• Suatu lesi ginjal ditandai dengan adanya destruksi dan nekrosis sel epitel
tubulus dan penurunan akut fungsi ginjal
• NTA bersifat reversibel karena membran basalis sel tubulus masih intak
sehingga bisa mengalami regenerasi sel
ETIOLOGI
A. NTA Iskemia / penurunan aliran darah ke ginjal
hipovolemik seperti diare, muntah, perdarahan, dehidrasi,
luka bakar, sekuestrasi cairan ketiga. obstruksi usus, reaksi
transfusi, dan operasi. Keadaan edematosa seperti gagal
jantung dan sirosis menyebabkan penurunan perfusi ginjal.
Sepsis atau anafilaksis menyebabkan vasodilatasi sistemik
C. Kombinasi
EPIDEMIOLOGI
• Studi di lima institusi medis Amerika Serikat termasuk kohort
dari 618 pasien di unit perawatan intensif (ICU) dengan AKI
50% NTA iskemik; 25% gagal ginjal NTA nefrotoksik
• Deplesi ATP mengaktifkan protease cedera oksidatif epitel tubulus dan endotel kapiler
bersama dengan vasokonstriktor endotelin akan menyebabkan vasokonstriksi, kongesti,
hipoperfusi, dan ekspresi molekul adhesi. Ekspresi molekul adhesi dan sitokin yang dihasilkan
epitel tubulus akan mengawali infiltrasi leukosit, sehingga terjadi obstruksi mikrosirkulasi.
Penglepasan sitokin dan ROS oleh leukosit tersebut dapat merusak epitel tubulus sehingga
terjadi nekrosis tubular akut.
• Cedera tubulus permukaan sel tubulus (bermuatan listrik untuk reabsorbsi ) sistem transpor
aktif untuk ion – ion debris tubulus menghambat aliran urin tekanan intra tubulus
cairan dalam intra tubulus bocor ke interstisium tubulus menjadi kolaps.
PATOFISIOLOGI
penurunan pengeluaran kemih (oliguria) berlangsung selama 36 jam.
Adanya kerusakan tubulus menyebabkan retensi cairan, sehingga
TAHAP INISIASI terjadi uremia, hiperkalemia, edem, ketidakseimbangan elektrolit,
asidosis, peningkatan blood urea nitrogen (BUN) sekitar 25-30mg/dl per-
hari, dan kreatinin kira-kira 2,5mg/dl per-hari (2-6 hari).