Anda di halaman 1dari 15

KEKEBALAN SELULER

DAN HUMORAL

DISUSUN OLEH :
DHEA AGATHA PASARIBU (190211004)
PUJA LESTARI (190211011)
RIBKA SISVA YERTI PANJAITAN (190211012)

MATA KULIAH
Imunologi

DOSEN
Kesaktian Manurung, M. Biomed

Pendidikan Profesi Bidan


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN
Tahun Ajaran 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kekebalan Selular dan
Humoral” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dan juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sistem imunitas tubuh manusia, khususnya kekebalan humoral dan
selular.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Imunologi, Kesaktian
Manurung, M. Biomed yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun diharapkan sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih
atas perhatiannya

Medan, 27 November 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2

2.1 Kekebalan Seluler dan Humoral...................................................................2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iii

3
BAB 1
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah


Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran
ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin, sistem
imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat.
Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila kedalam tubuh terpapar suatu
zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing. Konfigurasi asing ini dinamakan
antigen atau imunogen dan proses serta fenomena yang menyertainya disebut dengan
respons imun yang menghasilkan suatu zat yang disebut dengan antibodi. Jadi antigen
atau imunogen merupakan potensi dari zat-zat yang dapat menginduksi respons imun
tubuh yang dapat diamati baik secara seluler ataupun humoral.
Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan terjadi dua
jenis respons imun, yaitu respons imun non spesifik dan respons imun spesifik. Walaupun
kedua respons imun ini prosesnya berbeda, namun telah dibuktikan bahwa kedua jenis
respons imun diatas saling meningkatkan efektivitasnya.
Respons imun yang terjadi sebenarnya merupakan interaksi antara satu komponen
dengan komponen lain yang terdapat didalam system imun. Interaksi tersebut berlangsung
bersama-sama sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu aktivitas biologic yang
seirama dan serasi (Grange, 1982; Goodman, 1991; Roit dkk., 1993). Makalah ini
membahas mengenai respon imun spesifik, yaitu imun seluler dan humoral.
2.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud imun seluler dan humoral?
2. Apakah perbedaan imun seluler dan humoral?
2.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian imun seluler dan humoral serta perbedaan
keduanya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kekebalan Selular dan Humoral


Respon Imun Spesifik merupakan respon imun yang didapat (acquired), yang
timbul akibat dari rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar
sebelumnya. Respons imun spesifik dimulai dengan adanya aktifitas makrofag atau
antigen precenting cell (APC) yang memproses antigen sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan interaksi dengan sel-sel imun. Dengan rangsangan antigen yang telah
diproses tadi, sel-sel system imun berploriferasi dan berdiferensiasi sehingga menjadi sel
yang memiliki kompetensi imunologik dan mampu bereaksi dengan antigen (Bellanti,
1985; Roitt,1993; Kresno, 1991).
Walaupun antigen pada kontak pertama (respons primer) dapat dimusnahkan dan
kemudian sel-sel system imun mengadakan involusi, namun respons imun primer tersebut
sempat mengakibatkan terbentuknya klon atau kelompok sel yang disebut dengan
memory cells yang dapat mengenali antigen bersangkutan. Apabila dikemudian hari
antigen yang sama masuk kedalam tubuh, maka klon tersebut akan berproliferasi dan
menimbulkan respons sekunder spesifik yang berlangsung lebih cepat dan lebih intensif
dibandingkan dengan respons imun primer.
Imun seluler terdiri dari :
a. Leukosit
 Neutrofil
 Eosinofil
 Basofil
 Monosit
 Limfosit Besar
 Limfosit Kecil
Imun Humoral terdiri dari :
a. Antibodi
b. Molekul Protein 

5
Sistem Imun Humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan
atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Di dalam imunitashumoral yang berperan
adalah limfosit B atau sel B berasal dari stem sel .

Fungsi utamanya adalah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus


danmelakukan netralisasi toksin. Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang sifatnya
pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum tulang(Bone
Marrow). Limfosit B menyerang antigen yang ada di cairan antarsel.

Terdapat 3 jenis sel limfosit B yaitu : limfosit B plasma memproduksiantibodi,


limfosit B pembelah menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak secara cepat, limfosit B
memori mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh (Zaykaf, 2012).
Humor berarti cairan di dalam tubuh. Sel B bila dirangsang oleh bendaasing, akan
berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi.
Antibodi yang dilepaskan akan ditemukan di dalam serum.Fungsi utama adalah antibodi
ini adalah pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler,virus dan bakteri serta menetralisir
toksinnya (Zaykaf, 2012). Sel Th 2 juga mempunyai kontribusi didalam sistim imunitas
ini. Th 2 akan memproduksi Il-4, Il-5, Il-6 yang merangsang sel B untuk menghasilkan
immunoglobulin (Ig), menekan kerja monosit/makrophag dan respon imun seluler
Immunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi selB
akibat kontak dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara spesifik ini akanmengikat
antigen baru lainnya yang sejenis. Bila serum protein tersebutdipisahkan dengan cara
elektroforesis, maka IgG ditemukan terbanyak dalamfraksi globulin alfa dan beta (Zaykaf,
2012). Ada lima jenis IgG yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, IgE (Zaykaf, 2012) : 

 IgG merupakan komponen utama didalam Ig serum dengan kadar di dalamdarah


sekitar 75 % dari semua immunoglobulin. IgG dapat
menembus plasenta dan masuk ke fetus dan berperan dalam imunitas bayi sampai 
berusia 6-9 bulan. IgG dan komplemen bekerja saling membantu di dalamsebagai
opsonin pada pemusnahan antigen. IgG juga berperan di dalamimunitas sellular.

6
 IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit didalam darah. IgA di dalamserum
dapat Amengagglutinasi kuman. Mengganggu motilitasnya hinggamemudahkan
fagositosis oleh sel PMN.

 IgM merupakan antibody dalam respon imun primer terhadap kebanyakanantigen.


IgM dapat mencegah gerakan mikroorganisme patogen,memudahkan fagositosis
dan merupakan aglutinator poten protein.

 IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah didalam sirkulasi. IgDmerupakan
1% dari total immunoglobulin dan ditemuksan banyak pada selmembran sel B
bersama IgM dan berfungsi sebagai reseptor pada aktivasisel B

 IgE ditemukan dalam serum dengan kadar yang rendah di dalam serumdan
meningkat pada penyakit alergi, infeksi cacing.

Respon imun primer terjadi pada paparan pertama pada antigen. Karakteristiknya
mempunyai lag period ini dibutuhkan sel B spesifik dalam melawan antigen untuk
berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi plasma sel. Jika seseorang terpapar untuk
kedua kalinya dengan antigen yang sama responimun sekunder terjadi. Respon ini lebih
cepat lebih lama, dan lebih efektif karena sistem imun sudah disiapkan melawan antigen
tersebut (Zaykaf, 2012).Walaupun antibodi tidak dapat menghancurkan antigen secara
langsungtetapi dapat menginaktifkan dan menandainya untuk dihancurkan. Yang terjadi
didalam interaksi antigen-antibodi adalah suatu formasi kompleks antigen-antibodi
(Zaykaf, 2012).

Sistem Imun Selular adalah imunitas yang diperankan oleh limfosit T denganatau tanpa
bantuan komponen sistem imun lainnya. Di dalam imunitas seluler yang berperan adalah limfosit
T atau sel T yang berasal dari sel yang sama dengansel B tetapi proliferasinya di dalam kelenjar
timus atas pengaruh berbagai faktor asal timus. Limfosit T menyerang antigen yang berada di
dalam sel. Fungsi utama sistem imun spesifik seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri,
virus , jamurdan keganasan di intra seluler. Yang berperan disini adalah limfosit T atau sel T.Sel
T bermacam-macam jenisnya, berdasarkan fungsinya secara umum ada tigagolongan utama dari
sel T. Yang merupakan sel efektor dari killing sel adalah selsitotoksik (Tc), dua golongan lagi

7
termasuk di dalam sel regulasi yaitu sel Thelper (Th) dikenal juga sebagai CD4 dan sel T
suppressor (Ts) dikenal jugasebagai CD8.T helper(Th) yang disebut juga dengan CD4 dan sel T
suppressor(Ts) yang dikenal juga dengan CD8. Th berbeda fungsi berdasarkan
kemampuansitokin yang diproduksi, terbagi menjadi Th1 dan Th2. Th1 mempunyai kontribusidi
dalam imunitas humoral (Zaykaf, 2012). Sel T terdapat dalam jumlah yang banyak didalam
submukosa jalan nafas dan dinding alveoli. Sebagai tambahan sel T terdapat dalam jumlah
sedikitdidalam lumen bronkus dapat melakukan migrasi ke jaringan.

Hal ini dapat menjelaskan bahwa limfosit dapat melakukan resirkulasi dari darah ke
jaringan limpoid dan kembali ke darah. Sel B terdapat dalam jumlah yang sedikit di dalamlamina
propria dari saluran nafas. Konsisten dengan observasi, sejumlah kecil IgA terdapat di dalam
sekresi jalan nafas seperti pada sputum maupun pada BAL. IgG juga di
dapat dalam lumen bronkus. Pada keadaan penyakit atopik sel B juga memproduksi IgE yang
didapati disekresi saluran nafas (Zaykaf, 2012).

Fungsi respon imun seluler :

o Sel CD8 mematikan secara langsung sel sasaran 

o Sel T menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe lambat

o Sel T memiliki kemampuan menghasilkan sel pengingat

o Sel T sbg pengendali CD4 dan CD8 memfasilitasi dan menekan respon imun seluler
dan humoral

Peran sel T helper (CD4)  menolong sel B dalam differensiasi dan memproduksi antibodi.
Sel Th1 memproduksi mediator interleukin-2 (IL-2) dan interferongamma (IFN-ý) yang
memegang peranan penting proteksi dengan meningkatkan kemampuan makrophag untuk
fagositosis dan mencerna kuman yang telah di fagotisir. Sel Th berinteraksi secara langsung
dengan sel B yang banyak mengandung fragmen antigen pada permukaannya untuk berikatan
denganreseptor MHC II memacunya untuk cepat membelah dan memberi sinyal untukantibodi
untuk memulai fungsinya. Ketika sel Th berikatan dengan sel B, sel T IL2 (dan limpokin
lainnya). Limpokin yang dilepaskan oleh sel Th tidak hanyamemobilisasi sel imun dan

8
makrophag, juga menarik sel darah putih sepertineutropil untuk memperkuat pertahanan non
spesifik (Zaykaf, 2012).

Fungsi sel CD4 :

1) Pengendali ; mengaitkan sistem monosit-makrofag ke sistem limfoid 

2) Berinteraksi dengan sel penyaji antigen untuk mengendalikan Ig

3) Menghasilkan sitokin yang memungkin tumbuhnya sel CD4 dan CD8

4) Berkembang menjadi sel pengingat

Peran sel T sitotoksik (Tc) juga dikenal sebagai sel T killer (pemusnah) adalah satu-
satunya sel T yang dapat langsung menyerang dan membunuh sel lainnya. Target utamanya
adalah sel yang terinfeksi virus, juga menyerang jaringan lain yang terinfeksi oleh bakteri
intraseluler, parasit, sel kanker, dan sel asing lainnya yang memasuki tubuh melalui transfusi
darah maupun transplantasi organ(Zaykaf, 2012).

Peran sel T suppressor (Ts) (CD8), Ts adalah sel regulasi, berarti adalah inhibisi karena ia
melepaskan limpokin yang dapat menekan aktivitas dari sel Tdan sel B. Sel Ts akan
menghentikan respon imun setelah sukses menginaktifkandan menghancurkna antigen. Hal ini
membantu mencegah tidak terkontrolnya dantidak dibutuhkannnya lagi kerja dari sistem imun
(Zaykaf, 2012). Respon imunitas hewan akuatik terdiri dari respon non spesifik danspesifik baik
pada ikan maupun pada udang. Karenanya, memori, spesifitas dan pengenalan zat asing
merupakan dasar mekanisme respon imunitas baik pada ikanmaupun udang (Alifuddin, 2002)

Mekanisme efektor dalam respons imun spesifik dapat dibedakan menjadi :


 Respons imun seluler
Untuk melawan mikroorganisme intraseluler yang dapat berkembang biak secara
intraseluler, seperti di dalam makrofag, diperlukan respons imun seluler, yang
diperankan oleh limfosit T. Subpopulasi sel T yang disebut dengan sel T penolong
(T-helper) akan mengenali mikroorganisme atau antigen bersangkutan melalui
major histocompatibility complex (MHC) kelas II yang terdapat pada permukaan
sel makrofag. Sinyal ini menyulut limfosit untuk memproduksi berbagai jenis

9
limfokin, termasuk diantaranya interferon, yang dapat membantu makrofag untuk
menghancurkan mikroorganisme tersebut. Sub populasi limfosit T lain yang
disebut dengan sel T-sitotoksik (T-cytotoxic), juga berfungsi untuk
menghancurkan mikroorganisme intraseluler yang disajikan melalui MHC kelas I
secara langsung (cell to cell). Selain menghancurkan mikroorganisme secara
langsung, sel T-sitotoksik, juga menghasilkan gamma interferon yang mencegah
penyebaran mikroorganisme ke dalam sel lainnya.
 Respons Imun Humoral
Respons imun humoral, diawali dengan deferensiasi limfosit B menjadi satu
populasi (klon) sel plasma yang melepaskan antibody spesifik ke dalam darah.
Pada respons imun humoral juga berlaku respons imun primer yang membentuk
klon sel B memory. Setiap klon limfosit diprogramkan untuk membentuk satu
jenis antibody spesifik terhadap antigen tertentu (Clonal slection). Antibodi ini
akan berikatan dengan antigen membentuk kompleks antigen – antibodi yang
dapat mengaktivasi komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut.
Supaya limfosit B berdiferensiasi dan membentuk antibody diperlukan bantuan
limfosit T-penolong (T-helper), yang atas sinyal-sinyal tertentu baik melalui MHC
maupun sinyal yang dilepaskan oleh makrofag, merangsang produksi antibody.
Selain oleh sel T- penolong, produksi antibody juga diatur oleh sel T penekan (T-
supresor), sehingga produksi antibody seimbang dan sesuai dengan yang
dibutuhkan.

2.2 Interaksi Antara Imun Seluler dan Imun Humoral


Antibody dependent cell mediated cytotoxicity (ADCC) sebutan lain untuk
interkasi kedua imun ini, karena sitolisis baru terjadi bila dibantu oleh antibodi.
Dalam hal ini antibodi berfunsi melapisi antigen sasaran, sehingga sel natural
killer (NK), yang mempunyai reseptor terhadap fragmen Fc antibodi, dapat melekat erat
pada sel atau antigen sasaran. Perlekatan sel NK pada kompleks antigen antibody tersebut
mengakibatkan sel NK dapat menghancurkan sel sasaran.

10
Respons imun spesifik (adaptif) dapat dibedakan dari respons imun bawaan,
karena adanya ciri-ciri umum yang dimilikinya yaitu; bersifat spesifik, heterogen dan
memiliki daya ingat atau memory.
Adanya sifat spesifik akan membutuhkan berbagai populasi sel atau zat yang
dihasilkan (antibodi) yang berbeda satu sama lain, sehingga menimbulkan sifat
heterogenitas tadi. Kemampuan mengingat, akan menghasilkan kualitas respons imun
yang sama terhadap konfigurasi yang sama pada pemaparan berikutnya.

a. Kerjasama imunitas seluler-humoral


MHC/HLA
1) Terletak pada lengan pendek kromosom 6
2) Fungsi = untuk mengenali Ag asing & Ag sendiri
3) MHCI=CD8+ (anti virus dan tumor) pada permukaan sel T-c
4) MHCII=CD4+ (anti bakteri) pada permukaan sel T-h
Aktivasi sel T-h (CD4+/MHCII)
Melalui sel makrofag mengaktifkan sel T-h

11
Aktivasi sel T-c (CD8+/MHCI)
Melalui sel makrofag mengaktifkan sel T-c
Aktivasi sel B membentuk Ig
Pembentukan Ig spesifik
Sel yang membentuk APC
1) Sel Makrofag
2) Sel Dendrit
3) Sel Limfosit B (Sel-B)

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kekebalan atau imunitas humoral dan seluler tidak dapat dipisahkan,
keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain walaupun komponen dan cara
kerjanya berbeda namun satu tujuan, yaitu melindungi tubuh dari zat asing.
Perbedaan antara kekebalan humoral dan kekebalan seluler adalah
kekebalan humoral diperantarai oleh sel B yang menghasilkan antibody dan bekerja
di cairan luar sel. Sedangkan kekebalan seluler oleh sel T yang dapat
menghancurkan sel asing di dalam sel.
Imun seluler terdiri dari :
b. Leukosit
 Neutrofil
 Eosinofil
 Basofil
 Monosit
 Limfosit Besar
 Limfosit Kecil
Imun Humoral terdiri dari :
a. Antibodi
b. Molekul Protein
Kerjasama imunitas seluler-humoral
MHC/HLA
1) Terletak pada lengan pendek kromosom 6
2) Fungsi =untuk mengenali Ag asing & Ag sendiri
3) MHCI=CD8+ (anti virus dan tumor) pada permukaan sel T-c
4) MHCII=CD4+ (anti bakteri) pada permukaan sel T-h
Aktivasi sel T-h (CD4+/MHCII)
Melalui sel makrofag mengaktifkan sel T-h

13
Aktivasi sel T-c (CD8+/MHCI)
Melalui sel makrofag mengaktifkan sel T-c
Aktivasi sel B membentuk Ig
Pembentukan Ig spesifik
Sel yang membentuk APC
4) Sel Makrofag
5) Sel Dendrit
6) Sel Limfosit B (Sel-B)

14
DAFTAR PUSTAKA

1. L. Kulik et al., 2009. “Pathogenic Natural Antibodies Recognizing Annexin IV Are


Required to Develop Intestinal Ischemia-Reperfusion Injury,” J. Immunol., vol. 182, no.
9, pp. 5363–5373, 2009.
2. C. Nathan, 2006. “Neutrophils and immunity: Challenges and opportunities,” Nature
Reviews Immunology, vol. 6, no. 3. pp. 173–182, 2006.
3. Soegijanto, Soegeng. 2016. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia
Jilid 8. Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP) : Surabaya
4. Rajab, M. 2012. Mekanisme Sistem Imun dalam Tubuh
5. Alifuddin. 2002. IMUNOSTIMULASI PADA HEWAN AKUATIK.
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.i
6. Kresno S B. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010

15

Anda mungkin juga menyukai