informasi yang dibutuhkan. Namun sisi
negatifnya adalah dengan kemudahan yang dimiliki oleh new media, masyarakat
bisa mengalami ketergantungan. Ketergantungan tersebut bisa saja berupa tidak
lepasnya pandangan mata seseorang pada smartphone-nya,

Yang dimana gaya hidup dan kesenangan (leisure) bukan untuk hal yang
bersifat kritis atau meningkatan wawasan seseorang. Anak remaja/anak muda
dipresepsikan menjadi pribadi yang negatif saat datangnya media baru, karena
media baru yang dibawa oleh teknologi informasi yang bersifat pervasive
membuat media adalah bagian dari mereka, artinya disini bahwa kecenderungan
anak muda zaman sekarang adalah tergantungnya diri mereka akan media. Yang
akibatnya pasti media baru mengubah anak muda menjadi anak muda cyber,
ditinjau dari sisi psikologis. Media baru adalah sarana dalam pencarian identitas
remaja, remaja secara psikologi masih dipengaruhi oleh presepsi orang lain pada
mereka, mereka juga masih menganggap penting opini orang pada diri mereka.
Media tidak jarang berdampak buruk pada perkembangan atau mental anak
muda, misalnya mereka menggunakan media secara tidak bijaksana dan lebih-
lebih tanpa adanya peran keluarga dalam aktivitas ber-media mereka, anak
muda/remaja merupakan kalangan paling produktif dalam penggunaan situs
media sosial sebab ada peluang bagi remaja untuk mengekspresikan diri,
bersosialisasi, terlibat dalam masyarakat, menambah kreativitas, dan menambah
kemahiran baru melalui situs media sosial.

Sehingga media baru memungkinkan adanya fenomena baru yakni,


hipperrealitas, seperti yang di kemukakan Jean Baudrilard mengenai “simulacra
and simulation”, (Baudrillard 1988) bahwa dalam media baru tersebut mampun
menciptakan kepalsuan- kepalsuan dan bercampur dengan keaslian, dimana
kebenaran saat ini sudah tidak bisa dibedakan lagi karena antara kebenaran
dengan kepalsuan tersebut melebur bersama realitas yang ada. Remaja secara
mengejutkan mengalami apa yang disebut dengan pendangkalan cara berfikir,
fikiran-fikiran yang dangkal tersebut adalah akibat dari citra-citra yang sifatnya
hanya kamuflase. Dalam era ini remaja hidup dalam bukan realitas yang
sebenarnya, sebab New media memberikan ruang pada remaja untuk
memproduksi informasi “lain” selain dirinya, artinya ada realitas-realitas baru
yang diciptakan oleh remaja dalam ber-media

2. Pilih salah satu kasus yang akan Anda Analisa (pilihan media = twitter,
FB, Youtube, blog, online news, dan media digital lain): jangan lupa tulis
sumber medianya.

Jawaban :

Salah satu contohnya adalah penelitian Amalia dan Haris, yang melakukan
analisis wacana dari sepuluh berita seputar terorisme. Hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa semua berita tersebut berupaya untuk menyudutkan Islam.
Propaganda negatif terkait Islam yang dikaitkan dengan terorisme global adalah
akibat dari diselewengkannya ajaran Islam, sehingga muncul interpretasi yang
keliru. Islam dan umatnya akhirnya menjadi dibenci karena stigma yang tidak
benar tersebut. Realitas yang terjadi ini pada akhirnya menunjukkan bahwa
ternyata terdapat interdependesi media memberitakan kasus seputar teroris.
Dikhawatirkan bahwa kelompok teroris akan berusaha semaksimal mungkin
untuk mencari perhatian media massa agar aksinya mendapatkan sorotan publik.
Aksi terorisme sangat membutuhkan liputan media karena mereka ingin
melakukan propaganda dan pembenaran terhadap aksi-aksinya. Untuk itu,
mereka mencari sensasi agar mendapatkan perhatian media. Media pun
menyambut hal ini karena dianggap sebagai sebuah berita yang akan
mendapatkan banyak perhatian publik, serta dapat juga menjadikan media
tersebut sebagai leading newspaper terhadap. (Amalia dan Haris, 2019: 79).

Sehingga hadirnya New media ini teori transaksional sosial seakan melemah
dimana keterbukaan masyarakat maya lebih tinggi, lebih blak-blakan. Jadi
hadirnya new media sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi
mampu memberikan banyak informasi kepada masyarakat, baik dan buruknya
masyarakat tersebut tergantung pada diri masing-masing. New Media bisa
diibaratkan sebagai sebuah pisau artinya sangat besar potensi untuk mengarah
kepada kebaikan dan juga sebaliknya, tergantung dari individu yang
menjalankan. nyata kebebasan masyarakat dalam hal bermedia berimbas pula
pada semakin meningkatnya kualitas interaksi sosial yang sebelumnya terbatasi
oleh kendala jarak dan waktu berkomunikasi. Kecanggihan teknologi
meminimalisir bahkan meniadakan hambatan tersebut sehingga meningkatkan
kualitas proses komunikasi dapat terjalin dengn baik antar sesama manusia.

3. Setelah anda analisa, tentukan minimal 3 etika atau aturan perilaku


baru
Jawaban :

1. Komunikator yang awalnya hanya bersifat pasif karena hanya


mendapatkan informasi arah, sekarang dapat berpartisipasi, terutama dalam
user generated media, seperti Wikipedia, YouTube, ataupun Flickr. Dari situ
jejaring sosial tersebut, komunitas-komunitas pun terbangun. Internet menjadi
ajang bertemunya mereka yang memiliki pemikiran dan minat serupa.

2. Penggunaan media sosial sebagai sarana kampanye. Cara berkampanye


seperti ini dilakukan oleh pasangan calon Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul
Ulum saat diri dalam Pilkada Jawa Barat tahun 2018 yang lalu. Pasangan
ini menggunakan secara efektif media sosial untuk berkampanye. Dalam
kampanyenya, calon gubernur ini mempublikasikan kegiatan-kegiatan, serta
program-program mereka lebih dari sepuluh kali setiap harinya di media
sosial, seperti Facebook dan Instagram.

3. New Media media baru telah memberikan budaya baru pada masyarakat.
Demokrasi pada media baru dijunjung tinggi dimana masyarakat lebih
berpendapat secara bebas dan tanpa batas sehingga membentuk kelompok
masyarakat yang dinamakan dengan kelompok masyarakat maya, kelompok
maysarakat maya sangat ketergantuangan terhadap media dan seakan dunia
nyata adalah dunia dimana di dunia tersebut mereka bisa meneropong alam
yang luas, berkomunikasi dengan komunikan yang jauh akan tetapi seakan
mengabaikan komunikan yang berada di sekitarnya sehingga hal ini sifat
sekali.
Sumber Baca

https://ejournal.iaitabah.ac.id/index.php/alamtaraok/article/download/499/370/

https://journal.uir.ac.id/index.php/Medium/article/download/4820/2507/

Anda mungkin juga menyukai