INOTROPIK
Muhammad Fahman
1710221020
OBAT-OBAT OTONOM
• Simpatomimetik/ adrenergic
– Efek menyerupai aktivitas saraf simpatis
• Parasimpatomimetik/ kolinergik
– Efek menyerupai aktivitas saraf parasimpatis
• Simpatolitik/ antiadrenergic
– Menghambat timbulnya efek saraf simpatis
• Parasimpatolitik/ antikolinergik
– Menghambat timbulnya efek saraf parasimpatis
• Ganglion
– Merangsang/menghambat penerusan impuls di ganglion
OBAT VASOPRESOR DAN INOTROPIK
Obat vasopresor
Golongan obat yang dapat meningkatkan Mean arterial pressure
dengan merangsang vasokontriksi
Vasopresor diindikasikan untuk penurunan > 30 mmhg dari
tekanan darah sistolik awal atau MAP < 60 mmhg, ketika terjadi
disfungsi organ akibat hipoperfusi.
Obat inotropik
Obat yang dapat meningkatkan kontraktilitas jantung
Kontraktilitas jantung yang terganggu dapat menurunkan cardiac
output sehingga tidak dapat memberikan perfusi maupun
hantaran oksigen yang cukup ke jaringan
• Kontraindikasi
– Hipertensi, ventrikular tachycardia, glaukoma
• Efek samping
– Hipertensi, palpitasi, parestesi, ventrikular ekstrasistol.
– Kasus berat: hipertensi berat dapat menyebabkan
perdarahan cerebral atau pulmonary edem.
NOREPINEFRIN
• Farmakodinamik
Merangsang
adrenoreseptor α1 di arteri
Merupakan α agonis
menyebabkan
vasokonstriksi
Menyebabkan peningkatan
Menimbulkan peningkatan resistensi perifer sehingga
tekanan sistolik, tekanan aliran darah melalui ginjal,
diastolik, dan tekanan nadi hati, dan juga otot rangka
berkurang.
• Kontraindikasi
– Aritmia, hypovolemia
• Efek samping
– Pada pasien hipersensitif dapat menyebabkan
peningkatan TD yang cepat, sakit kepala hebat,
iskemia perifer
EPINEFRIN
• Farmakodinamik
Jantung
Memperkuat kontraksi
jantung
Tekanan darah
Menimbulkan efek Meningkatkan tekanan
Bekerja pada reseptor sistolik
mirip stimulasi saraf
α1, β1, α2, β2
adrenergic Arteri koroner
Peningkatan aliran
darah koroner
Pernafasan Relaksasi
Bronkus
• Indikasi
– Merangsang jantung pada waktu henti jantung
– Syok anafilaksis, reaksi alergi berat (pemberian dikombinasi
dengan cairan, kortikosteroid dan antihistamin
– Bronkospasme
• Farmakokinetik
– Absorbsi
• Pada pemberian oral tidak mencapai dosis terapi karena
sebagian besar dirusak oleh enzim COMT dan MAO yang
banyak terdapat pada dinding usus dan hati.
– Metabolisme dan Ekskresi
• Metabolisme di hati, ekskresi melalui urin
• Dosis
– In emergency situations (eg, cardiac arrest and shock),
epinephrine is administered as an intravenous bolus of 0.05–1
mg, depending on the severity of cardiovascular compromise.
– In major anaphylactic reactions, epinephrine should be used at
a dose of 100–500 mcg (repeated, if necessary) followed by
infusion.
– To improve myocardial contractility or heart rate, a continuous
infusion is prepared (1 mg in 250 mL [4 mcg/mL]) and run at a
rate of 2–20 mcg/min.
• Kontraindikasi
– Hipertensi
• Efek samping
– Palpitasi, aritmia, stroke hemoragic
DOPAMIN
• Farmakodinamik
– Mempunyai kerja langsung pada reseptor dopaminergik dan adrenergik, dan dapat
melepaskan NE endogen.
• Farmakokinetik
– Onset: 5 menit.
– Duration: < 10 menit
– Absorpsi: tidak dapat diabsorpsi saat pemberian oral
– Metabolisme: di hati, ginjal dan plasma
– Excretion: melalui urine
DOBUTAMIN
• Farmakodinamik
– Dobutamin stimulating β1-adrenergic akan
meningkatkan kontraktilitas jantung dan curah
jantung, hanya sedikit meningkatkan denyut jantung,
sedangkan resistensi perifer relatif tidak berubah.
• Dosis Intravenous
– Dobutamine is administered as an infusion at a rate of
2–20 mcg/kg/min.
• Efek samping
– Takiaritmia, miokardiak iskemik, ventricular fibrillation
• Onset: 2 min
• Farmakokinetik :
– Absorbsi : tidak aktif saat pemberian oral
– Metabolisme: di hati
– Ekskresi : paling banyak melalui urine; melalui feces
minimal