Keadaan dimana menurunnya respon imun, sehingga tidak mampu melawan infeksi secara
adekuat.
Defek dari penurunan salah satu komponen sistem imun adalah penyakit yang berat yang disebut
penyakit defisiensi imun.
Penyakit defisiensi imun adalah sekumpulan aneka penyakit yang karena memiliki satu atau
lebih ketidaknormalan sistem imun, dimana kerentanan terhadap infeksi meningkat.
1. Defisiensi imun primer tidak berhubungan dengan penyakit lain yang mengganggu sistem
imun, dan banyak yang merupakan akibat kelainan genetik dengan pola bawaan khusus.
2. Defisiensi imun sekunder terjadi sebagai akibat dari penyakit lain, umur, trauma, atau
pengobatan.
Meskipun kemungkinan defisiensi imun harus dipikirkan pada seseorang yang sering mengalami
infeksi, tetapi sejatinya penyakit imunodefiensi angka kejadiannya tidak tinggi. Karena itu selalu
pertimbangkan kondisi lain yang membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi, seperti
penyakit sickle cell, diabetes, kelainan jantung bawaan, malnutrisi, splenektomi, enteropati,
terapi imunosupresif dan keganansan.
Pada sebagian besar pasien, sel B matur tidak ada namun jumlah sel T
normal atau bahkan meningkat. Tidak ditemukan sel plasma pada sumsum tulang,
nodus limfe atau saluran cerna. Diferensiasi sel pre-B menjadi sel B tergantung
pada enzim tirosin kinase (dikenal dengan Bruton’s tyrosin kinase, Btk), yang
mengalami defisiensi pada pasien XLA (Gambar 28-2). Gen untuk enzim ini
terletak pada lengan panjang kromosom X dan ekspresinya hanya terbatas pada
perkembangan sel B.
Diagnosis berdasarkan pada penemuan kadar semua isotop imunoglobulin
serum yang sangat rendah, tidak adanya limfosit B matur di sirkulasi dan mutasi
gen Btk. Identifikasi gen dapat berguna dalam mengidentifikasi perempuan karier
yang asimtomatik, dan dilakukan saat prenatal. Tatalaksana berupa imunoglobulin
pengganti.
Hyper-IgM antibody deficiency
Beberapa anak dengan defisiensi antibodi mempunyai kadar IgM serum
yang normal atau meningkat. Anak-anak tersebut juga mempunyai risiko
tambahan terhadap infeksi Pneumocystis carinii, yang secara normal terjadi pada
defek sel T. Hal ini menunjukkan defek pada defisiensi antibodi ini tidak hanya
terbatas pada defek sel B. Penyakit terkait kromosom X ini disebabkan oleh
kegagalan molekul aksesori ligan CD40 pada sel T, yang bereaksi dengan CD40
pada sel B untuk merangsang perubahan IgM menjadi IgG atau IgA pada sel B
yang terstimulasi antigen (Gambar 28-2). Tatalaksana berupa imunoglobulin
pengganti dan uji genetik untuk perempuan karier.
Defisiensi komplemen
Aktivitas komplemen yang rusak biasanya terjadi sekunder terhadap
penyakit yang menggunakan komplemen melalui jalur klasik atau alternatif.
Contohnya adalah penyakit lupus eritematosus sistemik yang mengkonsumsi jalur
klasik kompenen komplemen C1, C4 dan C2 dan mengakibatkan rusaknya
kemampuan komplemen untuk melarutkan kompleks imun.
Terdapat hubungan kuat antara defisiensi C5, C6, C7, C8 atau properdin
dengan infeksi neiseria rekuren. Biasanya pasien mempunyai infeksi gonokokus
rekuren, terutama septikemia dan artritis, atau meningitis meningokukos rekuren.