DALAM KEHAMILAN MADE TANGKAS Pengertian Dasar imunologi
Sistem Imun adalah Sel dan Molekul yang bertanggung
jawab atas imunitas. Respons Imun adalah Respons komponennya secara bersama dan terkoordinasi. Respons Imun ada 2 macam: Respons Imun Non Spesifik atau Bawaan (Innate Immunity). Respons Imun Spesifik atau Didapat (Acquired). Respons Imun Spesifik dibagi dalam 3 golongan: 1. Sistem imunitas humoral : dilaksanakan oleh sel B dan produknya, yaitu antibodi dan berfungsi dalam pertahanan terhadap mikroba ekstraseluler. 2. Sistem imunitas seluler : dilaksanakan oleh limfosit T, berfungsi untuk melawan mikroorganisme intraseluler. Terdapat 4 jenis Limfosit T : T helper, T suppressor, T cytotoxic, T yang melepaskan mediator limfokin. 3. Interaksi antar respons imun seluler dengan respons imun humoral : salah satunya disebut antibody dependent cell mediated cytotoxicity (ADCC). Dalam hal ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran (opsonisasi), sehingga sel NK (natural killer) yang mempunyai reseptor terhadap fragmen Fc antibodi tersebut dapat melekat pada sel atau antigen sasaran. Aspek imunologi ibu
1. Peristiwa imunologi pada masa pembuahan.
Spermatozoa mengandung berbagai macam antigen. Setiap kali berhubungan, seorang wanita akan menerima berjuta-juta sperma dan berbagai macam protein plasma semen. Antibodi antisperma terdapat di serum dan di cairan traktus reproduksi, terutama dibawakan oleh kelas Ig G. Adanya antibodi antisperma didalam serum wanita normal telah dilaporkan dapat menyebabkan wanita tersebut infertil. Sperma motil akan teraglutinasi dalam berbagai corak/tipe, baik tipe head to head, tail to tail maupun tail to head agglutination sehingga sperma tidak dapat lagi melanjutkan perjalanan ke tuba falopii. Respons imun didaerah ini baru akan bangkit apabila terdapat lesi patologis akibat kuman-kuman penyakit. Pada keadaan normal, wanita seharusnya tetap toleran terhadap spermatozoa dan plasma sperma akibat sifat-sifat imunosupresif plasma sperma itu sendiri. Dalam plasma sperma ditemukan juga fakto-faktor anti komplemen yang dapat menghambat aktivasi sistem komplemen. Dengan demikian proses imobilisasi sperma oleh antibodi tidak terjadi. 2. Peristiwa imunologi pada masa kehamilan. Janin yang terjadi akibat pertemuan dua gamet yang berlainan, satu dari fihak ayah dan yang lain dari fihak ibu, sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya, sehingga secara imunologis penolakan plasenta dan janin oleh sistem imunitas ibu merupakan keadaan yang seharusnya terjadi. Dengan adanya suatu mekanisme immune depression pada tubuh ibu, yaitu suatu mekanisme tubuh yang menekan sistem imun atau menahan repons imun yang telah bangkit dan juga karena adanya mekanisme blocking factor yang disebabkan oleh suatu faktor plasma yang spesifik, maka antigen paternal pada plasenta dan janin akan di blok, sehingga kehamilan masih dapat berlangsung. Regulasi respons imun ibu janin
Walaupun ibu terpajan oleh banyak antigen janin dan plasenta ,
namun tidak terjadi sensitisasi, atau bila ada, respons yang timbul tidak sampai mengakibatkan kerusakan pada plasenta. Blokade respons imun diperkirakan terjadi pada: 1. Fase pengenalan (aferen). 2. Fase generasi (sentral). 3. Fase eferen (efektor). Peristiwa adaptasi imunobiologi selama masa kehamilan dapat digambarkan sebagai berikut: a. Blokade Aferen 1. Tidak ada sensitisasi antigen pada trofoblas. 2. Imunosupresi nonspesifik: Perubahan populasi sel imun. Faktor supresi (plasenta, serum, desidua). b. Blokade sentral 1. Blocking Antibody (anti fetal HLA, anti Fc reseptor, anti idiotropik). 2. Fetal – spesific T – supressor cell. 3. Peran T - helper 2 uterus. c. Blokade eferen 1. Tidak ada antigen target pada trofoblas. 2. Blocking antibodies mask fetal antigens. 3. Faktor supresi nonspesifik (plasenta, serum, desidua). 4. Antibodi sitotoksik anti fetal diserap oleh plasenta. 5. Faktor supresor janin. 3. Imunitas Maternal Imunisasi pasif pada janin dapat terjadi melalui transfer antibodi atau sel imun dari ibu yang imun kepada janin atau neonatus. Hal ini dapat terjadi melalui: a. Imunitas maternal melalui plasenta. Antibodi dalam darah ibu merupakan proteksi pasif terhadap fetus. Ig G dapat berfungsi antitoksik, antivirus dan antibakteri. Imunisasi aktif dari ibu akan memberikan proteksi pasif kepada fetus dan bayi. Selama dalam uterus, mulai usia kehamilan 6 bulan, janin baru membuat antibodi Ig M, kemudian disusul Ig A pada waktu kehamilan aterm. Mulai usia kehamilan 2 bulan, Ig G sudah masuk ke dalam janin dan melindunginya. b. Imunitas maternal melalui kolostrum. ASI mengandung berbagai komponen sistem imun. Beberapa diantaranya berupa enchancement growth factor untuk bakteri yang diperlukan dalam usus atau faktor yang justru dapat menghambat tumbuhnya kuman tertentu (lisozim, laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B, granulosit). Kadar antibodi lebih tinggi ditemukan dalam kolostrum. Proteksi antibodi dalam kelenjar susu tergantung dari antigen dari lamina propria usus ibu dan gerakan sel yang dirangsang antigen dari lamina propria usus ibu ke payudara. Jadi, antibodi terhadap mikroorganisme yang menempati usus ibu dapat ditemukan dalam kolostrum, sehingga selanjutnya bayi memperoleh proteksi terhadap mikroorganisme yang masuk ke saluran cerna. Antibodi terhadap enteropatogen (E.coli, S.tiphosa murium, Shigella, Virus polio, Cocsakie) dalam ASI juga telah dibuktikan. Antibodi terhadap patogen non saluran cerna seperti antitoksin tetanus, difteri dan hemolisis antistreptokokus telah pula ditemukan dalam kolostrum. TERIMAKASIH