Anda di halaman 1dari 10

IMUNOPROFILAKSIS

DI SUSUN OLEH :
MUTIARA YOHANA GULTOM 1511C1002
ULFAH RAHMAYANI 1511C1007
IKHRIMA DIAH AMBARWATI 1511C1014
RIMA TRI AGUSTIN 1511C1020
DEFINISI IMUNOPROFILAKSIS

• Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit/infeksi terhadap antibodi spesifik. Selain itu juga,
merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan tindakan mendapatkan
kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan
efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas.
FUNGSI IMUNOPROPFILAKSIS

• Fungsi dari imunoprofilaksis adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap
penyakit, kekebalan terhadap penyakit dapat dipacu dengan pemberian imunostimulan
termasuk vaksinasi dan vitamin dan dapat mengurangi penularan suatu penyakit.
DEFISI IMUNISASI

• Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Imunisasi merupakan


upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan pemberian vaksin.
Imunisasi menggambarkan proses yang menginduksi imunitas secara artificial dengan
pemberian bahan antigenik seperti agen imunobiologis. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif
ataupun pasif. Pada imunisasi aktif, respons imun terjadi setelah seseorang terpapar dengan
antigen. Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibody atau produk sel lainnya dari
orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif.
RESPON IMUN PADA IMUNISASI

• Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen.
Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih
rendah dibanding dengan respons imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. Waktu antara antigen
masuk sampai dengan timbul antibodi (lag phase) lebih lama bila dibanding dengan respons imun
sekunder.
• Pada respons imun sekunder, antibodi yang dibentuk kebanyakan adalah IgG, dengan titer dan afinitas yang
lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding respons imun primer. Hal ini disebabkan sel memori
yang terbentuk pada respons imun primer akan cepat mengalami transformasi blast, proliferasi, dan
diferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi. Demikian pula dengan imunitas selular, sel
limfosit T akan lebih cepat mengalami transformasi blast dan berdiferensiasi menjadi sel T aktif sehingga
lebih banyak terbentuk sel efektor dan sel memori.
JENIS-JENIS IMUNISASI

• Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada seorang individu
untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang akan mencegah infeksi. Antibodi dapat
timbul secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan. Antibodi dapat memberi perlindungan seumur
hidup atau perlindungan untuk sementara waktu sehingga beberapa vaksin perlu diulangi pemberiannya pada
interval tertentu.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi aktif, yaitu:
1. Perlu ada paparan (exposure) antigen
2. Dapat alami (infeksi) atau buatan (vaksin)
3. Perlu waktu untuk pembentukan
4. Terbentuk kekebalan untuk jangka waktu yang lama terhadap infeksi mendatang
LANJUTAN

• Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah adalah pemindahan antibodi yang telah dibentuk yang
dihasilkan oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja diberikan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi pasif, yaitu:
1. Tak perlu ada paparan (exposure) antigen
2. Kekebalan humoral (antibodi)
3. Dapat bersifat alami (maternal melalui plasenta dan kolostrum)
4. Dapat bersifat perolehan/buatan (antiserum dan imunoglobulin)
GAMBARAN PROSES IMUNISASI AKTIF DAN PASIF
DEFINISI VAKSINASI DAN VAKSIN

 Vaksinasi merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan
paparan antigen dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan menimbulkan
kekebalan sehingga nantinya seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit
jika terpajan oleh antigen yang serupa.
 Vaksin merupakan suatu suspensi mikroorganisme hidup yang dilemahkan atau mati atau
bagian antigenik agen yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi imunitas
dan mencegah terjadinya penyakit.
CONTOH CONTOH VAKSIN

1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
2. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan
tetanus.
3. Vaksin TT (Tetanus Toksoid), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
4. Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus.
5. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
6. Vaksin Campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
7. Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
8. Vaksin DPT/HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B

Anda mungkin juga menyukai