Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA PROFESIONALISME

DISUSUN OLEH :

Ayu agitha br surbakti ( 190211001 )

Diya Fakh Alnisa ( 190211005)

Puja lestari (190211011)

DOSEN PENGAMPU :

Sarfina haslin, M.Keb

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN

T/A : 2021/2022
Daftar isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

Latar Belakang........................................................................................................................................4

Rumusan Masalah...................................................................................................................................5

Tujuan Penelitian.....................................................................................................................................6

BAB II.........................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7

Pengertian Penggunaan Media Sosial Profesionalisme............................................................................7

Peran Media Sosial..................................................................................................................................8

Manfaat Media Sosial..............................................................................................................................9

Efek Media Social Terhadap Pasien......................................................................................................10

Efek media social terhadap Hubungan pasien dengan Bidan.................................................................11

BAB III......................................................................................................................................................12

PENUTUP.................................................................................................................................................12

Simpulan...................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya kepada Allah Azzawa jala, terucap dari lubuk hati penulis yang
menghamba. Sungguh, karena Dia-lah karya kecil ini selesai, tumbuh dalam kesempurnaannya
yang tidak sempurna.
Selawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad, SAW. cintanya yang
agung kepada Sang Pencipta dan kepada sesama makhluk adalah inspirasi cinta sejati yang tak
ada bandingnya dalam sejarah umat manusia. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
semua orang, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak. . Bagaimana mungkin
merangkum bantuan dan kebaikan sekian banyak orang dalam selembar kertas dengan kalimat
yang juga terbatas. Oleh karena itu, sebelumnya penulis minta maaf, jika ada yang tidak disebut.
Dengan rendah hati penulis serahkan dan pasrahkan kepada Allah untuk membalas semua
kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih selanjutnya,penulis sampaikan kepada Ibu Sarfina Haslin M.Keb.
selaku penasihat yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PenggunaanMedia Sosial
Profesionalismei”
Terakhir, sekaligus yang terpenting adalah pembaca terhormat. Melalui Andalah,
makalah ini mudah-mudahan bisa bermakna dan bermetaforfosa menjadi kupukupu yang apapun
warnanya bisa mempercantik kehidupan. Kritik, komentar dan saran, penulis terima dengan
pikiran terbuka. Semoga dapat bermanfaat. Amin…

Medan,28 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media massa khususnya media online mempunyai peran penting bagi masyarakat
dalam memperoleh informasi secara aktual dan faktual. Dalam menentukan suatu berita,
media online menjadi media yang sangat dikagumi oleh halayak karena aksesnya yang
cepat dan mudah untuk menggali informasi. Kapanpun dan dimanapun semua orang bisa
mencari informasi dengan menggunakan gadget yang telah terhubung ke internet. Berita-
berita yang disajikan di media online pun beragam, mulai dari berita politik, ekonomi,
hukum, bisnis hingga berita infotaimen.

Di era internet saat ini, media jejaring sosial telah menciptakan ruang publik (public
space) baru, bahkan lebih jauh dari itu, sebuah lingkungan publik (public sphere) baru
bagi masyarakat. Termasuk didalamnya mahasiswa, yang turut ambil bagian dalam
kelompok masyarakat tersebut. Mahasiswa memiliki peranan besar dalam perkembangan
media sosial saat ini. Setiap mahasiswa diperkirakan minimal mempunyai satu jenis akun
media sosial bahkan banyak yang memiliki semua akun media sosial.

Media sosial memiliki daya tariknya sendiri bagi setiap kalangan, begitupula
dengan kalangan remaja. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh kementrian
Kominfo dalam penelusuran para pengguna aktivitas online pada anak usia remaja tahun
2014, ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media sosial sangat melekat dengan
kehidupan remaja sehari-hari. Dalam studi ini ditemukan bahwa dari 98 persen remaja
yang di survei tahu tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna
internet. Daya tarik internet dan media sosial inilah yang kemudian memegang peranan
penting dalam membangun kemampuan berkomunikasi seseorang. Remaja saat ini begitu
peka dengan perubahan yang terjadi dalam teknologi sosial, mereka mengikuti
perkembangan tersebut dan menguasainya dengan proses belajar menggunakan metode
“Trials and Error”.

Nilai positif lainnya dari media sosial adalah berbagai artikel atau makalah yang
dibagikan melalui media sosial dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa.
Mahasiswa yang menginginkan suatu hal dengan praktis dapat memanfaatkan media
sosial tanpa harus pergi ke perpustakaan, membeli buku, memfotokopi buku, atau
meminjam buku. Mahasiswa dapat mengakses materi perkuliahan melalui media sosial
secara tepat. Gunawan H menjelaskan bahwa Internet telah mengubah cara kita
berkomunikasi, melakukan penelitian, dan arus akses orang dalam belajar. Menggunakan
teknologi tidak lagi menjadi pilihan; peserta didik saat ini harus meningkatkan akses
mereka dan menjadi mahir dengan alat terbaru. Ini juga menimbulkan batasan pada
metode guru dalam menggunakan teknologi yang digunakan para siswa, untuk
mempertahankan, dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam ekonomi global. Menurut
McGraw-Hill, Presiden Pengajaran Tinggi, Brian Kibby, "Belajar efektif dan dengan
jenis yang tepat dari teknologi adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa
siswa berhasil dalam kelas.6 Leach menjelaskan bahwa perkembangan teknologi web
dapat digunakan untuk tujuan pengajaran, terutama peer review; siswa dapat terlibat dan
mengembangkan rasa kebersamaan dengan satu sama lain sementara merenungkan poin
pembelajaran penting dalam program mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud Penggunaan Media Sosial Profesionalisme?

2. Bagaimana peran daripada media sosial?

3. Apa saja manfaat dari media sosial?

4. Bagaimana efek media sosial dalam penanganan pasien?

5. Bagaimana media sosial dapat meningkatkan hubungan pasien dengan bidan?


c. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Penggunaan Media Sosial
Profesionalisme.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran daripada media social.

3. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari media social.

4. Untuk mengetahui bagaimana efek media sosial dalam penanganan pasien.

5. Untuk mengetahui bagaimana media sosial dapat meningkatkan hubungan


pasien dengan bidan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penggunaan Media Sosial Profesionalisme


Menurut Ardianto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa, tingkat
penggunaan media dapat dilihat dari frekuensi dan durasi dari penggunaan media
tersebut. Menurut Lometti, Reeves, dan Bybee penggunaan media oleh individu dapat
dilihat dari tiga hal, yaitu:

a. Jumlah waktu, hal ini berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang
digunakan dalam mengakses situs;

b. Isi media, yaitu memilih media dan cara yang tepat agar pesan yang ingin
disampaikan dapat dikomunikasikan dengan baik.

c. Hubungan media dengan individu dalam penelitian ini adalah keterkaitan


pengguna dengan media sosial.

Media sosial sendiri didefinisikan sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0,
dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Sosial media
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog
interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain : Blog,
Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia. Definisi lain dari sosial media juga di
jelaskan oleh Van Dijk media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada
eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun
berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang
menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan social dan
profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan
mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan
diikuti. Menurut Soedijarto mendefinisikan profesionalisme sebagai perangkat atribut-
atribut yang diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja
yang diinginkan. Menurut Philips memberikan definisi profesionalisme sebagai individu
yang bekerja sesuai dengan tandar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan
tersebut. Profesionalisme adalah komitmen para profesionalterhadap profesinya.
Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional,
usaha terusmenerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst.Profesionalisme
merupakan komitmen para anggota suatu.

B. Peran Media Sosial


a) Sebagai sarana diskusi dengan jangkauan yang luas
b) Media untuk bertukar informasi
c) Sebagai sarana hiburan
d) Sebagai sarana berkomunikasi
e) Mempererat pertemanan dengan teman satu sekolah, atau teman kuliah
f) Menjalin silaturahmi yang sudah lama putus dengan teman lama atau kerabat lama
g) Mendapat banyak informasi terbaru
h) Mengisi waktu luang
i) Menambah wawasan
j) Tempat pembelajaran online
k) Administrasi
l) Mendengarkan dan Belajar
m) Membangun Hubungan
n) Jangkauan Global
C. Manfaat Media Sosial
Media sosial merupakan bagian dari sistem relasi, koneksi dan komunikasi.
Berikut ini sikap yang harus kita kembangkan terkait dengan peran, dan manfaat media
sosial :

a) Sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan.

Berbagai aplikasi media sosial dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui


beragam informasi, data dan isu yang termuat di dalamnya. Pada aspek lain,
media sosial juga menjadi sarana untuk menyampaikan berbagai informasi kepada
pihak lain. Konten-konten di dalam media sosial berasal dari berbagai belahan
dunia dengan beragam latar belakang budaya, sosial, ekonomi, keyakinan, tradisi
dan tendensi. Oleh karena itu, benar jika dalam arti positif, media sosial adalah
sebuah ensiklopedi global yang tumbuh dengan cepat. Dalam konteks ini,
pengguna media sosial perlu sekali membekali diri dengan kekritisan, pisau
analisa yang tajam, perenungan yang mendalam, kebijaksanaan dalam
penggunaan dan emosi yang terkontrol.

b) Sarana dokumentasi, administrasi dan integrasi.

Bermacam aplikasi media sosial pada dasarnya merupakan gudang dan


dokumentasi beragam konten, dari yang berupa profil, informasi, reportase
kejadian, rekaman peristiwa, sampai pada hasil-hasil riset kajian. Dalam konteks
ini, organisasi, lembaga dan perorangan dapat memanfaatkannya dengan cara
membentuk kebijakan penggunaan media sosial dan pelatihannya bagi segenap
karyawan, dalam rangka memaksimalkan fungsi media sosial sesuai dengan
target-target yang telah dicanangkan. Beberapa hal yang bisa dilakukan dengan
media sosial, antara lain membuat blog organisasi, mengintegrasikan berbagai lini
di perusahaan, menyebarkan konten yang relevan sesuai target di masyarakat, atau
memanfaatkan media sosial sesuai kepentingan, visi, misi, tujuan, efisiensi, dan
efektifitas operasional organisasi.

c) Sarana perencanaan, strategi dan manajemen.


Akan diarahkan dan dibawa ke mana media sosial, merupakan domain
dari penggunanya. Oleh sebab itu, media sosial di tangan para pakar manajemen
dan marketing dapat menjadi senjata yang dahsyat untuk melancarkan
perencanaan dan strateginya. Misalnya saja untuk melakukan promosi, menggaet
pelanggan setia, menghimpun loyalitas customer, menjajaki market, mendidik
publik, sampai menghimpun respons masyarakat.

d) Sarana kontrol, evaluasi dan pengukuran.

Media sosial berfaedah untuk melakukan kontrol organisasi dan juga


mengevaluasi berbagai perencanaan dan strategi yang telah dilakukan. Ingat,
respons publik dan pasar menjadi alat ukur, kalibrasi dan parameter untuk
evaluasi. Sejauh mana masyarakat memahami suatu isu atau persoalan,
bagaimana prosedur-prosedur ditaati atau dilanggar publik, dan seperti apa
keinginan dari masyarakat, akan bisa dilihat langsung melalui media sosial.
Pergerakan keinginan, ekspektasi, tendensi, opsi dan posisi pemahaman publik
akan dapat terekam dengan baik di dalam media sosial. Oleh sebab itu, media
sosial juga dapat digunakan sebagai sarana preventif yang ampuh dalam memblok
atau memengaruhi pemahaman publik.

D. Efek Media Social Terhadap Pasien


Efek penggunaan media sosial terhadap para pasien secara umum dibagi menjadi
dua, yaitu pemberdayaan pasien dan efek yang lain. Pemberdayaan pasien adalah
penemuan dan pengembangan kapasitas inheren pasien untuk bertanggung jawab
terhadap hidupnya sendiri. Hal ini akan meningkatkan kondisi secara subjektif,
psikologis, dan perbaikan manajemen dan pengendalian diri. Walau demikian, terdapat
empat efek lain penggunaan media sosial oleh pasien. Keempat efek itu adalah
berkurangnya kondisi secara subjektif, hilangnya privasi, menjadi target promosi, dan
kecanduan media sosial. Menurunnya kondisi secara subjektif adalah akibat perasaan
khawatir dan cemas. Kecanduan media sosial juga terjadi, dengan keluhan bahwa pasien
yang menggunakan media sosial kerap mengakibatkan terbengkalainya urusan yang lain
akibat terlalu sering menggunakan media sosial.
E. Efek media social terhadap Hubungan pasien dengan Bidan
Terdapat empat macam efek penggunaan media sosial oleh pasien terhadap
hubungan antara pasien dan Bidan profesional. Keempatnya adalah komunikasi yang
makin sejajar, hubungan yang lebih harmonis, dan interaksi yang suboptimal. Dengan
penggunaan media sosial, pasien merasa lebih percaya diri ketika berdiskusi dengan para
bidan. Hal ini karena pasien merasa telah mendapatkan tambahan informasi mengenai
kondisi dan berbagai pilihan pengobatannya. Pasien juga merasa bahwa media sosial
memungkinkan mereka lebih siap ketika bertemu dengan bidan sehingga tahu mana
pertanyaan yang harus diajukan dalam diskusi, Penggunaan media sosial dapat
meningkatkan kesempatan belajar dan meningkatkan komunikasi kesehatan, dengan
demikian juga dimungkinkan sebagai akibat penggunaan media sosial oleh pasien.
Diskusi mengenai bagaimana bidan menangani kondisi tertentu secara langsung akan
berpengaruh pada pilihan pasien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan media sosial untuk lebih lanjut yang dirumuskan dalam operasionalisasi
konsep dengan penggunaan media sosial di beberapa tahap kerja media cetak. Media
massa merupakan institusi yang tidak netral, karena ia selalu terkait dengan sebuah
sistem, entah sosial, politik, ekonomi dan budaya-yang kesemuanya berlaku di mana
media tersebut berada. Sebagai bagian dari media massa, foto mampu merepresentasikan
sebuah realitas sosial yang ada di masyarakat. Banyak kejadian yang dapat diabadikan ke
dalam foto. Nilai-nilai yang tertuang dalam foto pun mampu menciptakan dampak pada
masyarakat yang menjadi pembaca foto.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaharuan

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fina Aryani. 2010. Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Media Online Terhadap Hasil Belajar
Fisika pada Konsep Termodinamika. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Press.

Ibnu Hajar, 1999. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai