Anda di halaman 1dari 3

Istilah

- N. peroneus communis
- N. tibialis posterior
- N. medianus
- N. auricularis magnus

Pertanyaan
1. Apakah usia mempengaruhi?
Faktor risiko:
- Daerah endemis (Papua, Maluku)
- Kontak dengan pasien lepra
- Imunokompromis

2. Apakah hanya muncul pd siku kanan? Apakah siku kiri bisa muncul lesi?
Bisa, tergantung fasenya.
3. Patofisiologi penurunan sensibilitas pasien
- M. lepra afinitas tinggi pd sel saraf tepi, bisa pd organ lain kecuali SSP.
- Makrofag yg terinfeksi menempel dan berkumpul pd serabut saraf 
mengganggu fungsi saraf
4. UKK kasus tersebut
Pada siku kanan terdapat plak hipopigmentasi berbentuk bulat berbatas
tegas dengan diameter 3-4 cm tidak terdapat skuama dan peradangan
5. Diagnosis dan DD kasus tersebut
DD:

- Lepra/Morbus Hansen: penurunan sensibilitas,


- PVC: gatal, tdk ada penurunan sensibilitas, batas tegas
- Vitiligo: simetris, riw.keluarga autoimun, penurunan sensibilitas (-)
- Pitiriasis alba: macula hipopigmentasi, bersisik, penurunan sensibilitas (-),
batas tidak tegas
- Hipopigmentasi pasca inflamasi: riw. Peradangan (karena trauma/luka
bakar), sebelumnya berwarna merah
- Tinea corporis: gatal,
6. Patogenesis/port the entry
- Inhalasi M.leprae, droplet
- Kontak kulit
- Kontak manusia dan hewan (armadillo, simpanse)
7. Mengapa bisa tidak gatal dan tidak nyeri?
8. Selain saraf, apakah ada organ lain yg dapat dipengaruhi?
- Bisa, selain SSP. Disfungsi organ biasa terkait sarafnya.

9. Pemeriksaan apa yg dilakukan untuk memeriksa kecacatan fisik? Kira2


hasilnya seperti apa?
10. Apakah mungkin untuk tidak mengalami demam, nafsu makan, kesulitan
menutup mata?
Mungkin, tergantung nervus yg diserang dan fase lepra yg dialami.
WHO: Pausibasiler (asimetris, lesi <5, saraf yg terkena I), Multibasiler
(simetris, lesi >5, saraf yg terkena lebih banyak).

11. Apakah tinggal di Papua dapat menjadi faktor risiko?


- Karena termasuk daerah endemis
12. Pemeriksaan penunjang dan terapi
Kerokan lesi (aktif) dengan scalpel  pengecatan ZN (liat indeks morfologi
& bakteriologi)  BTA (merah, basil)
13. Komplikasi dan prognosis
Komplikasi: kecacatan lepra, reaksi lepra (tipe I, II, III)

14. Tatalaksana farmakoterapi. Bagaimana jika tidak berhasil?


- Pausibasiler: Rifampisin 600mg (perbulan) + dapson 100mg (per hari) – slm
6 bulan.
- Multibasiler: Rifampisin(per bulan) + dapson(per hari) + lampren( per hari).
Lampren hari-1: 100 mg 3x1, selanjutnya 50 mg 1x1 – slm 12-18 bulan.

15.Outcome yang dinilai terkait keberhasilan tatalaksana


- Kepatuhan minum obat, perbaikan klinis, mikrobiologis
16. Apakah termasuk penyakit menular? Jika ya, apakah setelah pengobatan
masih dapat menularkan?
- Umumnya tidak menularkan setelah konsumsi obat

LO
1. Buat table masing2 DD
2. Data epidemiologi lepra
3. Patogenesis penempelan bakteri dgn sel tubuh (apakah bisa masuk di
kulit yang intak?)
4. Pemeriksaan pembesaran saraf (sensorik, motoric, otonom)
5. Px. Penunjang selain kerokan kulit
6. Farmakoterapi (mekanisme + efek samping tiap obat). Kalo gak patuh
minum obat gimana?
7. Reaksi lepra
8. SEMUANYA JADI LO WKWK

Anda mungkin juga menyukai