Anda di halaman 1dari 3

FIXED DRUG ERUPTION

No. Dokumen : SOP.A/A/I/31.34/PKM- PNB /III/2017


No. Revisi :1
SOP
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2019
Halaman : 1/3
Puskesmas Dr. Ela Sapta Ningsih B
Panambungan NIP. 19750823 200502 2 001

1. Pengertian Fixed Drug Eruption (FDE) adalah salah satu jenis erupsi obat yang sering
dijumpai. Darinamanya dapat disimpulkan bahwa kelainan akan terjadi berkali-kali
pada tempat yang sama. Mempunyai tempat predileksi dan lesi yang khas
berbeda dengan Exanthematous Drug Eruption. FDE merupakan reaksi alergi
tipe 2 (sitotoksik).
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan fixed drug
eruption dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas
Panambungan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Panambungan No: 440.Mmk/SK/A/I/31.24/PKM-
PNB /III/2017 tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Panambungan Tahun
2019.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
hk.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Alat tulis, Kertas resep
Bahan
6. Langkah-
langkah
1. Anamnesis
Keluhan
Pasien datang keluhan kemerahan atau luka pada sekitar mulut, bibir, atau di
alat kelamin, yang terasa panas. Keluhan timbul setelah mengkonsumsi obat-
obat yang sering menjadi penyebab seperti Sulfonamid, Barbiturat,
Trimetoprim, dan analgetik.
Anamnesis yang dilakukan harus mencakup riwayat penggunaan obat-obatan
atau jamu. Kelainan timbul secara akut atau dapat juga beberapa hari setelah
mengkonsumsi obat. Keluhan lain adalah rasa gatal yang dapat disertai
dengan demam yang subfebril.
Faktor Risiko
a) Riwayat konsumsi obat (jumlah, jenis, dosis, cara pemberian, pengaruh
pajanan sinar matahari, atau kontak obat pada kulit terbuka)
b) Riwayat atopi diri dan keluarga
c) Alergi terhadap alergen lain
d) Riwayat alergi obat sebelumnya
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
Lesi khas:
1. Vesikel, bercak
2. Eritema
3. Lesi target berbentuk bulat lonjong atau numular
4. Kadang-kadang disertai erosi
5. Bercak hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya, terutama pada
lesi berulang
2/2
Tempat predileksi:
1. Sekitar mulut
2. Daerah bibir
3. Daerah penis atau vulva
Pemeriksaan penunjang
Biasanya tidak diperlukan
3. Penegakan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis.

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat terduga. Pada dasarnya erupsi
obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera
disingkirkan.
Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
1. Kortikosteroid sistemik, misalnya prednison tablet 30 mg/hari dibagi
dalam 3 kali pemberian per hari
2. Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa gatal; misalnya Hidroksisin
tablet 10 mg/hari 2 kali sehari selama 7 hari atau Loratadin tablet 1x10
mg/hari selama 7 hari
3. Pengobatan topikal
a. Pemberian topikal tergantung dari keadaan lesi, bila terjadi erosi
atau madidans dapat dilakukan kompres NaCl 0,9% atau Larutan
Permanganas kalikus 1/10.000 dengan 3 lapis kasa selama 10-
15 menit. Kompres dilakukan 3 kali sehari sampai lesi kering.
b. Terapi dilanjutkan dengan pemakaian topikal kortikosteroid
potensi ringan-sedang, misalnya Hidrokortison krim 2,5% atau
Mometason furoat krim 0,1%.

Konseling dan Edukasi


1. Prinsipnya adalah eliminasi obat terduga.
2. Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di
dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.
3. Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa sembuh dengan
adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi. Dan bila alergi berulang terjadi
kelainan yang sama, pada lokasi yang sama.

Kriteria Rujukan
1. Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa dan dikhawatirkan
akan berkembang menjadi Sindroma Steven Johnson.
2. Bila diperlukan untuk membuktikan jenis obat yang diduga sebagai
penyebab:
a. Uji tempel tertutup, bila negatif lanjutkan dengan
b. Uji tusuk, bila negatif lanjutkan dengan
c. Uji provokasi.
3. Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan pengobatan standar
selama 7 hari dan menghindari obat.
4. Lesi meluas.

2/2
Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit Fixed Drug
Eruption.

Prognosis
Prognosis umumnya bonam, jika pasien tidak mengalami komplikasi atau
tidak memenuhi kriteria rujukan.
7. Bagan alir
anamnesis Pemeriksaan fisis Penegakan
diagnosis

Penatalaksanaan dan
edukasi

8. Hal-hal -
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Poli Umum
10. Dokumen Rekam Medis
yang
berhubungan
11. Rekam No Yang diubah Isi Perubahan Tgl Mulai Berlaku
Historis
Perubahan

2/2
3/3

Anda mungkin juga menyukai