Anda di halaman 1dari 4

SKROFULODERMA

No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1/3
Halaman :
UPT Puskesmas dr. Juliani Perangin – angin
Sei Semayang NIP. 19730803200702016

1. Pengertian Skrofuloderma adalah suatu bentuk reaktivasi infeksi tuberkulosis akibat penjalaran per
kontinuitatum dari organ di bawah kulit seperti limfadenitis atau osteomielitis yang
membentuk abses dingin dan melibatkan kulit di atasnya, kemudian pecah dan
membentuk sinus di permukaan kulit.
No. ICPC-2 : A 70 Tuberculosis
No. ICD-10 : A 18.4 Tuberculosis of skin and subcutaneous tissue
Tingkat Kemampuan 4A
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan tatalaksana pada pasien
skrofuloderma

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sei Semayang No. /SKP/UKP-VII/PSS/I/2018
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Sei Semayang
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 514 Tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur 1. Alat
1. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan laju endap darah dan pemeriksaan
BTA
2. Tes tuberkulin

2. Bahan :-
6. Langkah- 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
Skrofuloderma biasanya dimulai dengan pembesaran kelenjar getah bening tanpa
tanda-tanda radang akut. Mula-mula hanya beberapa kelenjar diserang, lalu
makin banyak sampai terjadi abses memecah dan menjadi fistel kemudian meluas
menjadi ulkus. Jika penyakitnya telah menahun, maka didapatkan gambaran
klinis yang lengkap.

Faktor Risiko
Sama dengan TB Paru

2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Lokasi : leher, ketiak, lipat paha
Efloresensi : pembesaran kelenjar getah bening tanpa radang akut kecuali tumor
dengan konsistensi bermacam-macam, periadenitis, abses dan fistel
multipel, ulkus-ulkus khas, sikatriks-sikatriks yang memanjang dan
tidak teratur serta jembatan kulit.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dahak
2. Pemeriksaan biakan Mycobacterium tuberculosis

3. Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
2/3
Penegakan diagnosis melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

1
SKROFULODERMA
No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas dr. Juliani Perangin – angin
Sei Semayang NIP. 19730803200702016

Gambar 11.28 Skrofuloderma

Diagnosis Banding
Limfosarkoma, Limfoma maligna, Hidradenitis supurativa, Limfogranuloma
venerum
Komplikasi :-

4. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan Sama dengan TB Paru
Pengobatan sistemik: Sama dengan TB Paru

Rencana tindak lanjut:


Memantau kriteria penyembuhan skrofuloderma, antara lain:
1. Semua fistel dan ulkus sudah menutup
2. Seluruh kelenjar limfe sudah mengecil (< 1 cm, konsistensi keras)
3. Sikatriks tidak eritematous
4. Laju Endap Darah menurun

Konseling dan Edukasi


Sama dengan TB Paru

5. Prognosis
Bonam

3/3

7. Bagan Alir
Pasien Datang

Ambil nomor
Masuk
Pemberian Pemeriksaan
ruang
terapi, antrian
Mendaftar pemeriksaan
Skrofuloderma
edukasi,
Pasien di loket
dan rujukan
Pulang Pemeriksaan
Anamnesa
SKROFULODERMA
No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas dr. Juliani Perangin – angin
Sei Semayang NIP. 19730803200702016

8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan

9. Unit Terkait 1. Ruang umum


2. Laboratorium

10. Dokumen 1. Rekam medis


terkait

11. Rekaman histori No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

3
SKROFULODERMA
No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas dr. Juliani Perangin – angin
Sei Semayang NIP. 19730803200702016

Anda mungkin juga menyukai