Anda di halaman 1dari 30

Oleh:

Putri Ayuna Sundari

Pembimbing:
dr. Desak Ketut Indrasari Utami, Sp.S
 Ensefalopati = disfungsi otak global, sering
tanpa adanya struktur primer
penyakit otak.
 Beberapa kasus bisa menimbulkan kerusakan
otak permanen, sementara dalam kasus lain
bersifat reversibel.
 Dapat disebabkan oleh cedera langsung ke
otak, atau penyakit sistemik.
 Ensefalopati uremik merupakan salah satu
komplikasi gagal ginjal
 Uremia - Hipertensi
 Defisiensi thiamin
- Gangguan cairan dan
 Dialisis
elektrolit
 Reaksi Transplantasi - Drug toxic
 Prosedur dialisis banyak dikerjakan tetap
muncul
Toksin
uremik
 Senyawa Guanidino
 Asam urat  Phenolic & Endolic
 Hippuric acid acid
 Asam Amino  Acetone
 Polipeptida  Glucuronic Acid
 Poliamines  Carnitine
 Phenol & konjugat  Sulphates
Phenol  Phosphates
 tidak ada metabolit tunggal telah diidentifikasi
sebagai satu-satunya penyebab uremia
 Klinis sering tidak berkorelasi dengan penanda saat
ini, urea dan kreatinin  aktivitas biologis relatif
terbatas
 konsentrasi tinggi tidak selalu berhubungan dengan
aktivitas biologis yang kuat.
 Biasanya diatasi dengan dialisis atau transplantasi
ginjal.
 Urea telah digunakan sebagai penanda retensi dan
pembersihan uremik  cerminan klinis pasien.
 sedikit penelitian yang menunjukkan dampak
biologis langsung urea tidak selalu berkorelasi
pada fungsi organik
 pembersihan urea tampaknya terkait sebagai
penanda secara tidak langsung
 Urea = perwakilan untuk menghilangkan satu atau
lebih zat terlarut lainnya dengan dampak yang lebih
konsisten.
• Gangguan metabolik lain yang terkait
intensitas disfungsi serebral
– asidosis
– Hiponatremia
– Hiperkalemia
– Hipokalsemia
– Hypermagnesemia
– hiperhidrasi
– dehidrasi
ETIOLOGI……. Senyawa
Guanidino

• Merupakan hasil metabolisme dari protein dan


asam amino.
• Ditemukan menumpuk dalam cairan biologis dan
jaringan pasien uremik.
• Empat senyawa yang sangat meningkat : kreatinin,
guanidin, asam guanidinosuccinic dan
methylguanidine
• Aktivasi reseptor NMDA dan menghambat
neurotransmisi GABA A-ergik
• Berperan menimbulkan gangguan kognitif dan
gejala-gejala epilepsi
ETIOLOGI……. Senyawa
Guanidino

 Asam guanidinosuccinic membangkitkan aktivasi


Reseptor NMDA dalam hubungannya dengan
blokade ionofor reseptor GABA  Ca2 + influks, 
Ca2 + >>>  neurotoksisitas
 Asam guanidinosuccinic + reseptor NMDA 
memediasi kerusakan hippocampus.
 Senyawa guanidino dan racun uremik lain
meningkatkan pengaruh asam guanidinosuccinic .
 Selain itu, senyawa guanidino juga menyebabkan
depolarisasi neuron  penghambatan Na + /K +
ATPase oleh methylguanidine
PATOFISIOLOGI…….
hambatan Na/K ATPase- di otak pada eksperimental
hewan uremik  elevasi natrium di intraseluler 
kejang

• Penelitian eksperimental pada otak Tikus dengan gagal


ginjal akut,
– kreatin fosfat, ATP dan kadar glukosa meningkat
– penurunan AMP, ADP dan laktat adenosin.

• penurunan metabolisme otak dan konsumsi oksigen


serebral
• Hormon paratiroid, insulin, growth hormone,
glukagon, thyrotropin, prolaktin, hormon luteinizing
dan gastrin meningkat pada pasien uremia.
• Kandungan kalsium yang meningkat pada berbagai
jaringan berbeda, di antaranya otak, pada pasien
dengan uremia dan sekunder hiperparatiroidisme
• Hormon paratiroid memfasilitasi entri kalsium pada
jaringan-jaringan
• kalsium = mediator penting dari pelepasan
neurotransmitter dan metabolisme intraseluler dan
proses enzimatik  fungsi otak
 Gejala klinis
 Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 LP
 CT Scan & MRI Kepala
 EEG
 Kesadaran
 Berkabut – delirium –  Kejang
koma
 Sering sebagai late
 Kognitif manifest gagal ginjal
 Ggn atensi kronis
 Impaired memory  Umum tonik-klonik, fokal
 Halusinasi  Gangguan gerak
 Disorientasi  Tremor
 Ggn siklus bangun tidur  Vasikulasi
 Gejala lain (fluktuatif)  Myoklonus multifokal
 Nyeri kepala  Chorea
 Disartri
 Hemiparesis
 Lab
DL, Glukosa, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal, Elektrolit, Amonia
 Tidak ada unsur lab tunggal yg berkorelasi baik dengan
dengan klinis
 LP
 Protein ↑, Sel ↑ sedikit
 Untuk eksklusi kausa infeksi
 CT Scan & MRI Kepala
 Hanya dilakukan jika ditemukan defisit neurologi fokal
 Untuk eksklusi SDH, SNH atau Hidrosefalus
 EEG
 Non spesifik, berkorelasi dengan klinis  memiliki nilai
diagnostik
 perlambatan dgn background normal
 Frontal :
 irama theta Intermittent dan tegangan tinggi gelombang
delta paroksismal, bilateral.
 kompleks Spike waves bilateral
 gelombang triphasic
 Untuk eksklusi lesi struktural atau infeksi
 Kejang = manifestasi tahap akhir gagal ginjal
kronis.
 umum tonik-klonik, kejang fokal motorik
 Pada pasien dengan penyakit ginjal kronis
neurologis asimtomatik, gangguan fungsi
kognitif  peningkatan P3 latency dan
penurunan amplitudo di P3
 Dialisis
 Non dialisis
• uremik ensefalopati akut
• Perlu waktu 1 sampai 2 hari  status mental
bersih.
• Gangguan kognitif yang halus dapat bertahan
bahkan setelah dialisis.
• Kelemahan dialisis
– menghilangkan juga senyawa penting.
– senyawa lipofilik, yang mungkin bertanggung jawab
perubahan fungsional dalam uremia tidak cukup dihapus
oleh dialisis.
• Transplantasi ginjal dapat dianggap pengobatan
 intake usus dan pemeliharaan fungsi ginjal.
 diet rendah protein, pemberian prebiotik atau
probiotik seperti Bifidobacterium
 Pemeliharaan sisa fungsi ginjal  mengejar
pembersihan retensi zat terlarut.
 Gagal ginjal akut menginduksi Antioksidan N-
acetylcysteine dan deferoxamine mampu mencegah
disfungsi mitokondria otak.
 Creatine kinase dihambat dalam korteks prefrontal,
korteks serebral dan hipokampus pada model hewan
gagal ginjal akut  penurunan kognitif
 Dicegah dengan antioksidan.
 Disequilibrium dialisis
 Ensefalopati dialisis
• Terjadi pada pasien yang menerima hemodialisis.
• gejala : sakit kepala, mual, muntah, penglihatan
kabur, otot berkedut, disorientasi, delirium,
hipertensi, tremor dan kejang.
• Cenderung sembuh sendiri dan reda selama
beberapa jam.
• Urea dibersihkan lebih perlahan di otak daripada
darah gradien osmotik menimbulkan aliran 
edema serebral sesaat
 Pasien yang menjalani dialisis jangka panjang  ensefalopati
dialisis atau demensia dialisis.
 penyakit ini bersifat subakut, progresif dan seringkali fatal.
 Bagian dari penyakit multi sistem akibat gagal ginjal:
 Ensefalopati
 penyakit tulang osteomalacic
 miopati proksimal
 anemia.
 Gejala lain termasuk disartria, aparaxia, perubahan
kepribadian, psikosis, mioklonus, kejang dan akhirnya
demensia.
 Dalam kebanyakan kasus, kondisi berkembang hingga
kematian dalam enam bulan
 Komplikasi neurologis dari uremia, meskipun
menurun setelah prosedur dialisis banyak
dikerjakan, tetap muncul dan kadang-kadang
bersifat serius.
 Pengenalan dini sangat penting agar segera
mendapat pengobatan
 Urea sering digunakan sebagai penanda efisiensi
dialytic, namun ada molekul lain yang mungkin
lebih berperan penting dalam memburuknya kondisi
klinis
 Senyawa guanidino memiliki efek
neuroexcitatory dan menyebabkan kejang
melalui aktivasi reseptor NMDA dan
menghambat neurotransmisi GABA A-ergik
 Pengetahuan tentang efek neurotoksik dan
mekanisme aksi asam guanidinosuccinic dan
toksin uremik lain bisa menambah pilihan
pengobatan pada pasien uremik.
 Van Dijck, A. et all. 2012. Uremic Encephalopathy in Miscellanea in
Encephalopathies - A Second Look. Intech Europe, Hal 23-38
 R. Brounsa dan P.P. De Deyna. 2004. Neurological complications in
renal failure: a review. Clinical Neurology and Neurosurgery 107;1-16
 Bucurescu, G. 2008. Uremic Encephalopathy. Philadelphia Veterans
Affairs Medical Center
 Di-Pietro, P.B. et all. 2008. Inhibition of brain creatine kinase activity
after renal ischemia is attenuated by N-acetylcysteine and
deferoxamine administration. Neurosci. Lett. 434:139-143
 Liu, M. et all. 2008. Acute kidney injury leads to inflammation and
functional changes in the brain. J. Am. Soc. Nephrol. 19:1360-1370
 De Deyn, P.P. et all 2009. Guanidino compounds as uremic (neuro)
toxins. Semin. Dial. 22:340-345

Anda mungkin juga menyukai