Anda di halaman 1dari 3

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

FIXED DRUG ERUPTION (FDE)


No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 02-01-2016

Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS SANTOSO
HARAPAN NIP. 19651010 199001 1 002

1. Pengertian
Fixed Drug Eruption (FDE) adalah salah satu jenis erupsi obat yang
sering dijumpai. Darinamanya dapat disimpulkan bahwa kelainan akan
terjadi berkali-kali pada tempat yang sama. Mempunyai tempat predileksi
dan lesi yang khas berbeda dengan Exanthematous Drug Eruption. FDE
merupakan reaksi alergi tipe 2 (sitotoksik).
No. ICPC II : A85 Adverse effect medical agent
No. ICD X : L27.0 Generalized skin eruption due to drugs and medicaments

2. Tujuan
Memberikan tatalaksana pada pasien Fixed Drug Eruption (FDE)

3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Harapan Nomor : 1900 /
PKM.H / TU-01/12.2014 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas
Harapan.

4. Referensi
PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter
di Fasilitas Pelayanan Primer.

5. Alat dan Bahan


Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Timer

6. Prosedur
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang keluhan kemerahan atau luka pada sekitar mulut, bibir,
atau di alat kelamin, yang terasa panas. Keluhan timbul setelah
mengkonsumsi obat-obat yang sering menjadi penyebab seperti
Sulfonamid, Barbiturat, Trimetoprim, dan analgetik.
Anamnesis yang dilakukan harus mencakup riwayat penggunaan obat-
obatan atau jamu. Kelainan timbul secara akut atau dapat juga beberapa
hari setelah mengkonsumsi obat. Keluhan lain adalah rasa gatal yang
dapat disertai dengan demam yang subfebril.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
Lesi khas:
a. Vesikel, bercak
b. Eritema
c. Lesi target berbentuk bulat lonjong atau numular
d. Kadang-kadang disertai erosi
e. Bercak hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya, terutama pada
lesi berulang
Tempat predileksi:
a. Sekitar mulut
b. Daerah bibir
c. Daerah penis atau vulva

Gambar 9. Fixed Drug Eruption (FDE)


Sumber: http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm1013871

Pemeriksaan penunjang
Biasanya tidak diperlukan

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat terduga. Pada dasarnya erupsi
obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera
disingkirkan.
Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
a. Kortikosteroid sistemik, misalnya prednison tablet 30 mg/hari dibagi
dalam 3 kali pemberian per hari
b. Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa gatal; misalnya
hidroksisin tablet 10 mg/hari 2 kali sehari selama 7 hari atau loratadin
tablet 1x10 mg/hari selama 7 hari
c. Pengobatan topikal
1. Pemberian topikal tergantung dari keadaan lesi, bila terjadi erosi atau
madidans dapat dilakukan kompres NaCl 0,9% atau Larutan
Permanganas kalikus 1/10.000 dengan 3 lapis kasa selama 10-15
menit. Kompres dilakukan 3 kali sehari sampai lesi kering.
2. Terapi dilanjutkan dengan pemakaian topikal kortikosteroid potensi
ringan-sedang, misalnya hidrokortison krim 2.5% atau mometason
furoat krim 0.1%
Konseling dan Edukasi
a. Prinsipnya adalah eliminasi obat terduga
b. Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di
dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.
c. Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa sembuh dengan
adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi. Dan bila alergi berulang terjadi
kelainan yang sama, pada lokasi yang sama.

7. Unit Terkait
a. Poli Umum
b. Laboratorium

8. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai