Anda di halaman 1dari 25

Lapkas Pneumothoraks

Disusun oleh : dr.Rudi Saputra


Pembimbing : dr.Marniyanti
Kasus Pasien Pneumothoraks
 Status Pasien
 1. IdentitasPasien
 Nama : Thamrin
 Umur : 55Tahun (01-01-1965)
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Agama : Islam
 Alamat : Rantau Panjang
 Tanggal Masuk : Selasa, 14-07-2020
 Jam Masuk : 22:12
 Jam keluar :
 No.Rekam medic:100733
II. Anamnesa
 Keluhan Utama : Sesak nafas sejak 5 jam sebelum masuk igd RSUD
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 O.S datang dari rujukan puskesmas dengan keluhan sesak nafas sejak 5 jam
sebelum masuk ke igd RSUD dan semakin meningkat sesak nafas sejak 1jam
sebelumnya yang tidak bisa lepas dari selang nafas oksigen dari puskesmas.
Os juga mengatakan batu berdahak (+) tapi kadang kadang, mual (-), muntah
(-), BAK (+) normal dan BAB (+) normal. Os juga duluy pernah melakukan
pemasangan wsd di dada kanan belakang 4tahun lalu.
 Os pernah minum obat paket yang 6 bulan tapi sekarang tidak minum lagi 7
tahun yang lalu.
 Os pernah tertimpa kayu di punggung belakang 6 tahun, kemudian mengalami
pembungkukan pada punggung belakang.
 Riwayat Penyakit Terdahulu : TB Paru dan PPOK
 Riwayat Pengobatan : Di RSUD M. Djamil Padang
 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang
dialami oleh O.S sekarang.
 RiwayatPribadi dan Kebiasaan : Os dulu seorang perokok Aktif tapi sekarang
tidak lagi.
 Riwayat Alergi : Tidak Ada
III. Status Present
 Sensorium : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 107/86 mmHg
 Heart rate : 68x/i
 Temperatur : 36,2°C
 Anemia : -
 Ikterik : -
 Cyanosis : -
 Dypsneu : -
 Takipneu : (+)
 Pancaran Wajah : Kesakitan
 Tinggi Badan : 163 cm
 BB : 47kg
 IMT : 17,73 underweight
IV. PemeriksaanFisik
A. Kepala : Normocepali
 Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) , sclera ikterik (-/-)

 Hidung : Deviasi Septum (-) , Sekret (-/-)

 Mulut : Mukosa bibir kering (-) , Sianosis (-)


 Leher : TVJ 5-2 cmH₂O , Trakea medial, Pembesaran KGB (-/-)

B. Thoraks (paru)

 Inspeksi : Simetris Fusiformis, punggung belakang condong


kebelakang
 Palpasi : SF kanan lebih lemah dibanding kiri
 Perkusi : hipersonor kedua lapang paru
 Auskultasi : ST : Wheezing (+/+) , Ronkhi halus (+/+)
C.Thoraks ( jantung )
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba di linea midclavicularis sinistra ICS V
Perkusi : Batas Jantung atas , ICS II line parasternalis sinistra
Batas jantung kanan , linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri , linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : HR : 68 x/i , regular
BJ₁ = BJ₂ Reguler , Desah (-)

D. Abdomen
Inspeksi : Soepel
Auskultasi : Peristaltik Usus (+) normal
Palpasi : Soepel , nyeri tekan epigastrium (+) , Hepar tidak
teraba
Perkusi : Tympani

E. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

F. Ekstremitas
Superior : Oedem (-/-), Akral hangat (-/-) CRT<1
Inferior : Oedem (-/-), Akral hangat (-/-), CRT <1
V. Diagnosa Banding
 Pneumothoraks
 Pneumothoraks + TB Paru Relaps
 PPOK + TB Paru Relaps
 Tension Pneumothoraks
VI. Diagnosis
 Pneumothoraks
VII. Anjuran
 Darah Rutin
 Kimia Klinik (GDS)
 Ureum dan kreatinin Darah
 Elektrolit
 Sputum BTA
VIII.Hasil Pemeriksaan Penunjang
 Darah Rutin :
 Hb: 16g/dl - Gula darah sewaktu :170mg/dl
 Leukosit : 14.87/mm3 - Ureum: 34mg/dl
 Trombosit : 264.000/mm3 - Kreatinin : 0,8%
 Hematokrit : 45% - Natrium : 139mmol/l
 Hitung jenis : -Kalium : 4,3 mmol/l
 Eosinofil 0% - Khlorida : 100mmol/L
 Basofil 1%
 N.Batang 2%
 N.Segmen 80%
 Limfosit 12%
 Monosit 4%
  
 
IX. Pentalaksanaan
Therapi awal masuk igd (14-07-2020) :
- NRM O2 8-10l/i
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Farmavon 3x1
- Inj.Fartison 2x1
- Inj.Viccilin Sx 3x1.500mg
 Hari kedua, Keadaan pasien masih sesak dan rencana dipasang Wsd, Terapi (15-

07-2020):
Pasang Wsd - Inj. Ondancetron 3x1
NRM O2 8-10l/I- Inj. Farmavon 3x1
IVFD Rl 20gtt/I- Inj Fartison 2x1
Inj.Ketorolac 3x1 - Astra plus 1x1
Infus Metronidazole 500mg 3x1
Terapi hari ketiga 16-07-2020 = Terapi tetap lanjut dari terapi sebelumnya ,

keadaan pasien mulai membaik dan mulai makan banyak tapi masih tidak lepas
dengan selang oksigen
Terapi hari keempat 17-07-2020= Terapi tetap lanjut dari terapi sebelumnya,

keadaan pasien mulai membaik dan mulai makan banyak, pasien mengeluhkan
sesak
Terapi hari kelima 18-07-2020 = Terapi tetap lanjut dari terapi sbelumnya,

keadaan pasien semakin sangat membaik dari sebelumnya, os sudah mulai terbiasa
terlepas dari selang oksigen yang lumayan lama waktunya dari sbelumnya. Pada
sebelumnya hanya saat makan saja lepas oksigennya.
1. Definisi Pneumothoraks
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam
pleura
yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena (3).
2.Klasifikasi Pneumothoraks berdasarka
penyebabnya

1. Pneumothoraks Spontan 2. Pneumothoraks Traumatik

Pneumothoraks Pneumothoraks traumatic Pneumothoraks


Pneumothoraks
Spontan sekunder Non iatrogenik traumatic
Spontan primer
iatrogenik

Ialah yang terjadi Ialah yang terjadi dengan Adalah yang Yang terjadi
didasari oleh riwayat terjadi karena akibat komplikasi
secara tiba-tiba
penyakit paru yang telah dari tindakan
tanpa diketahui jejas
dimiliki sebelumnya, medis, imi terbagi
sebabnya misalnya fibrosis kistik,
kecelakaan,
dua :
penyakit paru obstruktik misalnya jejas
kronis (PPOK), kanker pada dinding
P.Traumatik
paru-paru, asma, dan dada, P.Traumatik iatrogenic
infeksi paru barotrauma. iatrogenik artifisial
aksidental
2.Klasifikasi Pneumothoraks Iatrogenik

Pneumothroraks Traumatik Pneumothoraks Traumatik


iatrogenic aksidental iatrogenic artifisial/delibrate

suatu
pneumotoraks suatu pneumotoraks
yang terjadi akibat yang sengaja dilakukan
tindakan medis dengan cara mengisikan
karena kesalahan udara ke dalam rongga
atau komplikasi pleura. Biasanya
dari tindakan tindakan ini dilakukan
tersebut, misalnya untuk tujuan
pada parasentesis pengobatan, misalnya
dada, biopsi pleura pada pengobatan
tuberkulosis sebelum era
antibiotik, maupun
untuk menilai
permukaan paru.
Klasifikasi Pneumothoraks berdasarkan Fistula

Ventil
Open Pneumothoraks
Close
Pneumothoraks /Tension
Pneumothoraks
/Simple Pneumothoraks
Pneumothoraks
pneumotoraks dimana
terdapat hubungan pneumotoraks dengan tekanan
antara rongga pleura intrapleura yang positif dan makin lama
dengan bronkus yang makin bertambah besar karena ada
merupakan bagian dari
fistel di pleura viseralis yang bersifat
Tpe ini, pleura dalam dunia luar (terdapat
luka terbuka pada ventil. Pada waktu inspirasi udara
keadaan tertutup (tidak dada). Dalam keadaan masuk melalui trakea, bronkus serta
ada jejas terbuka pada ini tekanan intrapleura percabangannya dan selanjutnya terus
dinding dada), sama dengan tekanan menuju pleura melalui fistel yang
udara luar. Pada terbuka. Waktu ekspirasi udara di dalam
sehingga tidak ada pneumotoraks terbuka
rongga pleura tidak dapat keluar .
hubungan dengan tekanan intrapleura
sekitar nol. Perubahan Akibatnya tekanan di dalam rongga
dunia luar pleura makin lama makin tinggi dan
tekanan ini sesuai
dengan perubahan melebihi tekanan atmosfer. Udara yang
tekanan yang terkumpul dalam rongga pleura ini
disebabkan oleh dapat menekan paru sehingga sering
gerakan pernapasan
menimbulkan gagal napas (
4.Klasifikasi Luasnya Paru Yang Kolaps

Pneumothoraks Pneumothoraks Totalis >50%


Parsialis <50%
3.Gejala Klinis
 Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien.
Seringkali sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin
berat. Penderita bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan
mulut terbuka.
 Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri
dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan
dan terasa lebih nyeri pada gerak pernapasan.
 Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
 Denyut jantung meningkat.
 Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah
yang kurang.
 Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10%
pasien, biasanya pada jenis pneumotoraks spontan primer.
4. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
 Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi dinding

dada)
 Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal

 Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat

Palpasi :
 Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar

 Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat

 Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit

Perkusi :
 Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar

 Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan

intrapleura tinggi.
 Auskultasi :

 Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang

 Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negative.

Auskultasi :
 Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang

 Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negative.


5.Pemeriksaan Penunjang
Foto Röntgen
Gambaran radiologis yang tampak pada foto röntgen kasus
pneumotoraks antara lain:
a. Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru
yang kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru.
b. Kadang-kadang paru yang kolaps tidak membentuk garis,
akan tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus paru.
c. Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa
radio opaque yang berada di daerah hilus.
d. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas sekali.
Besar kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan
sesak napas yang dikeluhkan.
e. Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat,
spatium intercostals melebar, diafragma mendatar dan tertekan
ke bawah. Apabila ada pendorongan jantung atau trakea ke
arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi
pneumotoraks ventil dengan tekanan intra pleura yang tinggi.
5.Pemeriksaan Penunjang
CT-scan thorax
 CT-scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema

bullosa dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan


intra dan ekstrapulmoner dan untuk membedakan antara
pneumotoraks spontan primer dan sekunder.
6.Penatalaksanaan Pneumothoraks
Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk mengeluarkan
udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh
lagi

Therapinya

4.Tindakan Bedah
a. Dengan pembukaan dinding
3.Terapi toraks melalui operasi,
1.Observasi dan 2.Tindakan Dekompressi Farmakologi kemudian dicari lubang yang
Pemberian O2 berdasarkan menyebabkan pneumotoraks
gejala dan b. kemudian dijahit
keluhan Pada pembedahan, apabila
Membuat hubungan yang dialami ditemukan penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak biasa
dengan udara luar mengembang, maka dapat
melalui kontra dilakukan dekortikasi.
c. Dilakukan resesksi bila terdapat
ventil : bagian paru yang mengalami
1. Dapat memakai robekan atau terdapat fistel dari
paru yang rusak
infus set Pleurodesis. Masing-masing
2. Pipa water sealed lapisan pleura yang tebal dibuang,
kemudian kedua pleura dilekatkan
drainage (WSD) satu sama lain di tempat fistel.
8.Komplikasi Pneumothoraks
 
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Pneumothoraks antara lain:
 Fistula Bronkopleural
Fistula bronkopleural dapat terjadi pada pneumothorax spontan primer (3%-4%), walaupun
lebih sering ditemukan pada pasien dengan pneumothorax spontan sekunder atau
pneumothorax traumatik Kebocoran udara persisten terjadi setelah drainase pneumothorax
adalah tanda klinis awal dari komplikasi ini. Penatalaksanaan dapat dengan torakotomi,
penutupan fistula dan pleurodesis
 Pneumothorax Kronik

Pada pneumothorax kronik, terjadi penebalan korteks pleura visceral mencegah reekspansi
paru sehingga terjadi kegagalan prosedur selang torakostomi/kateter intrakostal. Kondisi ini
dapat diatasi dengan torakotomi dan dekortikasi.
 Infeksi Ruang Pleura
Terjadi pada pneumothorax traumatik atau pneumothorax spontan yang menjadi
empyema (piopneumothorax). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri tuberkulosis atau
nontuberkulosis seperti infeksi stafilokokus. Dapat ditangani dengan aspirasi efusi dan
obat-obatan antimikroba. 6
 Atelektasis

Dapat terjadi pada jenis pneumothorax apapun dan menghambat ekspansi paru. Dapat diatasi
dengan fisioterapi untuk menghilangkan sekret kental, bronkoskopi dan distensi lobus yang kolaps
dengan tekanan positif menggunakan selang endotrakeal, dan pemberian antibiotik jika diperlukan
9. Prognosis Pneumothoraks
Pneumothorax memiliki prognosis beragam
bergantung dari jenisnya. Pneumothorax
spontan memiliki morbiditas dan mortalitas
relative rendah sedangkan pneumothorax
sekunder dan traumatik memiliki morbiditas
dan mortalitas yang lebih tinggi.
Foto Lampiran Pasien

Ada
terlampirnya
video
pemasangan
WSD dengan
dr.Dian,Sp.P
Thank You
For U Attention

Anda mungkin juga menyukai