Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH PRAKTIK IMUNOLOGI

Dosen Pengampu :

Meutia Srikandi Fitria, M.Biotech dan Herlisa Anggraini, SKM, M.Si, Med

Disusun Oleh :

1. Inggrid Daratista Nastiti (G1C020002)


2. Meilany Indah Rahmawati (G1C020008)
3. Riska Oktaviani (G1C020010)
4. Diva Inawati (G1C020021)
5. Siti Maulida Mahmudah (G1C020022)

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Antigen Darah Merah
Domba” ini dengan lancar.

Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada nabi kita, nabi Muhammad
SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafaat beliau di Yaumul Mahsyar kelak, Aamiin ya
Rabbal alamin.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen yang membimbing kami dalam mata kuliah
pr Imunologi 2. karena atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pr. Imunologi 2
selain itu juga agar pembaca dapat memahami materi Antigen Darah Merah Domba.

Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
menambah wawasan kita mengenai Antigen Darah Merah Domba, khususnya bagi penulis.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan ilmu dan pengetahuan kami. Maka kami menghargai kritik dan saran dari
pembaca, dan membantu membuat makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Semarang, 7 November 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem kekebalan tubuh sendiri dipelajari dalam studi khusus, yaitu imunologi
berasal dari kata imun yang berarti kekebalan dan logos yang berarti ilmu. Imunologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh. Sistem ini mendeteksi
berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh
dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Sistem pertahanan padamakhluk hidup ada 2 yaitu sistem
pertahanan bawaan, innate immunity maupun system pertahanan spesifik adaptive
immunity. Ada dua jenis imunitas, imunitas bawaan dan adaptif. Imunitas bawaan
(non spesifik) merupakan pertahanan yang telah ada semenjak lahir. Imunitas ini
berfungsi sebagai respon cepat dalam mencegah penyakit. Imunitas bawaan tidak
mengenali mikroba secara spesifik dan melawan semua mikroba dengan cara yang
identik. Selain itu, imunitas bawaan tidak memiliki komponen memori sehingga tidak
dapat mengenali kontak yang dulu pernah terjadi. (Ipin Aripin, 2019) Sistem imun
berikatan erat dengan adanya antibody. Antibodi merupakan biomolekul yang
tersusun atas protein dan dibentuk sebagai respons terhadap keberadaan benda-benda
asing yang tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Benda-benda asing itu disebut
antigen. Antibodi digunakan untuk menetralkan atau menghancurkan antigen yang
masuk ke dalam tubuh. Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein
globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune).
Ada lima macam immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD. Antigen adalah
suatu substansi atau potensi dari suatu zat yang mampu merangsang timbulnya
respons imun yang dapat dideteksi, baik berupa respons imun seluler, maupun respons
imun humoral atau respons imun kedua-duanya. Karena sifatnya itu, maka antigen
disebut juga imunogen. Imunogen yang paling poten umumnya merupakan
makromolekuler protein, polisakharida atau polimer sintetik yang lain seperti
polivinilpirolidon (PVP). Imunogenisitas atau kemampuan dari imunogen untuk
merangsang terbentuknya antibody bergantung dari antigennya sendiri, cara
masuknya, individu yang menerima antigen tersebut, dan kepekaan dari metode yang
digunakan untuk mendeteksi respons imunnya (Bellanti, 1985; Abbas dkk.,1991;
Kresno,1991). Faktor-faktor yang mempengaruhi imunogenisitas dari suatu molekul
atau substansi sangat kompleks dan tidak dapat dipahami secara gamblang, akan
tetapi beberapa kondisi tertentu telah diketahui perannya dalam menimbulkan sifatnya
imunogenisitas tersebut.
Pada metode hemaglutinasi sel darah merah diaglutinasi oleh antibodi yang
menyerang antigen yang telah digabungkan secara kimiawi pada permukaan sel darah
merah. Jadi sel darah merah merupakan indikator nyata dari interaksi antigen dan
antibodi. Antigen yang dapat digunakan adalah sel darah merah domba (SDMD)
karena merupakan antigen yang terbaik untuk pengujian produksi antibodi.
Keutamaan SDMD dari antigen lain adalah SDMD mudah diperoleh dalam suspensi
yang uniform dan dapat diukur, cukup stabil, dan lisisnya dapat dilihat dengan mudah.
Aglutinasi terjadi bila antigen yang berbentuk partikel direaksikan dengan antibodi
spesifik. Antibodi tersebut disebut spesifik jika hanya bereaksi dengan antigen yang
merangsang produksinya. Gumpalan yang terbentuk antara antigen dan antiserum
spesifik akan bersatu dan akhirnya mengendap sebagai gumpalan-gumpalan besar dan
mudah terlihat. Hal ini terjadi karena pada umumnya antibodi memiliki lebih dari satu
reseptor pengikat antigen sehingga antibodi bereaksi dengan molekul antigen lain
yang mungkin berikatan dengan salah satu molekul antibodi dan terbentuklah
gumpalan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud system imun?
1.2.2 Apa yang dimaksud antigen ?
1.2.3 Apa definisi sel darah merah domba?
1.2.4 Bagaimana cara pembuatan antigen DMD 2% ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang dapat dicapai sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami definisi system imun
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami definisi antigen
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami definisi sel darah merah domba
1.3.4 Untuk mengetahui cara pembuatan antigen DMD 2%
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Imun


Didalam tubuh terdapat mekanisme pertahanan untuk menghalau atau
menangkal bakteri dan virus agar tidak masuk kedalam tubuh, ini dinamakan dengan
system imun tubuh. Sistem yang membentuk kemampuan tubuh untuk melawan bibit
penyakit dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh agar terhindar
dari penyakit itu yang dinamakan sistem imun ( iriyanto 2012 ). Menurut fox (2008)
sistem imun mencakupi semua struktur dan proses yang menyediakan pertahanan
tubuh untuk melawan bibit penyakit dan dapat dikelompokan menjadi 2 katagori yaitu
sistem imun bawaan ( innate ) yang bersifat non spesifik dan sistem imun adaptif yang
bersifat spesifik.
Daya tahan tubuh non spesifik adalah daya tahan terhadap berbagai bibit
penyakit yang tidak selektif artinya tubuh harus mengenal dahulu jenis penyakitnya
dan tidak harus memilih bibit penyakit tertentu untuk dihancurkan. Daya tahan tubuh
spesifik adalah daya tahan tubuh yang khusus untuk jenis penyakit tertentu saja. Hal
tersebut mencakup pengenalan terhadap bibit penyakit terlebih dahulu kemudian
memproduksi antibodi atau limfosit T khusus yang hanya bereaksi terhadap bibit
penyakit tersebut ( iriyanto 2012 ).
Daya tahan tubuh non spesifik mencakup rintangan mekanis “Kulit”, rintangan
kimiawi “lisozim dan asam lambung”, sistem komplemen “opsinon, histamine,
kemotoksin, dan juga kinin”, interferon, fagositosis, demam, dan radang. Daya tahan
tubuh spesifik atau imunitas dibagi menjadi imunitas humoral yang menyangkut
reaksi antigen dan antibodi yang komplementer di dalam tubuh dan imunitas seluler
yang menyangkut reaksi sejenis sel ( T Limfosit ) dengan antigen di dalam tubuh
(Iriyanto 2012). Menurut Irianto 2012, sistem imun memiliki fungsi secara umum
yaitu sebagai berikut:
1. Pembentuk kekebalan tubuh
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk kedalam tubuh
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh
Antibodi adalah protein yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen yang masuk
kedalam tubuh. Peningkatan respon terhadap antigen dilakukan dengan peningkatan
titer antibodi. Titer antibodi adalah ukuran jumlah unit antibody per unit volume
serum (Subowo, 2009). Titer antibodi bisa ditingkatkan dengan cara pemberian bahan
tambahan sebagai perangsang sistem imun atau dikenal dengan imunomodulator.
Antibodi disebut juga dengan immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin,
Karena berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada
lima macam immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD.

2.2 Antigen
Antigen adalah suatu substansi atau potensi dari suatu zat yang mampu
merangsang timbulnya respons imun yang dapat dideteksi, baik berupa respons imun
seluler, maupun respons imu humoral atau resspons imun kedua-duanya. Karena
sifatnya itu, maka antigen disebut juga imunogen. Imunogen yang paling poten
umumnya merupakan mkaromolekuler protein, polisakharida atau polimer sintetik
yang lain seperti polivinilpirolidon. Imunogenitas atau kemampuan imunogen untuk
merangsang terbentuknya antibody bergantung dari antigenya sendiri, cara masuknya,
individu yang menerima antigen tersebut, dan kepekaan dari metode yang digunakan
untuk mendeteksi respon imunnya.
Faktor yang mempengaruhi imunogenisitas dari suatu molekul atau substansi
sangat kompleks dan tidak dapat dipahami akan tetapi beberapa kondisi tertentu telah
diketahui perannya dalam menimbulkan sifat imunogenitasnya ,contohnya pada
metode pemasukan antigen, cara masuknya kedalam tubuh akana menentukan respon
imun yang ditimbulka. Ada kalanya sejumlah antigen yang dimasukkan secaraa
intravena tidak menimbulkan respons imun, dibandingkan dengan antigen sama yang
dimasukkan secara subkutan. Pada umumnya cara pemasukan antigen kedalam tubuh
dapat langsung melalui kulit, melalui pernapasan, melalui saluuran pencernaan, atau
disuntikkan melalui subkutan, intraperitonial, intravenosa, dan intramuskuler.
2.3 Definisi Sel Darah Merah Domba
Sel darah merah domba merupakan antigen polivalen, yang merupakan protein
dengan determinan potensial yang lebih besar dibandingkan dengan monovalen. sel
darah merah domba bersifat tidak larut sehingga sering digunakan sebagai antigen dan
diinjeksikan pada hewan coba, karena semakin asing antigen yang digunakan semakin
efektif menimbulkan respons imun (Usmar dkk, 2010). Antigen pada domba memiliki
keutamaan, mudah diperoleh dalam suspensi yang uniform dan dapat diukur, cukup
stabil, dan lisisnya dapat dilihat dengan mudah (Bratawitjaja,2004). Volume total
darah domba berkisar antara 7-8% dari berat badan, dan sisanya 25-35% merupakana
elemen-elemen darah yang utama yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
putih), dan keping darah (platelet) eritrosit pada domba memiliki diameter 4,8 µm
untuk pengangkutan oksigen. Sel ini berbentuk cakram (disk) biokonkaf dengan
pinggiran sirkular (Sugiarti,2007).
2.4 Cara pembuatan antigen DMD 2%
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari makalah laporan praktikum imunologi ini
menyimpulkan bahwa Sel darah merah domba merupakan antigen polivalen, yang
merupakan protein dengan determinan potensial yang lebih besar dibandingkan
dengan monovalen. sel darah merah domba bersifat tidak larut sehingga sering
digunakan sebagai antigen dan diinjeksikan pada hewan coba, karena semakin asing
antigen yang digunakan semakin efektif menimbulkan respons imun.
Antigen Darah Merah Domba adalah suatu substansi atau potensi dari suatu
zat yang mampu merangsang timbulnya respon imun yang dapat dideteksi, baik
berupa respons imun seluler, maupun respons imun humoral atau respons imun
kedua-duanya. Imunogenisitas atau kemampuan dari imunogen untuk merangsang
terbentuknya antibody bergantung dari antigennya sendiri, cara masuknya, individu
yang menerima antigen tersebut, dan kepekaan dari metode yang digunakan untuk
mendeteksi respons imunnya.
Antigen yang dapat digunakan adalah sel darah merah domba (SDMD) karena
merupakan antigen yang terbaik untuk pengujian produksi antibodi.Hal ini terjadi
karena pada umumnya antibodi memiliki lebih dari satu reseptor pengikat antigen
sehingga antibodi bereaksi dengan molekul antigen lain yang mungkin berikatan
dengan salah satu molekul antibodi dan terbentuklah gumpalan.
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan para pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami tentang apa itu Antigen Darah Merah Domba. Dan
semoga dapat memahami makalah yang kami buat dan dapat bermanfaat bagi
pemabaca, serta dapat mengaplikasinya dalam dunia Analis Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai