Anda di halaman 1dari 19

HIPONATREMIA

RIZAL ADHI KURNIAWAN


PERSIAPAN OPERASI
Diperlukan persiapan fisik, pemeriksaan penunjang
serta persiapan mental, kesuksesan suatu tindakan
pembedahan berawal dari kesuksesan persiapan
yang dilakukan selama tahap persiapan.
Pengakajian pasien meliputi fungsi fisik
biologis dan psikologis
Salah satunya dengan memperhatikan
keseimbangan cairan pasien
DEFISIT CAIRAN

KEHILANGAN
KEHILANGAN CAIRAN KEHILANGAN
CAIRAN CAIRAN
SELAMA
PRA BEDAH OPERASI POSTOPERASI
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT
kadar natrium serum
kadar kalium serum
kadar kreatinin serum

Jika keseimbangan cairan baik maka operasi


dapat dilakukan dengan baik
KEHILANGAN CAIRAN PREOPERASI
Puasa sebelum operasi elektif:
Tidak adanya intake makanan padat dan cairan
dimaksudkan untuk meminimalkan volume cairan
lambung pada waktu induksi anestesi yang akan
mengurangi resiko aspirasi
KEHILANGAN CAIRAN PREOPERASI
Terjadi defisit cairan dan elektrolit
Adanya pengeluaran lewat urin, sekresi
di saluran cerna, keringat, dan insensible
loss melalui kulit dan paru.
NATRIUM
Kation utama dalam cairan ekstraseluler yang
berperan dalam menentukan status volume air dalam
tubuh
Konsentrasi normal 135-145 mmol/L
Kadar tergantung pada hubungan antara jumlah
natrium dan air pada cairan tubuh
Ketidakseimbangan berakibat terjadinya
hiponatremia dan hipernatremia
NIPONATREMIA
Konsentrasi natrium dalam plasma lebih rendah dari
normal
Kadar natrium plasma <135 mmol/L
Merupakan gangguan keseimbangan cairan tubuh
dan elektrolit yang paling sering ditemukan
KLASIFIKASI
menurut derajat berat nilai biokimiawi
RINGAN 130 dan 135
mmol/L
SEDANG 125 dan 129 mmol/L
BERAT <125 mmol/L
KLASIFIKASI
menurut waktu terjadinya

AKUT Ditemukan < 48


jam
KRONIS Ditemukan > 48
jam
KLASIFIKASI
menurut gejala
TIPE-TIPE HIPONATREMIA
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
Penentuan hiponatremia secara sistematik diperlukan
untuk menentukan penyebab dan terapi yang akan
diberikan.
Hiponatremia terkalsifikasi berdasarkan osmolalitas
plasma yang ditentukan melalui pemeriksaan
penunjang laboratorium dan status volume yang
ditentukan melalui pemeriksaan fisik.
Dapat dilakukan pengukuran osmolalitas plasma,
status volume, konsentrasi natrium urin dan
osmolalitas.
DIAGNOSIS
Pengukuran konsentrasi natrium urin merupakan pemeriksaan
penunjang yang paling sering dan paling dapat digunakan
untuk menentukan diagnosis.
Status volume diklasifikasikan secara klinis sebagai hipervolemik,
euvolemik, atau hipovolemik
Manifestasi klinis pada kondisi hipervolemik: edema,
crackles pada paru, tekanan vena jugular leher terdistensi, dan
terdapat S3 pada auskultasi jantung.
Manifestasi klinis pada kondisi hipovolemik: adanya
hipotensi orthostatik, takikardia, dan oliguria/anuria.
Jika tidak ditemukan tanda-tanda diatas, status volume
dikategorikan sebagai keadaan euvolemik.
TATA LAKSANA
hiponatremia
Terapi hiponatremia tergantung pada volume CES.

Bila terdapat defisit volume CES, terapinya adalah resusitasi cairan, koreksi ganguan elektrolit yang
lain, atau pemberian larutan NaCl hipertonik (NaCl 3%).

Hiponatremia akibat kelebihan volume CES diatasi dengan mengobati penyakit dasarnya,
memberikan diuretika (hindari golongan tiazid), serta restriksi pemberian air.

Strategi koreksi hiponatremia bukan untuk mencapai kadar normal natrium, tetapi untuk
mengatasi keluhan neurologis.

Koreksi hiponatremia yang terlalu cepat dapat mengakibatkan kerusakan permanen saraf bahkan
kematian larena terjadi central pontine myelinolysis.

Koreksi hiponatremia harus dilakukan bertahap dan perlahan sehingga kenaikan kadar
natrium plasma tidak melebihi 5-7 mmol/hari.7
TATA LAKSANA
hiponatremia
Untuk pengobatan pasien dengan gejala hiponatremia akut
(dengan durasi diketahui <24-48 jam), direkomendasikan koreksi
mendesak sampai 4-6 mmol/L untuk mencegah herniasi otak dan
kerusakan saraf oleh karena iskemia serebral.

Pengobatan yang dianjurkan hiponatremia akut bervariasi


tergantung tingkat keparahan gejala, sebagai berikut:
Gejala berat: 100 mL infus NaCl 3% lewat intravena selama 10
menit
Gejala ringan sampai sedang, pada pasien dengan resiko rendah
untuk mengalami herniasi otak: infus NaCl 3% dengan dosis 0,5-2
mL/kg/jam
TATA LAKSANA
hiponatremia

Misalnya kadar Na+ 120 mmol/L pada seorang yang berat badannya 60 kg.
Target Na+ = 130 mmol/L
Defisit Na+ = 0,6 x BB x (130-120) = 360 mmol
NaCl 3% : 500 cc mengandung 250 mmol Natrium
Koreksi hiponatremia meggunakan NaCl 3% = 360/250 x 500 cc = 720 cc

Anda mungkin juga menyukai