Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


IMMUNODEFISIENSI

DISUSUN OLEH:

1. Aan Andriansyah
2. Alan Syarifin Syahril
3. Anggi Kurnia Novansyah
4. Eva Wulansari
5. Hanif Firmansyah
6. Lela Nurlela Fitriyani
7. Nurhayati

PRODI S1 KEPERAWATAN NON REGULER

STIKES FALETEHAN SERANG

2015
KATA PENGANTAR
Segala puji atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul imunodefisiensi
tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata ajaran Keperawatan
Medikal Bedah II.Adapun bahan makalah kami kutip dari beberapa sumber yang terdapat dalam
daftar pustaka. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan yang akan datang.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Serang, 29 september 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum.........................................................................................
2.2 Pengertian.....................................................................................................
2.3 Klasifikasi.....................................................................................................
2.4 Etiologi ........................................................................................................
2.5 Tanda dan Gejala..
2.6 Patofisiologi..
2.7 Pemeriksaan Penunjang
2.8 Pengobatan dan Pencegahan.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan diktum bahwa segala sesuatu dapat saja berjalan secara salah, maka
telah diketahui beberapa keadaan defisiensi imun pada manusia yang bukan sebagai akibat faktor
lingkungan.Keterkaitan komplemen antibodi dan sel fagosit membentuk dasar mekanisme
terhadap infeksi progenik oleh bakteri yang memerlukan opsonisasi sebelum fagositosis.Karena
itu tak mengherankan defisiensi salah satu faktor tadi merupakan predisposisi bagi seseorang
mengalami infeksi berulang.Penderita dengan defisiensi sel-T tentu mempunyai pola infeksi
yang berbeda.Penderita ini peka terhadap infeksi virus dan jamur yang biasanya dapat
dieliminasi oleh imunitas selular.Insiden keganasan yang meningkat dan autoantibodi dengan
atau tanpa penyakit autoimun telah ditemukan pada penderita-penderita yang mengalami
defisiensi imun.Namun hubungan keadaan ini belum jelas, meski kegagalan pengaturan sel T
atau ketidakmampuan mengontrol infeksi virus merupakan salah satu penjelasan.

1.2 Rumusan Masalah


1.Bagaimanakah gambaranumum sistem imun
2.Apa pengertian imunodefisiensi
3.Apa saja klasifikasi imunodefisiensi
4.Bagaimakakah etiologi imunodefisiensi
5.Apa saja tanda dan gejala imunodefisiensi
6.Bagaimana patofisiologi imunodefisiensi
7. Apa saja pemeriksaan penunjang imunodefisiensi
8. Bagaimana Pengobatan dan pencegahan imunodefisiensi
1.3 Tujuan dan Manfaat
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan, penulis kembali menetapkan tujuan dan
manfaat penulisan makalah ini,diantaranya:
1. Untuk mengetahui gambaran umum system imun
2. Untuk mengetahui pengertian imunodefisiensi
3. Untuk mengetahui klasifikasi imunodefisiensi
4. Untuk mengetahui etiologi imunodefisiensi
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala imunodefisiensi
6. Untuk mengetahui patofisiologi imunodefisiensi
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang imunodefisiensi
8. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan imunodefisiensi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Sistem Imun


Imunitas adalah kekebalan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.Imunsistem
adalah semua hal yang berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibody dan
sitokin/kemokin. Fungsi utama sistem imun adalah pertahanan terhadap infeksimikroba,
walaupun substansi non infeksious juga dapat meningkatkan kerja sistem imun.Respon imun
adalah proses pertahanan tubuh terhadap semua bahan asing, yang terdiridari sistem imun non
spesifik dan spesifik.
1) Imunitas Non Spesifik
Imunitas non spesifik merupakan respon awal terhadap mikroba untuk
mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya infeksi pada host,
merangsangterjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan efektifitas kerja dan
Hanya bereaksi terhadap mikroba ,bahan-bahan akibat kerusakan sel (heat shock
protein) danmemberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang.
2) Komponen-komponen yang Berperan dalam Sistem Imun
1. Barier Sel Epitel
Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari
lingkungandan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi
natural.Didalamsel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B, tetapi
diversitasnya lebihrendah daripada limfosit T dan B pada sistem imun spesifik.
Sel T limfositintraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis
danselanjutnya melisiskan mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit
intraepitelakan menghasilkan IG M.
2. Neutrofildan Makrofag
Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja
adalahneutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran
terhadapmikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil
mempunyaireseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular
(DNA),endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya
mengaktifkanaktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.
3. NK Sel
NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel
diaktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus,
bahanintrasel mikroba dan segala jenis sel yang tidak mempunyai MCH class
I.Selanjutnya NK sel akan menghasilkan porifrin dan granenzim untuk
merangsang terjadinya apoptosis.

2.2 Pengertian Imunodefisiensi


Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan responimun
normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya disebabkanoleh kelainan
genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat penyakit utama lainseperti infeksi,
pengobatan kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-obatan imunosupresan(menekan sistem
kekebalan tubuh) atau pada usia lanjut dan malnutrisi (Kekurangangizi).

2.3 Klasifikasi
Imunodefisiensi terbagi menjadi dua, yaitu imunodefisiensi primer yang hampir selalu
ditentukan faktor genetik. Sementara imunodefisiensi sekunder bisa muncul sebagai komplikasi
penyakit seperti infeksi, kanker, atau efek samping penggunaan obat-obatan dan terapi.
1. Imunodefisiensi Primer
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 150 jenis imunodefisiensi
primer.Imunodefisiensi dapat mempengaruhi limfosit B, limfosit T, atau fagosit.
Gangguan imunodefisiensi, diantaranya:
Defisiensi IgA (imunoglobulin)
Imunoglobin ditemukan terutama di air liur dan cairan tubuh lain sebagai
perlindungan pertama tubuh. Penyebabnya genetik maupun infeksi toksoplasma,
virus cacar, dan virus lainnya. Orang yang kekurangan IgA cenderung memiliki alergi
atau mengalami pilek dan infeksi pernapasan lain walaupun tidak parah.
Granulomatos kronis (CGD)
Penyakit imunodefisiensi yang diwariskan sehingga penderitanya rentan terhadap
infeksi bakteri atau jamur tertentu.Penderitanya tidak dapat melawan infeksi kuman
yang umumnya ringan pada orang normal.

Bruton's Agammaglobulinemia
Kelainan yang ditandai kegagalan prekursor limfosit B karena cacat pada gen
kromosom X. Penyakit ini paling sering ditemukan pada pria walaupun secara
sporadik terjadi juga pada wanita. Penyakit mulai terlihat pada usia 6 bulan setelah
imunoglobin maternal mulai habis.

Severe combined immunodeficiency (SCID)


SCID adalah gangguan sistem kekebalan tubuh serius karena limfosit B dan limfosit
T. Mereka yang kekurangan hampir mustahil melawan infeksi. Bayi yang mengalam
SCID umumnya mengalami kandidiasis oral, diaper rash, dan kegagalan berkembang.

Sindroma DiGeorge (thymus displasia)


Sindrom cacat lahir dengan penderita anak-anak yang lahir tanpa kelenjar timus.
Tanda sindroma ini antara lain menurunnya level sel T, tetanus, dan cacat jantung
bawaan. Telinga, wajah, mulut dan wajah dapat menjadi abnormal.

Sindroma Chediak-Higashi
Ditandai dengan ketidakmampuan neutrofil untuk berfungsi sebagai fagosit secara
normal.

Hyper IgM syndrome


Penyakit ini ditandai dengan produksi IgM tetapi defisiensi IgA dan IgE.Akibatnya
terjadi cacat pada respon imun sel T helper dan maturasi sel B dalam sekresi
imunoglobin terhambat.
Wiskott -Aldrich Syndrome
Penyakit yang terkait dengan kromosom X ditandai dengan trombositopenia, eksema,
dan rentan infeksi sehingga menyebabkan kematian dini.

2. Imunodefisiensi Sekunder
Penyakit ini berkembang umumnya setelah seseorang mengalami penyakit. Penyebab
yang lain termasuk akibat luka, kurang gizi atau masalah medis lain. Sejumlah obat-
obatan juga menyebabkan gangguan pada fungsi kekebalan tubuh. Immunodefisiensi
sekunder, diantaranya:
Infeksi
HIV (human immunodeficiency virus) dan AIDS (acquired immunodeficiency
syndrome) adalah penyakit umum yang terus menghancurkan sistem kekebalan tubuh
penderitanya.Penyebabnya adalah virus HIV yang mematikan beberapa jenis limfosit
yang disebut sel T-helper.Akibatnya, sistem kekebalan tubuh tidak dapat
mempertahankan tubuh terhadap organisme biasanya tidak berbahaya.Pada orang
dewasa pengidap AIDS, infeksi HIV dapat mengancam jiwa.

Kanker
Pasien dengan kanker yang menyebar luas umumnya mudah terinfeksi
mikroorganisma.Tumor bone marrow dan leukimia yang muncul di sumsum tulang
belakang dapat mengganggu pertumbuhan limfosit dan leukosit.Tumor juga
menghambat fungsi limfosit seperti pada penyakit Hodgkin.

Obat-obatan
Beberapa obat menekan sistem kekebalan tubuh, seperti obat kemoterapi yang tidak
hanya menyerang sel kanker tetapi juga sel-sel sehat lainnya, termasuk dalam sum-
sum tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh.Selain itu, gangguan autoimun atau
mereka yang menjalani transplantasi organ dapat mengurangi kekebalan tubuh
melawan infeksi.
Pengangkatan Lien
Pengangkatan lien sebagai terapi trauma atau kondisi hematologik menyebabkan
peningkatan suspeksibilitas terhadap infeksi terutama Streptococcus pneumoniae.

2.4 Etiologi
Beberapa penyebab dari immunodefisiensi yang didapat:
1. Penyakit keturunan dan kelainan metabolisme:
- Diabetes
- Sindroma Down
- Gagal ginjal
- Malnutrisi
- Penyakit sel sabit
2. Bahan kimia dan pengobatan yang menekan sistem kekebalan:
- Kemoterapi kanker
- Kortikosteroid
- Obat immunosupresan
- Terapi penyinaran
3. Infeksi:
- Cacar air
- Infeksi sitomegalovirus
- Campak Jerman (rubella kongenital)
- Infeksi HIV (AIDS)
- Mononukleosis infeksiosa
- Campak
- Infeksi bakteri yang berat
- Infeksi jamur yang berat
- Tuberkulosis yang berat
4. Penyakit darah dan kanker:
- Agranulositosis
- Semua jenis kanker
- Anemia aplastik
- Histiositosis
- Leukemia
- Limfoma
- Mielofibrosis
- Mieloma
5. Pembedahan dan trauma:
- Luka bakar
- Pengangkatan limpa
6. Lain-lain:
- Sirosis karena alkohol
- Hepatitis kronis
- Penuaan yang normal
- Sarkoidosis
- Lupus eritematosus sistemik

2.5 Tanda dan Gejala


Gejala klinis yang menonjol pada Imunodefisiensi adalah infeksi berulang atau
berkepanjangan atau oportunistik atau infeksi yang tidak umum yang tidak memberikan
respon yang adekuat terhadap terapi antimikroba.Telah diketahui bahwa reaksi imunologi
pada infeksi merupakan interaksi antara berbagai komponen dalam sistem imun yang
sangat komplek. Kelainan pada sistem fagosit, limfosit T dan limfosit B mapun dalam
sistem komplemen dapat menampilkan gejala klinik yang sama sehingga sulit dipastikan
komponen mana dari sistem imun yang mengalami gangguan. Penderita dengan defisiensi
limfosit T biasanya menunjukan kepekaan terhadap infeksi virus, protozoa, dan jamur yang
biasanya dapat diatasi dengan respon imun seluler.Gejala penyakit imunodefisiensi
berbeda-beda tergantung pada jenisnya dan individu.Tanda dan gejala imunodefisiensi
meliputi:

1. Pneumonia, bronkitis, infeksi sinus, infeksi telinga, meningitis, atau infeksi kulit yang
berulang
2. Infeksi darah
3. Peradangan dan infeksi organ dalam
4. Kelainan darah, seperti jumlah trombosit yang rendah atau anemia
5. Masalah pencernaan, seperti kram, kehilangan nafsu makan, mual, dan diare
6. Pertumbuhan dan perkembangan lambat atau tertunda
7. Gangguan autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau diabetes tipe 1

2.6 Patofisiologi

Agammaglobulinemia X-Linked :

Mutasi gen kodetirosin kinase


Bruton

kegagalan pra-B-limfosit untuk


menjadi ke B-limfosit dewasa

tidak ada antibodi diproduksi

Infeksi

Common Variabel :

Infeksi berulang

sel B dalam darah yang memiliki


antibodi IgG pada permukaan
lebih rendah dari normal

Tidak mampu melawan infeksi

Anomaly Digeorge :
kelainan tidak memiliki
kelenjar thimus

limfosit T tidak
diproduksi

Tidak dapat melawan


infeksi

Kandidiasis Mukokantaneous Kronis :

Cacat dalam imunitas

Candida albican masuk

Fungsi sel darah putih


terhadap candida menurun

terjadinya infeksi

Ataksia Telangiektasia :
cacat pada gen Ataksia Telangiektasia

Tidak dapat menduplikasi DNA

Ketidakstabilan kromosom DNA,


kelainan pada rekombinasi genetik, dan
tidak adanya program pematian sel

Sensitif terhadap sinar X

Rentan terjadi kanker

Sindrome Wiskott Aldrich :

cacat (mutasi) pada WS

Trombost di hapus oleh Limpa,

jumlah trombosit rendah

Produksi sel B dan T sedikit

Peningkatan kerentanan terhadap


infeksi, eksim, dan perdarahan

Antibody Selektif :
penyebab belum
diketahui

kelainan pada sel


B

igM tidak mampu


beralih untuk IgA

IgA jadi
berkurang

Granulomatosa Kronis :

cacat dalam
oksidase NADPH fagositik

Anionsuperoksida dihasilkan
dari NADPH berkurang

tanggapan rangsangan
fisiologis menurun

rentan terjadinya infeksi


2.7 Pemeriksaan Penunjang
Selain pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, riwayat penyakit autoimun dalam keluarga,
sejumlah tes juga dilibatkan dalam penentuan penyakit immunodefisiensi yaitu:
Tes darah, yang dapat mengungkap kelainan dalam sistem kekebalan tubuh. Tes
termasuk mengukur sel-sel darah dan sel imun.
Identifikasi infeksi, untuk menganalisis infeksi dan penyebabnya apabila pasien tidak
merespon pengobatan standar.
Uji Pre-natal, dilakukan orangtua yang memiliki anak dengan gangguan imunodefisiensi
untuk melakukan pengecekan apakah gangguan tersebut juga dialami janin pada
kehamilan berikutnya.

2.8 Pengobatan dan Pencegahan


Pengobatan immunodefisiensi termasuk pencegahan, pengobatan infeksi dan meningkatkan
sistem kekebalan tubuh, meliputi:
Pola hidup sehat untuk melindungi dari infeksi
Pengobatan infeksi virus dan bakteri dengan antiviral dan antibiotik
Suntikan atau subkutan immunoglobin
Pengobatan terbaik kekurangan sel T adalah transplantasi sum-sum tulang belakang dari
donor yang cocok
Pengobatan lain yang masih dalam fase eksperimen termasuk, sitosin, transplantasi
thymic, terapi gen dan transplantasi sel induk.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Imunitas adalah kekebalan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.Imunsistem
adalah semua hal yang berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibody dan
sitokin/kemokin. Fungsi utama sistem imun adalah pertahanan terhadap infeksimikroba,
walaupun substansi non infeksious juga dapat meningkatkan kerja sistem imun.Sedangkan
Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaanrespon imun normal.
Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnyadisebabkan oleh kelainan genetik
yang diturunkan, serta secara sekunder akibat penyakitutama lain seperti infeksi, pengobatan
kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-obatanimunosupresan (menekan sistem kekebalan tubuh)
atau pada usia lanjut dan malnutrisi(Kekurangan gizi).

3.2 Saran
Setelah kami menyelesaikan makalah dengan judul Imunodefisiensi, kami merasamasih
banyak sekali kekurangan karena keterbatasan referensi baik itu dari etiologi maupun
patofisiologi.Untuk itu kami dari kelompok 5 mengharap masukan kritik sarandan sanggahan
untuk kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.aaaai.org
http://www.sridianti.com
http://www.medicinesia.com
http://www.mayoclinic.org
http://www.patient.co.uk
Martini, Frederic .H.(2001). Fundamental of Anatomy & Phisiology. 5th Ed.
NewJersey: Prentice- Hall
Sloane, Etho.(2004). Anatomi Fisiologi Bagi Pemula. Jakarta: Penerbit
BukuKedokteran EGC
Thibodeau, G.A., Patton, Kevin.T. (2007). Anatomy and Phisiology. Missouri:Mosby

Anda mungkin juga menyukai