B. Thoraks (paru)
D. Abdomen
Inspeksi : Soepel
Auskultasi : Peristaltik Usus (+) normal
Palpasi : Soepel , nyeri tekan epigastrium (+) , Hepar tidak
teraba
Perkusi : Tympani
F. Ekstremitas
Superior : Oedem (-/-), Akral hangat (-/-) CRT<1
Inferior : Oedem (-/-), Akral hangat (-/-), CRT <1
V. Diagnosa Banding
Pneumothoraks
Pneumothoraks + TB Paru Relaps
PPOK + TB Paru Relaps
Tension Pneumothoraks
VI. Diagnosis
Pneumothoraks
VII. Anjuran
Darah Rutin
Kimia Klinik (GDS)
Ureum dan kreatinin Darah
Elektrolit
Sputum BTA
VIII.Hasil Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin :
Hb: 16g/dl - Gula darah sewaktu :170mg/dl
Leukosit : 14.87/mm3 - Ureum: 34mg/dl
Trombosit : 264.000/mm3 - Kreatinin : 0,8%
Hematokrit : 45% - Natrium : 139mmol/l
Hitung jenis : -Kalium : 4,3 mmol/l
Eosinofil 0% - Khlorida : 100mmol/L
Basofil 1%
N.Batang 2%
N.Segmen 80%
Limfosit 12%
Monosit 4%
IX. Pentalaksanaan
Therapi awal masuk igd (14-07-2020) :
- NRM O2 8-10l/i
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Farmavon 3x1
- Inj.Fartison 2x1
- Inj.Viccilin Sx 3x1.500mg
Hari kedua, Keadaan pasien masih sesak dan rencana dipasang Wsd, Terapi (15-
07-2020):
Pasang Wsd - Inj. Ondancetron 3x1
NRM O2 8-10l/I- Inj. Farmavon 3x1
IVFD Rl 20gtt/I- Inj Fartison 2x1
Inj.Ketorolac 3x1 - Astra plus 1x1
Infus Metronidazole 500mg 3x1
Terapi hari ketiga 16-07-2020 = Terapi tetap lanjut dari terapi sebelumnya ,
keadaan pasien mulai membaik dan mulai makan banyak tapi masih tidak lepas
dengan selang oksigen
Terapi hari keempat 17-07-2020= Terapi tetap lanjut dari terapi sebelumnya,
keadaan pasien mulai membaik dan mulai makan banyak, pasien mengeluhkan
sesak
Terapi hari kelima 18-07-2020 = Terapi tetap lanjut dari terapi sbelumnya,
keadaan pasien semakin sangat membaik dari sebelumnya, os sudah mulai terbiasa
terlepas dari selang oksigen yang lumayan lama waktunya dari sbelumnya. Pada
sebelumnya hanya saat makan saja lepas oksigennya.
1. Definisi Pneumothoraks
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam
pleura
yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena (3).
2.Klasifikasi Pneumothoraks berdasarka
penyebabnya
Ialah yang terjadi Ialah yang terjadi dengan Adalah yang Yang terjadi
didasari oleh riwayat terjadi karena akibat komplikasi
secara tiba-tiba
penyakit paru yang telah dari tindakan
tanpa diketahui jejas
dimiliki sebelumnya, medis, imi terbagi
sebabnya misalnya fibrosis kistik,
kecelakaan,
dua :
penyakit paru obstruktik misalnya jejas
kronis (PPOK), kanker pada dinding
P.Traumatik
paru-paru, asma, dan dada, P.Traumatik iatrogenic
infeksi paru barotrauma. iatrogenik artifisial
aksidental
2.Klasifikasi Pneumothoraks Iatrogenik
suatu
pneumotoraks suatu pneumotoraks
yang terjadi akibat yang sengaja dilakukan
tindakan medis dengan cara mengisikan
karena kesalahan udara ke dalam rongga
atau komplikasi pleura. Biasanya
dari tindakan tindakan ini dilakukan
tersebut, misalnya untuk tujuan
pada parasentesis pengobatan, misalnya
dada, biopsi pleura pada pengobatan
tuberkulosis sebelum era
antibiotik, maupun
untuk menilai
permukaan paru.
Klasifikasi Pneumothoraks berdasarkan Fistula
Ventil
Open Pneumothoraks
Close
Pneumothoraks /Tension
Pneumothoraks
/Simple Pneumothoraks
Pneumothoraks
pneumotoraks dimana
terdapat hubungan pneumotoraks dengan tekanan
antara rongga pleura intrapleura yang positif dan makin lama
dengan bronkus yang makin bertambah besar karena ada
merupakan bagian dari
fistel di pleura viseralis yang bersifat
Tpe ini, pleura dalam dunia luar (terdapat
luka terbuka pada ventil. Pada waktu inspirasi udara
keadaan tertutup (tidak dada). Dalam keadaan masuk melalui trakea, bronkus serta
ada jejas terbuka pada ini tekanan intrapleura percabangannya dan selanjutnya terus
dinding dada), sama dengan tekanan menuju pleura melalui fistel yang
udara luar. Pada terbuka. Waktu ekspirasi udara di dalam
sehingga tidak ada pneumotoraks terbuka
rongga pleura tidak dapat keluar .
hubungan dengan tekanan intrapleura
sekitar nol. Perubahan Akibatnya tekanan di dalam rongga
dunia luar pleura makin lama makin tinggi dan
tekanan ini sesuai
dengan perubahan melebihi tekanan atmosfer. Udara yang
tekanan yang terkumpul dalam rongga pleura ini
disebabkan oleh dapat menekan paru sehingga sering
gerakan pernapasan
menimbulkan gagal napas (
4.Klasifikasi Luasnya Paru Yang Kolaps
dada)
Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
Palpasi :
Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
Perkusi :
Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar
intrapleura tinggi.
Auskultasi :
Auskultasi :
Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang
Therapinya
4.Tindakan Bedah
a. Dengan pembukaan dinding
3.Terapi toraks melalui operasi,
1.Observasi dan 2.Tindakan Dekompressi Farmakologi kemudian dicari lubang yang
Pemberian O2 berdasarkan menyebabkan pneumotoraks
gejala dan b. kemudian dijahit
keluhan Pada pembedahan, apabila
Membuat hubungan yang dialami ditemukan penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak biasa
dengan udara luar mengembang, maka dapat
melalui kontra dilakukan dekortikasi.
c. Dilakukan resesksi bila terdapat
ventil : bagian paru yang mengalami
1. Dapat memakai robekan atau terdapat fistel dari
paru yang rusak
infus set Pleurodesis. Masing-masing
2. Pipa water sealed lapisan pleura yang tebal dibuang,
kemudian kedua pleura dilekatkan
drainage (WSD) satu sama lain di tempat fistel.
8.Komplikasi Pneumothoraks
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Pneumothoraks antara lain:
Fistula Bronkopleural
Fistula bronkopleural dapat terjadi pada pneumothorax spontan primer (3%-4%), walaupun
lebih sering ditemukan pada pasien dengan pneumothorax spontan sekunder atau
pneumothorax traumatik Kebocoran udara persisten terjadi setelah drainase pneumothorax
adalah tanda klinis awal dari komplikasi ini. Penatalaksanaan dapat dengan torakotomi,
penutupan fistula dan pleurodesis
Pneumothorax Kronik
Pada pneumothorax kronik, terjadi penebalan korteks pleura visceral mencegah reekspansi
paru sehingga terjadi kegagalan prosedur selang torakostomi/kateter intrakostal. Kondisi ini
dapat diatasi dengan torakotomi dan dekortikasi.
Infeksi Ruang Pleura
Terjadi pada pneumothorax traumatik atau pneumothorax spontan yang menjadi
empyema (piopneumothorax). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri tuberkulosis atau
nontuberkulosis seperti infeksi stafilokokus. Dapat ditangani dengan aspirasi efusi dan
obat-obatan antimikroba. 6
Atelektasis
Dapat terjadi pada jenis pneumothorax apapun dan menghambat ekspansi paru. Dapat diatasi
dengan fisioterapi untuk menghilangkan sekret kental, bronkoskopi dan distensi lobus yang kolaps
dengan tekanan positif menggunakan selang endotrakeal, dan pemberian antibiotik jika diperlukan
9. Prognosis Pneumothoraks
Pneumothorax memiliki prognosis beragam
bergantung dari jenisnya. Pneumothorax
spontan memiliki morbiditas dan mortalitas
relative rendah sedangkan pneumothorax
sekunder dan traumatik memiliki morbiditas
dan mortalitas yang lebih tinggi.
Foto Lampiran Pasien
Ada
terlampirnya
video
pemasangan
WSD dengan
dr.Dian,Sp.P
Thank You
For U Attention