Anda di halaman 1dari 2

EXANTHEMATOUS DRUG

ERUPTION
No. Dokumen : / /SOP/PUSK SKM/…./2018
No. Revisi :0
SOP
Tgl Terbit :
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS dr. NELFIANNI
SUKAMENANTI NIP.197710142006042007

1. Pengertian Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk


reaksi alergi ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian
obat yang sifatnya sistemik. Obat yang dimaksud adalah zat
yang dipakai untuk menegakkan diagnosis, profilaksis, dan
terapi. Bentuk reaksi alergi merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe IV (alergi selular tipe lambat) menurut
Coomb and Gell.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Exanthematous Drug


Eruption di Puskesmas Sukamenanti.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sukamenanti Nomor /
/SK/PUSK-SKM/ /2018 tentang Kebijakan Pelayanan di
Puskesmas Sukamenanti
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Prosedur/ 1. Anamnesis (Subjective)
langkah-langkah
Keluhan
Gatal ringan sampai berat yang disertai kemerahan dan
bintil pada kulit. Kelainan muncul 10-14 hari setelah
mulai pengobatan. Biasanya disebabkan karena
penggunaan antibiotik (ampisilin, sulfonamid, dan
tetrasiklin) atau analgetik-antipiretik non steroid.
Kelainan umumnya timbul pada tungkai, lipat paha, dan
lipat ketiak, kemudian meluas dalam 1-2 hari.

2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang


Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik Patognomonis


a. Erupsi makulopapular atau morbiliformis.
b. Kelainan dapat simetris.
Tempat predileksi : Tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak.

Gambar : Exanthematous Drug Eruption


3. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat


terduga. Pada dasarnya erupsi obat akan menyembuh
bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera
disingkirkan.

Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:


1. Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari
dibagi dalam
3 kali pemberian per hari selama 1 minggu.
2. Antihistamin sistemik:
a. Setirizin 2x10 mg/hari selama 7 hari bila
diperlukan, atau
b. Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan
3. Topikal:
Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% -
1%)

6. Bagan alir
melakukan Menegakkan
Melakukan vital sign dan diagnosis
anamnesis beradasarkan hasil
pemeriksaan
pada pasien pemeriksaan
fisik

Menulis menulis hasil Memberikan tata


diagnosis anamnesa, laksana pada pasien
pasien ke pemeriksaan sesuai hasil
buku dan diagnose ke pemeriksaan
register rekam medic

7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait a. Ruang pendaftaran
b. Ruang pelayanan umum
c. Ruang pelayanan farmasi
9. Dokumen terkait Rekam medis

10. Rekaman
No Halaman Yang Isi Tgl. mulai
historis
perubahan dirubah Perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai