Anda di halaman 1dari 15

HIPERKALSEMIA

• Hiperkalsemia dapat didefinisikan sebagai kalsium serum lebih besar


dari 2 standar deviasi di atas rata-rata normal di laboratorium rujukan
• Hiperkalsemia sering didefinisikan sebagai total kalsium serum (terikat
ditambah terionisasi) lebih besar dari 10,6 mg / dl (2,65 mM) atau
serum kalsium terionisasi lebih besar dari 5,3 mg / dl (1,3 mM) tetapi
nilai-nilainya mungkin berbeda antara tiap laboratorium

Koreksi Kalsium (mg/dL) =


diukur serum total kalsium (mg/dL) + [4.0- serum albumin (g/dL) X 0,8]
Manifestasi klinis

acute chronic
GI Anorexia, nausea, vomiting Dispepsia, konstipasi, pankreatitis
Renal Polyuria, polydipsia Nefrolitiasis, nefrokalsinosis
Neuromuscular Depression, confusion, stupor,coma weakness
Cardiac Bradicardia, 1st degree AV block hypertension
Diagnosis
• Kadar kalsium serum normal adalah 8 - 10
mg/dL (2 - 2,5 mmol/L) dan kadar ion kalsium
normal yaitu 4 - 5,6 mg/ dL (1 - 1,4mmol/L).
• Hiperkalsemia ringan adalah jika kadar kalsium
serum total 10,5 - 12 mg/dL (2,63 - 3 mmol/L)
atau kadar ion kalsium 5,7–8 mg/dL(1,43–2
mmol/L)  asimptomatik
PENATALAKSAN
AAN
Terapi hiperkalsemia
• BISFOSFONAT
• Etidronat 7,5 mg/kg di dalam 250-500 mL larutan garam, diberikan
dalam infus selama beberapa jam setiap hari selama 3 hari
• pamidronat, 60-90 mg di dalam 500-750 mL larutan garam diberi
dalam infuse selama 4-24 jam
• Dianjurkan menghentikan obat apabila terjadi peningkatan konsentrasi kreatinin serum ≥ 0,5 mg/ dL di atas
nilai normal atau > 1 mg/dL pada penderita dengan kreatinin serum ≥ 1,4 mg/dL
• KALSITONIN
• Dosis awal 4 IU/kgBB/ 12 jam subkutan atau intramuskuler; dapat
ditingkatkan setelah satu atau dua hari sampai 8 IU/kgBB/12 jam; dapat
diberikan 8 IU/kgBB/6 jam jika respon dengan dosis rendah tidak
memuaskan
• efek samping berupa nausea, nyeri perut dan cutaneous flushing

• GALIUM NITRAT
• Pada dosis 200 mg/m2luas permukaan tubuh diberikn per hari dalam infuse
intravena secara kontinu dalam dekstrosa 5% untuk 5 hari
• Tidak diberikan pada penderita dengan kreatinin serum > 2,5 mg/dL.
• PLIKAMISIN (Mitramisin)
• diberikan 25-50 µg/kg secara intravena, biasanya menurunkan kalsium serum
secara nyata dalam 24-48 jam
• FOSFAT
• Fosfat intravena hanya diberikan bila metode pengobatan lain (etidronat,
kalsitonin, dieresis garam dengan furosemid, dan plikamisin) telah gagal untuk
mengontrol gejala-gejala hiperkalsemia
• Intravena :
• In-Phos: 40 ml
• Hyper-Phos-K : 15 ml
• Oral :
• Fleet Phospho-Soda : 6,2 ml
• Neutral-Phos : 300 ml

• GLUKOKORTIKOID
• Glukokortikoid Akut  belum jelas. Namun, hiperkalsemia kronis karena
sarkoidosis, intoksikasi vitamin D, dan kanker-kanker tertentu mungkin
memberi reaksi beberapa hari dengan terapi glukokortikoid
• Prednisone dengan dosis 30-60 mg per oral/hari
HIPOKALSEMIA
HIPOKALSEMIA
• Hipokalsemia akut menyebabkan rasa kesemutan di seputar
mulut (sirkumoral), tetani, erutama pada otot yang dipersarafi
oleh serabut saraf oanjang, dan kejang-kejang
TERAPI
1. Gejala akut (Ca2+ <1,9 mmol/L) : bolus kalsium glukonat 10% intravena 10-20 mL dengan pemantauan EKG
diikuti dengan infus intravena 10-20 mL dengan pemantauan EKG diikuti dengan infus intravena bila
diperlukan. Kalsium oral dan vitamin D diberikan secepatnya. Magnesium sulfat intravena mungkin juga
dibutuhkan.
2. Penyakit kronis: metabolit vitamin D (Kalsitriol atau alfakalsidol) dan kalsium oral.
3. Tanda-tanda dan gejala hipokalsemia yang mencolok antara lain tetani dan gejala-gejala terkait seperti
parestesia, peningkatan eksitabilitas neuromuscular, laringospasme, kram otot, dan konvulsi tonik-klonik.
4. Hipokalsemia bisa tidak menimbulkan gejala. Seiring dengan berjalannya waktu, hipokalsemia dapat
mempengaruhi otak dan mmenyebabkan gejal-gejal seperti kebingungan, gangguan daya ingat, penurunan
kesadaran, depresi, dan halusinasi. Gejala-gejala tersebut akan menghilang jika kadar kalsium kembali normal.
5. Kadar kalsium yang sangat rendah juga bisa menyebabkan timbulnya nyeri otot dan kesemutan, yang
seringkali dirasakan di bibir, lidah, jari-jari tangan dan kaki. Pada kasus tertentu yang berat bisa terjadi spasme
otot tenggorokan yang menyebabkan sulit bernafas dan tetani (kejang otot keseluruhan). Selain itu, bisa
terjadi perubahan pada system konduksi listerik jantung, yang dapat dilihat pada pemeriksaan EKG.
• Kalsium klorida
• Kalsium klorida berperan dalam saraf dan kinerja otot dengan mengatur aksi potensial yang tereksitasi. Selain itu, bentuk
kalsium lebih baik bagi pasien dengan serangan jantung.
• Kalsium glukonat
• 1 Ampul mengandung 93 mg kalsium elemental. Setelah pemberian Intravena, kadar kalsium biasanya dapat
dipertahankan dengan diet kalsium yang tinggi, meskipun beberapa pasien juga membutuhkan suplemen kalsium oral
• Kalsium karbonat
• Kalsium karbonat diindikasikan untuk menjaga normocalcemia ketika hipokalsemia
berat dan membutuhkan penanganan yang cepat
• Kalsium sitrat
• Kalsium sitrat merupakan sediaan oral digunakan sebagai suplemen untuk terapi kalsium IV
• VITAMIN D
• Bila kecepatan kerja diperlukan, maka metabolit vitamin D pilihan 1,25(OH) 2D3 (kalsitriol) dapat diberikan dengan
dosis 0,25- µg/hari, karena vitamin D mampu meningkatkan kalsium serum dalam 24-48 jam

Anda mungkin juga menyukai