Anda di halaman 1dari 4

IMUNOLOGI SALURAN PENCERNAAN

RESPONS IMUN
Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respons imun, yaitu
respons imun primer dan respons imun sekunder.

Respons imun primer


Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan
antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah IgM dengan
titer yang lebih rendah dibanding dengan respons imun sekunder, demikian pula daya
afinitasnya. Waktu antara antigen masuk sampai dengan timbul antibodi (lag phase) lebih
lama bila dibanding dengan respons imun sekunder.

Respons imun sekunder


Pada respons imun sekunder, antibodi yang dibentuk kebanyakan adalah IgG, dengan titer
dan afinitas yang lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding respons imun primer. Hal
ini disebabkan sel memori yang terbentuk pada respons imun primer akan cepat mengalami
transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan
antibodi. Demikian pula dengan imunitas selular, sel limfosit T akan lebih cepat mengalami
transformasi blast dan berdiferensiasi menjadi sel T aktif sehingga lebih banyak terbentuk sel
efektor dan sel memori.

Sistem imunitas mukosa saluran cerna


Luas permukaan saluran cerna mencapai hampir 400m2 dan selalu terpajan dengan berbagai
antigen mikroba dan makanan sehingga dapat menerangkan mengapa sistem limfoid saluran
cerna (gut associated lymphoid tissue /GALT) memegang peranan pada hampir 2/3 seluruh
sistem imun. Pertahanan mukosa adalah struktur komplek yang terdiri dari komponen selular
dan non selular. Pertahanan yang paling kuat masuknya antigen ke jaringan limfoid mukosa
adalah adanya enzim yang terdapat mulai dari mulut sampai ke kolon.

• Komponen utama pertahanan tubuh adalah produk gen musin. Glikoprotein musin melapisi
permukaan epitel dari rongga hidung/orofaring sampai ke rektum. Sel goblet yang
menghasilkan mukus secara kontinu memberikan pertahanan yang kuat pada persambungan
epitel. Partikel, bakteri dan virus menjadi terperangkap dalam lapisan mukus dan akan
dikeluarkan dengan proses persitaltik. Pertahanan ini mencegah patogen dan antigen masuk
ke bagian bawah epitel, disebut proses eksklusi nonimun. Musin juga berfungsi sebagai
cadangan IgA. Antibodi ini berasal dari epitel dan dikeluarkan ke dalam lumen.

• Antibodi sIgA terdapat dalam lapisan mukus berikatan dengan bakteri/virus dan mencegah
menempel pada epitel. Hubungan faktor-faktor, disebut sebagai faktor trefoil, membantu
memperkuat pertahanan dan memicu pemulihannya bila terdapat defek. Tidak adanya produk
gen musin atau faktor trefoil, manusia menjadi lebih rentan terhadap inflamasi dan kurang
mampu memperbaiki kerusakan barier. Apakah defek tersebut berperan pada pasien dengan
alergi makanan masih dalam penelitian.

• Lapisan barier berikutnya adalah sel epitel. Bersama-sama dengan persambungan bagian
apeks dan basal yang kuat, membran dan ruang antara sel membatasi masuknya
makromolekul yang besar. Namun demikian, persambungan yang kuat ini masih mungkin
dilalui oleh di- dan tripeptida serta oleh ion-ion tertentu. Pada keadaan inflamasi,
persambungan ini menjadi kurang kuat sehingga makromolekul dapat masuk ke dalam
lamina propria, contohnya respons terhadap antigen makanan atau masuknya mikroorganisme
lumen. Pada keadaan ini, antigen makanan akan menjadi antigen asing, dimana pada individu
yang memiliki bakat alergi akan menginduksi proses alergi menjadi berlanjut.

• Sel epitel usus dapat memproses sebagian antigen lumen dan mempresentasikannya ke sel T
dalam lamina propria. Dalam keadaan normal, interaksi ini menyebabkan aktivasi selektif sel
T CD8+ regulator. Pada penyakit tertentu (contohnya inflammatory bowel disease), aktivasi
beberapa sel rusak sehingga menyebabkan inflamasi menetap. Pada alergi makanan, alergen
yang menembus epitel akan menempel pada sel mast mukosa .

• Sel T yang teraktivasi dalam Peyer’s patch setelah paparan dengan antigen disebut sebagai
Th3. Sel ini berfungsi mengeluarkan transforming growth factor-β, memicu sel B untuk
menghasilkan IgA dan berperan pada terjadinya toleransi oral (aktivasi antigen spesifik non
respons terhadap antigen yang masuk per oral).

• Sel T regulator yang paling baru dikenal adalah dengan fenotip CD4+ CD25+ CD45RA+.
Sel ini awalnya dikenal pada gastritis autoimun dan berfungsi menghambat kontak antar sel
dan dapat menyebabkan kelainan autoimun pada neonatus yang mengalami timektomi.
Imunoglobulin A sekretori pada saluran cerna
Antibodi IgA adalah antibodi yang tidak dapat berikatan dengan komplemen (yang dapat
memicu respons inflamasi) dan berfungsi utama sebagai inhibitor penempelan bakteri/virus
ke epitel. Antibodi IgA dapat menggumpalkan antigen, menjebaknya dalam lapisan mukus
dan membantu mengeluarkannya dari tubuh Antibodi IgA sekretorik dilindungi oleh sel epitel
dari protease lumen dengan diproduksinya komponen sekretori yaitu glikoprotein. Molekul
ini menutupi bagian Fc dari antibodi dimer dan melindunginya dari proses proteolitik. Sistem
IgA tidak akan matur sebelum usia 4 tahun sehingga pada umur tersebut dapat terjadi
peningkatan respons imun terhadap antigen makanan. IgA sekretorik dari ASI dapat
memberikan imunisasi pasif dalam menghadapi patogen dan berperan menjadi barier bagi
neonatus. IgE tidak ditemukan dalam saluran cerna karena mudah dipecah oleh protease
lambung dan usus halus. Pada alergi makanan harus terdapat IgE dalam saluran cerna. Hal ini
dapat terjadi karena adanya antigen yang melewati barier mukosa dan mempresentasikannya
ke sel mast.

Flora komensal pada saluran cerna


Komponen terakhir dari MALT adalah flora komensal yang berperan membentuk kumpulan
imunologi dari sistem imun mukosa usus. Flora komensal diperkirakan ada 1012-1014
bakteri per gram jaringan kolon. Flora ini menguntungkan manusia karena membantu digesti,
memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel epitel, memproduksi vitamin, dll. Bila ada
penyakit, flora dapat terpengaruh dan terjadi pertumbuhan berlebihan dari strain yang kurang
dapat ditoleransi, contohnya pada kolitis pseudomembran akibat Clostridium difficile. Flora
komensal normalnya dapat menjaga keseimbangan spesies bakteri ini. Pada beberapa kasus,
flora normal dapat dikembalikan dengan pemberian probiotik.
Probiotik
Probiotik didefinisikan sebagai mikroba yang didapat dari suplemen diet yang dapat
mempengaruhi tubuh manusia secara menguntungkan khususnya di saluran cerna. Ada dua
golongan probiotik yang paling sering digunakan, yaitu golongan lactobacillus dan
bifidobacteria.
Lactobacillus diidentifikasi pertama kali oleh Louis Pasteur di Perancis. Lactobacillus
merupakan bakteri yang habitatnya berasal dari membrane mukosa dari hewan, manusia,
tanaman, limbah dan makanan fermentasi.
Sementara bifidobacteria pertama kali diisolasi dari feses atau kotoran bayi yang hanya
minum Air Susu Ibu [ASI] dan terdapat banyak sekali dalam usus manusia, hewan.
Contohnya bifidobacterium logum, Infasis dan bifidum.
Mikroba saluran cerna adalah unsur terpenting dalam pertahanan system pencernaan.
Keuntungan probiotik melindungi saluran cerna dapat diketahui dari beberapa hal , misalnya
kolonisasi bakteri disaluran cerna yang menekan pertumbuhan atau pengikat epitel oleh
kuman pathogen dan produksi zat anti mikroba.
Secara fisiologis,probiotik dapat bertahan hidup dalam saluran cerna karena memiliki
ketahanan relatif’ terhadap asam lambung dan cairan empedu. Probiotik juga dapat melekat
erat dengan sel epitel lapisan mukosa saluran cerna. Probiotik digunakan seara luas untuk
menangani penyakit saluran cerna dan aman dikonsumsi. Tapi ingat, probiotik, prebiotik dan
sinbiotik, digunakan dalam pengobatan bukan sebagai teapi tunggal, tapi pengobatan
pendampingan atau obat tambahan.
Disamping itu, probiotik juga digunakan diluar saluran cerna seperti modulasi lemak, kondisi
alergi, infeksi urogenital, dan kondisi alergi. Pada keadaan kontipasi, misalnya FOS [Frukto
Oligo Sakarida] dan GOS [Galakto Oligo Sakarida] dapat digunakan karena banyak
mengandung serat sehingga menjadikan pencernaan lebih lancar.
Sumber : http://kampus-kedokteran.com/2011/10/imunologi-saluran-pencernaan.html
Diakses pada 22 April 2015

Anda mungkin juga menyukai