DAN HUMORAL
DISUSUN OLEH :
DHEA AGATHA PASARIBU (190211004)
PUJA LESTARI (190211011)
RIBKA SISVA YERTI PANJAITAN (190211012)
MATA KULIAH
Imunologi
DOSEN
Kesaktian Manurung, M. Biomed
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kekebalan Selular dan
Humoral” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dan juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sistem imunitas tubuh manusia, khususnya kekebalan humoral dan
selular.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Imunologi, Kesaktian
Manurung, M. Biomed yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun diharapkan sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih
atas perhatiannya
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iii
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sistem Imun Humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan
atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Di dalam imunitashumoral yang berperan
adalah limfosit B atau sel B berasal dari stem sel .
6
IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit didalam darah. IgA di dalamserum
dapat Amengagglutinasi kuman. Mengganggu motilitasnya hinggamemudahkan
fagositosis oleh sel PMN.
IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah didalam sirkulasi. IgDmerupakan
1% dari total immunoglobulin dan ditemuksan banyak pada selmembran sel B
bersama IgM dan berfungsi sebagai reseptor pada aktivasisel B
IgE ditemukan dalam serum dengan kadar yang rendah di dalam serumdan
meningkat pada penyakit alergi, infeksi cacing.
Respon imun primer terjadi pada paparan pertama pada antigen. Karakteristiknya
mempunyai lag period ini dibutuhkan sel B spesifik dalam melawan antigen untuk
berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi plasma sel. Jika seseorang terpapar untuk
kedua kalinya dengan antigen yang sama responimun sekunder terjadi. Respon ini lebih
cepat lebih lama, dan lebih efektif karena sistem imun sudah disiapkan melawan antigen
tersebut (Zaykaf, 2012).Walaupun antibodi tidak dapat menghancurkan antigen secara
langsungtetapi dapat menginaktifkan dan menandainya untuk dihancurkan. Yang terjadi
didalam interaksi antigen-antibodi adalah suatu formasi kompleks antigen-antibodi
(Zaykaf, 2012).
Sistem Imun Selular adalah imunitas yang diperankan oleh limfosit T denganatau tanpa
bantuan komponen sistem imun lainnya. Di dalam imunitas seluler yang berperan adalah limfosit
T atau sel T yang berasal dari sel yang sama dengansel B tetapi proliferasinya di dalam kelenjar
timus atas pengaruh berbagai faktor asal timus. Limfosit T menyerang antigen yang berada di
dalam sel. Fungsi utama sistem imun spesifik seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri,
virus , jamurdan keganasan di intra seluler. Yang berperan disini adalah limfosit T atau sel T.Sel
T bermacam-macam jenisnya, berdasarkan fungsinya secara umum ada tigagolongan utama dari
sel T. Yang merupakan sel efektor dari killing sel adalah selsitotoksik (Tc), dua golongan lagi
7
termasuk di dalam sel regulasi yaitu sel Thelper (Th) dikenal juga sebagai CD4 dan sel T
suppressor (Ts) dikenal jugasebagai CD8.T helper(Th) yang disebut juga dengan CD4 dan sel T
suppressor(Ts) yang dikenal juga dengan CD8. Th berbeda fungsi berdasarkan
kemampuansitokin yang diproduksi, terbagi menjadi Th1 dan Th2. Th1 mempunyai kontribusidi
dalam imunitas humoral (Zaykaf, 2012). Sel T terdapat dalam jumlah yang banyak didalam
submukosa jalan nafas dan dinding alveoli. Sebagai tambahan sel T terdapat dalam jumlah
sedikitdidalam lumen bronkus dapat melakukan migrasi ke jaringan.
Hal ini dapat menjelaskan bahwa limfosit dapat melakukan resirkulasi dari darah ke
jaringan limpoid dan kembali ke darah. Sel B terdapat dalam jumlah yang sedikit di dalamlamina
propria dari saluran nafas. Konsisten dengan observasi, sejumlah kecil IgA terdapat di dalam
sekresi jalan nafas seperti pada sputum maupun pada BAL. IgG juga di
dapat dalam lumen bronkus. Pada keadaan penyakit atopik sel B juga memproduksi IgE yang
didapati disekresi saluran nafas (Zaykaf, 2012).
o Sel T sbg pengendali CD4 dan CD8 memfasilitasi dan menekan respon imun seluler
dan humoral
Peran sel T helper (CD4) menolong sel B dalam differensiasi dan memproduksi antibodi.
Sel Th1 memproduksi mediator interleukin-2 (IL-2) dan interferongamma (IFN-ý) yang
memegang peranan penting proteksi dengan meningkatkan kemampuan makrophag untuk
fagositosis dan mencerna kuman yang telah di fagotisir. Sel Th berinteraksi secara langsung
dengan sel B yang banyak mengandung fragmen antigen pada permukaannya untuk berikatan
denganreseptor MHC II memacunya untuk cepat membelah dan memberi sinyal untukantibodi
untuk memulai fungsinya. Ketika sel Th berikatan dengan sel B, sel T IL2 (dan limpokin
lainnya). Limpokin yang dilepaskan oleh sel Th tidak hanyamemobilisasi sel imun dan
8
makrophag, juga menarik sel darah putih sepertineutropil untuk memperkuat pertahanan non
spesifik (Zaykaf, 2012).
Peran sel T sitotoksik (Tc) juga dikenal sebagai sel T killer (pemusnah) adalah satu-
satunya sel T yang dapat langsung menyerang dan membunuh sel lainnya. Target utamanya
adalah sel yang terinfeksi virus, juga menyerang jaringan lain yang terinfeksi oleh bakteri
intraseluler, parasit, sel kanker, dan sel asing lainnya yang memasuki tubuh melalui transfusi
darah maupun transplantasi organ(Zaykaf, 2012).
Peran sel T suppressor (Ts) (CD8), Ts adalah sel regulasi, berarti adalah inhibisi karena ia
melepaskan limpokin yang dapat menekan aktivitas dari sel Tdan sel B. Sel Ts akan
menghentikan respon imun setelah sukses menginaktifkandan menghancurkna antigen. Hal ini
membantu mencegah tidak terkontrolnya dantidak dibutuhkannnya lagi kerja dari sistem imun
(Zaykaf, 2012). Respon imunitas hewan akuatik terdiri dari respon non spesifik danspesifik baik
pada ikan maupun pada udang. Karenanya, memori, spesifitas dan pengenalan zat asing
merupakan dasar mekanisme respon imunitas baik pada ikanmaupun udang (Alifuddin, 2002)
9
limfokin, termasuk diantaranya interferon, yang dapat membantu makrofag untuk
menghancurkan mikroorganisme tersebut. Sub populasi limfosit T lain yang
disebut dengan sel T-sitotoksik (T-cytotoxic), juga berfungsi untuk
menghancurkan mikroorganisme intraseluler yang disajikan melalui MHC kelas I
secara langsung (cell to cell). Selain menghancurkan mikroorganisme secara
langsung, sel T-sitotoksik, juga menghasilkan gamma interferon yang mencegah
penyebaran mikroorganisme ke dalam sel lainnya.
Respons Imun Humoral
Respons imun humoral, diawali dengan deferensiasi limfosit B menjadi satu
populasi (klon) sel plasma yang melepaskan antibody spesifik ke dalam darah.
Pada respons imun humoral juga berlaku respons imun primer yang membentuk
klon sel B memory. Setiap klon limfosit diprogramkan untuk membentuk satu
jenis antibody spesifik terhadap antigen tertentu (Clonal slection). Antibodi ini
akan berikatan dengan antigen membentuk kompleks antigen – antibodi yang
dapat mengaktivasi komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut.
Supaya limfosit B berdiferensiasi dan membentuk antibody diperlukan bantuan
limfosit T-penolong (T-helper), yang atas sinyal-sinyal tertentu baik melalui MHC
maupun sinyal yang dilepaskan oleh makrofag, merangsang produksi antibody.
Selain oleh sel T- penolong, produksi antibody juga diatur oleh sel T penekan (T-
supresor), sehingga produksi antibody seimbang dan sesuai dengan yang
dibutuhkan.
10
Respons imun spesifik (adaptif) dapat dibedakan dari respons imun bawaan,
karena adanya ciri-ciri umum yang dimilikinya yaitu; bersifat spesifik, heterogen dan
memiliki daya ingat atau memory.
Adanya sifat spesifik akan membutuhkan berbagai populasi sel atau zat yang
dihasilkan (antibodi) yang berbeda satu sama lain, sehingga menimbulkan sifat
heterogenitas tadi. Kemampuan mengingat, akan menghasilkan kualitas respons imun
yang sama terhadap konfigurasi yang sama pada pemaparan berikutnya.
11
Aktivasi sel T-c (CD8+/MHCI)
Melalui sel makrofag mengaktifkan sel T-c
Aktivasi sel B membentuk Ig
Pembentukan Ig spesifik
Sel yang membentuk APC
1) Sel Makrofag
2) Sel Dendrit
3) Sel Limfosit B (Sel-B)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekebalan atau imunitas humoral dan seluler tidak dapat dipisahkan,
keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain walaupun komponen dan cara
kerjanya berbeda namun satu tujuan, yaitu melindungi tubuh dari zat asing.
Perbedaan antara kekebalan humoral dan kekebalan seluler adalah
kekebalan humoral diperantarai oleh sel B yang menghasilkan antibody dan bekerja
di cairan luar sel. Sedangkan kekebalan seluler oleh sel T yang dapat
menghancurkan sel asing di dalam sel.
Imun seluler terdiri dari :
b. Leukosit
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
Monosit
Limfosit Besar
Limfosit Kecil
Imun Humoral terdiri dari :
a. Antibodi
b. Molekul Protein
Kerjasama imunitas seluler-humoral
MHC/HLA
1) Terletak pada lengan pendek kromosom 6
2) Fungsi =untuk mengenali Ag asing & Ag sendiri
3) MHCI=CD8+ (anti virus dan tumor) pada permukaan sel T-c
4) MHCII=CD4+ (anti bakteri) pada permukaan sel T-h
Aktivasi sel T-h (CD4+/MHCII)
Melalui sel makrofag mengaktifkan sel T-h
13
Aktivasi sel T-c (CD8+/MHCI)
Melalui sel makrofag mengaktifkan sel T-c
Aktivasi sel B membentuk Ig
Pembentukan Ig spesifik
Sel yang membentuk APC
4) Sel Makrofag
5) Sel Dendrit
6) Sel Limfosit B (Sel-B)
14
DAFTAR PUSTAKA
15