RSUB BAHTERAMAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO ANAMNESIS Apabila pasien mengeluh adanya benjolan Dileher, tanyakan hal berikut: • Kapan pertama kali anda mengetahui adanya benjolan? • Apakah terasa nyeri? • Apakah benjolan itu membesar? • Apakah anda pernah mengalami infeksi telinga? infeksi di mulut? • Apakah suara anda menjadi serak dengan adanya benjolan? LANJUTAN… Tanyakan juga hal-hal seperti: (4) • Adakah keluhan mudah lelah, sulit berkonsentrasi? • Adakah peningkatan/penurunan nafsu makan? • Adakah peningkatanpenurunan berat badan? • Adakah intoleransi/tidak tahan terhadap udara panas/dingin? • Adakah perubahan pola defekasi (peningkatan frekuensi atau konstipasi)? • Adakah penurunan atau peningkatan produksi keringat? • Adakah keluhan berdebar-debar,gemetar? • Adakah keluhan mudah marah/tersinggung? • Adakah gangguan menstruasi • Adakah benjolan di daerah leher? jika ya: – Bagaimana deskripsinya (Bertambah besar, terasa nyeri) – Apakah disertai keluhan sesak, gangguan menelan, suara serak? – Adakah gangguan penglihatan? – Adakah riwayat radiasi daerah leher, riwayat penggunaan obat jantung (amiodaron), penggunaan kontras beryodium atau lithium karbonat? – Bagaimana asupan yodium? – Adakah keluarga dengan keluhan serupa? PEMERIKSAAN FISIK • Inspeksi(3)
– Amati posisi kepala
– Periksa kulit kepala terhadap adanya lesi dan priksa juga rambutnya – Amati mata terhadap kemungkinan proptosis (menonjolnya bola mata). – Periksa leher terhadap kemungkinan asimetri. – Apakah tampak benjolan-benjolan pada leher? – Apakah tampak bendungan vena superficial? LANJUTAN… • Palpasi(3) Cara anterior dilakukan dengan pasien dan pemeriksa duduk berhadapan. Dengan memfleksi leher pasien atau memutar dagu sedikit ke kanan, pemeriksa dapat merelaksasi muskulus sternokleidomastoideus pada sisi itu, sehingga memudahkan pemeriksaan. Tangan kanan pemeriksa menggeser laring ke kanan dan, selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergeser dipalpasi dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Setelah memeriksa lobus kanan, laring digeser ke kiri dan lobus kiri dievaluasi melalui cara serupa dengan tangan sebelah. LANJUTAN… • Palpasi(3) Cara Posterior dilakukan dengan pemeriksa harus berdiri dibelakang pasien untuk meraba tiroid melalui cara posterior. pada cara Posterior ini, pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada leher pasien, yang posisi lehernya sediit ekstensi. Pemeriksa memakai tangan kirinya mendorong trakea ke kanan. Pasien diminta menelan sementara tangan kanan pemeriksa meraba tulang rawan tiroid. Saat pasien menelan, tangan kanan pemeriksa meraba kelenjar tiroid berlatar-belakang muskulus sternokleidomastoideus. Pasien diminta menelan sekali lagi saat trakea terdorong ke kiri, dan pemeriksa meraba kelenjar tiroid berlatar belakang muskulus sternokleidomastoideus kiri dengan tangan kiri. Segelas air akan memudahkan pasien untuk menelan. LANJUTAN… • Perkusi(4) Pemeriksaan perkusi jarang dilakukan pada pemeriksaan tiroid. Pada kasus kecurigaan adanya goiter retrosternal, diatas manubrium sterni ditemukan perubahan suara sonor ke redup atau pekak dari satu sisi ke sisi lainnya. LANJUTAN… • Auskultasi(5) Dengarkan diatas tiap sinus karotikus kemungkinan adanya aliran turbulen pada pembuluh darah atau bising karotis. Pada arteri karotis sering sekali terjadi proses aterosklerosis. Bahan ateromatosa yang menonjol ke lumen mengganggu aliran lamellar dan menimbulkan arus turbulen yang terdengar sebagai bising sistolik. KORELASI KLINIKOPATOLOGI KORELASI KLINIKOPATOLOGI KORELASI KLINIKOPATOLOGI TERIMA KASIH