Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN


“COMMON GOAL”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kesehatan


Dosen Pengampu : Dr. Diadjeng Setya W, M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Ineke Permatasari 206070400111005
2. Nurul Fathiyyah 206070400111006
3. Jesica Mulyadi 206070400111008

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Manajemen Kesehatan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah
membantu hingga selesainya tugas mata kuliah ini. Pada kesempatan ini pula
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Manajemen
Kesehatan yakni Dr. Diadjeng Setya W, M.Kes yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik serta saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
perbaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi, wawasan
dan manfaat kepada semua pembaca.

Malang, 06 September 2021

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Pengertian Common Goal..........................................................................3
2.2 Komponen dan Unsur Penting Indikator pada Common Goal..................3
2.3 Cara Mencapai Keberhasilan Common Goal .........................................5
2.4 Implementasi dalam Tim ..........................................................................6
2.5 Indikator ketercapaian Common Goal.......................................................10
2.6 Keuntungan dan Kerugian ........................................................................10
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................11
3.2 Saran .........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang merupakan
wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran organisasi memiliki banyak
komponen yang melandasi diantaranya terdapat banyak orang, tata hubungan kerja, spesialis
pekerjaan dan kesadaran rasional dari anggota sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi
mereka masing-masing (Stephen P. Robins, 2012). Organisasi selain dipandang sebagai
wadah kegiatan orang juga dipandang sebagai proses, terkait dengan interaksi diantara orang-
orang yang menjadi anggota organisasi. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh
kualitas sumberdaya manusia yang saling berinteraksi dan mengembangkan organisasi yang
bersangkutan. Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam organisasi dan
mengoptimalkan kinerja pegawai tidak terlepas dari pemberdayaan potensi yang ada dalam
sebuah tim (Hasibuan, 2011). Tim adalah kumpulan individu yang saling bergantung dalam
tugas mereka, yang berbagi tanggung jawab atas hasil, yang melihat diri mereka sendiri dan
yang dilihat oleh orang lain sebagai entitas sosial utuh yang tertanam dalam satu atau lebih
sistem sosial yang lebih besar (misalnya, dalam suatu unit pelayanan dirumah sakit, atau
institusi pendidikan), dan yang mengelola hubungan mereka melintasi batas-batas organisasi
dan memiliki salah satu prasyarat yang mendukung penggunaan tim adalah agar tim memiliki
tujuan yang sama (“Relationships Among Team Trust, Team Cohesion, Team Satisfaction
and Project Team Effectiveness as Perceived by Project Managers in Malaysia,” 2014).
Manajemen merupakan unsur yang menentuan dalam menggerakkan serta
mengendalikan proses kegiatan administrasi, pelayanan, pelaksanaan suatu program dalam
pencapaian tujuan. Oleh karena itu, pelaksanaan tujuan dalam suatu organisasi/institusi dapat
terwujud apabila terdapat kegiatan aktivitas manajemen yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, bimbingan, dan pengarahan, koordinasi, kontrol dan komunikasi
(Hasibuan, 2011).
Tujuan bersama adalah tujuan yang tidak mungkin tercapai tanpa kontribusi yang
berarti dan kompeten dari setiap anggota tim. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan dapat
tercapai apabila manajemen (pengelolaan) sumber daya yang dimiliki oleh instansi tersebut
dijalankan secara baik. Untuk mengatakan bahwa manajemen dijalankan secara baik dalam
pencapaian tujuan yang telah ditentukan, maka harus dilihat dari fungsi-fungsinya yang
berjalan secara baik. Apabila fungsi-fungsi manajemen dijalankan dengan baik, maka
tentunya manajemen dalam upaya pencapaian tujuan dilakukan dengan baik. Sebaliknya,
apabila fungsi-fungsi manajemen yang ada tidak dijalankan sebagaimana mestinya, maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen yang ada juga tidak baik (Arifin et al., 2013).
Dalam instansi pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
harapan tentu harus ada manajerial yang baik. Tim dalam suatu organisasi tidak hanya harus
memiliki tujuan yang sama, semua anggota harus memahami, menerima, dan berkomitmen
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang terkait dengannya.  Dalam brainstorming, kolaborasi
di dalam tim dapat membawa para anggota tim berkumpul bersama dan bekerja untuk
mencapai tujuan yang sama melalui berbagai perspektif untuk memberikan suatu solusi
dengan cara atau ide yang beragam. Untuk mecapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama
yang baik, saling berbagi rasa, saling menghargai, dan saling memberi semangat antar
anggota tim.( (Reeves & Fuller, 2018). Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas
tentang “Common Goal” yang dikaitkan dalam instansi pelayanan kesehatan.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apakah pengertian common goal?
1.2.2 Apa saja komponen dan unsur penting indicator common goal?
1.2.3 Bagaimana cara mencapai keberhasilan common goal ?
1.2.4 Bagaimana implementasi dalam tim ?
1.2.5 Bagaimana indikator ketercapaian common goal?
1.2.6 Apakah keuntungan dan kerugiannya ?

1.2 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian common goal
1.3.2 Mengetahui komponen dan unsur penting indikator common goal
1.3.3 Mengetahui cara mencapai keberhasilan common goal.
1.3.4 Mengetahui implementasi dalam tim.
1.3.5 Mengetahui indikator ketercapaian common goal.
1.3.6 Mengetahui keuntungan dan kerugian.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian “Common Goal”


Tujuan merupakan satu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai.
Setiap tujuan disebut sasaran atau target (Arifin et al., 2013). Setiap organisasi pasti memiliki
tujuan yang spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan yang
bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar,
pertumbuhan organisasi, dan produktivitas. Sementara tujuan yang bersifat kualitatif dapat
disebutkan sebagai efektivitas dan efisiensi organisasi, manajemen organisasi yang tangguh,
moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi yang baik, stabilitas, pelayanan kepada
masyarakat yang memuaskan, dan citra perusahaan yang baik. Teori tidak hanya digunakan
di tingkat individu, tetapi juga di tingkat tim: tujuan tim menyangkut hasil yang ingin dicapai
oleh tim (Bastian, 2014). Common Goal termasuk didalamnya ada anggota tim menghasilkan
tujuan yang sama dan didefinisikan dengan jelas yang mencakup kepentingan kolektif dan
menunjukkan kepemilikan Bersama. (Reeves & Fuller, 2018).
Kerja tim yang nyata terjadi ketika sekelompok individu berkumpul untuk fokus pada
tujuan bersama. Bahkan saat tim mengerjakan proyek sederhana, anggota tim masih perlu
melihatnya sebagai proyek mereka sendiri. Tetapi agar proyek itu benar-benar menjadi yang
terbaik, setiap orang di tim harus memiliki fokus yang bulat pada tujuan yang sama. Tim
dalam suatu organisasi tidak hanya harus memiliki tujuan yang sama, semua anggota harus
memahami, menerima, dan berkomitmen untuk mencapai tujuan dan sasaran yang terkait
dengannya.  Dalam brainstorming, kolaborasi di dalam tim dapat membawa para anggota tim
berkumpul bersama dan bekerja untuk mencapai tujuan yang sama melalui berbagai
perspektif untuk memberikan suatu solusi dengan cara atau ide yang beragam. Untuk
mecapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama yang baik, saling berbagi rasa, saling
menghargai, dan saling memberi semangat antar anggota tim (Humaira et al., 2019).

2.2 Komponen dan unsur penting indikator Common Goal


Perencanaan tujuan Bersama / common goal merupakan inti dari setiap kesuksesan
yang dicapai dalam suatu kelompok atau organisasi. Penetapan tujuan/ goal setting dapat
membuat perbedaan yang signifikan antara kesuksesan dan kegagalan. Menyusun tujuan
merupakan upaya mengakomodasi berbagai kepentingan-kepentingan individu yang terlibat
dalam organisasi atau perusahaan, yang dilanjutkan dengan menyusun strategi bagaimana
untuk mencapainya, menyusun program yang akan dilaksanakan dan diprioritaskan,
menyusun sumber dana yang dibutuhkan, menyusun prosedur, dan menyusun kebijakan
untuk menjalankan kegiatan mencapai tujuan (Arifin et al., 2013).
Berdasarkan hasil riset Dr.Edwin Locke dari Universitas Maryland, ternyata manusia
termotivasi oleh goal yang jelas dan umpan balik yang sesuai. Riset ini juga menunjukkan
bahwa seseorang lebih termotivasi oleh goal yang jelas dan menantang daripada goal yang
kabur dan terlalu mudah. Dr. Gary Latham dari Universitas Toronto mendapatkan hasil yang
selaras dengan hasil penelitian Dr. Edwin Locke saat mempelajari efek goal setting di dunia
kerja (Grote, 2017).
Setelah tujuan disusun, selanjutnya ditetapkan sebagai upaya untuk menciptakan nilai-
nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi atau instansi.
Beberapa unsur dasar yang melatar belakangi penetapan tujuan organisasi atau perusahaan
adalah sebagai berikut (Yunus, 2010).
1. Bahwa barang atau jasa yang diproduksi akan memberikan berbagai manfaat minimal
sama dengan harganya
2. Bahwa barang atau jasa yang diberikan akan dapat memberikan kepuasaan kepada
pelanggan atau konsumen
3. Bahwa teknologi yang digunakan akan menghasilkan produk atau jasa dengan biaya dan
kualitas yang bersaing
4. Bahwa dengan kerja keras serta dukungan sumber daya yang ada, organisasi atau instansi
akan dapat tumbuh dengan lebih baik dan mendapatkan laba
5. Bahwa pelayanan manajemen yang baik akan dapat menciptakan public image yang
menguntungkan, sehingga publik bersedia menggunakan jasa, menanamkan modalnya
serta membantu keberhasilan organisasi atau instansi dalam mencapai tujuan
6. Bahwa instansi memiliki konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan
ditularkan kepada karyawan dan pemegang saham

Pada tahun 1990, Locke dan Latham mempublikasikan hasil kerja mereka dan
merumuskan lima prinsip sukses goal setting. Berdasarkan hasil penelitian, sebuah goal akan
memotivasi dan meningkatkan kinerja jika memenuhi unsur sebagai berikut (Grote, 2017):
1. Clarity (kejelasan)
Pastikan goal yang ditetapkan jelas, spesifik dan terukur.
2. Challange (tantangan)
Pastikan goal relevan, dianggap penting, dan menantang bagi setiap individu dalam
kelompok atau organisasi.
3. Commitment (komitmen)
Pastikan tujuan yang ditetapkan dipahami dan disepakati bersama sehingga tujuan dapat
tercapai.
4. Feedback (umpan balik)
Pastikan ada metode pengukuran keberhasilan dan umpan balik terhadap usaha meraih
goal tersebut.
5. Task Complexity (kompleksitas tugas)
Goal yang ditetapkan juga perlu sedikit kompleks namun tidak membingungkan bagi
setiap individu dalam organisasi. Oleh karena itu, top manager perlu memberikan waktu yang
cukup untuk dapat mencapai target serta mempelajari hal yang dibutuhkan untuk mencapai
common goal.
Poin utama dalam penetapan tujuan bersama/ goal setting adalah memfasilitasi sukses.
Goal setting yang tidak tepat justru akan menimbulkan frustasi dan hambatan mental individu
dalam kelompok dalam mencapai goalnya. Oleh karena itu, perlu untuk memastikan common
goal mendukung pencapaian bersama baik Top Manager maupun setiap individu dalam
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S., Rahman, F., Wulandari, A., & Anhar, V. Y. (2013). Buku Dasar-dasar Manajemen
Kesehatan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9).
Bastian, I. (2014). Paradigma Baru Manajemen Kesehatan. Paradigma Baru Manajemen
Kesehatan, modul 1(1).
Grote, D. (2017). 3 Popular Goal-Setting Techniques Managers Should Avoid. Harvard Business
Review, 12.
Hasibuan, M. S. P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta: Bumi
Aksara.
Humaira, K., Riadi, S. S., & ... (2019). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan
Keterlibatan Kerja terhadap Kepusan Kerja Perawat (Studi Kasus pada Paviliun Santo
Gabriel Rumah Sakit …. Jurnal Ilmu Manajemen ….
Reeves, M., & Fuller, J. (2018). When SMART Goals Are Not So Smart. MIT Sloan Management
Review, 59(4).
Relationships Among Team Trust, Team Cohesion, Team Satisfaction and Project Team
Effectiveness as Perceived by Project Managers in Malaysia. (2014). Relationships among
Team Trust, Team Cohesion, Team Satisfaction and Project Team Effectiveness as
Perceived by Project Managers in Malaysia, 1(1).
Stephen P. Robins, M. C. (2012). Management. In Angewandte Chemie International Edition
(Vol. 40, Issue 6).
Yunus, E. H. (2010). Pengaruh Kepemimpinan, Karakteristik Individu, dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kebudayaan & Pariwisata, dan Kepuasan Konsumen
Industri Pariwisata di Jawa Timur. In Jurnal Aplikasi Manajemen (Vol. 4, Issue 1).
 

Anda mungkin juga menyukai