Anda di halaman 1dari 26

Sistem Imun pada Masa

Kehamilan
 Peran utama dari sistem imun adalah memberikan
perlindungan bagi tubuh sehingga harus memiliki
kemampuan untuk membedakan antara self dan
non-self
 Terjadi adaptasi imun selama kehamilan untuk
menyelamatkan janin sementara tubuh ibu sendiri
tetap mempunyai kemampuan untuk melawan
infeksi yang mungkin terjadi
 beberapa penyakit yang dialami ibu ternyata
memberikan kekebalan yang dapat diteruskan
kepada janin selama kehamilan maupun laktasi.
Dasar-dasar imunologi

mekanisme imunitas = kemampuan untuk mengenal


suatu zat sebagai benda asing yang selanjutnya akan
di netralisasi, dilenyapkan atau dimasukkan ke
dalam proses metabolisme yang akan
menguntungkan atau menimbulkan kerusakan
jaringan
FISIK

INNATE LARUT

SISTEM SELULER
IMUN
HUMORAL
ADAPTIF
SELULAR
Aspek imunologi ibu

1. Masa pembuahan
Spermatozoa + plasma Fagosit

semen = Benda asing


Antibodi
Tempat ditemukannya antisperma
antibodi antisperma= serum
→ Traktus reproduksi →
kelenjar limfe menyebabkan
infertilitas pada wanita.
Akibat adanya antibody antisperma
Pada keadaan normal :
Wanita toleran terhadap sperma dan plasma sperma
karena
1. Sperma di fagosit oleh makrofag
2. Plasma sperma bersifat imunosupesif
3. Plasma sperma memiliki anti-komplemen
Setelah terjadi konsepsi:
1. HLA zigot berbeda dengan HLA ibu namun tidak
jauh berbeda dari HLA ibu
2. Hormon progesteron yang menghambat proses
imunologi khususnya sistem imun seluler.
2. Pada masa kehamilan
analogi….. Janin = allograft
Keberhasilan “pencangkokan” karena
1.Immune depression
2.Blocking factor oleh igG dimana respon humoral
menyelamatkan janin dari respon seluler dengan
“menyembunyikan” antigen paternal.
Regulasi Respon Imun Ibu- Janin
Blokade respon imun terjadi pada :
1. Fase Pengenalan (aferen)
2. Fase generasi (sentral)
3. Fase eferen (efektor)
1. Blokade aferen

 Blokade pengenalan janin dan plasenta terhadap tubuh ibu


 2 cara : - Plasenta tidak mempresentasikan Ag
- Sistem imun ibu tidak menekan secara spesifik
 Tidak ada sensitasi pada trofoblast
 Trofoblast memiliki sifat antigenik asli dimana mempunyai Fc
reseptor dan tidak mempunyai MHC II (sinsitiotrofoblast)
sehingga mencegah respon imun dari ibu.
 Immunosupresi non-spesifik : menghambat pengenalan Ag dan
mencegah proliferasi sel T
a. Perubahan populasi sel-sel imun
b. Faktor supresi (plasenta, serum, dan desidua)
A. Perubahan populasi sel-sel imun
 Supresi sel CD4+ rentan infeksi virus
Hepatitis, Herpes simplex, virus Epstein Barr
 Menurunnya aktivasi sel NK akibat pengaruh
hormonal (LH dan hCG)
 ADCC tidak ada perubahan sel-sel yang
terinfeksi virus
 Gagal tersupresi abortus berulang
B. Faktor supresi
 Faktor supresi plasenta
- dilepaskan oleh plasenta di awal kehamilan
- Belum jelas TGF-
 Faktor supresi serum
- Faktor immunosupresif plasenta masuk ke
sirkulasi ibu, serum ibu hamil menunjukan
supresi terhadap respon limfosit dengan cara
non-spesifik
- hCG = hambat mitogen-induced prolif.
Limfosit dan melepaskan PG
- Progesteron = menghambat respon limfosit
- hCG + estrogen = supresi imun jaringan lokal

hcG: “Hormone of Life, Hormone of Death”


 Faktor supresi desidua
- 2 tipe sel : - Large cell : pada endomterium di
awal
kehamilan
- Sel kecil/granulated lymphocyte :
dengan sedikit sel –T terlokalisir
di tempat implantasi
2. Blokade Sentral

 Membutuhkan limfosit untuk mengenal antingen


dan blocking antibody
 Mekanisme yang diarahkan hanya untuk respon
imun terhadap antigen yang dituju saja
Mekanisme :
1. Blocking Ab (anti fetal HLA, anti Fc
reseptor, anti idiotopik)
2. Fetal spesific T-Supressor
3. Peran Th-2 uterus
1. Blocking Antibodi
Ab memblok respon dari sel ibu terhadap antigen
(dari janin dan plasenta)
- Ab anti fetal HLA menghalangi MLR (Mix
Lymphocyte reaction) antara sel ibu dengan janin
atau ayah
- Anti Fc reseptor : dalam serum kehamilan.
Penting untuk cegah keguguran berulan
- Anti idiotopik
2. Fetal spesific T supressor
- Pengaturan respon Immunizing antigen.
- Relevansi dengan kehamilan ???
3. Peran Th 2 – uterus
 Rasio Th1/Th2 mencapai puncak selama masa
proliferasi endomtertium dan berkurang secara
signifikan selama masa sekretori hingga mencapai
titik terendah di awal kehamilan
 Th2 : tetap produksi IL-4, IL-5, IL-6, IL-9,
IL-10, TGF-
turunkan produksi IL-2, IFN-

rentan infeksi Toxoplasmosis


 Th2 di uterus : sitokin IL-4 & IL-10 untuk menjaga
kehamilan
3. Blokade eferen (efektor)

 Pada beberapa kehamilan terjadi sensitasi tetapi


kehamilan dapat berjalan dengan baik
 Fungsi plasenta sebagai barrier antigen antara ibu
dengan janin
 Tidak ada antigen target pada trofoblas
 Blocking Ab mask fetal antigen
 Faktor supresi non spesifik (plasenta, serum,
desidua)
 Antibodi sitotoksik anti-fetal diserap oleh plasenta
 Faktor supresor janin
Imunitas Maternal

 Transfer antibodi atau sel imun dari ibu kepada janin.


Cara :
1. Melalui plasenta
-Antibodi dalam darah ibu memberikan proteksi pasif
terhadap fetus
- darah ibu mengandung IgG
2. Melalui Kolostrum
- tinggi antibodi
- tergantung dari Ag yang masuk dalam usus ibu
(enteropatogen, ex: E.coli, S.thypi, Shigella, virus
Pollo dll)
- tidak tergantung : anti-toksin tetanus, difteri,
hemolisis anti-streptokokus
Imunitas Janin

 IgM dalam darah tali pusat janin >< sel T-alloreaktif


dari ibu
 Limfosit tali pusat menekan proliferasi limfosit
dewasa dengan cara non-spesifik
Kesimpulan

 Sistem Imun normal kerjasama sistem imun ibu


dan plasenta supresi imun tubuh
 Janin tidak dianggap benda asing karena :
1. Pergeseran keseimbangan Th
2. Kerja progesteron
3. Fungsi eksosom plasenta

Anda mungkin juga menyukai